Bibi Rani mengetuk pintu kamar Sheezy, dia membukanya dan masuk.
"Nona Zy, tuan Kenzie kembali"Ucap bibi Rani
"Aku tidak ingin menemuinya bibi Rani, katakan sesuatu padanya."Saut Sheezy.
"Baik nona dan ini nona surat pemberitahuan penyitaan."Ucap bibi Rani menyerahkan sebuah surat didalam amplop coklat berukuran A4.
"Letakan diatas meja aku akan membacanya nanti."Saut Sheezy.
"Baik, saya permisi nona."Saut bibi Rani.
Bibi Rani meletakan surat itu diatas meja didekat tempat tidur Sheezy dan pergi untuk menemui Kenzie.
Sheezy yang sedang duduk diatas tempat tidur, dia menatap surat itu dengan perasaan yang sangat hancur, perlahan dia memalingkan pandanganya lagi dan tidak terasa dia menjatuhkan bulir airmatanya, Sheezy memeluk lututnya lagi, tanganya masih saja gemetar, tidak henti dia memainkan kuku dari kedua tanganya itu.
"Dia bahkan masih punya muka untuk menemuiku? Hah~ ini semua sungguh sangat lucu!"Gumam Sheezy.
Bibi Rani menemui Kenzie diruang utama, dia mencoba mencari alasan untuk mengusir Kenzie secara halus karena Sheezy tidak ingin bertemu dengan pria itu.
"Tuan Kenzie, nona Zy baru saja tidur, saya tidak berani membangunkanya, lebih baik tuan kmbali lagi nanti setelah nona beristirahat."Ucap bibi Rani sopan.
"Baiklah bibi Rani, aku juga tidak ingin mengganggunya, aku akan kembali lagi nanti, tolong jaga dia, aku pamit."Ucap Kenzie bangkit dari duduknya.
"Iya, baik tuan, berhati-hatilah dijalan."Saut bibi Rani.
Kenzie melangkah pergi dari kediaman keluarga Brian, dia menuju mobilnya yang terparkir digarasi dan melajukanya untuk pulang kerumah.
Selang beberapa menit Leo datang kekediaman Sheezy dan seperti biasa bibi Rani selalu meminta izin pada Sheezy setiap kali akan mempersilahkan tamu untuk masuk kerumah.
"Biarkan Leo masuk bibi Rani."Ucap Sheezy.
"Baik nona"Saut bibi Rani.
Bibi Rani keruang utama untuk menemui Leo, Leo bangkit dari duduknya setelah melihat kedatangan bibi Rani.
"Tuan Leo, mari saya antar kekamar nona Zy."Ucap bibi Rani sopan.
"Baik bibi Rani."Saut Leo.
Bibi Rani melangkah didepan Leo untuk mengantarkanya kekamar Sheezy, bibi Rani mengetuk pintu dan membukanya, dia mempersilahkan Leo untuk masuk, Leo pun masuk dan bibi Rani menutup pintunya.
"Masuklah Leo, jangan sungkan."Ucap Sheezy bangkit dari tempat tidurnya.
Sheezy duduk disofa bad besar didalam kamar mewahnya, Leo menatap wajah Sheezy yang pucat dan tidak bersemangat, Leo menghampirinya dan duduk didekatnya.
"Maaf aku baru datang, aku melewatkan pemakaman kedua orang tuamu, aku baru tiba dari kota A dan langsung menemuimu, aku turut berduka atas musibah yang terjadi pada keluargamu, Kamu harus tetap semangat Sheezy."Ucap Leo meraih tangan Sheezy, dia menggenggamnya untuk memberikan kekuatan pada Sheezy.
"Terimakasih Leo kamu sudah datang menemuiku."Saut Sheezy.
"Wajahmu pucat, apa kamu tidak makan dengan baik?"Tanya Leo khawatir.
"Aku hanya belum lapar."Saut Sheezy.
"Kamu harus makan meski sedikit, Apa diatas meja itu makanan yang disiapkan bibi Rani untukmu? Kamu bahkan tidak menyentuhnya? Mau aku suapi?"Tanya Leo lembut.
"Tidak perlu Leo, aku belum lapar."Saut Sheezy.
"Makanlah sedikit saja."Pinta Leo membujuk.
"Tidak, aku tidak lapar."Saut Sheezy.
Leo menatap Sheezy yang kala itu kehilangan semangatnya, Leo mengkhawatirkanya, dia menemani Sheezy sepanjang waktu dan menyerahkan pekerjaanya dikantor pada sekertarisnya.
"Aku akan menemanimu malam ini, istirahatlah."Ucap Leo.
"Bagaimana dengan urusanmu?"Tanya Sheezy.
"Jangan khawatirkan aku, hari mulai larut kamu tidurlah aku disini bersamamu."Saut Leo.
"Besok aku ingin datang kemakam."Ucap Sheezy.
"Aku akan menemanimu kemakam besok."Saut Leo.
"Terimakasih Leo, kamu sungguh baik."Ucap Sheezy.
Leo bangkit dari duduknya dan mengulurkan tanganya pada Sheezy, Sheezy menerima uluran tangan Leo, dia bangkit dan melangkah bersama Leo menuju tempat tidur, Sheezy berbaring dan Leo menyelimutinya.
Leo duduk diatas tempat tidur didekat Sheezy, dia memperhatikan tiap inchi dari wajah Sheezy yang pucat, Leo pun mematikan lampu kamar dan menghidupkan lampu duduk yang ada diatas meja didekat tempat tidur Sheezy.
Sheezy tidak merasa kesepian lagi karena ada Leo yang menemaninya, Sheezy pun bisa tidur dengan lelap malam itu, dia tidak cukup kuat menghadapi kenyataan, hanya saja dia berpura-pura kuat didepan semua orang.
"Kamu bahkan menangis saat tidur Zy, jangan takut, aku akan menjagamu."Ucap Leo sambil mengusap air mata sheezy.
Leo terjaga sepanjang malam, dia duduk dikursi disamping tempat tidur Sheezy, menggenggam tanganya sepanjang malam.
"Aku akan sangat bahagia jika sepanjang hidup bisa berada disampingmu seperti ini, aku sangat menyukaimu."Ucap Leo sambil mencium tangan Sheezy.
Waktu terus berputar tiada henti, rumah mewah bak istana itu sangat sepi dan gelap, didalamnya hanya tersisa kesedihan, waktu sudah menunjukan pukul 04:50, Leo mencium tangan Sheezy dan dia merebahkan kepalanya didekat tangan Sheezy, Leo ikut terlelap bersamanya malam itu.
Langit gelap bergejolak perlahan merubah warnanya, cuitan burung-burung mulai terdengar lagi sangat nyaring, embun pagi yang membasahi jendela besar nan tinggi didalam kamar Sheezy mulai menetes, pagi itu sangat cerah.
Sheezy membuka mata, dia menoleh kesisi kananya dan menatap Leo yang tertidur dengan tanganya yang menggenggam tangan Sheezy sangat erat.
Sheezy bangkit, dia ingin melepaskan genggaman tangan Leo namun dia takut akan mengganggu tidurnya.
"Aku ingin kekamar mandi."Ucap Sheezy.
Sheezy melepaskan genggaman Leo perlahan dan bangkit dari tempat tidurnya, dia menyelimuti tubuh Leo yang tertidur duduk dikursi didekat tempat tidurnya.
Sheezy kekamarmandi untuk membersihkan diri dipagi hari, turun kebawah dan menemui bibi Rani, Sheezy kembali lagi kekamarnya dan duduk didekat Leo, dia menatapnya.
Perlahan Leo membuka matanya dan samar-samar dia melihat wajah Sheezy.
"Kamu sudah bangun? Apa mimpimu indah?"Tanya Sheezy tersenyum.
"Ah~ sudah pagi..."Tanya Leo bangkit.
"Mandi dan sarapanlah Leo, bibi Rani memasak spesial untukmu."Ucap Sheezy.
"Baik, aku akan membersihkan diri dulu, aku pinjam kamar mandimu."Saut Leo bangkit dari duduknya.
"Apa kamu ada baju ganti? mau pakai baju papah?"Tanya Sheezy.
"Kebetulan aku ada banyak baju dimobil, aku akan mengmbilnya sebnetar."Saut Leo.
"Baiklah."Saut Sheezy.
Leo keluar dari kamar Sheezy, dia turun menapaki anak tangga satu per satu menuju mobil untuk mengambil pakaianya dan kembali untuk membersihkan diri.
Leo keluar setelah dia telah siap dan menghampiri Sheezy yang sedang bersama bibi Rani dilantai dasar, Leo memperhatikan Sheezy yang sedang membantu bibi Rani menyiapkan sarapan untuknya, meski sebenarnya Sheezy belum pernah melakukan aktivitas didapur.
"Kenapa repot-repot sekali?"Tanya Leo.
"Tidak apa-apa tuan Leo, lagi pula anda sudah berbaik hati menemani nona Zy sepanjang malam."Ucap bibi Rani tersenyum.
Merekapun mulai bergegas untuk sarapan bersama, dikeluarga Brian pelayanpun ikut makan bersama dimeja makan, mereka tidak membandingkan status sosial seseorang, bagi mereka orang-orang yang tinggal bersama mereka adalah keluarga, terlebih bibi Rani sudah mengabdi dikeluarga Brian sejak Sheezy masih didalam kandungan Ny. Rose, bibi Rani orang yang sangat penting bagi Sheezy.
"Nona Zy sarapanya dihabiskan."Ucap bibi Rani menyuguhkan sarapan Sheezy.
"Iya."Saut Sheezy.
Sheezy bilang "Iya" tapi dia tidak memakan sarapanya, dia hanya diam menonton Leo dan bibi Rani melahap sarapan mereka.
"Sheezy, knapa kamu tidak sarapan? makanlah sesuatu meski sedikit."Pinta Leo.
"Tenang saja Leo, aku akan makan saat aku ingin."Saut Sheezy.
"Tapi sejak kemarin kamu tidak makan apapun."Ucap Leo.
"Aku baik-baik saja."Saut Sheezy.
"Terkadang kamu juga sangat keras kepala."Ucap Leo tidak senang.
Sheezy hanya tersenyum dan menonton, hari itu cuacanya sangat cerah Sheezy dan Leo bergegas kemakam tuan Brian dan Ny. Rose, mereka berjalan santai karena lokasi makam yang tidak terlalu jauh dari kediaman keluarga Brian, sepanjang jalan Sheezy hanya diam, sesuatu telah membebaninya namun dia tidak mengatakanya.
Di saat tersulitpun Sheezy hanya menyimpanya sendiri, dia tidak mau bercerita tentang masalah pribadinya dan hanya memikirkanya sendiri karena dia hanya dapat terbuka kepada satu orang yaitu Julio.
Namun sekarang Julio semakin menjauh dari pandanganya, saat ini Sheezy hanya berpikir untuk apa banyak berbicara? ini hidup yang harus dijalani, setiap manusia memiliki kesulitanya masing-masing dan harus menghadapinya masing-masing.
Entah sejak kapan Sheezy yang manja dan arogan memiliki pemikiran seperti itu, yang jelas apa yang telah terjdi pada dirinya membuat dia banyak termenung dan berpikir, membuatnya perlahan menyadari akan sesuatu yang tidak pernah dia sadari sebelumnya, semua yang terjadi padanya membuat Sheezy perlahan mulai mengerti akan sesuatu yang tidak pernah dia mengerti sebelumnya.
Dia telah banyak belajar dari kematian kedua orang tuanya, termasuk dia yang harus siap menjalani kehidupan tanpa kedua orang tua yang selama ini mengayomi dan melindunginya terutama secara finansial dan limpahan kasih sayang.
**
Halo Readers yang cantik dan ganteng...
ini adalah Novel pertamaku😍
Suka?
Dukung author dengan cara:
VOTE
LIKE
FAVORIT
KOMEN Sopan
Dukungan kalian sangat berarti 😀🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Rizma
sama Leo aja
2020-08-27
1
Demi Haryani
sepertinya akan lerjebsk dalam Cintya zy
2020-04-26
1