Li Jie telah memenuhi syarat untuk masuk sebagai murid baru di Sekte Kalajengking Merah. Ia memang mengaku kalah saat bertanding denga Lien Hua, tapi ia mampu menahan serangan Lien Hua melebihi waktu yang telah ditentukan. Meski demikian sebenarnya Li Jie mampu mengalahkan Lien Hua dengan mudah.
Tetua Fengying yang bertanggung jawab untuk membina murid-murid baru segera menuju ke arena pertandingan untuk mengecek keadaan Li Jie karena Li Jie mengatakan ia terluka.
Li Jie tak menduga ia akan didatangi Tetua Fengying. Dia khawatir jika tetua Fengying menyadari bahwa ia sama sekali tak terluka.
"Kau....." Tetua Fengying mengerutkan dahi saaat mengecek kondisi Li Jie.
"Tolong Lie Jie untuk kali ini saja, Tetua Feng." Li Jie bergumam lirih dengan tatapan mengharap. Ia yakin niatnya tidaklah buruk jadi ia berharap tetua Feng akan memakluminya.
Tetua Fengying terdiam sesaat lalu ia mulai menyadari satu hal. Ia mengernyitkan kening ke arah Li Jie yang sedang berpura-pura terluka.
"Kau tak ingin mempermalukan Lien Hua di muka umum, begitukah maksudmu?" Tetua Fengying menebak.
Li Jie mengangguk dan Tetua Fengying tersenyum tipis. Ia menggeleng-gelengkan kepala mendapati tingkah laku Li Jie yang nekat.
"Anak semuda dirimu sudah pandai memperlakukan perempuan, sepertinya Kau sudah berpengalaman." Tetua Fengying tersenyum sambil melirik ke wajah Li Jie. Ia mengira Li Jie adalah remaja lelaki yang sudah terbiasa menaklukan hati perempuan.
Tentu Li Jie mengerti apa maksud dari tatapan tetua Fengying. Ia pun segera ingin mengatakan sesuatu untuk menyanggah prasangka tetua Fengying untuk menghindari kesalahpahaman. Tetapi Li Jie tak mendapat kesempatan sebab tetua Fengying langsung melanjutkan pembicaraannya.
"Jangan salah.... Lien Hua itu lebih dikenal sebagai salah satu siluman kalajengking merah. Menaklukkannya tak semudah yang Kau duga." Tetua Fengying berucap sambil membuat gerakan seolah-olah ia sedang meminumkan pil ke mulut Li Jie.
"Tetua Feng salah duga, aku tidak bermaksud...
"Sudahlah, Kau bukan yang pertama yang mendambakan hati Lien Hua." Tetua Fengying berucap lagi, kini sambil pura-pura memapah Li Jie keluar dari arena pertandingan.
Li Jie memang sama sekali tak berpikiran untuk menaklukkan hati Lien Hua. Ia hanya merasa gadis yang bertanding dengannya nampak begitu berjuang untuk menang. Tentu gadis itu akan malu jika ia justru kalah ketika bertarung melawan calon murid baru yang didaftarkan dengan keterangan belum pernah belajar bela diri.
Sebagai murid baru, bagi Li Jie nampak kalah dari pendekar perempuan akan lebih baik ketimbang harus menang tapi sesuatu yang buruk akan menimpanya. Li Jie tak ingin tampil mencolok sebab ia tak ingin dikorek latar belakangnya.
***
Dengan keberhasilan Li Jie mengalahkan Lien Hua, secara pribadi Tetua Fengying tertarik pada Li Jie dan ingin menjajal kemampuannya. Karena itu ia meminta izin Matriark Wang untuk membina Li Jie secara khusus dengan membuat alasan, Li Jie tertinggal banyak hal ketimbang pendekar muda seusianya.
Setelah diberi izin oleh Matriark Wang, tetua Fengying segera mengambil alih jadwal latihan Li Jie.
Pertama-tama, tetua Fengying meminta Li Jie untuk memulai latihan ketangkasan kaki. Sebagai pendekar pedang, Li Jie memang belum berpengalaman bertarung menggunakan kaki. Tak jarang Tetua Fengying mengomel karena gerakan kaki Li Jie kurang lincah.
Tetua Fengying mengira Li Jie sedang tak bersungguh-sungguh. Jika ia bisa mengalahkan Lien Hua, seharusnya ia tak seceroboh itu dalam latihan. Tetua Fengying pun mulai menghujani Li Jie dengan berbagai jurus dan serangan.
Betapa kagetnya Tetua Feng kala mendapati pisau yg dilemparkan kakinya ternyata hanya melayang kemudian jatuh bahkan sebelum mengenai Li Jie.
Tetua Feng mulai bersemangat mendapati Li Jie ternyata memang calon murid berbakat. Ia melancarkan lebih banyak serangan tanpa ampun. Membuat Li Jie kewalahan dan meminta gurunya untuk menghentikan serangan.
Tetua Feng tidak menggubris. Ia justru melemparkan banyak pisau sekaligus ke arah Li Jie sambil berteriak,
"Awas pisau itu mengandung racun!" Tentu saja Tetua Feng berbohong, ia hanya ingin melihat jurus bertahan apa yang akan dikeluarkan oleh Li Jie jika ia terpojok.
Mendengar gurunya memekik soal racun, Li Jie dengan sigap mengeluarkan jurus Es Pelindung. Dengan satu kali hentakan kaki tiba-tiba muncul gumpalan es yang menyelimuti tubuhnya.
Kini tubuhnya bagai kepompong es dan pisau-pisau yang dilemparkan Tetua Feng menancap di gumpalan es tersebut sebelum akhirnya jatuh ke tanah karena gumpalan Es tersebut lenyap begitu saja.
Tetua Fengying tersenyum sambil bertepuk tangan. Akhirnya ia menemukan satu lagi murid yang berbakat. Akhirnya ia menemukan murid yang lebih berbakat dari pada Lien Hua.
Melihat Lie Jie yang kebingungan, Tetua Feng menepuk pundaknya sambil berucap,
"Tenang, aku akan pura-pura lupa dengan apa yang barusan kulihat. Sebagai gantinya Kau harus mau kulatih dengan cara yang keras. Jurus anehmu tadi itu, memang belum saatnya untuk dipertontonkan ke orang-orang. Sebaiknya Kau berlatih untuk menahan diri menggunakan jurus tersebut."
Tetua Fengying sebenarnya penasaran dengan latar belakang Li Jie mengingat Li Jie bisa mengeluarkan jurus yang mungkin semua pendekar dari seluruh sekte di kekaisaran Song tidak dapat melakukannya.
Tapi ia mengurungkan niatnya untuk menggali lebih dalam tentang latar belakang Li Jie. Saat ini, yang paling penting baginya adalah menjadikan Li Jie sebagai murid handal yang mampu menandingi Lien Hua.
Tetua Fengying merupakan anak kandung dari Matriark Wang Chunying. Meski memiliki hubungan darah langsung dengan Matriark Wang, ia merasa tak pernah dianggap oleh ibunya. Tetua Fengying merasa ia memang belum memiliki pencapaian yang patut dibanggakan sehingga ibunya enggan memberinya apresiasi.
Terlebih, Matriark Wang Chunying juga beberapa kali membanding-bandingkan tetua Fengying dengan tetua Yong Yelu yang berhasil mencetak murid hebat yaitu Lien Hua.
Tetua Fengying selalu berdalih bahwa tetua Yong Yelu hanya beruntung sebab mendapat murid yang merupakan anak dari pendekar Pieyu, perempuan paling kuat setelah Matriark Wang.
Karena itulah tetua Fengying menaruh harapan besar pada Li Jie. Ia berharap ibunya akan mulai menganggapnya ada ketika ia berhasil mencetak murid berbakat. Baginya, kedatangan Li Jie merupakan kesempatan besar untuknya agar bisa membuat Matriark Wang mengakui pencapaiannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments
Albertus Sinaga
tekat
2023-01-24
0
Adang Mulyadi
mantab.
2022-06-16
0
Kancellotti Unholy Mbachoter
pembuktiaan...
2022-04-22
1