Ruh Pedang Naga Emas menyebutkan bahwa di daratan pulau tersebut terdapat sebuah gua yang tertutup semak belukar. Gua tersebut merupakan jalan menuju Pulau Lingkaran Setan.
Untuk membuka gerbang Pulau Lingkaran Setan, Zhang Xiuhan cukup menaruh Pedang Naga Emas ke selongsong pedang yang tergantung di dalam gua.
Kelihatannya cukup mudah, tapi Zhang Xiuhan sudah mendapat peringatan dari Ruh Pedang Naga bahwa gua tersebut dihuni oleh beberapa macam siluman. Zhilin, nama Ruh Pedang Naga, menawarkan beberapa ide kepada Zhang Xiuhan.
“Begini, dengan kemampuanmu yang di bawah standar, kukira kita akan sampai di gerbang Lingkaran Setan dalam waktu tiga hari. Itu pun jika Kau tak diterkam binatang buas. Bagaimana kalau Kau menyetujui ideku?”
“Apa idemu?” Zhang Xiuhan juga melihat bayangan buruk di depannya mengingat tubuhnya yang ringkih dan tak berkekuatan.
“Jika dilihat dari kerusakan organ-oraganmu, tubuhmu hanya mampu menampung ruhku sekitar satu setengah jam. Jika terlambat, organmu akan remuk karena tak mampu menopang ruhku. Jika beruntung, kita bisa sampai ke lokasi lebih awal dan kupastikan Kau mendapat sumber daya yang mampu memperpanjang nyawamu. Bagaimana?”
Zhang Xiuhan berpikir sejenak. Dia sebenarnya sangat ingin hidup lebih lama tapi keadaan seolah membuatnya tidak mungkin.
“Zhilin, Kemampuanmu sangat hebat. Bukankah Kau bisa bertindak sesukamu tanpa meminta permisi dariku? Dan, apa keuntunganmu menolongku?” Zhang Xiuhan bertanya curiga.
“Keuntungan? Hem… Tak bisa kuceritakan sekarang. Tapi idemu bagus juga, bukankah aku tak harus meminta permisimu untuk melakukan hal-hal yang kumau, ha ha ha…” Zhilin tertawa licik. Dengan segera dia kembali masuk ke tubuh Zhang Xiuhan yang tak sempat menolak.
Zhilin terbang melesat melewati pepohonan, ia tak ingin remaja lelaki itu mati begitu saja karena itu sama artinya dengan melewatkan kesempatan yang sangat berharga. Nyawa Zhang Xiuhan merupakan harapan besar baginya setelah menunggu ratusan tahun.
Kelak di saat yang tepat, ia akan menceritakan rahasia hidupnya kepada Zhang Xiuhan. Sekarang bukan saatnya untuk mendongeng, nyawa Zhang Xiuhan harus diutamakan. Zhilin merasakan tubuh Zhang Xiuhan semakin melemah, ia menambah kecepatan dan sampailah dia di suatu tempat yang tak asing baginya.
Dia menyibak semak belukar sedalam dua meter dengan hanya menjentikkan jarinya. Angin lebat menyibak semak belukar seperti ada pedang tak kasat mata yang membelahnya. Siluman siluman yang bersemayam di dalam gua lari terbirit-birit karena mengenali aura angin yang datang.
Zhilin pun memasukkan Pedang Naga Emas ke selongsongnya dengan tanpa hambatan.
Begitu Pedang Naga Emas masuk ke selongsong, terdengar bunyi gemuruh dari sisi gua. Sisi gua itu membelah diri dan menampakkan sebuah jalan masuk menuju Pulau Lingkaran Setan.
Jalan masuk menuju Pulau Lingkaran Setan merupakan sebuah lorong yang berada di balik sebuah air terjun. Itulah mengapa terdengar bunyi gemuruh yang memekakkan telinga ketika sisi gua terbuka.
Begitu kaki Zhang Xiuhan menapaki lorong, pintu gua menutup perlahan. Hati Zhilin sedikit terpukul karena mengenang kejadian yang berlalu beberapa ratus tahun silam.
Zhilin memasuki kedalaman lorong cukup jauh hingga ia merasakan paru-paru milik Zhang Xiuhan terasa sesak dan tak mampu menahan pengap ruang yang hampir hampa udara. Zhilin duduk bersila dan lekas keluar dari tubuh Zhang Xiuhan.
“Uhuk….” Zhang Xiuhan batuk darah dan merasakan tubuhnya hampir-hampir tak bertenaga. Kepalanya pusing kekurangan oksigen, dadanya panas dan seluruh tubuhnya menggigil.
“Bocah kecil, tahan semua sakit yang menderamu. Duduklah bersila dan mulai pertapaanmu yang pertama. Atur napasmu sebaik mungkin. Maksimalkan sedikit udara yang kau hirup dan kelola dengan baik. Ini adalah pelajaran pertama mendapatkan tenaga dalam.”
Zhilin menerangkan kepada Zhang Xiuhan bahwa mereka sedang berada di tempat keramat di dunia lain. Saat ini mereka sedang berada di Lorong Lingkaran Setan. Lorong Lingkaran Setan merupakan sebuah lorong nyaris hampa udara.
Meski demikian, banyak pendekar zaman dahulu yang berjuang ingin bisa bermeditasi di tempat tersebut sebab jika berhasil melakukan pertapaan di lokasi tersebut, kekuatan tenaga dalam yang didapat akan jauh lebih besar daripada jika melakukan latihan normal.
Para petapa banyak yang gugur saat berlatih menambah tenaga dalam di sana. Penyebabnya adalah mereka tak mampu mengatur pernapasan di sebuah tempat pengap tak berudara. Ketika mereka telah mencapai titik penting dalam masa meditasi, banyak dari mereka yang justru merangkak ke luar dari Lorong Lingkaran Setan sebab tak ingin mati konyol di dalam lorong.
Zhang Xiuhan memang tak memiliki kemampuan tenaga dalam dan bela diri, tapi fisiknya cukup kuat untuk diterpa berbagai kesulitan. Ia mampu menahan sakit dan mampu menstabilkan sisa-sisa kekuatan fisiknya untuk tak tumbang dalam kondisi kritis sekali pun.
Sebenarnya hal tersebut dikarenakan sedari kecil orang tuanya telah memberinya beragam pil yang mampu melipatgandakan kekuatan fisiknya.
Zhang Xiuhan bahkan mampu menyelam di kedalaman 10 meter selama satu jam penuh tanpa bantuan tenaga dalam. Itu karena keluarganya merupakan petani budi daya ganggang Merah.
Sejak kecil ia sudah terbiasa menyelam untuk memanen Ganggang Merah. Tak disangka, kebiasaan sepelenya itu yang menyelamatkan nyawanya kali ini.
Dengan tubuh ringkih yang tak bertenaga, Zhang Xiuhan dengan sangat telaten mengatur pernapasannya di ruang hampa udara. Pikirannya terpusat untuk bagaimana tetap bisa memberi asupan oksigen untuk paru-paru dan otaknya. Sugesti-sugesti itu membuat alam bawah sadarnya secara otomatis memaksimalkan udara yang masuk ke paru.
Di titik di mana kepalanya hampir terasa pecah karena kekurangan oksigen, para petapa lain biasanya akan reflek berlari keluar lorong untuk menyelamatkan nyawanya dari kehabisan udara. Zhang Xiuhan menahan semua rasa sakit yang menderanya. Zhilin mengatakan, di saat kepalanya terasa hampir pecah dan jantungnya hampir tak berdetak, itu merupakan waktu krusial yang menentukan keberhasilan pertapaan.
Kuncinya hanya satu. Yakin dan berusaha tetap tenang meski dalam kondisi kritis. Zhang Xiuhan merasa kepalanya hampir pecah di hari ke tiga ia bertapa, jantungnya terasa kaku dan paru-parunya memberat. Ia hampir sekali merangkak keluar dari lorong untuk menghirup udara segar, beruntung ia segera mengingat pesan Zhilin. Itu merupakan masa kritisnya, dan dia harus melewati masa kritis itu dengan penuh keyakinan.
Tubuh Zhang Xiuhan bergetar menggigil, telapak kaki dan tangannya kaku karena peredaran darahnya beku. Bibirnya membiru. Ia sekarat dan tubuhnya tumbang perlahan-lahan.
Zhilin panik melihat Zhang Xiuhan tersungkur. Ia ingin memanggil dan mengecek kondisi Zhang Xiuhan tapi ia urungkan begitu melihat jari jemari Zhang Xiuhan bergerak-gerak. Bibirnya komat-kamit.
“Aku tak akan mati. Aku bisa menahan semua ini. Aku tak boleh mati.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments
swek lord
bagong
2024-06-12
0
forza 💫✨🎗️🪙👑
masih awal" cerita tpi pedangnya bukan membntu malah nyusahin..
2023-07-18
1
Imet Armis
mantap 💪💪💪💪
2023-02-02
0