Pergi minggalkan kediaman Brian. Di sepanjang jalan Julio terus tersenyum ketika ia mendengarkan ocehan Sheezy tentang mobil barunya.
“Baguslah jika mobil mu rusak.”
“Apanya yang bagus?”
“Bagus. Karena aku bisa mengantar mu kemanapun setiap hari.” Ucap Julio lalu ia menoleh untuk menatap gadis yang juga sedang memandangnya saat ini.
“Apa sih.” Gumam Sheezy lalu ia melempar pandangan ke luar jendela untuk menyembunyikan senyum manis dan rona merah di wajahnya.
Telah sampai di Perusahaan ZEO. Julio menepikan mobilnya lalu Sheezy mulai bergegas. “Kak, kamu mau menunggu ku atau pulang?” Tanya Sheezy.
“Aku akan menunggu mu di sini, telpon aku jika ada sesuatu. Mengerti?”
“Iya.” Sahutnya lalu keluar dari dalam mobil.
Melihat Sheezy pergi. Senyum di wajah Julio pun memudar ketika ia merasa khawatir akan lingkungan baru yang akan di hadapi gadis itu. Tentu perasaan khawatir itu muncul karena Julio selalu menginginkan Sheezy selalu bersamanya dan hanya mengenal dirinya meski ia tahu jika itu sangatlah egois.
“Lihat diri mu sekarang. Sudah dewasa dan aku harus mengikat mu secepat mungkin.”
Hari itu Sheezy sangat cantik. Ia mengenakan rok mini dan kemeja berwarna peach dengan tas mahal yang ada di lenganya, rambutnya panjang bergelombang, sangat halus dan sesekali ia mengibasnya, terus melangkah lalu masuk ke area lobby utama untuk menemui resepsionis.
Ia melihat dua resepsionis berdampingan di belakang meja. mereka nampak rapih dan cantik, tegap dan anggun, ke dua resepsionis itu menatap kedatangan Sheezy yang sangat cantik, Sheezy yang mengalihkan pandangan semua orang yang ada di tempat itu dan Sheezy yang melangkah anggun penuh percaya diri.
"Permisi, aku mau wawancara hari ini." Ucap Sheezy pada resepsionis yang mematung menatapnya.
Sejenak terasa sepi. Perlahan mereka pun tersentak dari lamunan. "Ah~ tunggu sebentar nona, silahkan duduk saya akan menghubungi tuan."
Mendengarnya Sheezy pun mengangguk namun ia tidak patuh. Ia hanya berdiri memperhatikan satu dari dua resepsionis itu mulai melakukan panggilan dan berbicara dengan seseorang di sebrang telponnya.
“Halo tuan, nona Sheezy sudah datang.”
“Baik tuan.”
Meletakan telponnya kembali ke tempat semula. Resepsionis itu lantas tersenyum manis pada Sheezy seraya ia mengucap. “Tuan akan datang sebentar lagi.”
“Siapa tuan yang kamu maksud? Ah~ maksud ku apa jabatannya?”
“Tuan Kenzie. Dia adalah Presdir ZEO. Ah~ itu tuan sudah datang.”
Melihat ke mana arah resepsinis itu menatap. Sheezy pun hanya diam ketika ia kembali melihat sosok seorang Kenzie lagi.
Sekilas yang ia tahu tentangnya. Kenzie adalah Presiden Direktur ZEO. Ia memimpin perusahaan itu sejak berusia 18 tahun. Dulu, ZEO adalah perusahaan terbesar, ZEO dan Star Group menguasai bisnis dikota itu. Tapi, dulu ZEO sempat terpuruk cukup lama dan mulai bangkit menjadi lebih kuat dari sebelumnya semenjak ZEO di pimpin oleh Kenzie di usianya yang masih sangat muda. sekarang usia Kenzie baru memasuki 25 tahun. Ia muda, tampan dan cerdas. namun seperti singa di dalam dunia bisnis yang siap menghancurkan lawan hanya dengan cakar dan taring panjangnya.
Kenzie adalah seorang yatim piatu sejak kecil. Ia di rawat oleh kakeknya dan didik menjadi pria kuat yang tidak mengenal air mata. didikan sang kakek yang begitu keras menjadikan Kenzie tumbuh menjadi seorang pria muda yang kejam dan keras kepala, Ia bahkan telah banyak menghancurkan perusahaan yang menghalangi jalanya untuk semakin maju dan sukses tanpa sedikit pun rasa iba.
Semua karyawan patuh padanya. Mereka melaksanakan apapun tugas darinya meski itu tidak masuk akal. Kenzie sangat tegas dan berwibawa. Hanya dengan melihatnya semua karyawan hormat dan takut. Apalagi saat mereka menerima tugas darinya, "Iya" adalah satu-satunya jawaban yang harus mereka ucpakan padanya.
Hari ini Kenzie datang. Ia melangkah cepat seraya melepaskan Jasnya. Di mana pun ia bebas melakukan dia inginkan dan dia sukai. Tidak ada satu orang pun yang berani untuk menasehatinya.
Mulai memasuki lift di ikuti assistant setianya yang bernama Pras, hari ini Kenzie akan mewawancarai Sheezy.
Sheezy terus menatap Kenzie yang bahkan datang kekantor dengan penampilan sesuka hatinya, meski memang terlihat sangat tampan dan keren.
"Apakah tuan mu bekerja dengan kaos itu?" Gumam Sheezy.
Tersenyum saat mendengarnya, resepsionis itu lantas menjawab. "Tuanku selalu melakukan apa yang ingin ia lakukan. mari nona saya antar." Ucapnya.
"Baik." Sahut Sheezy lalu bergegas menuju ruangan Kenzie.
Resepsionis mengetuk pintu lalu membukanya. Ia memberi salam pada Kenzie dengan cara membungkukan tubuh tepat di hadapan dia yang duduk di kursinya.
“Keluar.”
Perintah itu tercucap dari mulut Kenzie. Terdengar sangat datar dan dingin cara ia memperdengarkan suaranya pada Sheezy yang hanya diam di belakang tubuh resepsionis yang mengantarnya.
Seolah telah memahami sosok tuannya. Resepsionis itu kembali membungkukan tubuh lalu pergi meninggalkan Sheezy di sana. Ia bahkan menutup pintu dan itu mampu membuat nyali Sheezy menciut begitu saja.
Hanya diam berdiri di kejauhan. Sheezy pun mulai mendekat dan tidak mengerti akan apa yang harus ia lakukan ketika Kenzie tidak mempersilahkannya untuk duduk.
Cukup lama berdiri di hadapannya hanya terpisahkan sebuah meja besar dengan barang-barang mewah di atasnya. Sheezy pun mulai kesal di dalam hati ketika sepasang kakinya kini mulai kebas karena high hils 7 cm nya.
“Apa-apaan ini? Dia tidak mempersilahkan aku untuk duduk? Apa aku harus berdiri seperti ini terus? Tapi, sampai kapan?”
Memanggil Sheezy dengan dalih untuk mewawancarainya. Nyatanya Kenzie hanya focus pada ponselnya. Ia tidak mengucapkan apa pun, tidak juga mengangkat pandangan untuk sedetik saja melihat Sheezy yang seperti orang bodoh berdiri di hadapannya.
“Apa dia sedang mempermainkan aku?”
Brakk!!
Meletakkan ponsel di atas meja dengan cara melemparnya. Kenzie lantas mencondongkan tubuh ke sisi meja seraya ia mulai menatap sosok gadis yang ada di hadapannya.
“Apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Kenzie.
“Apa yang kau lakukan? Apa maksudnya?!”
“Apa yang kau tunggu?”
“Apa?!”
“Bukankah seharusnya kau keluar Bersama resepsionis ku?”
“What???”
“Cih!”
Tersenyum kecut seraya melempar pandangan ke sisi lain. Sungguh! Sheezy tidak dapat mengerti pria itu.
“Saiko!”
Menggertakkan gigi lalu pergi tanpa mengucap sepatah kata pun. Sheezy terus mengumpat Kenzie di dalam hati Ketika ia sungguh sangat kesal terhadap sikapnya.
“Apa-apaan ini! Wawancara apa?! Gila!”
Ucapnya seraya ia berjalan kasar dan resepsionis bisa mendengar ucapan kasar Sheezy ketika mereka melihat wanita itu pergi dengan amarahnya.
“Tuan tidak berubah.” Gumam mereka.
"Pria gila! Manusia macam apa dia? memperlakukan aku seperti orang miskin yang butuh uang. apa dia tidak tahu jika aku putri sematawayang keluarga Brian? haaiihh~ membuatku kesal! Memanggil ku hanya untuk di permainkan. Tidak waras!"Gumam Sheezy.
Masuk ke dalam mobil Julio. Sheezy hanya diam menatap ke luar jendela meski saat ini pria itu memperhatikannya.
“Ada apa?”
“Tidak ada.”
Tahu betul jika saat ini suasana hati Sheezy sedang tidak baik. Maka Julio tidak akan mempurburuknya dengan ia banyak bertanya.
*Diruangan Kenzie
"Katakan padanya. Besok dia mulai bekerja sebagai sekertaris pribadi ku." Ucap Kenzie seraya ia menatap mobil yang di tumpangi Sheezy mulai meninggalkan ZEO dan menghilang dari pandangannya. Kenzie lantas tersenyum misterius.
"Baik tuan." Sahut Pras.
Menghabiskan waktu bersama untuk membuat Sheezy melupakan rasa kesalnya. Saat langit kembali petang Julio membawanya ke sebuah restoran mewah untuk makan malam.
“Enak?” Tanya Julio.
“Mmm.” Sahutnya mengangguk lalu tersenyum. “Kak Julio sesalu tahu bagaimana cara membuat ku bahagia.”
“Aku bersama mu sejak kecil. Selalu berada di dekat mu saat suka dan duka. Kamu adalah bagian dari diri ku. Lalu? Bagaimana mungkin aku tidak bisa memahami mu? Sheezy Lusiana Brian. Kamu tahu? Aku lebih suka melihat mu tersenyum.”
Mendengarnya Sheezy pun tersenyum. Entah lah? Sesungguhnya Julio sangat menyukainya sejak lama. Namun, Sheezy masih seperti itu. Dia tidak dapat memahami segalanya dengan baik. Termasuk tentang dia, teman kecilnya.
“Apa kamu tidak mengerti maksud ku Sheezy?” Batin Julio.
“Apa yang terucap dari mulut mu selalu membuat ku salah paham kak Julio. Aku merasa jika kamu menyukai aku. tapi, seharusnya aku sadar jika apa pun yang terjadi di antara kita hanyalah sebatas kamu yang menyayangi aku layaknya teman kecil mu. Tidak lebih. Sheezy… Tolong jangan menyalah artikan semua tetangnya. Tolong jangan menyukai dia karena itu akan menghancurkan segalanya.” Batin Sheezy.
Melukis senyum dalam diam. Sheezy pun tidak mampu mengalihkan pandangannya dari sosok seorang Julio.
“Kak Julio.” Panggil Sheezy lalu Julio pun menatapnya. “Jangan tersenyum seperti itu.” Pintanya.
“Kenapa?”
“Karena senyuman mu akan membuat ku jatuh cinta pada mu.”
Tersenyum ketika ia merasa Sheezy menggodanya. Julio pun melanjutkan makan bersamanya di sana.
"Kak, aku dengar di sebrang jalan sana ada pasar malam. Mau pergi bersama ku untuk melihat-lihat?”
"Bukan ide yang buruk, habiskan dulu makananmu."
"Ka Julio, Entah apa yang aku rasakan sekarang pada mu? aku terus berusaha untuk memahaminya. aku suka berada di dekatmu, aku menyuaki semua tentang mu, aku gugup di sisi mu seperti ini. Tapi, sepertinya aku tidak bisa melangkah lebih jauh dari ini. aku takut kamu akan menjauh dari ku jika kamu mengetahui perasaan ku yang sebenarnya padamu."
Selesai makan mereka meninggalkan restoran untuk pergi ke pameran yang berada di sebrang jalan.
“Kamu sungguh ingin pergi ke sana?”
“Iya kak.”
“Jika begitu ayo.” Ucap Julio lalu ia meraih pergelangan tangan kanan Sheezy untuk menyebrang di atas zabra cross.
Melihat punggung Julio, melihat begitu erat pria itu menggenggam tangannya. Sheezy pun tersenym. Sungguh! Ia sangat bahagia.
"Lihat diri mu kak. aku suka cara mu menggenggam tangan ku seperti ini, memeluk ku, mencium kening ku. Sejujurnya aku sungguh berharap kita lebih dari sekedar teman kecil."
"Kak."
"Iya." Sahut Julio terhenti lalu menoleh.
"Aku..." Ucap Sheezy begitu dalam menatap matanya.
"Katakan." Sahut Julio, ia pun membalas tatapan matanya.
"Akuuu...... aku mau ke toilet!" Ucapnya lalu melepaskan genggaman tangan Julio untuk pergi meninggalkannya.
Hanya diam Julio memandangnya. Dia yang telah pergi setelah melepaskan genggaman tangannya.
“Apa yang aku harapkan?” Gumam Julio tertunduk kecewa.
Sementara itu Sheezy terus mengumpat diri sendiri ketika dengan bodohnya ia hampir saja mengungkapkan cinta pada teman kecilnya itu.
"Apa aku bodoh? kenapa aku bertindak ceroboh? Sheezy! Jangan katakan apa pun padanya! jika tidak kamu akan menyesal!"Gumamnya seraya melangkah semakin jauh meninggalkannya.
"Nona. Lihatlah liontin ini, ini satu pasang. Liontin ini spesial untuk seseorang yang sangat penting di dalam hidup mu." Ucap pedagang yang menawarkan sebuah liontin padanya.
Sheezy pun menoleh. Ia mendekat dan menatap ke dua liontin itu.
"Liontin yang indah."
"Aku mau liontin ini, bungkus untuk ku."
"Baik nona, tunggu."
Kembali menemui Julio ketika ia telah mendapatkan liontin sebagai hadiah ulang tahun darinya. Sheezy sangat berharap pria itu pun akan menyukainya. Sama seperti dirinya.
🌼Day's Eye🌼
Dukung author agar rajin Up dengan cara: VOTE, LIKE, LOVE dan KOMEN sopan ya guys......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Naoki Miki
haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss bacaa jan lupa tingglkan jejaakk🤗
tkn prfil q ajaa yaa😍
vielen danke😘
2020-10-20
1