"Kak, aku merasa pria itu sejak tadi menatapku, tatapan matanya sangat mengerikan." Ucap Sheezy berbisik ditelinga Julio.
Mendengarnya Julio pun menoleh ke arah di mana Kenzie duduk hingga membuat ke dua pria itu lantas saling menatap sangat tajam.
Kembali memandang Sheezy, Julio pun tersenyum padanya seraya ia mengucap. "Apa yang kamu takutkan? ada aku disini dan tidak satu orangpun bisa menyakitimu." Sahut Julio, ia bicara begitu tenang.
Kenzie yang awalnya datang hanya untuk mengunjungi salah satu Mall Zeo miliknya, ia tidak menduga jika harus merasa tertarik pada seorang wanita cantik yang sedang duduk bersama seorang pria didalam restoran itu hingga membuatnya langsung masuk kedalam tanpa berfikir panjang.
Kini Kenzie masih seperti itu. Ia duduk di sana dan tidak mampu mengalihkan pandangannya. Entah apa yang ada didalam pikiranya saat ini? yang jelas tatapan Kenzie mampu membuat Sheezy merasa tidak nyaman dan kehilangan selera makan.
Menyadari kehadiran Kenzie. Manager restoran dan semua pelayan mulai berdatangan untuk memberi salam hormat pada tuan muda ZEO itu.
"Selamat datang tuan Kenzie, kami siap melayani anda." Ucap Manager restoran itu dengan penuh rasa takut padanya.
"Pergilah! Aku tidak menginginkan apapun." Sahutnya. Jawaban itu terdengar sangat dingin namun focus mata Kenzie sungguh tidak bisa ia alihkan dari sosok Sheezy Lusiana Brian.
Sejak Kenzie hadir. Sheezy menyadari jika sejak awal kedatangan pria itu, dia memandang dirinya dari ujung kaki hingga unjung kepala dan semua itu mampu membuat gadis itu kehilangan selera makannya.
"Aku tidak bisa menelan makanan ku."
Merasa cukup dengan situasi ini. Sheezy lantas meletakkan sendok dan garpunya di atas piring lalu ia raih tas miliknya yang ia simpan di kursi kosong di dekatnya.
"Kak Julio, Aku ingin pulang sekarang." Ucap Sheezy.
Mengangkat pandangan Ketika ia melihat gadis itu bangkit dari duduk. Julio pun segera bergegas.
"Baik. Mari kita pulang." Sahutnya.
Julio pun bangkit dari kursinya. Ia melepaskan Jas yang saat ini melekat di tubuhnya untuk ia memakaikannya di tubuh Sheezy lagi.
Meraih pinggang ramping Sheezy Lusiana Brian. Julio lantas membawanya pulang setelah ia menyelesaikan pembayaran.
Melihat gadis itu pergi Kenzie pun tersenyum sinis seraya ia menatap ke arah Sheezy dan Julio yang melangkah semakin menjauh darinya dan menghilang dari pandanganya.
"Kita pulang!" Ucap Kenzie, ia bangkit dari duduk lalu meninggalkan tempat itu.
Saat hari mulai gelap dan mereka telah puas menghabiskan waktu bersama, Julio dan Sheezy kini telah sampai dirumah keluarga Brian, pria itu keluar dari dalam mobilnya lalu berlari kecil untuk membukakan pintu mobil Sheezy.
“Terimakasih kak Julio.” Ucap Sheezy seraya ia keluar dari dalamnya.
Tanpa kata Julio lantas meraih ke dua telapak tangan Sheezy untuk ia menggenggamnya.
“Aku lah yang seharusnya berterimakasih pada mu. Sheezy Lusiana Brian, terimakasih banyak untuk hari ini. Sungguh! Aku sangat bahagia bisa menghabiskan hari ku bersama mu.” Ucap Julio.
“Iya, aku pun sama. Kak Julio, aku bahagia menghabiskan hari ku bersama mu.” Sahutnya lalu senyum manis terlihat di sana. Di wajahnya yang sangat cantik.
“Malam ini tidurlah yang nyenayak. Dan, jangan lupa memimpikan aku.”
“Tentu saja. Aku akan tidur nyenyak malam ini dan aku akan menendang mu di sana.”
Julio pun tersenyum mendengarnya hingga perlahan keduanya hanya diam dan saling menatap sangat dalam.
"Zy, apa hari ini kamu sungguh bahagia?" Tanya Julio.
"Tentu saja kak Julio, lain kali jangan ajukan pertanyaan sebodoh itu padaku." Sahut Sheezy.
Melangkah maju mendekati Julio, Sheezy lantas tersenyum padanya. Di bawah hamparan bintang dan rembulan. Ia semakin dalam menatap teman kecilnya.
"Selamat ulang tahun kak Julio. aku mau kamu selalu sehat untuk menjagaku seperti ini, aku sungguh hanya bergantung padamu, kamu adalah segalanya di dalam hidup ku." Ucap Sheezy lalu ia peluk tubuh Julio seraya memejamkan mata dengan hembusan nafas panjangnya. Ia memeluknya semakin erat.
Mendengarnya. Julio lantas membalas pelukan gadis itu dengan dekapan hangat tubuhnya. Ia pejamkan mata seraya ia mencium puncak kepala Sheezy.
"Aku sungguh bahagia melihat mu seperti ini. membutuhkan aku, bergantung padaku, aku… sungguh sangat ingin menikahi mu Sheezy."
Melepaskan pelukan. Sheezy lantas tersenyum lalu memutar tubuh untuk ia masuk ke dalam rumah. Tapi, sesuatu telah ia lupakan maka langkah kakinya kembali terhenti untuk ia kembali mendekat padanya.
"Ka Julio, aku minta maaf karena belum menemukan hadiah yang spesial untuk mu."
"Jangan pikirkan itu."
“Dan, aku memutuskan untuk mencoba bekerja dulu. Mamah sudah mengirim CV ku ke perusahaan-perusahaan besar di kota ini.”
"Kenapa tidak bekerja di perusahaan Ayah mu atau diperusahaan ku saja?"
"Itu terlalu mudah untuk ku, Aku tidak mau."
"Jika begitu aku akan selalu mendukung mu." Ucap Julio seraya ia mengelus puncak kepala Sheezy.
Melangkah mundur. Sheezy tersenyum lalu melambaikan tangan. "Aku masuk ya, dah kak..."
"Daahhh..." Sahut Julio, ia membalas lambaian tangan dan senyuman Sheezy.
Julio beranjak pergi dari kediaman Brian setelah ia memastikan Sheezy kembali dengan selamat. Di sepanjang jalan ia mengendarai mobil mewahnya. Julio terus senyum-senyum sendiri ketika ia teringat jika Sheezy sangat bahagia saat bersamanya.
"Aku memiliki harapan yang begitu besar pada mu, Sheezy... aku ingin menghabiskan sisa usia ku Bersama mu."
🌼
Satu minggu telah berlalu. Kini nyonya Rose mengetuk pintu kamar Sheezy seraya ia mengucap. “Sayang besok perusahaan ZEO memanggil mu untuk wawancara.”
Mendengarnya. Sheezy yang sedang berbaring di atas tempat tidur dengan buku novel romace di genggaman tangan pun lantas menoleh ke arah pintu kamarnya. Ia beranjak duduk penuh tanya.
"Apa mah? ZEO? Tidak salah? kenapa harus ZEO? apa tidak ada perusahaan lain mah?" Sahut Sheezy dari dalam kamarnya.
"Tidak ada. Pokoknya papa mu bilang kamu harus bekerja di sana. Lagi pula perusahaan itu sangat besar dan cocok untuk mu. kali ini mamah harap kamu tidak melawan oke?" Ucap tegas Ny. Rose.
"Ia~ ia~" Sahut Sheezy.
“Tapi, kenapa harus ZEO? Bukankah perusahaan itu di pimpin oleh Kenzie? Meski ZEO perusahaan yang sangat besar. Mengingat cara Kenzie menatapku waktu itu? Aku pasti akan mati kering karena takut padanya!”
Merasa sakit kepala meski hanya memikirkannya saja. Sheezy lantas menimpa kepalanya sendiri dengan bantal seraya sepasang kakinya begitu lincah menendang-nendang selimut.
"Kenapa harus ZEO?" Keluhnya.
Waktu terus berputar. Hari semakin larut. Lampu di setiap ruangan rumah keluarga Brian satu per satu mulai meredup hingga suasana mulai sunyi. Rumah mewah dan megah itu pun sangat tenang.
Sheezy sudah pulas di atas tempat tidurnya, ia mulai menyambut mimpinya malam itu sampai tiba saat dimana langit yang gelap menjadi terang Kembali. Sheezy membuka kedua kelopak mata dan mulai menyambut harinya.
Wanita cantik itu masih berbaring malas ditempat tidur. ia menoleh ke sisi kanan dan meraih ponsel yang ia letakkan di atas nakas untuk mematikan alarm yang terus berdering lalu ia simpan kembali ponsel itu ke tempatnya semula.
Meski malas. ia terpaksa harus bangkit. Sheezy melempar selimut tebal yang membalut tubuhnya lalu menurunkan sepasang kaki untuk memakai alas.
Menghampiri jendela besar di dalam kamarnya. Sheezy lantas menghembuskan nafas hangatnya untuk ia membuat pola tanda cinta di sana di sertai nama seorang pria di bawahnya.
“Aku mencintai mu kak Julio.”
Mengucap lembut dengan senyum manis yang terlukis indah di wajahnya. Sheezy lantas membuka jendela kamarnya lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Hari ini adalah hari di mana Sheezy harus datang ke perusahaan ZEO untuk wawancara meski malas nampak sangat jelas mendominsai dirinya. Ia tetap harus melakukannya.
“Sempurna.” Kata itu mampu mewakili dirinya ketika ia tersenyum memandang diri dari dalam cermin besar yang berada tepat di hadapannya saat ini. Sheezy telah siap. Maka ia meningglkan sosok cantik di dapannya untuk segera menemui ibunda di lantai dasar rumah mereka.
“Maaah…” Panggil Sheezy ketika ia menapaki akan tangganya yang terakhir.
Masuk ke dalam ruang makan. Sheezy pun duduk lalu nyonya Rose mulai melayaninya untuk sarapan.
“Papah belum turun mah?”
“Papah mu sudah berangkat.”
“Loh? Kok berangkat? Aku kan sudah bilang tunggu.”
“Kamu terlalu lama, papah mu sedang ada rapat penting.”
“Lalu bagaimana denangan ku?”
“Tenang saja. Mamah sudah minta menantu mamah untuk mengantar mu.”
“Menantu mamah?”
“Iya. Julio, Menantu mamah.”
“Apa sih mamah. Jangan sembarangan bicara seperti itu di hadapan kak Julio.”
“Iya~”
"Ka Julio? Untung papah pergi duluan."
Senyum-senyum sendiri. Sheezy pun langsung bergegas ketika ia mendengar suara bell di rumahnya berbunyi.
“Mah aku pergi.” Ucapnya seraya ia meraih tas lalu mendekat ke arah nyonya Rose untuk mencium ke dua pipinya. “Bye mah.”
Melangkah kian lebar. Gadis itu menggunakan ke dua tangannya untuk ia membuka pintu hingga pemandangan indah lantas melukis senyum manis di wajahnya.
"Hai Zy, apa aku terlambat?"
“Tidak.”
🌼Day's Eye🌼
Dukung author agar rajin Up dengan cara: VOTE, LIKE, LOVE dan KOMEN sopan ya guys......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Alya Alghazali
Cha Eun wu 💙💙
2020-09-29
2
ZalikaAngel 🤧🥀❣️
aku sudah Like dan vote 5 bintang
silakan mampir di chat story ku “culun X Populer"
jangan lupa tinggalkan jejak
2020-05-29
1
Lisa Mondes
😍🤗
2020-04-01
2