Di pagi hari burung-burung bersiul terdengar sangat nyaring di balik jendela besar di dalam kamar Sheezy. Indah suaranya mampu membuka ke dua kelopak mata seorang gadis yang baru saja memejamkan mata 50 menit yang lalu.
Menatap lurus ke langit-langit. Perlahan Sheezy menoleh ke arah jendela kamarnya lalu bangkit dan menurunkan sepasang kaki jenjangnya di atas lantai marmer berwarna cream yang sangat dingin. Ia tidak menggunakan alas kakinya meski itu berada di dekatnya.
Bangikit dari duduk. Sheezy mendekat ke arah jendela lalu ia membuka tirainya.
Sraaakk!
Sinar mentari pagi kini menyilaukan pandangannya. Sheezy lantas menghalangi sinar itu dengan menggunakan telapak tangan kanan yang menyisakan bayangan jemari di wajahnya yang sangat cantik. Pagi ini langit begitu cerah. Tapi, tidak secerah hatinya.
Hari ini Julio kekasihnya akan pergi ke Amerika untuk menetap di sana. Tapi, ia harus tetap pergi bekerja karena hari ini adalah hari pertamanya.
Mulai membuang jauh semua rasa ragu. Kini Sheezy mulai bergegas untuk pergi ke kantor dan berencana anak izin keluar sebenatar untuk mengantarkan Julio ke bandara nantinya.
Berdandan dengan make up natural. Sheezy lantas meraih tas yang ia simpan di ruang ganti lalu berlari kecil keluar dari dalam kamar menuju anak tangga untuk ia menemui ke dua orang tuanya di ruang makan.
“Pagi pah.” Sapa Sheezy lalu ia cium pipi kanan dan kiri tuan Brian yang saat ini sedang menikmati sarapan paginya bersama dengan nyonya Rose.
“Pagi sayang.” Sahut tuan Brian lalu Sheezy bergegas mendekat ke arah ibundanya untuk ia menyapanya.
“Pagi mah.” Sapa Sheezy lalu ia cium ke dua pipinya.
“Pagi sayang.” Sahut nyonya Rose lalu ia mulai bengkit dari duduk untuk melayani putrinya yang sangat manja itu.
“Siapa yang akan mengantar ku ke kantor?” Tanya Sheezy seraya ia mulai menyuap makanan ke mulutnya.
“Papah yang akan mengantar mu ke kantor. Tapi kamu habiskan dulu sarapan mu.” Sahutnya.
“Mmm.”
Hanya menganggukkan kepala di hadapan ke dua orang tuanya. Nyonya Rose dan tuan Brian lantas saling memandang ketika mereka menyadari jika pagi ini Sheezy sesungguhnya sangat tidak bersemangat. Itu semua nampak sangat jelas terlihat dari raut wajah dan bahasa tubuhnya.
“Memikirkan apa?” Tanya tuan Brian.
“Tidak ada.” Sahut Sheezy. Ia hanya menunduk sambil mengunyah makanannya perlahan.
“Hari ini Julio pergi ke Amerika dan akan menetap di sana. Apa itu yang membuat mu tidak bersemangat pagi ini?” Tanya nyonya Rose.
Mendengar ucapan itu Sheezy pun terdiam seraya mengunya perlahan lalu terhenti. Ia angkat pandangannya namun seketika itu pula ia kembali menundukkan kepala ketika melihat ke dua orang tuanya begitu focus menatap dirinya.
“Dari mana mamah tahu tentang itu?” Tanya Sheezy seraya ia mulai menyuap makanannya lagi.
“Julio menelpon papah dan mamah pagi ini.” Sahut nyonya Rose.
“Menelpon papah dan mamah pagi ini? Lalu? Kenapa kak Julio tidak menelpon ku?”
“Cemberut begitu wajah mu terlihat seperti badut.” Ucap tuan Brian.
Mendengarnya. Sheezy lantas berdecih lalu tersenyum pada pria paruh baya itu dan segera menghabiskan sarapannya untuk pergi ke kantor.
Kini piring mereka telah kosong. Tuan Brian lantas menghampiri nyonya Rose untuk ia mencium kening, pipi dan bibirnya di hadapan putri mereka.
“Di dalam rumah ini papah memiliki dua wanita cantik. Lalu? Kenapa hanya mamah yang papah cium?” Ucap Sheezy.
Cemburu dengan ibundanya sendiri. Tuan Brian dan nyonya Rose lantas tersenyum lucu lalu ke duanya menghampiri Sheezy untuk mereka mencium ke dua pipi gadis itu dan memeluknya.
Merupakan putri sematawayang. Tentu pasangan itu sangat menyayangi Sheezy lebih dari apa pun. Mereka bahkan rela melakukan segalanya jika itu untuk kebahagiaan gadis manisnya.
“Papah dan mamah sangat menyayangi mu nak.” Ucap tuan Brian.
“Aku pun sangat menyayangi papah dan mamah.” Sahutnya.
Saling melepaskan pelukan. Kini mereka pun harus terpisah untuk menjalani harinya.
“Ayo pergi.” Ucap tuan Brian.
“Iya.” Sahut Sheezy lalu mereka pun pergi.
“Hati-hati di jalan ya pah, sayang.” Pesan nyonya Rose.
“Iya mah…” Sahut Sheezy lalu ia menghilang di balik pintu utama kediaman mewahnya.
🌼
Meninggalkan kediaman Brian menuju Perusahaan ZEO Group. Sheezy lantas bergegas keluar dari dalam mobil tuan Brian ketika ia telah sampai di depan gerbang besar nan kokoh perusahaan ternama itu. Tapatnya, perusahaan tempatnya bekerja mulai hari ini.
“Dah pah.” Ucap Sheezy. Ia cium pipi tuan Brian lalu keluar dari dalam mobil setelahnya.
“Dah sayang. Semoga hari mu menyenangkan.” Sahut tuan Brian seraya ia melajukan kendaraanya perlahan sambil melambaikan tangan.
“Daaah…”
Tersenyum manis seraya ia membalas lambaian tangan tuan Brian. Sheezy lantas memutar tubuh lalu dalam diam itu ia menatap ke atas.
“Besar dan mewah sekali perusahaan ZEO ini. Rasanya, ada sedikit rasa bangga di dalam hati ku.”
Masuk ke dalam area perusahaan. Sebisa mungkin Sheezy bersikap ramah pada semua rekannya di sana karena ia akan membutuhkan mereka pada waktunya nanti. Senyuman lantas ia berikan di sepanjang langkah kakinya menuju ruang administrasi sebagai karyawan baru.
“Nona Sheezy.” Panggil seorang pria yang tidak ia kenali suaranya.
Mendengar namanya di panggil. Sheezy lantas terhenti lalu ia menoleh ke belakang dan mendapati seorang pria tengah berjalan cepat ke arahnya. Entah ia siapa?
“Aku Pras. Personal Assistant Presdir Kenzie.” Ucap Pras seraya ia terhenti di hadapan Sheezy lalu mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan.
“Aku Sheezy. Karyawan baru di Perusahaan ini.” Sahutnya lalu ia raih uluran tangan tuan Pras untuk menerima jabat tangan darinya. “Ada sesuatu?” Tanyanya pada pria itu.
“Ada yang ingin aku bicarakan dengan anda. Bisa ikut saya sebentar?”
Mengangguk. Sheezy lantas mulai membuntui ke mana arah tuan Pras membawanya. Ia memasuki lift bersamanya lalu keluar setelah sampai di lantai 8 perusahaan itu.
“Mari nona.” Ucap tuan Pras seraya ia membimbing jalannya hingga pada akhirnya pria itu menghentikan langkah kaki berbalut sepatu hitam mengkilapnya di depan sebuah ruangan dengan papan bertuliskan President Director’s Room Mr. Kenzie River John.
“Ruangan Prsedir?”
Tok… tok…
Mengetuk pintu lalu masuk. Sheezy pun hanya diam berdiri di belakang tubuh tuan Pras ketika pria itu menghadap Presdirnya.
“Selamat pagi tuan Kenzie.” Sapa tuan Pras.
Mendengar suara pintu di ketuk lalu terbuka dan tertutup. Kenzie River John yang sedang duduk di kursi kerjanya menghadap jendela tidak lantas memutar kursi untuk ia menjawab sapaan Personal Assistannya.
“Nona Sheezy sudah datang.” Ucapnya.
Masih dalam posisi yang sama. Kenzie lantas tersenyum mendengarnya namun ia sungguh tidak ingin memutar kursi untuk melihat sosok wanita yang saat ini berada di ruangannya lagi.
“Nona Sheezy. Saya langsung membawa anda ke ruangan Presdir karena mulai hari ini anda akan bekerja sebagai sekertaris pribadinya.” Ucap tuan Pras.
Mendengar pernyataan itu sepasang alis Sheezy Lusiana Brian lantas menyatu. Gadis itu menoleh pada tuan Pras dalam kebisuannya lalu bertanya padanya.
“Sekertaris pribadi? Ak… aku melemar sebagai staff di sini.” Sahutnya. “Aku bahkan tidak tahu bagaimana cara melayani orang lain.”
Ya. Bagaimana bisa Seorang Sheezy melayani orang lain ketika dirinya sendiri pun harus selalu di layani?
“Aku tidak bisa.” Ucapnya.
Mendengar penolakan itu Kenzie lantas memutar kursinya lalu ia condongkan tubuhnya ke arah meja. Diam dengan tatapan datarnya kepada seorang Sheezy Lusiana Brian.
"Tidak ada yang tidak bisa. Maka kamu harus mematuhi apa pun keputusan ku." Ucap Kenzie dengan datarnya.
🌼Day's Eye🌼
Dukung author agar rajin Up dengan cara: VOTE, LIKE, LOVE dan KOMEN sopan ya guys......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Dewi Agustina
suka thor👍👍
2020-06-03
1