*** Ini adalah novel Wuxia pertama saya\, mohon maaf sekali akan ada banyak kekuarangan dalam novel ini. InshaAllah di sekuel keduanya yang berjudul Petualangan Zhang Xiuhan\, saya lebih berhati-hati baik dalam memunculkan konflik atau merangkai alur. Demikian pemberitahuan ini disampaikan\, semoga ini bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian. Salaaam... Banin SN***
Zhang Xiuhan kaget setengah mati saat tangannya berhasil mencabut Pedang Naga Emas, yang ia tahu, pendekar tingkat Langit pun katanya tak mampu menggeser posisi pedang itu. Tak hanya Zhang Xiuhan yang kaget, para pengejarnya pun terkejut dengan apa yang mereka saksikan. Beberapa memilih mundur beberapa langkah dan memasang wajah waspada.
Sementara itu, tiga pendekar yang turut mengejar terlihat tersenyum sinis ke arah Zhang Xiuhan.
“Kulihat pemuda ini sama sekali tak memiliki ilmu bela diri. Kemungkinan besar hanya keberuntungan yang membuatnya berhasil mencabut Pedang Naga Emas.” Salah seorang pendekar tersenyum tipis memandang ke arah Zhang Xiuhan dan bergantian kepada kedua kawannya.
“Kita selesaikan malam ini, persetan dengan konflik kekaisaran. Ayo, siapa yang bisa merebut pedang itu, dialah pemiliknya.” Pendekar lain berkelakar dan mulai bersiap menyerang Zhang Xiuhan.
Para pengawal kerajaan mundur lebih jauh karena kekuatan mereka tentunya jauh dibanding tiga pendekar itu. Sementara itu tiga pendekar yang turut mengejar Zhang Xiuhan sebenarnya merupakan Pendekar Tingkat Emas yang bisa dengan mudahnya dilumpuhkan oleh kedua orang tua Zhang Xiuhan yang bergelar Pendekar Kesatria.
Pendekar Tingkat Emas merupakan tingkatan ke empat dari strata gelar kependekaran di mana mereka memiliki beberapa keahlian bermain pedang, serangan jarak jauh, jarak dekat dan ilmu meringankan tubuh. Hanya saja karena tenaga dalam mereka masih terbatas, keahlian-keahlian tersebut memiliki batas waktu tertentu saat digunakan.
Tapi tetap saja pendekar Tingkat Emas bukanlah tandingan Zhang Xiuhan yang bahkan tidak memiliki ilmu bela diri. Satu-satunya hal yang menonjol dari Zhang Xiuhan hanyalah kemampuan fisiknya yang di atas rata-rata remaja sebayanya.
Saat tiga pendekar mulai melangkah dan menyerang, Zhang Xiuhan dengan gerakan kaku mengayun-ayunkan pedangnya ke sembarang arah. Gerakannya yang kaku itu membuat tiga pendekar yang menyerangnya tertawa terbahak-bahak. Bahkan setelah berhasil mencabut dan menggunakan Pusaka Keramat pun, Zhang Xiuhan tetap tampak bodoh dan menyedihkan, pikir tiga pendekar.
Menyadari bahwa gerakan-gerakannya ditertawakan oleh musuh, Zhang Xiuhan merasa malu dan menyesal karena sebagai remaja lelaki ia tak pernah belajar bela diri dan membiarkan fisiknya tak memiliki kekuatan. Jiwa lelakinya makin terusik mendapati dirinya menjadi bulan-bulanan tiga pendekar yang menyerangnya.
Terlihat sekali bahwa tiga pendekar itu sedang ingin bermain-main melecehkan Zhang Xiuhan. Mereka menyerang dengan setengah kekuatan sambil tertawa bersama-sama. Tubuh Zhang Xiuhan dihujani banyak sayatan, dia semakin terpojok dan merasa kesal sekaligus takut.
“Anak muda lemah, sini pinjamkan tubuhmu sebentar, dasar tidak berguna!” tiba-tiba Zhang Xiuhan mendengar seorang gadis berbisik. Ia yakin ia benar-benar mendengar suara itu tapi tak melihat siapa yang berbicara.
“Siapa Kau? Tunjukkan dirimu!” Zhang Xiuhan berteriak dan mendongak ke atas.
“Hai anak muda apa kau sudah mulai sinting. Sudah menyerahlah dan serahkan pedang itu!”
Sesaat kemudian keanehan pun terjadi. Zhang Xiuhan memejamkan mata, dan begitu matanya terbuka kembali, sebuah aura hebat menjalari tubuhnya. Aura itu menyeruak membuat bulu kuduk tiga pendekar Emas merinding. Angin dingin berembus seiring dengan terpancarnya aura hebat dari tubuh Zhang Xiuhan.
“Kalian yang pergi sendiri, atau aku yang harus memaksa?” Zhang Xiuhan berbicara dengan mata mengancam, auranya menakutkan tapi ekspresinya kemayu. Para pendekar tentu paham aura yang terpancar dari tubuhnya itu bukanlah aura biasa.
Mereka bisa mati kedinginan jika tak segera menjauh atau mengaliri tubuh mereka dengan tenaga dalam untuk menetralisir suhu tubuh mereka.
“Kuperingatkan sekali lagi, kalian pergi sekarang juga, atau tinggal di sini dan menjadi mayat!” Zhang Xiuhan melirik para pendekar dengan lirikan nakal kemayu.
“B…baik… kami… kami akan pergi… anak muda…”
Salah satu pendekar melirik kawan-kawannya, meminta untuk mundur saja. Nyatanya meski mereka telah mengaliri tubuh mereka dengan tenaga dalam, suhu dingin kian menusuk hingga ke tulang, membuat gigi mereka gemeretak menggigil dan perut mereka ngilu menahan dingin.
Dengan kondisi tersebut tentu mereka tak mungkin bisa bertarung dengan maksimal. Demi keberlangsungan hidup mereka, mereka segera lari sambil menahan dingin yang menyelimuti tubuh mereka.
***
Zhang Xiuhan terbangun dalam posisi meringkuk. Tubuhnya terasa letih dan remuk karena mendapat banyak sayatan dari tiga pendekar yang kini telah kabur begitu juga dengan para pengawal kerajaan yang tadi mengejarnya. Zhang Xiuhan melihat beberapa sayatan di seluruh tubuhnya, sebenarnya tak begitu dalam meskipun darah yang keluar memang lumayan banyak, tapi ia yakin luka-luka sayatan itu tentu seharusnya tak membuat tubuhnya seringkih itu.
“Ya… ya… tubuhmu terluka parah saat kupinjam beberapa saat lalu. Dasar ringkih!” Suara perempuan yang tadi muncul kembali. Membuat Zhang Xiuhan melirik ke segala arah.
“Aku ini ruh Pedang Naga Emas, Kau masih belum sadar juga?” suara perempuan itu kembali berkumandang di kepalanya.
“Kkau… Memiliki ruh?” Zhang Xiuhan bertanya terbata-bata, dadanya terasa remuk dan tak bertenaga.
“Sebenarnya aku mau berkata jujur padamu. Tadi aku agak berlebihan mengalirkan aura Es Pembunuh, dan itu tidak baik untukmu karena tubuhmu sama sekali tak memiliki kemampuan bela diri ataupun tenaga dalam. Kurasa usiamu tak bisa bertahan lama.”
“Apa maksudmu?!” Zhang Xiuhan bertanya marah.
“Tubuhmu ikut menyerap racun aura Es Pembunuh, dan Kau tak memiliki bekal bertahan apapun. Aura itu akan terus menggerogoti organ tubuhmu dan membuat organ-organmu membeku. Kecuali….
“Kecuali apa?”
“Kecuali Kau bisa menemukan lokasi Pulau Lingkaran Setan. Seharusnya tak begitu jauh dari sini. Di sana ada sumber daya yang bisa kau pakai untuk mencegah dan mengobati organ-organ tubuhmu yang membeku.”
“Ini semua gara-gara Kau!” Zhang Xiuhan menghantamkan Pedang Naga Emas ke tanah.
“Kalau bukan gara-gara aku, kau bisa ditelanjangi tiga pendekar tadi dan kemudian dibunuh begitu saja, ingat itu!” Ruh Pedang Naga Emas meninggikan suaranya.
Zhang Xiuhan terdiam. Tiga pendekar sialan tadi memang tak hendak melumpuhkannya dengan segera melainkan ingin membuatnya menderita dan malu terlebih dahulu sebelum menghabisinya.
“Baiklah, bisakah Kau membantuku mencari lokasi Pulau Lingkaran Setan?”
“Dengan satu syarat!”
“Apa?”
“Minta maaf dulu padaku!”
Zhang Xiuhan tersenyum tipis, ia tak menyangka bahwa Pedang Legendaris yang diperebutkan banyak Pendekar dan membuat kekacauan di dua kekaisaran ternyata dihuni oleh Ruh Perempuan yang kekanak-kanakan.
“Hei jangan macam-macam! Aku bisa membaca pikiranmu! Kekanak-kanakan, usiaku bahkan lebih dari seribu tahun!”
Zhang Xiuhan terempas ke tanah oleh sebuah angin dingin yang menyergap. Ia tahu itu kelakuan Ruh Pedang dan ia pun mulai berhati-hati karena sepertinya meskipun kekanak-kanakan, ruh Pedang itu memiliki kekuatan yang hebat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments
Delima
Bagus nih kayanya, dlu msh belasan chapter, skrng udh ratusan,mudah"an cerita nya persis Xiao Chen
2024-03-03
1
Albertus Sinaga
untung Ingga gila
2023-01-23
0
alurnya kecepatan
2022-09-20
1