Papi Gema memijat keningnya,
Meskipun tidak melakukan hal lebih dari berciuman, tapi Bhima sudah melakukan kesalahan yang fatal karena sampai ada foto tersebut. Apakah Alona juga mengenal sosok wanita iblis yang bernama Sisil?
Itulah yang kini tengah diselidiki oleh Evan.
Seluruh publik tau jika Alona adalah tunangan dari Keenan Bramantya. Dan jika ada orang yang melihat foto tersebut, pasti akan mengira Bhima adalah selingkuhan Alona. Dan tentunya nama baik Keluarga Bramantya akan menjadi taruhannya.
Semua ini terjadi sangat mendadak. Papi Gema tidak memiliki pilihan lain selain menikahkan Bhima dengan Flower.
Diluar ancaman Sisil tersebut, Papi Gema memang berniat meminta Bhima bertanggung jawab atas Flower sesuai perjanjian nya dulu.
Dimana yang melakukan hubungan intim sebelum menikah, maka wajib di nikahkan. Tidak peduli siapa wanita itu.
Dan papi Gema kini termakan perjanjiannya sendiri. Menikahkan Bhima dengan wanita yang sudah menyakiti Bhumi.
Apa motif Sisil dan siapa pion pion yang digunakan Sisil sehingga kekacauan ini bisa terjadi, semua masih menjadi tanda tanya besar.
Papi Gema meminta pada Bhima juga Evan untuk tidak memberitahu siapapun masalah foto Bhima dengan Alona. Termasuk Mami Naya sebelum semuanya jelas. Papi Gema tidak ingin istri tercinta nya itu kepikiran dan tambah shock, sebab sosok Alona itu sangat baik di mata keluarga Bramantya.
Menurut cerita yang papi Gema dengar dari Bhima, sekarang papi Gema paham alasan Keenan menjadi seorang cassanova. Dan papi Gema harus berbicara empat mata dengan Keenan mengenai hal ini. Papi Gema tidak ingin Keenan terus terjerumus akan hal seperti itu.
Mau seberapa kuat Bhima menolak untuk menikahi Flower, tetap saja dia tidak dapat menolak titah sang papi yang sudah dipikir secara matang oleh Papi Gema.
Mami Naya yang menolak menikahkan Bhima dengan Flower pun tidak bisa berbuat banyak setelah mendengar nama Sisil dari dalang semua ini. Mami Naya cukup tahu seberapa licik dan nekadnya kakak angkatnya tersebut.
Mami Naya kini mendukung keputusan Papi Gema untuk menikahi kan Bhima dengan Flower. Sementara Evan masih menyelidiki tentang Flower dibantu oleh anaknya, Satria. Yang tidak lain asisten Bhumi sendiri.
Menurut informasi yang didapat, Sisil sendiri sudah kabur ke luar negeri setelah menemui Evan, dan papi Gema tidak bisa berbuat banyak. Karena Sisil bermain sangat rapi dan bersih.
Bhima hanya pasrah. Keputusan kedua orang tuanya sudah bulat. Setelah kemarin tidak jadi menemui Flower mengingat kata dokter Flower masih butuh istirahat karena jiwa nya masih cukup terguncang.
Dan kemarin juga Papi Gema meminta Bhumi untuk kembali ke Surabaya menyelesaikan beberapa urusan pekerjaan ditemani oleh Satria dan Renata.
Bhumi awalnya enggan, tapi siapa yang bisa melawan titah sang raja hutan, singa jantan?
Dan disinilah sekarang,
Papi Gema, Mami Naya, Bhima dan Evan sudah berada di ruang perawatan Flower.
Sedari tadi belum ada yang membuka suara. Dan Flower hanya bisa meneteskan air mata menghadap ke arah jendela karena tidak ingin melihat wajah Bhima.
"Flower.." Panggil Mami Naya.
"Apa kamu mengenal wanita ini?" Tanya Mami Naya menunjukkan foto Sisil beberapa tahun lalu.
Flower mengambil foto tersebut,
"Ini Foto ketika dia masih umur 20 tahunan.
Mungkin sekarang umurnya sudah 50 tahun." Jelas Mami Naya mencoba tenang dan mengontrol emosinya.
"Di.. dia?" Tangan Flower gemetar.
"Kenapa?" Mami Naya yang ada didekat Flower melihat ekspresi shock Flower lalu mengusap pundak Flower dengan lembut.
Papi Gema, Bhima dan Evan hanya diam di sofa panjang sambil melihat interaksi antara kedua wanita tersebut.
"Di.. dia yang sudah menipu keluarga saya Tante." Kata Flower lemah.
"Maksudnya? coba jelaskan sama Tante." Sekesel-keselnya mami Naya sama Flower, tetap saja mami Naya tidak tega melihat kondisi Flower saat ini. Gadis itu benar-benar rapuh meskipun mencoba tegar.
"Dia namanya Sisil, dia rekan bisnis Papa saya tante. Dia menipu papa saya hingga seluruh harta papa saya habis saat papa saya jatuh sakit, dan.." Flower menangis tersedu-sedu, Naya memeluk Flower dengan penuh kasih sayang.
"Dan dia yang sudah menyuruh saya untuk dulu mempermalukan dan menyakiti Bhumi demi pengobatan Papa saya. Jika saya tidak melakukan itu maka dia tidak akan memberikan uang untuk pengobatan Papa." Jelas Flower sambil menangis.
Mami Naya menghela nafasnya,
Benar penjelasan Evan tadi pagi sebelum berangkat ke rumah sakit mengenai alasan Flower menyakiti Bhumi delapan tahun lalu.
"Lalu?" Tanya Mami Naya.
"Di hari itu juga, setelah saya melakukan apa yang di perintah wanita itu, justru Papa saya meninggal nyawanya sudah tidak tertolong lagi karena saya terlalu lama berpikir." Luka lama telah terbuka kembali dan menyatu dengan luka yang baru di hati Flower.
Kesalahan Papi Gema dan Mami Naya dulu terlalu fokus dan khawatir akan keadaan Bhumi, jadi tidak menyelidiki lebih lanjut tentang Flower.
Dan Mami Naya dapat merasakan betapa terpukulnya Flower akan kejadian itu, meninggalkan lelaki yang ia cintai bersama dengan dia ditinggalkan oleh ayahnya.
Kini semua paham dan bisa mengambil kesimpulan, Flower adalah korban disini. Bahkan juga korban dari kejadian delapan tahun lalu yang membuatnya juga terpuruk.
Anak remaja yang belum bisa berpikir panjang, ditekan dan dipojokkan saat itu hingga membuat keputusan gegabah. Padahal tinggal bilang sama keluarga Bramantya untuk pengobatan papanya pasti langsung di bantu karena keluarga Bramantya saat itu sangat menyayangi Flower yang mampu membuat Bhumi kembali tersenyum.
Penyesalan di hati Bhumi semakin mengguncah. Dia juga tidak berpikir panjang apa alasan Flower telah menyakiti Bhumi, yang dia tahu adalah dia harus membalas rasa sakit hati Bhumi dan keluarga Bramantya kepada Flower.
Kini bahkan dia sudah mengambil paksa kehormatan Flower.
Cukup lama Mami Naya mencoba menenangkan Flower,
hingga akhirnya air mata Flower mulai mereda.
Mami Naya menarik nafasnya dalam sebelum membicarakan masalah inti dari semuanya,
"Flo, sebelumnya Tante minta maaf atas apa yang terjadi antara kamu dan Bhima. Setelah diselidiki, baik kamu ataupun Bhima adalah korban." Ucap Mami Naya.
"Maafin mami Bhumi.. maafin mami.. ini yang terbaik untuk kita semau." Batin Mami Naya.
"Tante minta sama kamu, menikahkan dengan Bhima, biar dia bertanggung jawab akan diri kamu." Kata Mami Naya membuat Flower membelalakkan matanya seketika.
"Nggak! aku gak bisa Tante aku gak mau!" Ucap Flower dengan nada tinggi.
"Flow.. pikirkan baik-baik.. ini demi kebaikan kalian berdua."
"Aku gak bisa hidup dengan penjahat seperti dia Tante."
"Flo... Tante mohon.. dari pada wanita bernama Sisil itu mempublikasikan kasus ini, maka nama baik keluarga Tante dan nama kamu akan tercoreng Flo."
"Nggak Tante! sekali nggak tetap nggak! aku gak peduli dengan semua itu. hidup aku udah hancur toh biar hancur sekalian kan?"
Anak ini cukup keras kepala.
Kesabaran Mami Naya tengah diuji.
"Baiklah kalau itu mau kamu Flo.. dengan sangat terpaksa, mulai hari ini juga Tante akan hentikan pengobatan mama kamu. Padahal Tante sudah menemukan pencangkok ginjal yang tepat untuk mama kamu." Kata Mami Naya.
Lagi-lagi Flower harus memutuskan sesuatu hal yang besar karena sebuah ancaman. Dunia ini terasa tidak adil, kenapa kelemahannya selalu digunakan orang untuk menekannya.
Posisi yang sangat Flower benci ketika dia tidak memiliki kekuatan untuk melawan atau pilihan yang lebih baik.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Kristina Situmeang
flower adalah korban sejati.
sedih gua,semua menyerangnya,dari semua sudut
2021-07-16
0
Ni Wayan Bariningsih
semua mengancam agar tujuan tercapai
2021-06-23
0
Bety Rohmah
nyesek amat nasip nya flower 😭
2021-06-23
0