Suasana di Lorong Setan nampak sunyi. Ruh pedang menunggui dengan was-was akankah bocah yang ia bawa masuk ke Lorong Setan itu akan selamat atau justru berakhir mengenaskan menjadi mayat di dunia lain.
Setelah diam beberapa lama, akhirnya tubuh Zhang Xiuhan bergerak pelan. Matanya perlahan terbuka dan dia pun terbatuk-batuk beberapa kali sebelum bergumam sambil menahan sakit.
“Apakah aku masih hidup?”
“Ah, syukurlah Kau masih bisa berbicara. Kurasa usahamu cukup berhasil. Tapi jangan gembira dulu, yang Kau lakukan beberapa hari ini hanya berlatih mendapatkan energy tenaga dalam. Sama sekali tidak mengurangi racun es yang menggerogoti organ dalammu.”
Zhilin menjelaskan kepada Zhang Xiuhan bahwa Lorong Setan sebenarnya merupakan kuburan para siluman di jaman purba.
Hawa pengap yang memenuhi lorong sebenarnya merupakan pancaran dari aura permata ribuan siluman yang terkubur di dalamnya. Dengan bertapa di Lorong Setan sama artinya dengan menyerap energy dari mutiara siluman purba.
Kabar baiknya, tenaga dalam yang dimiliki oleh Zhang Xiuhan meningkat setara dengan jumlah tenaga dalam Pendekar Tingkat Emas. Zhang Xiuhan menghemat lima tahun waktunya untuk mendapatkan jumlah tenaga dalam yang sangat besar.
Kabar buruknya, racun Es Pembunuh masih bersemayam di tubuhnya. Zhilin mengatakan pelatihan tenaga dalam dilakukan untuk memperpanjang usianya dalam beberapa minggu.
Dalam jangka beberapa minggu itu Zhang Xiuhan harus sudah mendapatkan aneka sumber daya yang bisa digunakan untuk melenyapkan Racun Es Pembunuh.
“Untung kekuatan fisikmu lumayan tinggi. Jika tidak, fisikmu akan semakin ringkih saat memperoleh banyak tenaga dalam. Saranku, kau tak boleh manja, fisikmu harus lebih diperkuat lagi agar kau bisa berlatih tenaga dalam yang lebih besar lagi.”
“Terima kasih Lin’er. Kau banyak membantuku, sedangkan aku belum berjasa apa-apa kepadamu.” Zhang Xiuhan merasa layak berterima kasih pada Ruh Pedang yang kini sudah ia percaya sebagai sosok yang baik hati.
“Ehm… Sebenarnya bisa dibilang aku membantumu, dan menyusahkanmu juga… Sebenarnya ada sesuatu hal yang kusembunyikan…
“Apa maksudmu?” Zhang Xiuhan mulai was-was.
“Pintu masuk Pulau Lingkaran Setan bukanlah pintu keluarnya. Kau paham maksudku?”
“Jadi, kita tak bisa keluar dari sini lewat pintu masuk yang di sana itu?” Zhang Xiuhan menunjuk ujung lorong Setan yang tertutup rapat.
“Ya. Itu hanya pintu masuk. Bukan pintu keluar.”
“Lalu, di mana pintu keluarnya?”
“Tidak ada.” Suara Zhilin merendah, dia merasa tidak enak mengatakannya pada Zhang Xiuhan. Bocah remaja itu seharusnya masih memiliki masa depan yang cerah, tapi bukan pilihan yang bagus jika ia harus mendiami Pulau yang bahkan tak dihuni oleh manusia itu.
“Aku tak mau percaya! Katakan sejujurnya Lin’er!” Zhang Xiuhan merasa takut dan khawatir. Ia belum siap hidup sebatang kara di sebuah Pulau yang hanya dihuni Siluman tanpa seorang pun manusia.
“Aku berkata jujur. Pulau Lingkaran Setan merupakan Pulau unik yang berada di dunia lain, pulau ini terus berotasi mengelilingi bumi dan muncul di Bumi setiap 10 tahun sekali. Kemunculannya pun tak selalu di belahan bumi yang sama. Aku dulu menghabiskan 10 tahun yang melelahkan di sini. Aku tiba di bumi di daratan timur tengah dan harus menempuh perjalanan beberapa tahun untuk kembali pulang.” Zhilin bercerita panjang lebar dan membuat Zhang Xiuhan berada dalam dilemma.
Antara menyesal dan bersyukur. Menyesal karena dengan memasuki Pulau Lingkaran Setan itu artinya ia harus terperangkap selama 10 tahun lamanya. Dan bersyukur karena ia masih mendapat kesempatan untuk hidup.
“Aku yakin kita bisa menemukan jalan keluar.” Zhang Xiuhan menghibur dirinya sendiri.
“Ya, kuharap begitu. Sudahlah, bukan saatnya meratapi nasib. Hidup cuma sekali, mari kutunjukkan sesuatu yang menggembirakan.”
Zhilin turut menghibur Zhang Xiuhan.
Ternyata ucapan Zhilin bukan bualan.
Begitu Zhang Xiuhan keluar dari Lorong Setan yang gelap dan pengap, ia disambut dengan suasana yang 180’ berbeda. Pepohonan hijau dengan ketinggian kisaran 50 meter, batang-batang pohon itu diselimuti oleh lumut hijau setebal 10 cm.
Pohon-pohon raksasa itu menjulang tinggi menantang langit, sedang di bagian bawahnya terdapat akar besar yang meliuk-liuk menyerupai ular raksasa yang sedang menggeliat. Zhang Xiuhan merasa menjadi makhluk kurcaci di pulau Lingkaran Setan.
“Pulau ini dihuni beragam habitat siluman. Kau bisa menangkap banyak siluman dan memanfaatkan permata mereka.” Zhilin memecah lamunan Zhang Xiuhan.
"Siapa yang hendak berburu siluman. Aku tak suka kekerasan. Mengapa harus menyakiti mereka untuk mengambil keuntungan pribadi.” Jawaban Zhang Xiuhan sontak membuat Ruh Pedang terheran-heran. Selama ia hidup, semua pendekar pasti gemar berburu siluman untuk dibunuh dan diambil permatanya.
“Kau tak berpengalaman di dunia persilatan sepertinya? Permata Siluman itu barang berharga bagi seorang pendekar, Bocah Kecil!” Zhilin bergumam setengah kesal.
“Jangan panggil aku anak kecil, fisikku sudah menyerupai remaja dewasa muda, kurasa sebutan bocah kecil tak cocok bagiku.” Zhang Xiuhan mengingatkan Zhilin.
Memang benar, fisik Zhang Xiuhan yang kekar membuatnya nampak seperti seorang dewasa muda. Penampilan Zhang Xiuhan lebih mirip dengan pendekar berkekuatan tinggi dengan wajah yang ramah. Wajah dan ototnya tak cocok jika ia tak memiliki ilmu bela diri.
“Oh ya, aku akan lebih memilih sumber daya dari tumbuh-tumbuhan ketimbang harus membunuh nyawa siluman yang tak bersalah.”
“Baiklah, mari bertaruh seberapa lama Kau bisa mempertahankan keyakinanmu.”
Ruh pedang menantang dengan sangat percaya diri. Ia yakin Zhang Xiuhan akan segera berubah pikiran jika mengetahui manfaat permata siluman.
“Aku bertaruh untuk selamanya.” Zhang Xiuhan berbicara mantap. Ia tak sedang berbohong. Zhang Xiuhan memang tipe anak muda yang tak tegaan dan baik hati. Ia dibesarkan di luar dunia persilatan dan kehidupannya selalu damai sehingga meraih kekuatan atau menjadi pendekar sakti bukanlah bagian dari cita-citanya. Ia hanya ingin menjadi orang baik yang tidak berlaku jahat.
Kecenderungannya yang baik hati itu juga yang kelak membawa mala petaka pada hidupnya. Meski demikian, ia kelak juga akan tahu bahwa penyebab ia bisa mencabut Pedang Legendaris Naga Emas adalah karena tak adanya sedikit pun niatnya untuk memiliki Pedang Sakti tersebut.
Sebelumnya, seseorang dengan ilmu yang amat tinggi telah memantrai Pedang Keramat itu untuk selalu tertancap di Batu Raksasa Pulau Naga Emas.
Hanya orang yang tak memiliki niat untuk memilikinya yang berhak memiliki kekuatan Pedang Naga Emas. Itulah mengapa pendekar kelas Dewa sekalinpun tak akan mampu mencabut Pedang Naga Emas selama dalam hatinya masih memiliki niat untuk memiliki Pedang tersebut.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Untuk yang baru baca dan merasa kesulitan membaca nama tokoh utamanya, tenang gaes, bentar lagi tokoh utamanya bakal syukuran bubur merah buat ganti nama. Katanya dia kasian sama guru yang ngabsen di kelas, suka kesleo lidahnya cik gu baca nama dia 😁😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments
swek lord
cerita yg jelas dong step by stepnya
2024-06-12
0
forza 💫✨🎗️🪙👑
blum apa" ceritanya sdh membingungkan pembaca...entah orang" itu masuk dan keluarnya gmna..hadeh..cerita ga jelas
2023-07-18
3
Mas Bos
pendekarnya ga tegaan + baik hati
cocoknya di kasih nama bang tulus
2023-02-04
0