Melihat adiknya yang begitu senang, Rania pun mau ikut bermain lagi.
"Injak perlahan saja ya!" Haris menggenggam erat tangan Rania.
Rania mengangguk.
Haris dan Rania menaiki mobil-mobilannya lagi.
"Ayo main mba, ini pasti seru," teriak Devi sambil memeluk bonekanya.
Perlahan Rania menginjak pedal pada mobil annya, mobilan itu berjalan teratur, banyak orang lain juga menaikinya.
Haris memutari mobil-mobilan yang di naiki Rania, mereka tertawa lepas.
Ada setengah jam mungkin mereka menaiki mobil-mobilan itu. Rania merasa lelah, Devi pun bilang kalo dia haus.
Mereka mengakhiri permainan mobil-mobilan itu. Menuju foodcourt yang berada tak jauh dari tempat mereka bermain.
"Mau minum apa cantik?" Haris menawari Devi.
"Mau jus jambu kak." Devi lompat-lompat kecil mengintip minuman apa saja yang ada di tempat itu.
"Kamu mau lihat? Sini kakak gendong." Haris membungkukkan badannya, Devi lagi-lagi menatap Rania.
Rania menggelengkan kepalanya.
Haris menoleh karena Devi tidak naik juga ke punggungnya.
"Sini naik dhe.." ujar Haris menepuk punggungnya sendiri.
"Enggak kak, Devi berdiri saja." ucap Devi agak cemberut.
"Ya udah mau jus jambu kan?"
Devi mengangguk.
"Kamu mau yang apa Ran?" Haris menatap Rania di depannya.
"Samain aja mas," jawab Rania tersenyum
"Oke."
"Mas jus jambu tiga ya!" Haris memesan.
Mereka menunggu minuman jadi.
Haris memandangi Rania, membuat Rania malu. Lalu Rania mengalihkan pandangan melihat lihat makanan lainnya.
"Ini minumannya mas," pelayan minuman itu menyerahkan tiga cup jus jambu pada Haris.
Haris menerimanya dan membayarnya.
Mereka mencari tempat duduk untuk beristirahat.
"Kita duduk disana aja ya?" Haris menunjuk rentetan kursi yang berada di ujung foodcourt itu.
Haris berjalan menggandeng Devi. Rania menenteng minuman yang dibeli tadi.
Mereka bertiga duduk, Devi ada di tengah-tengah mereka. Mereka menikmati minuman nya masing-masing.
"Ehm habis ini Devi mau kemana?" tanya Haris sambil mengelus rambut Devi yang terurai panjang hingga punggung bawah.
"Devi mau beli tas. Boleh kan kak?" memandangi Haris.
Haris tersenyum.
"Boleh dong, Devi boleh beli tas yang paling bagus nanti."
"Makasih ya kak." Devi meminum jusnya lagi.
"Devi gak boleh begitu. Kan kak Haris..."
"Usst,"
Haris menyentuh bibir Rania dengan telunjuknya. Dan menggeleng- gelengkan kepalanya.
Devi menoleh ke Rania dan Haris bergantian.
"Mau cari tas sekarang?" tanya Haris setelah minuman mereka habis.
Devi mengangguk dan tersenyum lebar.
Mereka berjalan mencari cari toko yang menjual tas di mall tersebut.
Setelah berkeliling agak jauh, ketemu juga toko tas yang dicari. Mereka masuk, Devi langsung memilih tas.
Memberikan boneka unicorn kecilnya pada Rania. Rania tersenyum.
"Kak, aku boleh beli yang mana?" Devi menatap Haris.
"Yang mana saja yang kamu sukai. Ayo kamu pilih," Haris berjalan pelan sambil menggenggam tangan Devi.
"Devi mau yang ini kak" Devi menemukan tas yang cocok dengan seleranya. Tas yang tidak terlalu besar bergambar frozen dan berwarna biru langit.
"Ini cantik, Devi bener mau yang ini?" Haris memegang tas yang dipilih Devi.
"Iya, boleh kan mba?" Devi juga menatap Rania.
"Boleh banget cantik, kan kak Haris yang mau ngebeliin Devi," jawab Haris membuat Rania tidak jadi berkata kata.
"Horeeee terimakasih ya kak. Allah pasti sayang sekali sama orang baik seperti kak Haris." Devi memeluk lengan Haris.
Haris tersenyum kecut.
"Padahal aku baik, karena ingin memanfaatkan Rania. Diawal niatku hanya itu. Kelanjutannya bagaimana yang penting aku lepas dari perempuan matre itu. Jika nantinya aku benar-benar jatuh cinta pada Rania, aku tetap akan beruntung karena Rania gadis lugu dan baik." Haris membatin.
"Kakak beli dulu ya tasnya, habis itu tas ini jadi milik Devi," Haris mencolek dagu Devi.
Lalu menuju kasir dan membayar tas itu.
Devi menggendong tasnya yang baru.
"Terimakasih kak." Devi memandang Haris dengan senyum bahagianya.
Haris dan Rania tersenyum juga lalu saling tatap.
Haris berjalan menuju toko perhiasan. Rania dan Devi mengikutinya saja.
"Kamu pilih kalung gelang atau cincin, terserah kamu mau yang mana." mempersilahkan Rania untuk memilih saat sampai di toko perhiasan.
"Apa? Untuk siapa mas?" Rania membelalakkan matanya, tidak percaya jika Haris memperlakukannya sebaik ini.
"Ya untuk kamu."
"Tidak terimakasih mas, aku tidak butuh perhiasan itu." jawab Rania terbata bata.
"Pilih." Haris mendorong badan Rania yang mungil dengan badannya yang gagah.
"Tidak usah mas..." Rania masih menolak.
"Kalo tidak mau, biar aku saja yang ambilkan." Haris melihat lihatt etalase tempat perhiasan ini di taruh.
"Mba mau lihat yang ini." tunjuk Haris pada sebuah kalung liontin yang terlihat simple tapi cantik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments