Sheezy Lusiana Brian, ia di diagnosa memiliki lemah jantung sejak lama hingga membuat kondisi tubuhnya jauh lebih lemah di bandingkan dengan gadis normal lainnya.
Seperti pagi ini, gadis itu hanya berbaring lemas di atas tempat tidur mewahnya dengan sebuah handuk kecil berwarna putih yang memiliki suhu hangat di keningnya.
“Mual, pusing sekali.” Gumamnya.
Hanya diam menatap ke langit-langit, Sheezy tahu, jika mentari pagi ini sudah semakin tinggi dan seharusnya ia sudah berada di kantor untuk bekerja. Tapi, apa daya? Ia tidak cukup kuat untuk melakukan semua itu.
Wajahnya pucat, lemas dan sesekali ia menyeka air mata yang mengalir dengan sendirinya karena demam tinggi mencapai 39 derajat celcius.
“Sayang, ayo ke rumah sakit, kamu demam.” Ucap nyonya Rose.
“Tidak perlu mah, aku hanya butuh istirahat.” Sahutnya.
“Tapi tidak baik jika di biarkan.”
“Jika begitu minta dokter saja yang datang ke rumah.”
“Dokter Khelvin baru bisa datang jam 09:00.”
🌼
Sedangkan di Perusahaan ZEO, Kenzie mengamuk kepada semua bawahannya karena ia tidak melihat kehadiran Sheezy di ruangannya sampai saat ini.
“Sudah jam 08:30! Cepat panggil dia!” Perintahnya.
Tok… tok…
Mengetuk pintu lalu masuk, tuan Pras lantas merunduk sopan di hadapan tuannya setelah ia mendapatkan informasi dari nyonya Rose melalui sambungan telpon.
“Tuan.” Sapa tuan Pras.
“Katakan!”
“Saya sudah menghubungi kediamannya. Nyonya Rose, dia adalah ibunda nona Sheezy. Dia bilang nona Sheezy tidak bisa datang untuk bekerja karena sedang sakit, sejak semalam.”
“Sakit?” Gumam Kenzie. Kini, kepalan tangannya perlahan mulai terbuka. “Apa mereka sudah membawanya ke rumah sakit?”
“Nona Sheezy menolak, maka nyonya Rose memohon izin untuk nona Sheezy beristirahat di rumah hari ini, sampai ia pulih.”
“Pergilah.”
“Baik tuan, permisi.”
Melihat tuan Pras pergi dan menghilang di balik pintu bersama assistentnya yang lain. Kenzie lantas meraih ponselnya lalu terdiam dengan ibu jari yang mengambang, ia ragu untuk menghubungi wanita itu, meski ia sangat ingin mendengar suaranya.
“Sakit? Apa karena semalam?” Gumam Kenzie.
Tapi, sekilas Kenzie mengingat perdebatannya dengan Sheezy saat di hotel tempo hari, jika gadis itu ingin mengundurkan diri karena tidak bisa bekerja untuknya. Maka pemikiran lain pun mulai mendominasi pria itu.
“Sakit? Atau, hanya sedang beralasan untuk menghindari ku?” Gumamnya lalu ia melakukan panggilan pada Sheezy secara langsung.
Deeerrttt…
Sheezy menoleh ke arah nakas yang terletak di sisi tempat tidurnya ketika ponselnya terus menerus bergetar.
“Siapa?” Gumamnya lalu ia raih ponsel itu. “Tuan Kenzie?”
Ragu, Sheezy sungguh tidak ingin menerima panggilan dari pria itu ketika sekilas ia langsung teringat kejadian semalam.
“Mempermalukan aku, lalu mencari ku?” Gumamnya lalu ia lemparkan ponselnya ke atas bantal di dekatnya.
Tapi, pria itu sungguh gila! Dia tidak memberi jeda pada panggilannya hingga membuat Sheezy tidak tahan lagi dan memutuskan untuk menerimanya.
“Halo.” Sapa Sheezy lalu ia jauhkan ponselnya dari telinga ketika mendengar Kenzie langsung berteriak padanya.
“Datang atau aku akan memperpanjang kontrak kerja mu!” Tandasnya memberi perintah.
“Aku sedang tidak enak badan.” Sahut Sheezy.
“Jangan beralasan! Atau kau akan menyesal!” Ucapnya lalu mengakhiri panggilan.
“Iiiiihhh! Presdir gila!”
Braakk!
Teriak Sheezy lalu ia lemparkan ponsel barunya ke sudut kamar.
🌼
Telah sampai di kantor meski sedang sakit. Sheezy lantas mengetuk pintu lalu masuk ke dalam ruangan untuk menghadap Kenzie yang ternyata sedang bersama Leo di sana.
“Selamat pagi.” Sapa Sheezy.
Kenzie dan Leo menoleh, mereka menatap gadis itu dan benar apa yang di sampaikan oleh tuan Pras pagi ini. Sheezy terlihat sangat buruk.
“Kemarilah.” Panggil Kenzie dan Sheezy lantas menghampirinya. “Pakaikan dasi ku.” Perintahnya seraya ia menyerahkan dasinya pada Sheezy.
“Baik.” Sahut Sheezy, ia menerima dasi itu dan duduk di dekat Kenzie ketika pria itu menepuk-nepuk ruang kosong di sisinya.
Leo dan Kenzie terus memperhatikannya. Gadis cantik yang terlihat sangat pucat dan lemas. Dia begitu focus memakaikan dasi di leher tuannya.
Melihat sosok Sheezy Lusiana Brian dari jarak dekat. Kenzie tidak dapat mengalihkan pandangannya kepada objek lain. Sungguh! Tiap inchi dari wajah gadis itu sangat indah di pandang mata, membuatnya lemah dan ingin bertekuk lutut di kakinya.
“Cantik, juga sangat harum.” Batin Kenzie.
“Sudah selesai. Apa masih ada yang lain?” Ucap Sheezy.
“Pergilah ke meja mu.” Sahut Kenzie.
Saling menatap, Sheezy lantas mengalihkan pandangan seraya ia meninggalkannya. Leo pun hanya diam ketika Sheezy berlalu tanpa menoleh ke arahnya, meski ia sangat ingin di sapa olehnya.
“Gadis yang dingin, aku menyukainya.” Gumam Leo, ia tersenyum sendiri dan sesekali menoleh ke arah meja kerja Sheezy.
“Apa yang kau lihat?” Tanya Kenzie, ia terlihat tidak baik-baik saja.
“Seorang gadis cantik yang sangat dingin.” Sahutnya lalu tersenyum.
“Aku memanggil mu kembali ke Busan, bukan untuk wanita.”
“Aku tahu, tapi aku tidak akan melewatkannya.”
Entah kenapa? Setiap kali Leo membahas tentang Sheezy, mendengar jika dia menginginkan gadis itu. Kenzie selalu saja merasa panas dan ingin menghancurkan apa pun yang ada di dekatnya.
Braakk!
Suara benturan itu terdengar sangat jelas. Kenzie dan Leo lantas menoleh ke arah sumber suara itu berasal hingga ke dua pria itu langsung bangkit dari duduk secara bersamaan ketika melihat Sheezy terjatuh dari kursinya.
“Sheezy!”
Bersama menghampiri Sheezy yang tergeletak di lantai bersama kursinya. Kenzie lantas mendorong Leo ketika ia melihat pria itu hendak meraihnya.
“Sheezy!” Panggil Kenzie.
Leo terdiam setelah di hempaskan. Sungguh! Ia tidak mengerti akan hal itu. Kenzie sangat kuat mendorongnya. Apakah dia sadar? Kenapa? Leo merasa, jika Sheezy adalah alasannya. Ia mulai memahami, jika wanita itu sangat penting bagi Kenzie karena semua itu nampak sangat jelas dari bagaimana reaksi pria itu saat melihatnya tidak beradaya.
Leo pun bangkit saat ia melihat Kenzie menggendong Sheezy meninggalkannya di ruangan itu.
“Aku sudah mengerti, tapi aku tidak mau berhenti.” Ucap Leo.
Mendapatkan perawatan di rumah sakit. Kenzie merasa tenang saat dokter mengatakan jika Sheezy akan segera sadar. Ia raih telapak tangan gadis itu dan mulai menggenggamnya sangat erat.
Di saat itu Leo hanya diam berdiri di pintu menatapnya. Melihat Kenzie begitu dalam menatap wanita yang sama dengannya.
“Kamu begitu rapuh, bagaimana bisa aku menghancurkan mu?” Gumam Kenzie lalu ia tertunduk di sisinya, semakin erat tanpa celah ia menggenggam tangannya.
“Kau menyukainya?” Tanya Leo. Ia bersandar di pintu dengan sepasang tangan yang melipat di dada.
“Kau bisa kembali sekarang.” Sahut Kenzie.
“Aku akan menetap.” Sahut Leo.
“Kau pikir aku mau berbagi wanita dengan mu?” Tanya Kenzie.
“Itu masalah mu.” Sahut Leo lalu ia mendekat, menarik kursi dan duduk di hadapan Kenzie yang begitu tajam menatap matanya.
Hanya terpisahkan ranjang tempat Sheezy berbaring saat ini. Kenzie lantas kembali menundukkan kepala lalu ia satukan keningnya pada punggung telapak tangan Sheezy Lusiana Brian.
🌼Day's Eye🌼
Dukung author agar rajin Up dengan cara: VOTE, LIKE, LOVE dan KOMEN sopan ya guys......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Lisa Mondes
gagal ternyata🤣😂
2020-04-01
1