Dikamar, Sheezy telah selesai membaca surat penyitaan, dia melipat lagi surat itu dan menaruhnya diatas meja didekatnya.
"Bagaimana isi suratnya nona?"Tanya bibi Rani.
"Kita masih punya waktu 10 hari untuk meninggalkan semuanya bibi Rani, aku minta maaf sepertinya aku sudah tidak bisa memperkerjakan bibi Rani lagi, bibi Rani boleh bekerja ditempat yang baru dan mendapatkan majikan yang baru."Ucap Sheezy berat hati.
"Bagaimana dengan nona Zy? bibi Rani sudah menganggap nona Zy seperti anak bibi Rani sendiri, bibi sungguh tidak ingin bekerja ditempat lain."Saut bibi Rani menangis.
"Aku pun sangat menyayangimu bibi Rani, bibi sudah menjagaku sejak aku masih kecil, bibi Rani sudah seperti mamah bagiku, tapi~ bukankah hidup terus berjalan? bibi Rani membutuhkan uang, jadi mulai carilah majikan yang baik."Ucap Sheezy sambil beranjak memeluk bibi Rani.
"Selanjutnya nona Zy akan tinggal dimana?"Tanya bibi Rani pada Sheezy.
"Jangan khawatirkan aku, aku akan pikirkan itu nanti."Saut Sheezy.
Bibi Rani melepaskan pelukan Sheezy, dia menatap Sheezy dan menyentuh kedua pipi Sheezy dengan kedua telapak tanganya.
"Nona Zy maaf jika bibi Rani lancang, tapi bibi akan khawatir jika meninggalkan nona Zy sendirian dan tidak ada yang mengurus kebutuhan nona, ide ini memamng sedikit gila tapi bibi harap nona Zy dapat mempertimbangkanya, tinggalah bersama bibi Rani dikota S, meski rumah bibi tidak sebesar rumah ini, tapi cukup nyaman untuk nona Zy, jadi bibi Rani masih bisa merawat nona Zy."Ucap bibi Rani.
"Bibi Rani sungguh baik, tapi aku akan sangat merepotkan dan mengganggu."Saut Sheezy.
"Tidak nona Zy, bibi Rani akan sangat senang jika nona Zy setuju."Ucap bibi Rani.
"Baik, setelah 10 hari kita akan pergi meninggalkan rumah ini bersama sampai aku mendapatkan tempat tinggal yang baru, terimakasih bibi Rani."Saut Sheezy tersenyum menggenggam tangan bibi Rani.
"Iya nona Zy, kita akan selalu bersama, bibi Rani akan menyayangi nona Zy seperi nyonya besar."Ucap bibi Rani.
"Iya."Saut Sheezy.
"Oh iya, bibi Rani sudah menyiapkan makan siang untuk nona Zy, makanlah sesuatu."Ucap bibi Rani.
"Letakan saja diatas meja bibi, aku akan makan nanti."Saut Sheezy.
"Baiklah, tapi nona Zy harus makan."Pinta bibi Rani.
"Iya."Saut Sheezy.
Bibi Rani pun bergegas pergi meninggalkan Sheezy dikamarnya, setelah kematian kedua orang tuanya Sheezy hanya mengurung diri dikamar dan tidak makan apapun bahkan waktu dihabiskanya hanya untuk melamun, sedangkan Kenzie berulang kali melakukan panggilan telpon, namun Sheezy mengabaikanya, Sheezy masih tidak menyangka kehancuran keluarganya adalah akhibat tuanya sendiri, dia berusaha menghindar terus menerus, dia sangat membenci Kenzie.
Sore itu Leo datang lagi kekediaman Sheezy, meski Leo melawan Kenzie tapi Leo bersungguh-sungguh atas perasaanya kepada Sheezy.
Sheezy membuka pintu kamarnya dan kaget melihat wajah Leo yang banyak luka lebam.
"Ada apa dengan wajahmu?"Tanya Sheezy khwatir.
"Ini bukan hal penting."Saut Leo masih berdiri dipintu.
"Masuklah aku akan membalutnya."Ucap Sheezy.
Sheezy meraih tangan Leo dan menariknya masuk, dia menuruh Leo untuk duduk dan Sheezy mengambil kotak P3K, dia mengambil alkohol dari dalamnya dan menuangnya dikapas, Sheezy menatap wajah Leo yang saat ini ada dihadapanya.
"Ini akan sedikir pedih."Ucap Sheezy menatap mata Leo.
"Iya."Saut Leo menatap mata Sheezy.
Sheezy mulai mengoleskan alkohol itu diwajah Leo, dia sangat berhati-hati dan fokus, Leo terus menatap wajah Sheezy yang saat itu sangat dekat dengan wajahnya.
Tanpa sadar Leo mengangkat tanganya dan menyentuh pipi Sheezy, Sheezy menoleh dan menatap mata Leo, Leo pun menatap mata Sheezy dalam-dalam, mereka saling menatap dengan waktu yang lama, perlahan Leo mendekatkan wajahnya kewajah Sheezy, semakin dekat hingga hidung mereka saling beradu, Sheezy berdebar, perlahan bibir mereka saling bersentuhan, namun dengan cepat Sheezy memalingkan pandanganya.
Leo mematung, Sheezy tidak menerima ciumanya, namun Leo tidak memaksanya, dia menatap Sheezy yang tertunduk dihadapanya.
"Bisakah kamu oleskan lagi obatnya diwajahku?"Tanya Leo.
"Iya."Saut Sheezy.
Sheezy mengoleskan lagi obat itu diwajah Leo, Leo menatapnya lagi, dia memperhatikan tiap inchi dari wajah cantik Sheezy yang sangat dekat denganya saat itu, meski Leo hanya bisa sebatas memandangnya, tapi dia sudah cukup bahagia, tapi tidak bisa Leo pungkiri jika dirinya sangat ingin sekali mencium bibir cantik wanita itu, Leo selalu menatapnya, semua yang Sheezy lakukan tidak luput dari pandenganya.
"Sheezy, maaf karena aku lancang membaca surat penyitaan kemarin malam."Ucap Leo.
"Tidak perlu sungkan."Saut Sheezy.
"Tinggalah bersamaku."Ucap Leo menatap Sheezy.
"Hehee~ Hey jangan khawatirkan aku, aku akan baik-baik saja"Saut Sheezy.
"Sejak kecil kamu hidup mewah dan aku tidak ingin melihatmu hidup sulit, tinggalah bersamaku, aku akan memenuhi semua kebutuhanmu, aku akan memberimu fasilitas apapun yang kamu mau."Ucap Leo.
"Jangan khawatir Leo, aku sudah membicarakannya dengan bibi Rani dan aku sudah memutuskan untuk tinggal bersamanya."Saut Sheezy.
"Tapi rumah bibi Rani tidak...."
"iya aku tau, rumahnya tidak sebesar rumah ini, tapi bukankah aku cepat atau lambat harus mulai terbiasa? lagipula itu hanya untuk sementara sampai aku mendapatkan tempat tinggal yang baru aku akan pergi."Saut Sheezy.
"Sheezy, pertimbangkanlah untuk tinggal bersamaku."Ucap Leo.
"Maaf Leo, aku tidak mau menyulitkan siapapun, dulu aku bersikap sombong dan menghina orang lain, jadi aku anggap ini semua sebagai cermin kehidupan, aku akan menghargai semuanya, aku akan berdiri diatas kakiku sendiri."Saut Sheezy.
"Zy, kamu memang pantas dicintai."Ucap Leo.
"Terimakasih sudah menemaniku dimasa tersulitku Leo, kamu cukup menjadi teman yang baik untukku, jangan terlalu memikirkan masadepanku bagaimana, karna itu adalah tanggung jawabku."Saut Sheezy.
"Baiklah aku tidak akan memaksa, tapi katakan saja padaku jika kamu butuh bantuan dan sampai kapan kamu tidak mau makan? apa kamu sadar? kamu sangat menjengkelkan."Ucap Leo kesal.
"Hahaa~"Sheezy tertawa melihat sikap Leo yang kesal padanya.
"Sikap seperti itu mengingatkanku pada sesorang."Ucap Sheezy dengan pandangan kosong.
"Sudahlah lupakan saja."Saut Leo berusaha mengalihkan topik pembicaraan agar Sheezy tidak mengingat orang yang dia maksud.
"Leo, aku ingin mandi."Ucap Sheezy.
"Baiklah aku akan keluar dulu untuk menonton TV."Saut Leo.
"Oke."Ucap Sheezy.
Sheezy menyimpan kembali kotak P3Knya, Leo pun keluar dari kamar Sheezy, dia menutup pintu dan melangkah menapakai anak tangga untuk menonton TV diruang keluarga dikediaman keluarga Brian itu.
Leo duduk disofa besar diruang TV, dia meraih remote TV yang ada diatas meja, namun dia meletakanya lagi saat dia sebuah album foto, Leo meraih album foto yang ada diatas meja, membukanya dan tersenyum melihat foto-foto Sheezy didalam album itu.
"Kamu sudah sangat cantik sejak masih kecil."Ucap Leo tersenyum.
Dia melihat semua isinya, namun hampir semua foro masa kecil Sheezy ada sosok pria didekatnya, foto pria itu adalah foto Julio saat masih kecil, namun Leo tidak mengenalnya, saat itu Leo tidak mengenal Julio, mereka belum saling bertemu.
**
Halo Readers yang cantik dan ganteng...
ini adalah Novel pertamaku😍
Suka?
Dukung author dengan cara:
VOTE
LIKE
FAVORIT
KOMEN Sopan
Dukungan kalian sangat berarti 😀🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Hayati Nufus
nysek thor bacanya 😭😭😭
2020-04-19
2