Diusir~

Suasana yang beberapa menit lalu penuh dengan kebahagiaan, kini berubah menjadi suasana yang sangat mencekam apalagi setelah Nauval menampar Bhima dengan sangat keras.

Sedangkan Bhumi masih berdiri mematung dengan tatapan tajam yang seperti siap menghabisi saudara kembarnya.

Bianca yang melihat kakaknya ditampar hingga sudut bibirnya berdarah langsung memeluk kakaknya. Dia gak pernah terima jika keluarganya disakiti oleh siapapun.

"Om jangan pake kekerasan bisa gak!" Bentak Bianca sama Nauval.

"Ca.. diem, aku gak apa-apa Ca..." Kata Bhima lirih.

"Tapi kakak.."

"Bianca.." Papi Gema memanggil putrinya dan memberi tanda supaya Bianca menjauh, dan jangan ikut campur.

"Hiks.. hiks.. hiks.." Bianca langsung lari memeluk Keenan karena tidak tega melihat Bhima yang siap dihabisi oleh semua orang.

"harusnya dengerin dulu penjelasan kak Bhima." Kata Bianca lirih. Keenan hanya bisa mengusap rambut adik sepupunya itu dengan lembut memberikan ketenangan.

Kini Keenan tahu siapa wanita yang mengantar Bhima kemarin ke apartemen saat Bhima mabuk.

"Brenggsek kamu ya! mau mempermainkan anak saya lagi ha? Kurang puas kamu mempermainkan anak saya!" Bentak Nauval dengan wajah yang memerah karena amarah.

Maklum, selama ini hanya Adena yang terus berjuang untuk hubungan mereka. Bukan Bhima, karena Bhima sangat cuek dengan Adena.

"Om tenang dulu om." Kata Deon menenangkan Nauval. Bhima hanya diam. Dia mengaku dia salah, dia terima semua konsekuensinya.

"Om kita selesaikan masalah ini dengan pikiran dingin om. Pasti ada yang gak beres dan sengaja menjebak dan mencoba memecah belah kita semua." Sambung Keenan sambil terus mengusap rambut Bianca yang masih memeluknya dengan erat.

Alona melirik Bianca yang tengah memeluk tunangannya dengan sinis, yaa selalu saja seperti itu. Keenan lebih memprioritaskan Bianca daripada dirinya dalam hal apapun itu. Bahkan semenjak kedatangan Keenan ke kediaman keluarga Nauval untuk menghadiri pertunangan Bhima dan Adena, Keenan sama sekali belum menyapa Alona.

Mereka masih saling diam karena kejadian Alona yang berusaha menggoda Bhima.

Duh Alona, bukannya cemas pada Adena malah fokus pada Bianca.

"Kamu tenang dulu, kita dengar penjelasan Bhima dulu dan kita harus tahu kronologi kejadiannya seperti apa." Kata Arsa menjadi penengah.

Nauval masih ingin memukul anak sahabatnya.

Apakah ini balasan untuk sang mantan cassanova yang dulu sering banyak tidur dengan wanita kini anaknya dicampakkan lelaki karena lelaki itu meniduri wanita lain?

Bhima mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Pipinya terasa panas, tamparan Nauval benar-benar penuh emosi.

"Bhim, tolong jelaskan." Kata Papi Gema sambil mengusap Mami Naya lembut yang berbaring di sofa.

Belum juga menjelaskan,

Tapi Bhumi sudah melayangkan pukulan pada wajah saudara kembarnya.

Pukulan itu tidak hanya sekali, tapi dilakukan dengan membabi buta hingga Alex, Deon dan Reno berusaha melerai mereka.

Bhima tidak membalas.

"Banggsad elu!" Umpat Bhumi pada Bhima. Bhima sudah tersungkur di lantai tidak berdaya.

"Brengsekk! Lepasin gue!" Bentak Bhumi pada sahabat-sahabatnya yang memegangi lengan dan tubuhnya.

"Lepasin gue atau gue gak akan pernah anggap kalian semua teman lagi!" Ancam Bhumi emosi.

Oma Rani dan Oma Intan hanya bisa menangis sambil berpelukan sambil terus berteriak meminta Bhumi untuk tidak menghajar Keenan.

"Lepasin Bhumi,." Perintah Bhima lirih menahan sakit sambil mencoba bangun.

"Bhumi sabar dulu, dia saudara kembar kamu!" kata Papi Gema melihat Bhumi emosi berapi-api. Tapi tidak digubris oleh Bhumi.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Pukulan dan tendangan mendarat kembali di tubuh Bhima. Bhima tidak membalas, dia hanya pasrah. Jika memang Bhumi mau membunuhnya pun dia siap, karena dia mengaku salah sudah melakukan kekerasan pada Flower hingga Flower tak sadarkan diri.

"BHUMI CUKUP!" Bentak Papi Gema membuat semua terdiam.

Arsa yang sedang menahan tubuh Nauval supaya tidak menghajar Bhima kembali pun ikut kaget dengan bentakan Papi Gema.

"Maafin gue... gue salah Bhum.. " kata Bhima lirih dengan mata berkaca-kaca.

Bhumi tidak menjawab, dia langsung menarik pergelangan gadis bernama Shilla itu untuk keluar dari kediaman keluarga Adena dan segera pergi menuju rumah sakit demi menemui Flower, gadis yang ia cintai selama ini.

Bhumi sangat merindukan Flower dan sangat khawatir dengan kondisi Flower.

Bodoh amat dengan kondisi Bhima saat ini. Bahkan bagaimana maminya saja Bhumi sepertinya lupa, karena fokusnya pada Flower.

"PERGI KALIAN DARI SINI! SAYA GAK AKAN SUDI MENJODOHKAN ANAK SAYA DENGAN PRIA BRENGSEK SEPERTI ANAK KAMU GEMA BRAMANTYA!" bentak Nauval.

"Val, kita bicarakan ini baik-baik dulu ya ." Kata Papi Gema mencoba menahan emosinya.

Sementara Deon, Reno dan Alex mencoba menolong Bhima. Dan Renata ikut keluar hendak mengejar Bhumi.

"Sudah cukup! dua kali anak kamu mempermainkan anak saya Gem! dua kali pertunangan di gelar tapi selalu digagalkan oleh anak kamu. Sudah cukup! Pergi kalian semua dari sini, dan jangan pernah menginjakkan kaki kalian disini lagi!"

Usaha menenangkan Nauval saat ini sepertinya tidak membuahkan hasil.

Bukan hanya keluarga Bramantya, keluarga Arsa Wijaya dan sahabat-sahabat Bhima pun bubar.

Papi Gema pun membawa istri dan anaknya ke rumah sakit untuk mendapatkan tidakkan dokter sekaligus melihat dan mencari tahu kronologi kejadiannya yang menimpa Flower secara menyeluruh.

Bhima benar-benar babak belur dan hampir tidak sadarkan diri oleh ulah Bhumi yang kesetanan.

Salah dari mereka ada yang tersenyum dalam hati meskipun tampak luarnya sangat cemas dengan kondisi saat ini.

...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...

Luka di wajah Bhima selesai diobati oleh perawat.

Untung rumah sakit keluarga Bramantya, jadi awak media tidak tahu kalau muka Bhima sudah babak belur.

Bhima belum mendapatkan keberanian untuk menemui Flower secara langsung. Dengan kursi roda di dorong oleh Alex, Bhima ingin melihat kondisi Flower dari jauh.

Pintu ruang perawatan Flower tidak tertutup dengan rapat.

Dari sana, Bhima bisa melihat betapa khawatirnya Bhumi dan bahkan Bhumi meneteskan air matanya untuk Flower.

Bhima tahu, cinta Bhumi untuk Flower sangatlah besar.

Bhima meminta Alex untuk mengantarkannya ke ruang Mami Naya.

Mami Naya masih belum siuman karena diberikan dokter obat penenang supaya istirahat dulu.

Bhima memandang lekat wajah sang mami.

Tidak ada perbincangan sedikitpun antara Bhima dan Papi Gema.

Papi Gema lebih memilih berbicara dengan Alex di luar rumah sakit untuk mengetahui cerita yang sebenarnya.

30 menit berlalu,

Mami Naya sudah sadar, dia kembali menangis saat menatap wajah Bhima yang sudah babak belur itu menunggunya di ruang rumah sakit.

Mami Naya kecewa namun hati kecilnya tidak tega melihat wajah tampan Bhima dipenuhi dengan Luka.

"Kenapa harus gadis itu Bhim? kenapa?" kata Mami Naya lirih dan hampir tidak terdengar.

"Mami Maaf.." Air mata Bhima tumpah.

"Maafkan aku mi.... aku hilang kendali, aku salah.. maaf." Bhima mengusap air matanya.

Bagi anak-anak, melihat Mami Naya menangis itu adalah luka tersendiri untuk mereka.

Maklum, mami Naya selalu terlihat happy dan energic. Jika mami Naya sudah menangis seperti ini, berarti ada hal yang sudah sangat-sangat menyakiti hatinya.

" mami kecewa sama kamu Bhim.. apapun alasan kamu, mami gak terima."

"Mami istirahat dulu ya.. tenang, aku akan selesaikan semuanya mi. Aku akan terima konsekuensinya."

Mami Naya histeris, dia tidak bisa membayangkan jika Bhima harus menikahi Flower, sementara Bhumi masih sangat mencintai Flower.

"Sayang kamu sudah bangun?" Tanya Papi Gema yang baru masuk ruangan tersebut.

"Aku kecewa sama anak kamu mas! sangat kecewa!" Ucap Mami Naya.

"Sayang tenang ya...kita akan pikirkan jalan keluarnya."

"Bagaimana aku bisa tenang mas! Bhumi masih sangat mencintai gadis tidak punya perasaan itu! Dan kini Bhima malah memperkosanya! Mami yakin kamu bukan lelaki pertama untuknya kan Bhim? iya kan Bhim." Mami Naya penuh harap menunggu jawaban Bhima yang meng-iyakan pernyataannya.

"Dia adalah wanita pertama untukku mi, dan aku adalah orang yang pertama kali menyentuhnya."

"Bohong!" Teriak Mami Naya.

Luka lama akan bagaimana terpuruknya Bhumi selama lima tahun telah kembali bersamaan gadis bernama Flower tersebut telah kembali ke kehidupan keluarga Bramantya.

"Sayang tenang.."

"Jangan bilang kamu mau menyuruh Bhima bertanggung jawab pada wanita tidak berperasaan itu?" Mami Naya menatap papi Gema dengan tajam.

"Maafin papi mi.. tapi itu harus papi lakukan. Karena Bhima dijebak, dan kita mendapat ancaman.

Bhima memejamkan mata,

Menikahi Flower? Cinta Pertama Bhumi? sungguh lucu.

...BERSAMBUNG......

Wah wah wah.. Bhumi udah semua nih...

kira-kira apa yang akan terjadi saat Bhumi menemui Flower ya?

......Kasih Komentar yang banyak, Like dan Vote Vote dan Votenya ya.........

...Makasih kaka 🤩🤣😘...

Terpopuler

Comments

Firdha Widyaningsih

Firdha Widyaningsih

wajar sih klu harus babak belur emg pantas org seperti bhima harus di perlakukan seperti itu keenakan di dia

2021-11-02

0

MiniJuwita

MiniJuwita

bakalan seru ni thor ceritanya .lanjut thor semangat nulisnya ya

2021-08-06

0

Sol likah

Sol likah

0vb
l6

2021-08-04

0

lihat semua
Episodes
1 Cinta Pertama~
2 Alona Anindya~
3 Menemui Keenan~
4 Mainan baru?~
5 Orange Juice~
6 Pingsan~
7 Sakit~
8 Membawa ke Rumah Sakit~
9 Temen Tidur?~
10 Reno Terjebak~
11 Rencana Menyelidiki~
12 Dilarang pergi~
13 Shilla~
14 Diusir~
15 Tersadar~
16 Pusing~
17 Bhim?
18 Tawaran~
19 3 Hari lagi~
20 Aku - Kamu ~
21 Terlambat~
22 Perjanjian Kontrak?~
23 Cerita Lama Bhima~
24 Sebenarnya~
25 Bhima Sakit~
26 Amarah Oma Rani~
27 Ngobrol dengan Mertua~
28 Demi Bhumi~
29 Bhumi lagi~
30 Sabarnya Bhima~
31 Mirip?
32 Pesan~
33 Bertemu Bhumi~
34 Keputusan Flower~
35 Kesel~
36 Drama Bhima~
37 Emerald
38 Mati~
39 Keyakinan Mami Naya~
40 Mas Bhimaku~
41 Inginnya Flower~
42 Efek Jalan sama Artis~
43 Test DNA~
44 Janji Bhima pada Selena~
45 Kejujuran~
46 Memeluk~
47 Kedinginan~
48 Masa Lalu lagi~
49 Diminta Pulang~
50 Zelina Putriku~
51 Flower atau Zelina?
52 Rencana Reno~
53 Keberangkatan Mami dan Papi~
54 Gak Mau di Peluk~
55 Salah Tempat~
56 Kedatangan Mama Risa~
57 Tembak di Dalam~
58 Ngobrol dengan Mama~
59 Mulai Terungkap~
60 Sensasi Berbeda~
61 Ancaman Alona~
62 Bertemu Bhumi~
63 Bau Bhumi~
64 Ayah Bunda?
65 Kamu Kenapa?
66 Alpukat~
67 Cemburu tak Beralasan~
68 Ha?
69 Telfon Mami Naya~
70 Tindakan Keenan~
71 Paginya Bhima dan Flower~
72 Papi Gema Pulang~
73 Uwu~
74 Haru vs Suram~
75 Bertemu Alona~
76 Ucap pilu Alona~
77 Tentang Alona~
78 Keen dan Al
79 Bucin Bucinan~
80 Mimi Pipi~
81 Dadakan~
82 Rencana Mengajak Ke Jogja~
83 Ciie Tembak Dalam~
84 Ribut~
85 Berbicara~
86 Amarahanya Orang Sabar~
87 Pendarahan~
88 Nyesel kan Bhim~
89 Kata Gevania~
90 Menangis~
91 Ruang Flower~
92 Permintaan Maaf Mami Naya~
93 Persiapan Makan Malam~
94 Oma Rani~
95 Omlete~
96 Garam dan Lada~
97 Masalah Omelete
98 Making Out~
99 Ancaman~
100 Menemui Keenan lagi~
101 Mencoba Jujur~
102 Alasan Alona~
103 Memeriksa Kandungan~
104 Buah Kesabaran~
105 Tersebar~
106 Melindungi Alona~
107 Melindungi Alona -2
108 Belum Siap~
109 meng-kadal-i Buaya~
110 Kabur~
111 Kabar Mengejutkan~
112 Buron~
113 Ngidam~
114 Mendatangi Villa~
115 Korban~
116 Kejadian Di Villa~
117 Bhima Pulang~
118 Mulai Menyesal~
119 Tertangkapnya Sisil~
120 Tamat~
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Cinta Pertama~
2
Alona Anindya~
3
Menemui Keenan~
4
Mainan baru?~
5
Orange Juice~
6
Pingsan~
7
Sakit~
8
Membawa ke Rumah Sakit~
9
Temen Tidur?~
10
Reno Terjebak~
11
Rencana Menyelidiki~
12
Dilarang pergi~
13
Shilla~
14
Diusir~
15
Tersadar~
16
Pusing~
17
Bhim?
18
Tawaran~
19
3 Hari lagi~
20
Aku - Kamu ~
21
Terlambat~
22
Perjanjian Kontrak?~
23
Cerita Lama Bhima~
24
Sebenarnya~
25
Bhima Sakit~
26
Amarah Oma Rani~
27
Ngobrol dengan Mertua~
28
Demi Bhumi~
29
Bhumi lagi~
30
Sabarnya Bhima~
31
Mirip?
32
Pesan~
33
Bertemu Bhumi~
34
Keputusan Flower~
35
Kesel~
36
Drama Bhima~
37
Emerald
38
Mati~
39
Keyakinan Mami Naya~
40
Mas Bhimaku~
41
Inginnya Flower~
42
Efek Jalan sama Artis~
43
Test DNA~
44
Janji Bhima pada Selena~
45
Kejujuran~
46
Memeluk~
47
Kedinginan~
48
Masa Lalu lagi~
49
Diminta Pulang~
50
Zelina Putriku~
51
Flower atau Zelina?
52
Rencana Reno~
53
Keberangkatan Mami dan Papi~
54
Gak Mau di Peluk~
55
Salah Tempat~
56
Kedatangan Mama Risa~
57
Tembak di Dalam~
58
Ngobrol dengan Mama~
59
Mulai Terungkap~
60
Sensasi Berbeda~
61
Ancaman Alona~
62
Bertemu Bhumi~
63
Bau Bhumi~
64
Ayah Bunda?
65
Kamu Kenapa?
66
Alpukat~
67
Cemburu tak Beralasan~
68
Ha?
69
Telfon Mami Naya~
70
Tindakan Keenan~
71
Paginya Bhima dan Flower~
72
Papi Gema Pulang~
73
Uwu~
74
Haru vs Suram~
75
Bertemu Alona~
76
Ucap pilu Alona~
77
Tentang Alona~
78
Keen dan Al
79
Bucin Bucinan~
80
Mimi Pipi~
81
Dadakan~
82
Rencana Mengajak Ke Jogja~
83
Ciie Tembak Dalam~
84
Ribut~
85
Berbicara~
86
Amarahanya Orang Sabar~
87
Pendarahan~
88
Nyesel kan Bhim~
89
Kata Gevania~
90
Menangis~
91
Ruang Flower~
92
Permintaan Maaf Mami Naya~
93
Persiapan Makan Malam~
94
Oma Rani~
95
Omlete~
96
Garam dan Lada~
97
Masalah Omelete
98
Making Out~
99
Ancaman~
100
Menemui Keenan lagi~
101
Mencoba Jujur~
102
Alasan Alona~
103
Memeriksa Kandungan~
104
Buah Kesabaran~
105
Tersebar~
106
Melindungi Alona~
107
Melindungi Alona -2
108
Belum Siap~
109
meng-kadal-i Buaya~
110
Kabur~
111
Kabar Mengejutkan~
112
Buron~
113
Ngidam~
114
Mendatangi Villa~
115
Korban~
116
Kejadian Di Villa~
117
Bhima Pulang~
118
Mulai Menyesal~
119
Tertangkapnya Sisil~
120
Tamat~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!