Rania memandangi ruang kafe, terlihat kebahagiaan diwajahnya. Rania kembali bekerja seperti biasa.
Disebuah tempat, Haris dan Apri kembali menikmati masa liburannya. Kali ini mereka menyusuri sungai di sebrang penginapan,sungai yang dangkal namun jernih.
Apri menyiapkan kameranya, mengabadikan setiap keindahan yang ia lihat.
Dan dia kembali fokus pada sosok gadis di tepi sungai, gadis itu tengah berdiri dan Apri berkali- kali memotretnya.
"Ris lihat! Itu gadis yang kemarin di danau!" seru Apri sambil menunjuk gadis itu.
Haris hanya memandang sekilas lalu cuek saja sambil memainkan kakinya di dalam air.
Apri berlari kecil menyebrangi sungai, sampailah ia pada gadis yang dikejarnya.
"Hay? Boleh kita kenalan?" Apri menyapanya malu-malu.
Gadis itu tersenyum lalu mengulurkan tangannya.
"Liviana," jawabnya ramah.
"Eh aku Apri. Kamu sedang apa disini?"
"Cuma cari angin saja. Kalau kamu?" Liviana menanggapi Apri meski masih agak canggung.
"Sama, oh iya ayo aku kenalin sama temenku," ujar Apri sambil menunjuk Haris.
Liviana mengangguk kemudian berjalan di belakang Apri.
"Ris, kenalin ini Liviana. Livi kenalin juga ini Haris," Apri memperkenalkan mereka.
Sambil berjabat tangan mereka berkenalan.
"Haris."
"Liviana."
"Kamu tinggal di kota inikah Liv?" tanya Apri sudah mulai akrab.
"Enggak, aku sedang liburan, kebetulan ada sepupu aku tinggal disini," jawab Liviana ramah.
"Wah sama kita juga liburan disini, kita menginap disana," Apri menunjuk sebuah rumah di ujung jalan.
"Kenapa Haris diam saja? Dia malu atau kenapa ya?" batin liviana memandang Haris yang sedari tadi tidak bicara.
"Eh udah waktunya makan siang nih. Gimana kalau kita makan bareng?" Apri menawarkan pada liviana.
"Boleh," Liviana menjawab.
"Gimana kalo kita makan di kafe deket sini, kebetulan sepupu aku kerja disana, nanti biar aku kenalin," ujar Liviana lagi.
"Yuk!" Apri berdiri dengan semangatnya, kalo soal jalan sama cewek dia yang nomor satu deh haha.
Apri menarik Haris yang cuma diam saja, tidak bicara dan tidak bergerak sama sekali.
"Kamu ini merepotkan saja!" canda Apri sambil menarik-narik Haris agar berdiri.
Haris pun menjaili Apri meminta gendong. Melihat tingkah mereka berdua Liviana pun tertawa.
Apri membawa mobilnya begitu juga dengan liviana. Mobil mereka berjalan beriringan.
Sesampainya di kafe yang dimaksud Liviana, Haris merasa enggan untuk masuk.
"Wah bisa ketemu Rania nih kalo makan disini," ucap Apri senang.
Mendengar nama Rania, Liviana mengernyitkan alisnya.
"Apakah Rania yang Apri maksud itu sepupu aku?" tanya Liviana dalam hati.
Saat Liviana dan Apri sudah duduk, baru mereka sadar kalau Haris masih ada di luar.
Apri dan Liviana saling pandang.
Apri menepuk dahinya.
"Emang dasar ya itu orang. Merepotkan saja!" ujar Apri kesal.
Apri keluar kafe, mendapati Haris yang ada di mobilnya.
"Kamu ngapain disini?" tanya Apri kesal.
"Udah sana kamu makan. Aku mau disini aja"
Apri mendengus keras.
"Huuuufftt."
"Terserah!! " ujar Apri tambah kesal.
Apri meninggalkan Haris. Sampai di meja yang tadi, Liviana menatap penuh tanya.
"Mana Haris? Dia tidak ikut makan?"
"Tau tu, bikin repot saja!" Apri masih saja kesal.
Saat Apri lagi kesal-kesalnya, Rania datang membawa minuman dan cemilan yang di pesan Liviana tadi.
Rania sangat terkejut ketika yang duduk dengan Liviana adalah lelaki kemarin.
Saat Apri menghampiri Haris, Rania dan Liviana sudah bertemu dan sedikit mengobrol.
"Rania?" Liviana melambaikan tangan memanggil Rania. Rania mempercepat langkahnya.
"Silahkan," ucap Rania sambil menaruh minuman di meja. Sambil agak malu.
"Ahh Rania. Kamu Rania kan?" Apri menoleh lalu menyapa Rania.
"E i iya. Mas yang kemarin kan?" Rania malu-malu.
"Senang ketemu kamu lagi," Apri tersenyum.
"Saya juga senang, terimakasih atas kebaikan mas. Saya bisa bekerja lagi disini" ujar Rania lagi.
"Kalian saling kenal?" Liviana dibuat penasaran.
"Kita kenal kemarin disini," ujar Apri sambil meneguk jus nya.
"Haaa dunia ini sempit ya?" Liviana tertawa.
"Mba kenal di mana sama mas ini?" tanya Rania.
"Barusan. Kenal di tepi sungai trus ngajak makan. Hahaha," Liviana tertawa lagi.
"Bisa aja kamu!" Apri ikut tertawa.
"Eh Rania namaku Apri. Panggil saja aku Apri!"
"Iya mas Apri. Saya permisi dulu ya. Kita lanjut ngobrol nanti dirumah ya mba?" Rania pergi.
Apri dan Liviana menikmati makan siangnya.
Di dalam mobil Haris merasa bosan. Dia juga merasa sangat lapar.
"Ngapain sih mereka lama banget?" Haris mulai kesal.
Haris yang merasa kesal lalu masuk ke kafe. Mencari cari dimana Apri duduk. Ketemu. Haris menghampiri.
"Enak-enakkan disini kamu ya?" Haris menepuk pundak Apri.
Apri tersedak.
"Ngapain sih!! Ahha kamu pasti kelaparan hahaha." Apri tertawa terbahak-bahak.
~jangan lupa tinggalkan likenya kak ☺~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
dreamers
mampir yuk kak ke karyaku
#reona sang penyihir.. tolong kasih saran dan kritikannya ya😗
2020-04-17
1
dreamers
ceritanya bagus..😍😍😍
2020-04-17
2
Vie Junaeni
baru baca sampai sini besok lanjut lagi... done... salam dari pocong tampan 😘🤗
2020-04-05
2