Setelah mendapati dirinya memiliki ketampanan yang memukau, Li Jie yakin tak seorang pun akan mengenali bahwa ia adalah putera dari Zhang Tianyuan. Ia tak lagi was was saat ayah angkatnya mengajak untuk bergegas ke Sekte Kalajengking Merah.
Kalajengking merah merupakan Sekte aliran netral yang dipimpin oleh perempuan tua bernama Wang Chunying. Jurus utama dari sekte ini adalah Jurus Pisau Neraka di mana penggunanya meletakkan pisau khusus di kaki mereka yang digunakan untuk melumpuhkan musuh dengan serangan jarak dekat.
Sebagai ahli bela diri jarak dekat, serangan pendekar dari Kalajengking Merah sangat mematikan. Mereka adalah spesialis petarung satu lawan satu. Kelemahan utama mereka adalah medan serangan mereka yang lebih spesifik sehingga mereka bukan tipe penyerang yang bisa melumpuhkan banyak musuh dalam sekali serangan.
Begitu juga, mereka akan kewalahan jika dikepung musuh sebab serangan mereka memang dikhususkan untuk serangan spesifik. Oleh karena itu, pendekar-pendekar dari Sekte Kalajengking Merah juga memiliki jurus terlarang yaitu Jurus Hantu Terbang yang dapat membantu mereka kabur ketika terpojok.
Jurus Hantu Terbang sendiri merupakan pengembangan dari jurus meringankan tubuh yang levelnya lebih tinggi lagi. Jurus ini mampu membuat pendekarnya melesat hilang bagaikan hantu.
Tak hanya berfungsi sebagai ilmu untuk kabur ketika terpojok, jurus ini juga mematikan jika digunakan oleh pendekar yang berilmu tinggi. Di mana, jurus Hantu Terbang bisa dikombinasikan dengan Jurus Pisau Neraka yang kemudian akan membuat musuh lumpuh atau mati mengenaskan tanpa sempat mengetahui siapa yang menyerang mereka.
Li Jie menggeleng-gelengkan kepala mendengar penjelasan Ketua Jing Tian tentang Sekte Kalajengking Merah. Ia sangat antusias untuk bisa segera menguasai banyak ilmu bela diri.
Dengan menjadi pendekar hebat yang menguasai banyak ilmu, ia berharap Guru Zhillin akan lebih cepat mengampuninya.
Lamunan Li Jie terhenti saat ketua Jing Tian mengatakan bahwa mereka telah sampai di gerbang Sekte Kalajengking Merah. Seorang penjaga gerbang segera mempersilakan mereka masuk begitu Jing Tian memberikan sebuah lencana kecil yang telah ia dapatkan dari Matriark Wang Chunying beberapa waktu sebelumnya.
Berbeda dengan sebelumnya, kini Jing Tian tidak disambut oleh Matriark Wang Chunying melainkan disambut oleh Yong Yelu salah satu senior dari Sekte Kalajengking Merah. Jing Tian tak begitu menyukai Yong Yelu, begitu juga sebaliknya.
"Ketua Jing, lama tak berjumpa. Apa yang membawa ketua Jing ke Sekte Kalajengking Merah yang hina ini." Yong Yelu tahu benar jika Jing Tian membenci sektenya.
Sebagai Ketua dari Biro Pengawal yang terkenal yaitu Xiang Ming, Jing Tian memang cukup dikenal banyak orang. Dan banyak juga yang paham jika Jing Tian membenci Sekte Kalajengking Merah.
"Aku tidak ada urusan denganmu melainkan aku memiliki janji bertemu dengan Matriark kalian. Di mana Matriark Wang?"
"Matriark Wang sedang ada urusan khusus dan tidak berada di sini. Sebagai gantinya, aku yang mewakili urusannya di sini. Katakan saja apa urusanmu." Yong Yelu tersenyum sinis, tentu ia telah diberi tahu soal kedatangan Jing Tian, tapi ia ingin mempermalukan Jing Tian terlebih dahulu.
Sesuai dugaan Yong Yelu, Jing Tian membisu sejenak. Antara kesal dan malu. Bagaimana bisa ia yang sering mencaci maki Sekte Kalajengking Merah, kini justru hendak memohon untuk mendaftarkan Li Jie sebagai murid Sekte itu.
Li Jie menangkap raut muka ayah angkatnya yang kikuk. Ia pun mulai angkat bicara.
"Senior Yong, kedatangan ayah angkat ke sini adalah untuk mengantar Li Jie. Kami membawa lencana yang diberikan oleh Matriark Wang. Mungkin ayah angkat bisa kembali pulang. Li Jie sudah cukup besar untuk ditinggal sendiri." Li Jie memandang ke arah Yong Yelu dan Jing Tian bergantian.
"Kau sudah jauh-jauh datang kemari. Mengapa harus terburu-buru." Yong Yelu berucap sinis. Seolah ada maksud dari perkataannya tersebut.
***
Sesuai dugaan Li Jie, Yong Yelu telah membuat rencana khusus untuk mempermalukan ayah angkatnya. Yong Yelu mengatakan bahwa ada aturan baru untuk perekrutan anggota baru yang sudah terlewat usianya.
Aturan itu adalah, calon murid akan diterima dalam Sekte jika mampu menahan serangan murid senior dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Yong Yelu pun memanggil Lien Hua, murid remaja perempuan yang paling berbakat di sana.
Jing Tian mengira bahwa Li Jie tidak menguasai ilmu bela diri sedikit pun karena memang Li Jie telah menguasai ilmu untuk menyembunyikan aura ilmunya. Li Jie tahu apa yang dipikirkan ayahnya.
Dengan dihadapkan kepada musuh perempuan, maka jika Li Jie kalah telak, ia akan menjadi bahan tertawaan.
Kini Li Jie telah bersiap di lapangan bertanding dengan ditonton oleh segenap murid sekte Kalajengking Hijau dan beberapa Senior.
Li Jie terpukau dengan penampilan Lien Hua yang menarik, namun jelas anak itu memiliki serangan yang cukup ganas.
Lien Hua adalah remaja puteri seumurannya dengan rambut dikepang dua dengan panjang mencapai tumit kaki. Ia maju ke lapangan bertanding dengan langkah cukup percaya diri, membuat Li Jie yakin bahwa kekuatannya pastilah tak main main hebatnya.
Begitu pertandingan dimulai, dengan gerakan secepat kilat kaki Lien Hua telah mendarat di pundak Li Jie dan menorehkan luka yang lumayan dalam.
Li Jie tersentak kaget karena ia tak menduga akan diserang dengan begitu cepat. Ia melompat menjauh karena jelas-jelas sekte Kalajengking Merah memiliki serangaj jarak dekat yang cukup ganas.
Lien Hua tak membiarkan Li Jie menjauh darinya. Dengan cekatan ia mengejar Li Jie dan kembali menorekhan beberapa luka di tubuh Li Jie.
Li Jie melihat senior Yong Yelu tertawa banggka ke arah Jing Tian yang tertunduk malu dan terlihat khawatir terhadap nasib anak angkatnya.
Li Jie memang belum bertanding dengan serius. Ini merupakan kali pertamanya ia bertanding bersama sesama pendekar. Ia masih mempelajari pola gerakan musuhnya.
Setelah beberapa kali membiarkan dirinya terkena sayatan pisau dari kaki Lien Hua, Li Jie mulai membuat gerakan melawan. Ia menggunakan Jurus Langkah Ilusi di mana ia bisa membuat gerakan zig zag tak beraturan yang dapat membuat penyerang jarak dekat bingung akan titik lokasi lawan.
Puncaknya adalah ketika Li Jie telah melangkah begitu gesit dan berada di belakang Lieh Hua, ia bersiap membuat gerakan menotok lawan untuk melumpuhkannya.
Tak disangka, dengan kecepatan kilat tangan Li Jie telah dililit oleh rambut Lien Hua yang dikelabang panjang. Li Jie baru tahu jika rambut Lien Hua juga merupakan senjata yang merepotkan.
Li Jie terhempas ke tanah akibat bantingan rambut Lien Hua. Lien Hua pun memanfaatkan kondisi Li Jie yang terpojok. Ia melesat dan hendak memberi serangan tapak di dada Li Jie tapi Li Jie terlebih dahulu secara refleks memberi pukulan ke perut Lien Hua dan mengakibatkan Lien Hua terpental beberapa meter.
Semua penonton kaget. Li Jie juga kaget, ia benar-benar tak sengaja. Ia melihat Lien Hua sedang menahan sakit dari pukulannya. Ia tak ingin mempermalukan remaja puteri itu, maka ia pun pura pura kesakitan dan berteriak.
"Senior Yong, aku menyerah... Serangan nona Lieh Hua membuat tubuhku lemah dan susah berdiri."
Li Jie melihat ke arah Lien Hua yang mulai berdiri dan menunduk ke arahnya. Tanda bahwa pertandingan telah usai. Li Jie melihat Lien Hua menatapnya dengan tatapan benci.
Pasti itu pertama kalinya ia mendapat lawan yang merepotkan.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
**Untuk pertama kalinya, Author nulis di dalam mobil selama perjalanan ke luar kota.
Semoga gak buruk-buruk amat dan tetap nyambung sama cerita sebelumnya 😄
Mohon share novel ini ke teman-teman ya supaya author jadi lebih semangat nulisnya 😃😃😃**
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments
Arya Bima
ceritanya emang sangat gk enak
2022-08-27
2
Heru Sugiarto
Ngga repot punya rambut sepanjang itu 🙄
2022-08-14
0
Heru Sugiarto
Hijau apa merah sih??
2022-08-14
0