Zhillin sebenarnya masih ingin mengajari Zhang Xiuhan tentang ilmu racun. Pengetahuan Guru Zhillin tentang racun sudah tak bisa diragukan lagi mengingat tubuhnya merupakan hasil dari percobaan beraneka racun terlarang.
Jika ahli racun biasa hanya bisa membuat racun untuk meracuni lawannya secara langsung, Zhillin bisa membuat komposisi racun mematikan yang akan susah dideteksi sebagai racun.
Ia bisa menciptakan racun yang membuat targetnya akan terbakar hangus ketika terkena sinar matahari. Ia mampu membuat racun di mana racun tersebut hanya akan bereaksi jika mendapat rangsangan lain. Dengan demikian, tabib berpengalaman sekali pun akan kesulitan menentukan jenis racun yang menyerang dan sekaligus kesulitan menentukan penawar yang tepat.
Sayang sekali, Zhillin melihat Zhang Xiuhan sudah sangat ingin kembali pulang ke dunianya. Zhang Xiuhan begitu bergembira saat dalam perjalanan menuju puncak gunung Huangshan.
“Murid, awas di belakangmu!” Zhillin memekik kaget karena melihat siluman kera purba. Tingginya mencapai dua kali tinggi Zhang Xiuhan.
Zhang Xiuhan berbalik segera dan mengeluarkan aura Es yang kuat. Cakar siluman kera purba sudah berada cukup dekat dengan pipi Zhang Xiuhan. Tapi siluman dengan taring runcing itu mendadak diam mematung. Zhillin memaksa Zhang Xiuhan untuk mencoba membekukan jantung kera purba itu dengan menyentuh kulitnya.
Zhang Xiuhan terdiam ragu. Ia kurang cekatan saat hendak menyentuh kulit siluman kera purba sehingga bukannya melumpuhkannya, Zhang Xiuhan justru mendapati dirinya diterkam oleh siluman kera purba yang telah bebas dari jeratan jurusnya.
Zhillin mengatakan bahwa siluman kera purba memiliki kecerdasan hampir mirip manusia sehingga mereka juga memiliki kemampuan bela diri dan strategi menyerang yang lumayan merepotkan.
Ditambah dengan tenaga dalam siluman purba yang cukup tinggi, akan semakin menyulitkan lawan untuk melumpuhkan.
“Cepat gunakan aku!” Zhillin berteriak memerintah mendapati bahu kanan Zhang Xiuhan telah tercakar cukup dalam.
Zhang Xiuhan bersiap untuk menarik pedang, namun betapa kagetnya ternyata ia telah kembali diterkam oleh siluman kera purba lain yang di atas pohon raksasa. Ada sekitar lima siluman kera yang terjun dari atas pohon. Kini ia telah dikepung oleh 6 siluman kera purba.
Zhang Xiuhan mulai marah karena selain disergap dengan begitu mendadak oleh banyak siluman, ia juga sedang dicaci maki oleh gurunya karena dinilai tidak cekatan. Zhang Xiuhan pun membuat sebuah gerakan teratur, ia terkenang wajah mungil gurunya saat membuat gerakan itu.
Guru Zhillin menyebut gerakan itu sebagai jurus Tarian Dewi Kematian. Salah satu jurus pedang yang memberi efek halusinasi kepada lawan karena keindahan gerakan ayunan pedangnya. Lawan yang kebetulan tak membuat perisai untuk sebuah jurus halusinasi akan segera terdiam terpana dan baru akan sadar saat tubuh mereka telah dicabik-cabik oleh tebasan Pedang Naga Emas.
Zhang Xiuhan merinding melihat tubuh para siluman kera terpotong-potong. Itu adalah pertama kalinya dia melakukan pembantaian. Guru Zhillin tersenyum bangga dan menyuruh Zhang Xiuhan untuk mengambil permata silumannya.
***
Tak terasa perjalanan Zhang Xiuhan dan Guru Zhillin telah mencapai puncaknya, kini mereka telah tiba di lereng gunung Huanshan. Guru Zhillin menangkap sebuah aura kelabu yang pekat. Ia memerintahkan Zhang Xiuhan untuk tetap waspada ke segala arah. Zhang Xiuhan sendiri juga sudah merasakan aura itu sejak pertama kali tiba di lereng gunung.
Hawa dingin merayap ke tubuh Zhang Xiuhan. Jika Zhang Xiuhan tak memiliki ilmu aura Es, bisa dipastikan hawa dingin yang menusuk itu akan mengganggu suhu tubuhnya.
Zhillin mulai merasa was-was, sepertinya siluman yang menghuni Puncak Gunung Huangshan memiliki suhu tubuh yang cukup dingin. Itu artinya, keahlian utama Zhang Xiuhan yang banyak mengandalkan aura Es tak akan mempan jika digunakan untuk menyerang mereka.
Firasat Zhillin terbukti. Zhang Xiuhan baru saja disapa oleh seekor ular putih yang dari tubuhnya senantiasa mengeluarkan aura dingin sedingin Es milik Zhang Xiuhan. Karena yang menghadang Zhang Xiuhan hanya seekor, ia dengan mudah melumpuhkannya dengan sekali tebasan Pedang Naga Emas.
Sayang sekali, begitu sampai di Puncak Gunung Huangshan, mereka mendapati sebuah pemandangan yang mengerikan. Sebuah lautan Siluman Ular Putih raksasa. Setiap ular memiliki panjang tubuh empat kali lipat tinggi Zhang Xiuhan. Dari pori-pori ular putih itu memancarkan hawa dingin yang mematikan.
Manusia biasa yang tak memiliki tubuh Es serupa Zhang Xiuhan pasti akan mati beku jika terpancar hawa dingin yang begitu kuat tersebut. Zhillin menanyai Zhang Xiuhan apakah ia sudah siap menghadapi puluhan entah ratusan ular siluman di hadapannya itu.
“Murid siap, Guru! Ngomong-ngomong di mana letak Pusaka Cincin Pemindah Dimensi itu, Guru?”
Zhillin menjelaskan bahwa siluman-siluman selalu memiliki ketertarikan kepada sebuah Pusaka. Masing-masing pusaka mengeluarkan aura yang disenangi siluman, biasanya benda pusaka akan dijaga atau dipakai oleh raja dari suatu kawanan siluman.
Zhang Xiuhan mengamati lautan ular di hadapannya dari atas dahan pohon. Zhillin mengatakan bahwa fenomena lautan ular saling bertumpuk-tumpukan itu merupakan musim kawin bagi ular siluman.
Hal itu sebenarnya menguntungkan bagi Zhang Xiuhan karena dalam momen musim kawin, para pejantan biasanya menggelontorkan 18% energy mereka untuk sebuah proses perkawinan. Itu artinya, dari 100% total energy yang dimiliki ular jantan, 18% diantaranya telah lenyap akibat proses perkawinan.
Saat Zhang Xiuhan mengamati tumpukan-tumpukan ular itu, ia bisa melihat ada sebuah bibir gua yang dijaga oleh ular-ular raksasa itu. Zhang Xiuhan yakin, pusaka Cincin Pemindah Dimensi berada di sana.
***
Pertarungan yang dihadapi Zhang Xiuhan merupakan pertarungan tersengit pertamanya. Ia berkali-kali berhasil menebas tubuh ular siluman, tapi berkali-kali juga ia mendapat semprotan racun dari ular tersebut. Hal itulah yang tak diantisipasi oleh Zhillin.
Perisai jubah Es nyatanya tak mampu melindungi Zhang Xiuhan dari serangan racun ular siluman putih karena racun tersebut memiliki komposisi energy yang mirip dengan perisai Es sehingga dengan mudahnya dapat melebur bersama dan masuk ke pori-pori tubuh Zhang Xiuhan.
Zhillin merasakan tubuh Zhang Xiuhan semakin melemah namun semangat bertandingnya masih cukup tinggi. Zhillin berada dalam dilemma, jika dibiarkan terus menerus, Zhang Xiuhan akan mati konyol keracunan sekaligus dimangsa ular-ular yang jumlahnya masih banyak.
Jika ia nekat masuk lagi ke tubuh Zhang Xiuhan, ia yakin bisa menghabisi sisa-sisa ular siluman dengan hanya sekali tebasan Pedang Naga Emas. Tapi ia takut jika tubuh Zhang Xiuhan tak mampu menopang ruhnya yang selalu menyerap banyak tenaga dalam.
Karena melihat posisi Zhang Xiuhan yang terpojok, tanpa meminta izin, Zhillin mengambil alih tubuh Zhan Xiuhan. Zhillin memilih untuk tak mengeluarkan jurus-jurus andalannya karena itu akan semakin mempercepat kelelahan fisik Zhang Xiuhan. Zhillin menggunakan hanya mengeluarkan beberapa serangan fisik yang tak begitu menguras tenaga dalam.
Ia cukup piawai memainkan pedang hingga tanpa jurus-jurus tertentu pun ada banyak ular siluman yang terpotong tragis tubuhnya. Begitu mendapati detak jantung Zhang Xiuhan yang melemah, Zhillin mempercepat gerakannya. Ia kemudian masuk ke gua dan menemukan sebuah peti kecil yang di dalamnya terdapat cincin perak. Zhillin memakaikan cincin itu di jari tengah tangan kiri Zhang Xiuhan.
Detak jantung Zhang Xiuhan dirasanya semakin melemah. Ia hendak keluar dari tubuh Zhang Xiuhan untuk menghindari fisik Zhang Xiuhan lumpuh akibat tak kuat menopang ruhnya. Begitu Zhillin bersiap keluar, mendadak sekali tubuh Zhang Xiuhan disergap siluman ular putih yang tersisa. Siluman itu melilit tubuh Zhang Xiuhan dengan begitu kuat.
Zhillin membuat satu gerakan bersamaan. Ia memutar Cincin Pemindah Dimensi sekaligus langsung keluar dari tubuh Zhang Xiuhan. Zhillin mengira ia akan bersama-sama dengan Zhang Xiuhan lenyap dari Gunung Huangshan dan tiba di Pulau Naga Emas dengan segera.
Zhillin tak menduga, tubuh Zhang Xiuhan begitu lemah. Begitu Zhillin keluar dari tubuhnya, Zhang Xiuhan menjatuhkan Pedang Naga Emas dan dia pun lenyap dari Puncak Gunung Huangshan tanpa membawa Zhillin bersamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments
S P Lani
emang tolol penulisnya ga pernah baca reverensi orang lain kayanya ceritanya plet aja ga tau tingkat kultivasi ga tau apa apa katanya cuman nulis aja semua penulis hahahhaha
2025-02-06
0
Reca
ini sih sama aja yg bertarung guru nya yg meminjam tubuh murid nya, bukan murid nya yg mencoba mengasah diri, jadi buat apa berlatih lbh dari 10 tahun tapi tingkat kekuatan nya saja blm jelas 😁😁
2024-08-07
0
🌼🆚🐝
kpn pinternya mcnya da bosan bacanya
2024-07-01
0