Membawa ke Rumah Sakit~

Bhima mengerjapkan matanya, cahaya lampu yang belum sempat ia matikan semalam memberikan kilau pada indera penglihatannya.

Mata Bhima menangkap sosok yang masih memejamkan mata disampingnya dengan mata yang terlihat sembab dan pipi yang membengkak ditambah rambut yang berantakan. Wajah yang nampak sangat pucat terukir jelas di sana.

Bhima menghela nafasnya kasar, keperjakaannya yang dia jaga seperti seorang gadis yang menjaga keperawanan telah hilang begitu saja tanpa adanya sebuah ikatan suci.

Padahal impiannya melakukan malam pertama dengan cara yang sangat romantis setelah paginya sah menjadi pasangan suami istri.

Rasa bersalah pada kedua orang tuanya menyeruak memenuhi relung hatinya yang terdalam.

Air mata Bhima menetes begitu saja membayangkan bagaimana kecewanya Mami Naya padanya. Tapi mau bagaimana lagi, ini bukanlah keinginannya.

Seandainya dia tidak terlalu gegabah ingin segera memberikan pelajaran pada Flower? mungkin situasinya tidak serumit sekarang.

Walaupun dia tidak pernah melakukan seex sebelumnya, namun Bhima paham bahwa obat perangsang yang dia minum adalah obat dosis tinggi, dimana jika dia tidak bisa melampiaskannya maka nyawanya pun bisa melayang.

Rasa yang belum pernah Bhima rasakan sebelumnya.. karena biasanya dia hanya bermain solo di kamar mandi.

Berteman dengan seorang cassanova seperti Alex ternyata ada manfaatnya juga, hampir tiap hari Bhima dan Bhumi di cekoki oleh seex edukasi dari Alex.

Kepala Bhima masih berat, namun tubuhnya terasa sangat lengket, dia ingin segera mengguyur tubuhnya dengan air dingin supaya bisa berpikir jernih. Apalagi otaknya dipenuhi bayangan tubuh polos wanita yang hanya berbalut selimut itu terlelap di sampingnya itu.

Melihat punggung polos Flower aja, sudah membuatnya meremang dan juniornya bergejolak.

Berkali-kali Bhima menggelengkan kepalanya untuk mengumpulkan kewarasannya supaya tidak menerkam lagi wanita yang ada disampingnya itu. Wanita yang paling dia benci karena sudah menyakiti adik kembarnya Bhumi.

Niat hati membalas dendam dengan menjadikan Flower sebagai budaknya dengan berbagai ide jahil sudah terlintas di otaknya justru membuatnya terjebak dengan situasi yang sangat teramat sulit untuk kedepannya.

Bhima menyingkap selimutnya saat hendak turun dari ranjang. Dan matanya terbelalak melihat noda darah yang banyak di seprai warna putihnya.

Apakah Flower sedang datang bulan? Bhima menggeleng-geleng kepalanya. Hingga otaknya memahami sesuatu,

"Jadi gue yang ambil keperawanan Flower?" Gumam Bhima yang menampilkan sedikit senyum di bibirnya.

Bhima teringat semalam dia memang melihat itu, dan dia merasakan sendiri betapa sempitnya milik Flower yang membuatnya seperti terbang ke nirwana.

Setidaknya Bhima lebih beruntung dari kak Keenan, sebab Kak Keenan melepas keperjakaannya dengan Alona yang merupakan barang second. Sedangkan dia melepas keperjakaannya pada Flower yang masih perawan.

Kalau sekarang lebih tepatnya sih mantan perawan.

Bhima segera menutup kembali selimut tebalnya, melihat sekilas tubuh polos Flower aja membuat juniornya bertegangan tinggi. Bhima meraih boxernya yang berada di lantai dan membawanya ke dalam kamar mandi.

Guyuran air dingin yang jatuh ke kepalanya membuat Bhima lebih tenang. Bhima bukanlah Bhumi yang bisa memprediksi dengan perhitungan yang tepat tentang sebab akibat suatu permasalahan.

Jujur, Bhima bingung bagaimana harus bersikap Flower setelah ini, bagaimana jika orang tuanya tahu hingga awak media mengetahui kebejatannya. Apalagi posisinya saat ini sebagai tersangka pemerkosa Flower dan melakukan kekerasan pada perempuan tersebut.

Dunia tidak akan peduli dengan alasan bahwa ada yang menjebaknya. Yang dunia tahu, dia sudah memperkosa seorang gadis meskipun mungkin gadis.

Kalut.. otak Bhima seperti benang kusut.

"Arrgggh..." Teriak Bhima.

"Banggsaaadt! bisa-bisanya dia memberikan obat itu ke gue padahal dia sendiri masih virgin. Apa dia berniat menyiksa gue dengan obat itu.. makanya dia pengen kabur, atau dia ingin masuk keluarga Bramantya? belum cukup apa dia membuat Bhumi tersiksa?." Gumam Bhima dibawah derasnya shower.

Bhima benar-benar bingung, dia masih belum paham atas semua yang terjadi.

Setelah puas bergulat dengan pikirannya sendiri, Bhima segera keluar dari kamar mandi hanya mengenakan boxer dan handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya.

"Bangun!" Bentak Bhima pada Flower.

"Gue bilang bangun!" Bhima menggoyang-goyang pundak Flower. Namun tak mendapatkan respon sedikitpun dari Flower.

"Jaalang! Bangun! gue bilang bangun ya bangun!" Bhima menggoyang-goyangkan tubuh Flower. Dan masih tidak mendapatkan respon.

"Flo..?" Kali ini Bhima menurunkan nada suaranya karena Bhima sadar menatap Flower yang begitu pucat.

"Flo bangun Flo.. jangan bercanda!" Telapak tangan Flower sangat dingin dan keningnya sangat panas. Flower demam.

"Flo bangun Flo.. please.. jangan buat gue merasa bersalah." Kata Bhima.

Bhima sangat paham jika Flower saat ini tengah pingsan. Membawa Flower ke rumah sakit? seperti nya bukan solusi yang tepat mengingat dirinya adalah public figur.

Ya, meminta tolong sahabatnya. Berkali kali Bhima menelfon Alex, tapi tidak ada jawaban.

Deon, ternyata sahabatnya satu ini sedang mengurus sesuatu di Thailand. Dan akhirnya Reno yang langsung bersedia datang ke apartemennya.

Reno melakukan itu juga karena terpaksa, sebab waktu masih menunjukkan 5 pagi dan Reno masih sangat ngantuk.

Demi sahabat katanya~

Bhima mengambil dress perempuan di wardrobe yang tak lain adalah milik Bianca, adik perempuan kesayangannya yang sering menginap di apartemennya. Kebetulan mereka memiliki ukuran tubuh yang hampir sama.

Perlahan, Bhima memakaikan dress milik Bianca tersebut ke tubuh Flower. Tentunya dengan berusaha mati-matian menahan gejolaknya melihat tubuh polos Flower yang sangat menggoda itu.

Tubuh yang dipenuhi dengan kiss Mark, baik dari leher, dada, perut bahkan hingga paha atas.

Tubuh putih tersebut kini seperti macan tutul yang berwarna kemerah-merahan bahkan ada yang membiru.

Tubuh Flower adalah saksi bagaimana kejamnya Bhima semalam. Yang melakukan penyatuan tanpa ada Foreplay, setelah berhasil membobol pertahanan Flower,

baru dia menikmati setiap inchi lekuk tubuh Flower.

Rasa bersalah Bhima memuncak melihat tubuh Flower yang remuk luar dalam.

...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...

Dengan mata yang masih ingin sekali terpejam, Reno mengetuk apartemen Bhima dengan kasar.

Hal penting apa sih hingga sahabatnya terus menelfon dan memohon mohon pertolongannya karena menyangkut nyawa seseorang.

"Syukur deh elu udah datang.. bantu gue Ren." Kata Bhima dengan wajah tampak sangat panik.

Lelaki yang biasanya selalu tenang dan kalem itu kini wajahnya dipenuhi dengan kegusaran.

"Ada apa sih Bhim.. gue masih ngantuk." Ucap Reno.

"Tolongin gue... Ren.. Please.. tolongin gue.. bawa Flower ke rumah sakit." Bhima mengajak Reno masuk ke kamarnya.

"What? Flower?" Pekik Reno.

"Please tolongin gue deh..."

"Gi.. gimana bisa terjadi Bhim?"

" E.. elu habis *** *** sama Flower? gimana bisa?" Reno melirik bercak darah di seprei berwarna putih itu yang dia yakini sebagai darah keperawanan.

"Gue akan jelasin sama elu nanti. Tapi gue mohon.. elu bawa dia ke rumah sakit.. gue gak bisa bawa dia ke rumah sakit. Elu harus selamatkan dia Ren.. setengah jam lagi gue susul."

"Terus kalau gue yang dituduh perkosa dia gimana? terus gue dihakimi?" Tanya Reno polos melihat banyak luka lebam di wajah Flower.

"Elu bilang, kalau elu temuin dia dimana gitu, serah deh. Tapi jangan sebut nama gue. Gue akan bertanggung jawab Ren.. tapi jangan sampai media tahu."

Melihat wajah Bhima yang memperihatinkan tersebut dan Flower yang membutuhkan pertolongan cepat membuat Reno mengiyakan permintaan Flower.

Reno mengangkat tubuh Flower dan segera membawanya ke rumah sakit.

Bhima termenung di dalam apartemen dengan perasaan yang sangat kalut. Ditambah Mami Naya terus menghubunginya. Lalu, apa yang harus dia lakukan?"

Bersambung...

.

.

.

.

Awal konflik. Jadi siapa yang sebenarnya menjebak Bhima? Ada yang tahu gak?

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Retno Pujowatie

Retno Pujowatie

pasti shilla...kan dia yg buar minuman
alex cm nyuruh doang

2024-01-22

0

buna Risma

buna Risma

reno yg jebak nyuruh shilla temennya flo

2022-02-05

0

Miss Lian

Miss Lian

Kasian Flowers...

2021-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 Cinta Pertama~
2 Alona Anindya~
3 Menemui Keenan~
4 Mainan baru?~
5 Orange Juice~
6 Pingsan~
7 Sakit~
8 Membawa ke Rumah Sakit~
9 Temen Tidur?~
10 Reno Terjebak~
11 Rencana Menyelidiki~
12 Dilarang pergi~
13 Shilla~
14 Diusir~
15 Tersadar~
16 Pusing~
17 Bhim?
18 Tawaran~
19 3 Hari lagi~
20 Aku - Kamu ~
21 Terlambat~
22 Perjanjian Kontrak?~
23 Cerita Lama Bhima~
24 Sebenarnya~
25 Bhima Sakit~
26 Amarah Oma Rani~
27 Ngobrol dengan Mertua~
28 Demi Bhumi~
29 Bhumi lagi~
30 Sabarnya Bhima~
31 Mirip?
32 Pesan~
33 Bertemu Bhumi~
34 Keputusan Flower~
35 Kesel~
36 Drama Bhima~
37 Emerald
38 Mati~
39 Keyakinan Mami Naya~
40 Mas Bhimaku~
41 Inginnya Flower~
42 Efek Jalan sama Artis~
43 Test DNA~
44 Janji Bhima pada Selena~
45 Kejujuran~
46 Memeluk~
47 Kedinginan~
48 Masa Lalu lagi~
49 Diminta Pulang~
50 Zelina Putriku~
51 Flower atau Zelina?
52 Rencana Reno~
53 Keberangkatan Mami dan Papi~
54 Gak Mau di Peluk~
55 Salah Tempat~
56 Kedatangan Mama Risa~
57 Tembak di Dalam~
58 Ngobrol dengan Mama~
59 Mulai Terungkap~
60 Sensasi Berbeda~
61 Ancaman Alona~
62 Bertemu Bhumi~
63 Bau Bhumi~
64 Ayah Bunda?
65 Kamu Kenapa?
66 Alpukat~
67 Cemburu tak Beralasan~
68 Ha?
69 Telfon Mami Naya~
70 Tindakan Keenan~
71 Paginya Bhima dan Flower~
72 Papi Gema Pulang~
73 Uwu~
74 Haru vs Suram~
75 Bertemu Alona~
76 Ucap pilu Alona~
77 Tentang Alona~
78 Keen dan Al
79 Bucin Bucinan~
80 Mimi Pipi~
81 Dadakan~
82 Rencana Mengajak Ke Jogja~
83 Ciie Tembak Dalam~
84 Ribut~
85 Berbicara~
86 Amarahanya Orang Sabar~
87 Pendarahan~
88 Nyesel kan Bhim~
89 Kata Gevania~
90 Menangis~
91 Ruang Flower~
92 Permintaan Maaf Mami Naya~
93 Persiapan Makan Malam~
94 Oma Rani~
95 Omlete~
96 Garam dan Lada~
97 Masalah Omelete
98 Making Out~
99 Ancaman~
100 Menemui Keenan lagi~
101 Mencoba Jujur~
102 Alasan Alona~
103 Memeriksa Kandungan~
104 Buah Kesabaran~
105 Tersebar~
106 Melindungi Alona~
107 Melindungi Alona -2
108 Belum Siap~
109 meng-kadal-i Buaya~
110 Kabur~
111 Kabar Mengejutkan~
112 Buron~
113 Ngidam~
114 Mendatangi Villa~
115 Korban~
116 Kejadian Di Villa~
117 Bhima Pulang~
118 Mulai Menyesal~
119 Tertangkapnya Sisil~
120 Tamat~
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Cinta Pertama~
2
Alona Anindya~
3
Menemui Keenan~
4
Mainan baru?~
5
Orange Juice~
6
Pingsan~
7
Sakit~
8
Membawa ke Rumah Sakit~
9
Temen Tidur?~
10
Reno Terjebak~
11
Rencana Menyelidiki~
12
Dilarang pergi~
13
Shilla~
14
Diusir~
15
Tersadar~
16
Pusing~
17
Bhim?
18
Tawaran~
19
3 Hari lagi~
20
Aku - Kamu ~
21
Terlambat~
22
Perjanjian Kontrak?~
23
Cerita Lama Bhima~
24
Sebenarnya~
25
Bhima Sakit~
26
Amarah Oma Rani~
27
Ngobrol dengan Mertua~
28
Demi Bhumi~
29
Bhumi lagi~
30
Sabarnya Bhima~
31
Mirip?
32
Pesan~
33
Bertemu Bhumi~
34
Keputusan Flower~
35
Kesel~
36
Drama Bhima~
37
Emerald
38
Mati~
39
Keyakinan Mami Naya~
40
Mas Bhimaku~
41
Inginnya Flower~
42
Efek Jalan sama Artis~
43
Test DNA~
44
Janji Bhima pada Selena~
45
Kejujuran~
46
Memeluk~
47
Kedinginan~
48
Masa Lalu lagi~
49
Diminta Pulang~
50
Zelina Putriku~
51
Flower atau Zelina?
52
Rencana Reno~
53
Keberangkatan Mami dan Papi~
54
Gak Mau di Peluk~
55
Salah Tempat~
56
Kedatangan Mama Risa~
57
Tembak di Dalam~
58
Ngobrol dengan Mama~
59
Mulai Terungkap~
60
Sensasi Berbeda~
61
Ancaman Alona~
62
Bertemu Bhumi~
63
Bau Bhumi~
64
Ayah Bunda?
65
Kamu Kenapa?
66
Alpukat~
67
Cemburu tak Beralasan~
68
Ha?
69
Telfon Mami Naya~
70
Tindakan Keenan~
71
Paginya Bhima dan Flower~
72
Papi Gema Pulang~
73
Uwu~
74
Haru vs Suram~
75
Bertemu Alona~
76
Ucap pilu Alona~
77
Tentang Alona~
78
Keen dan Al
79
Bucin Bucinan~
80
Mimi Pipi~
81
Dadakan~
82
Rencana Mengajak Ke Jogja~
83
Ciie Tembak Dalam~
84
Ribut~
85
Berbicara~
86
Amarahanya Orang Sabar~
87
Pendarahan~
88
Nyesel kan Bhim~
89
Kata Gevania~
90
Menangis~
91
Ruang Flower~
92
Permintaan Maaf Mami Naya~
93
Persiapan Makan Malam~
94
Oma Rani~
95
Omlete~
96
Garam dan Lada~
97
Masalah Omelete
98
Making Out~
99
Ancaman~
100
Menemui Keenan lagi~
101
Mencoba Jujur~
102
Alasan Alona~
103
Memeriksa Kandungan~
104
Buah Kesabaran~
105
Tersebar~
106
Melindungi Alona~
107
Melindungi Alona -2
108
Belum Siap~
109
meng-kadal-i Buaya~
110
Kabur~
111
Kabar Mengejutkan~
112
Buron~
113
Ngidam~
114
Mendatangi Villa~
115
Korban~
116
Kejadian Di Villa~
117
Bhima Pulang~
118
Mulai Menyesal~
119
Tertangkapnya Sisil~
120
Tamat~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!