"Ka Julio."Ucap Sheezy lirih.
Julio terpaku tak mampuh berkata-kata, dengan cepat Sheezy bangkit dari tempat tidur dan menghempaskan tubuh Kenzie dari atas tubuhnya, Sheezy berlari dan memeluk Julio, Julio hanya diam tidak merespon pelukan Sheezy dan hanya menatap Kenzie yang duduk diatas tempat tidur dengan senyum piciknya.
Julio menatapnya dengan tatapan mematikan, Kenzie menyeringai, dia mengibas rambutnya kebelakang dengan tatapanya pada Julio yang sulit diartikan, sekali lagi rencananya berhasil.
"Ka Julio aku sangat merindukanmu."Ucap Sheezy memejamkan mata mendekap tubuh bidang Julio.
Julio hanya terdiam, dia tidak merespon perkataan Sheezy, Julio menggertakan giginya, matanya memerah dan berkaca, urat-urat diwajahnya nampak sangat jelas, dia mengepalkan kedua telapak tanganya, perlahan dia menundukan kepla menatap Sheezy yang sedang mendekapnya sangat erat, Julio menelan ludah dan hanya diam tidak tau harus mengucapkan apa pada wanita yang sangat dia cintai.
"Kenapa kamu diam? apakah kamu tidak merindukanku?"Tanya Sheezy masih mendekap tubuh Julio yang tidak meresponya pelukanya.
"Cih~ kamu bilang rindu Zy? apakah seperti ini caramu merindukanku? dengan berbaring diranjang bersama pria lain?"Ucap Julio pahit.
Sheezy tergetar mendengar ucapan Julio, dia melepaskan pelukanya, Sheezy meraih kedua pipi Julio dengan kedua tanganya, Sheezy menatap mata pria yang sangat dicintainya dalam-dalam.
Julio memalingkan pandanganya, dia tidak sanggup menatap mata Sheezy.
"Ka Julio, ini tidak seperti yang kamu pikirkan, aku akan jelaskan semuanya padamu!"Ucap Sheezy meyakinkan.
"Apa yang bisa kamu jelaskan? semua sudah cukup jelas."Saut Julio menatap tajam mata Sheezy.
Julio menghempaskan tangan Sheezy dari wajahnya, Sheezy membatu dan membisu melihat Julio yang memutar tubuhnya dan bergegas pergi meninggalkanya.
"Ka Julio."Ucap Sheezy menggenggam tangan Julio untuk menahanya.
"Jangan salah paham, apa yang kamu lihat tidak seperti apa yang kamu pikirkan."Ucap Sheezy mencoba menjelaskan.
Julio menoleh, dia memutar tubuhnya untuk menatap Sheezy, Julio menghempaskan tangan Sheezy dari tanganya.
"Cih~ Sheezy, Sungguh aku tidak dapat berkata-kata, lihat seperti apa dirimu sekarang? aku merindukanmu setiap saat, tapi kamu dengan tega berbaring ditempat tidur bersama seorang pria! dengan gaun yang robek dan berantakan! aku menjaga kehormatanmu meski sulit! bahkan untuk menciumu saja aku takut mengotorimu! tapi apa yang kamu lakukan denganya?! kamu sungguh membuatku kecewa."Ucap Julio dengan nada yang semakin tinggi.
"Dia memaksaku! apa kamu tidak melihat aku berusaha menghindarinya?! percayalah padaku ka Julio."Saut Sheezy menggenggam tangan Julio lagi.
"Benarkah? menurutmu aku bodoh? kamu pikir kamu bisa membohongiku? Sheezy, baru 5 bulan aku meninggalkanmu, dengan cepat kamu menjelma menjadi seperti seorang pel*cur!"Ucap Julio tersenyum pahit.
Sheezy tergetar mendengar ucapan Julio, dia melepaskan genggamanya dan perlahan melangkah mundur, menatap Julio dengan mata yang berkaca, perlahan Sheezy menundukan kepala dan menjatuhkan bulir airmatanya.
"Apa yang kamu katakan? kata-katamu sungguh membuat dadaku sesak."Ucap Sheezy lirih.
Julio memutar tubuhnya dan kembali bergegas untuk pergi.
"Tunggu ka Julio, kumohon jangan seperti ini, aku tidak melakukan apapun."Ucap Sheezy.
Julio terhenti dan menoleh dengan wajah yang mengerikan menatap Sheezy, sungguh penjelasan Sheezy ditolak mentah-mentah olehnya.
"Sheezy, kita akhiri semuanya! mulai sekarang aku membebaskanmu dari janjiku, kita jalani hidup masing-masing tanpa saling bergantung, anggap kita tidak pernah mengenal satu sama lain! jangan mencariku lagi, aku tidak ingin melihat wajahmu dan mulai sekarang kamu bebas mendekati pria manapun."Ucap Julio tegas dan meninggalkan Sheezy.
"Jika kamu meragukan diriku! kamu boleh membuktikanya sendiri! aku selalu menjaga diriku sampai saat ini hanya untukmu!"Saut Sheezy berusaha menghentikan langkah kaki Julio lagi.
Julio terhenti dan menoleh.
"Cih~ kamu sungguh menjijikan."Ucap Julio senyum pahit.
"Benarkah? jika begitu.... aku harap kamu tidak akan pernah menyesalinya ka Julio."Ucap Sheezy.
"Kenzie, sekarang aku bukan milik siapapun, kamu boleh melakukan apa yang ingin kamu lakukan padaku!"Ucap Sheezy menatap mata Julio yang juga sedang menatapnya.
Kenzie tersenyum, dia bangkit dari duduknya dan menghampiri Sheezy, Kenzie meraih pinggangnya dan menariknya kepelukan.
Kenzie dan Sheezy saling bertatapan didepan Julio, tangan kiri Kenzie memeluk erat tubuh Sheezy dan tangan kananya mendarat dileher sheezy, Kenzie mendekatkan wajahnya kewajah Sheezy hingga hidung mereka saling beradu dan bibir mereka saling bersentuhan, Kenzie mencium bibir manis Sheezy dengan lembut, Sheezy meneteskan airmatanya lagi seolah hatinya takmampu mengukur rasa sakitnya, Kenzie menciumnya sangat lama hingga Sheezy lemas dan gemetar.
Julio terdiam, mata dan wajahnya merah, dia mengepalkan tanganya semakin kuat dan menggertakan giginya lagi, dia sungguh tidak tahan menyaksikan Sheezy dan Kenzie melakukan hal itu dihadapanya, dengan cepat Julio pergi meninggalkan Sheezy dan Kenzie, mereka saling menyakiti satu sama lain.
"Sheezy, aku sungguh sangat kecewa."Ucap Julio dalam hati.
Julio telah pergi dan menghilang dari pandangan Sheezy, Sheezy mendorong tubuh Kenzie sangat kasar hingga membuat Kenzie terhempas dan menjatuhkan benda-benda yang ada diatas meja didalam kamar itu.
"Cih~ apa baru saja kamu menjadikan aku hanya sebagai pelarianmu?"Tanya Kenzie.
"Pergi! tinggalkan aku sendiri!"Pinta Sheezy.
Tanpa pikir panjang Kenzie langsung meninggalkan kamar itu dan membiarkan Sheezy sendiri meratapi kesedihanya.
"Ini semua karenamu Kenzie, kau baj*ngan! pria gila! kau pria gila! aku benci padamu!"Ucap Sheezy.
Sheezy menangis didalam kamar itu sendirian, dia sangat kecewa pada Kenzie dan pada dirinya sendiri, dia sungguh sangat hancur karena Julio telah meninggalkanya dan tidak ingin bertemu denganya lagi, Sheezy sungguh sangat sakit karena Julio tidak mempercayainya.
1 jam Kenzie hanya terdiam didalam mobil menunggu Sheezy, Sheezy pun keluar dengan kondisi buruk, dia putus asa, dia sangat mencintai Julio, sangat terlihat jelas dari raut wajahnya.
Sheezy dan Kenzie pergi meninggalkan pameran yang masih belum usai, Sheezy hanya diam, air mata terus membasahi pipinya.
Sesampainya dirumah tuan John Sheezy langsung masuk kekamarnya tanpa berbicara sedikitpun, sepanjang malam Sheezy menangis, suara tangisanya terdengar sampai ketelinga Kenzie karena letak kamar mereka yang berdampingan, Kenzie terjaga sepanjang malam mendengarkan suara tangisanya.
"Hentikan!"Ucap Kenzie memukul cermin didalam kamarnya yang gelap.
Tangan Kenzie masih mengepal berlumuran darah, dia tidak bisa mendengar tangisan Sheezy kerena itu membuatnya gelisah, suara tangisan wanita itu tanpa sadar mengoyak perasaanya yang sekeras baja.
"Kenapa kamu bahkan tidak berhenti menangis? sebesar itukah cintamu padanya? membuat dadaku sesak, kamu bahkan menyerahkan dirimu padanya dengan suka rela, tetapi aku? dengan cara paksapun kamu tidak bersedia."Ucap Kenzie menatap gambarang dirinya dicermin yang sudah hancur.
Sehancur perasaan Julio, Sheezy dan Kenzie sendiri.
Malam suram itu terus berlanjut, langit hitam bergejolak, tidak ada bintang ataupun rembulan, waktu terus berputar hingga pagi mulai menyapa mereka lagi.
Sheezy bangkit dari duduknya, dia tidak tidur selama 2 malam, Kenzie pun sama, mereka bergegas untuk kembali ke kota B.
Dikamar Kenzie sedang sibuk dengan ponsel yang ada digenggamanya, dia menelpon Pras.
"Halo Pras, bereskan semua pagi ini, aku sudah bosan bermain-main."Ucap Kenzie.
"Baik tuan, akan saya bereskan sesuai perintah, pagi ini keluarga Brian akan berakhir ditangan anda."Ucap Pras.
"Bagus."Saut Kenzie tersenyum picik.
Kenzie mengakhiri panggilan telponya pada Pras, dia menyimpan kembali ponselnya disaku Jasnya dan melangkah cepat keluar dari kamar mewah kediaman tuan John kakek Kenzie.
"Maafkan aku Sheezy, meski aku sangat mencintaimu, namun aku juga sangat membenci keluargamu, aku tidak akan melukaimu, namun tidak untuk keluargamu, ini adalah hidup, yang mana tidak semua yang kamu inginkan bisa kamu dapatkan, aku bertindak sejauh ini hanya untuk membalas dendam yang telah menyatu didalam darahku, keluargamu akan memetik buah dari apa yang mereka tanam selama ini."Ucap Kenzie.
Kenzie terhenti, dia melihat kebawah, seperti biasa tuan John dan Sheezy sudah menunggunya untuk sarapan dimeja makan, Sheezy nampak sangat buruk dan hanya diam.
"Selamat pagi kakek."Sapa Kenzie.
"Selamat pagi Kenzie, duduk dan sarapanlah sebelum pulang ke kota B"Ucap tuan John.
"Baik kakek."Saut Kenzie.
"Nona Zy."Panggil tuan John.
"Iya."Saut Sheezy menoleh.
"Ada apa denganmu? kamu disini tapi pikiranmu ditempat lain, apa ada masalah yang mengganggumu?"Tanya tuan John.
"Tidak tuan, aku hanya sedang tidak enak badan."Saut Sheezy berbohong.
"Jika begitu tinggalah disini untuk beberapa hari lagi dan kembali saat sudah membaik."Ucap tuan John.
"Aku baik-baik saja tuan John tidak perlu khawatir."Saut Sheezy menundukan kepalanya lagi.
"Baiklah, aku akan sering menghubungimu agar kamu tidak melupakanku dan sering-seringlah bersama Kenzie mengujungiku, aku akan sangat senang dan mulai sekarang panggil aku kakek."Ucap tuan John.
"Baik kakek."Saut Sheezy.
Tuan John tersenyum, Kenzie selalu memperhatikan Sheezy yang sangat diam hari itu, mereka pun kembali ke kota B, disusul oleh Julio yang menyelesaikan pekerjaannya di Amerika lebih cepat dari waktu yang sudah ditetapkan.
**
Halo Readers yang cantik dan ganteng...
ini adalah Novel pertamaku😍
Suka?
Dukung author dengan cara:
VOTE
LIKE
FAVORIT
KOMEN Sopan
Dukungan kalian sangat berarti 😀🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments