Setelah kepulangan Livi,om dan juga tantenya, Rania hanya berdiam di rumah. Membereskan rumahnya, mencuci pakaian dan juga memasak untuk makan siang dirinya dan Devi.
Jam 12.30 wib. Devi pulang dari sekolahnya. Mendapati kakaknya yang sedang mencuci piring.
"Mba, Devi pulang," Devi berjalan kearah Rania.
"Eh sayang, bagaimana harimu disekolah?" Rania mengelap tangannya lalu mengulurkan tangan pada Devi, Devi mencium punggung tangan Rania.
"Menyenangkan Mba, Hari ini aku dapat nilai A" jawab Devi sambil membuka bukunya.
Rania memeriksanya.
"Devi pintar, harus lebih rajin lagi ya?" Rania memberikan semangat pada adiknya.
Devi mengangguk.
Lalu pergi ke kamarnya untuk berganti baju.
"Mba, aku lapar," rengek Devi yang sudah berganti pakaian.
"Sini duduk, Mba juga sudah masak."
Devi duduk, menengok kanan kiri.
"Mba Livi kemana Mba?"
"Mba Livi pulang, tadi om Faris dan tante april juga kesini," jelas Rania.
"Mereka nggak menginap? Padahal Devi pengen ketemu mereka."
" Tadi mereka buru-buru makanya langsung pulang" Rania tersenyum.
"Makan dulu ya dhe, lanjut nanti ngobrolnya." Rania mengambilkan nasi untuk Devi.
Mereka makan siang dengan lahapnya.
Selesai makan siang, Rania hendak membereskan sisa makan siangnya. Tapi telfonnya berdering dari dalam kamar.
Rania berlari mengambil ponselnya.
"Halo mas Haris?" sapa Rania duluan.
[Halo Rania, ku sedang menuju rumahmu]
"Kenapa mas? Ada yang ketinggalan?"
[Enggak, aku rindu kamu] Haris terlihat tersenyum.
"Mas Haris bikin baper saja, bukannya barusan dia habis kemari," batin Rania sambil tersenyum lebar.
[Kamu siap-siap ya aku mau ajakin kamu dan Devi jalan] Haris menutup telfonnya.
"Kita mau kemana mas?" tak ada jawaban....
Rania menyuruh Devi mandi dan mengganti bajunya lagi, Rania pun siap-siap.
Haris sampai di rumah Rania, memarkirkan mobilnya di teras rumah, lalu masuk ke rumah Rania seperti sudah tak ada rasa canggung lagi.
"Rania... Devi..." panggil Haris saat memasuki rumah Rania.
"Sudah sampai mas?" ucap Rania.
Rania tersenyum pada Haris. Haris terpaku melihat penampilan Rania yang sangat berbeda dari kemarin-kemarin.
Dengan memakai celana jeans dan kaos putih serta mengurai rambut sebahunya.
Biasanya Rania memakai dress yang sangat biasa dan menguncir asal rambutnya.
"Mana Devi?" tanya Haris agak terbata- bata
"Di sini om, kita mau kemana om?" tanya Devi dengan manjanya.
"Hai Devi cantik , jangan panggil om dong, gini-ginikan mau jadi kakak kamu," Haris tersenyum pada Devi.
"Hehe iya kak, jadi kakak mau menikah dengan mba Rania?" Devi memeluk lengan Haris.
"He'em... Nanti kakak ajak kamu dan mba Rani ke kota."
"Horeeee... Devi mau kak... " Devi memeluk erat lengan Haris.
"Yuk berangkat?" Haris memandang Devi.
Mereka keluar rumah, Devi berjalan masih dengan menggandeng tangan Haris. Rania di belakang mereka.
Mobil melaju pelan.
Rania duduk di sebelah Haris sedang Devi duduk sendiri di belakang.
"Kita mau kemana kak?" tanya Devi.
"Kita mau jalan-jalan, makan es krim, main game dan terserah kamu mau main apa lagi, kakak ikutin deh," jawab Haris ramah.
"Horeeee makasih ya kak?" Devi sangat bahagia.
Rania menoleh dan tersenyum melihat adiknya bahagia seperti itu. Tertawa lepas saat bercanda dengan Haris.
Mobil Haris berhenti di sebuah mall, mall yang tidak terlalu besar karena kota tempat tinggal Rania termasuk kota yang tidak terlalu ramai.
Mereka turun, Haris menggandeng Devi.
Devi berlari ketika melihat toko boneka yang berada didekat pintu masuk mall.
Meraba raba lemari kaca tempat boneka-boneka itu ditaruh.
"Devi mau boneka?" tanya Haris memegang pundak Devi.
Devi memandang Rania.
"Tidak usah sayang, jangan merepotkan kak Haris ya?" Rania dan Haris saling pandang.
"Kamu mau yang mana cantik?" Haris mempersilahkan Devi memilih boneka yang ia mau.
"Devi mau itu.. " menunjuk boneka unicorn.
"Devi, udah yuk kita jalan-jalan saja, jangan merepotkan kak Haris." Rania merasa tidak enak dengan Haris.
"Kamu kenapa si? Bukannya kamu ingin aku menyayangi kamu dan Devi dengan tulus?" Haris menatap Rania.
"Iya mas, tapi jangan manjakan Devi."
"Manja? Wajarlah anak seusia Devi dimanjakan."
"Kak mau yang itu..." Devi masih menunjuk boneka unicorn.
"Yuk masuk, kita beli boneka itu ya?" Haris tersenyum sambil melirik Rania.
Rania ahirnya mengikuti Devi dan Haris.
Boneka yang diminta Devi sudah terbeli. Mereka melanjutkan keliling mall. Masuk ke area game, Devi minta main mobil-mobilan.
Haris pun setuju. Menarik Rania yang menolak ikut naik.
"Mas aku nunggu saja disini," ucap Rania sedikit berteriak karena suasana mall yang ramai.
"Jangan sia-siakan kebersamaan kita," ucap Haris masih menggenggam tangan Rania.
Devi sudah memegang mobil-mibilan yang mau ia naiki.
Haris membeli karcis. Penjaga area game menyalakan mesin mobil-mobilan itu. Rania naik mobil-mobilan sendirian karena Devi maunya sama kak Haris.
"Mas aku gak bisa..." teriak Rania.
"Injak saja pedal di bawah situ!" Haris berteriak juga.
"Aku gak bisa..." wajah Rania memerah.
"Injak!" Haris teriak lagi.
Rania memberanikan kakinya untuk menginjak pedal mobilan itu. Lalu BRAK..
Mobil Rania berjalan sangat kencang menabrak mobilan Haris dan Devi yang berada di depannya.
"Aaaaa ..." Rania terkejut. Langsung berdiri dan keluar dari area mobil-mobilan itu.
"Ran, nggak papa... Nanti kamu bisa mengaturnya," teriak Haris.
Rania menggelengkan kepala.
Haris berdiri. Menghampiri Rania.
"Ayo lah. Anggap saja kamu sedang menghibur adikmu," rayu Haris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Athy Waone
mudah mudahan bkn cinta sesaat untuk renia
2021-02-12
0
Mariani Sitepu
semoga haris benar benar cinta dgn Rania jgn hanya permainan ya
2020-04-26
2