Menemui Keenan~

WARNING!!!

JANGAN TERPATOK NOVEL AUTHOR SEBELUMNYA TENTANG BHIMA DAN BHUMI YA...

KARENA AUTHOR BUAT BERBEDA...

KALAU KALIAN MAU PROTES JUGA BOLEH SIH HEHEHE YANG PENTING JANGAN PELIT KOMENTAR DAN LIKE.. DIKASIH VOTE JUGA ALHAMDULILLAH...

Happy reading ya 🍁

...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...

Setelah mati-matian Bhima menahan gejolak di hati dan jiwanya, bahkan tubuhnya pun tadi mendadak merasa panas dan juniornya sudah menegang, kini Bhima mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Beruntung dia masih bisa mengumpulkan kewarasannya.

Ah Alona, gadis yang selalu bersikap dewasa dihadapannya dan mampu memberikan ketenangan hatinya mendadak menjadi wanita kekurangan belaian.

Bukan hanya itu, di mata keluarga Bramantya, Alona dikenal sebagai pribadi yang sopan santun dan lembut.

Lalu, bagaimana bisa gadis yang memiliki image baik dan sebagai tunangan kakak sepupunya berusaha menggodanya di kamar hotel dengan alasan butuh pertolongan karena sakit perut.

Kini, banyak pertanyaan yang ada dibenaknya. Terlebih bagaimana hubungan Alona dan Keenan yang sebenarnya. Karena setahu Bhima, cintanya itu bertepuk sebelah tangan sebab Alona terlihat sangat mencintai Keenan dari kecil. Begitu pula sebaliknya.

Bhima harus menemui Keenan saat ini, iya Keenan.. Bhima tidak mau akan ada kesalahpahaman kedepannya mengingat bagaimana menyeramkan nya ancaman si singa betinanya alias Mami Naya yang tidak pernah main-main jika dia menggoda tunangan kakak sepupunya.

Lah ini, dia yang mencoba di goda loh~

Dalam hati kecil Bhima,

jujur dia sangat kecewa dengan sikap Alona namun apalah arti kecewa Bhima jika rasa cintanya pada Alona teramat besar dan tulus.

Bhima baru tahu sisi lain dari seorang Alona, wanita yang selalu ia puja puji dari kecil yang dia jadikan patokan kriteria wanita idamannya.

Bhima memberhentikan mobilnya di Club malam ternama bernama "Alexandria Night Club" menyusul Keenan yang sudah ada di sana. Club malam tersebut adalah milik sahabat Bhima dan Bhumi yang bernama Alex.

Dentuman musik berbunyi dengan cukup keras memenuhi ruangan yang dihiasi lampu kelap kelip. Bhima mencari sosok kakak sepupunya berada. Hingga manik matanya melihat seorang lelaki tengah meminum alkohol dengan santainya di pojok ruangan remang-remang tersebut.

"Kak.." Panggil Bhima yang menepuk pundak lelaki tersebut lalu duduk di sampingnya.

"Hmmm." Jawab lelaki tersebut yang biasa dipanggil Keen.

Tanpa basa-basi,

"Gue minta maaf kak, tadi kak Alona telfon gue meminta tolong untuk segera datang ke hotel. Dia menangis katanya sakit perut.. tanpa pikir panjang gue segera menyusulnya karena khawatir dan.."

"Dan dia berusaha menggoda elu dan elu akhirnya tidur dengannya?" Keenan memotong ucapan adiknya dan menatap sang adik dengan tajam.

"Nggak kak! nggak! sumpah demi apapun gue gak nidurin dia.. gue masih perjaka ciyus!" Kata Bhima dengan polosnya membuat Keenan tertawa terbahak-bahak hingga menggebrak-gebrak meja.

"Kak Keen kok ketawa?" Tanya Bhima bingung.

Please deh, yakin ini artis papan atas, lulusan hardvard, tampang keren tapi begini polosnya. Aduh Bhim...

"Elu masih normal gak sih? senjata elu gak bisa berfungsi apa saat lihat tubuh Alona?" Tanya Keenan setengah meledek sang adik.

Bhima mendelik.

"Enak aja! masih lah.. cuma beruntung otak gue masih waras kak, gue masih inget dia tunangan elu dan ancaman si singa betina." Jawab Bhima meraih sloki yang di pegang oleh Keenan dan menenggaknya begitu saja.

"Pait." Kata Bhima setelah meminum minuman Keenan.

"Elu udah apain aja dia? Ceritain detail kalau gak gue bilang sama singa betina biar senjata elu dipotong sama si singa betina sampai pangkal pangkal nya! " Ancam Keenan membuat Bhima menelan saliva nya.

Keenan adalah anak dari Genta, kakak Papi Gema. Tapi dari kecil Keenan sangat dekat dengan Papi Gema dan Mami Naya. Apalagi ketika Ibu kandungnya sudah meninggal dan Papa Genta menikah lagi dan memiliki anak lelaki bernama Kaisar.

Jadi wajar, hubungan Keenan dengan sepupunya layaknya adik kakak kandung.

"Ya.. emm.."

"Ya apa?" Kini Keenan menatap adiknya dengan serius.

Jantung Bhima berdegup kencang, ada rasa bersalah menyelimutinya yang telah berbuat tidak sopan dengan tunangan kakaknya.

"Jujur pasti di pukul, gak jujur.. gue bukan pengecut. Dan gue harus terima resikonya. Kalau gue pengecut entar di pakein rok mini sama papi." Batin Bhima.

"Ya.. dia cium bibir gue kak.. awalnya pengen nolak, tapi.. lama-lama kok enak ya.. akhirnya gue terbawa suasana." Kata Bhima membuat Keenan tersenyum sinis.

Keenan memejamkan matanya, dia mencoba meredam emosinya.

Wanita bernama Alona selalu saja menguji kesabarannya dengan tingkahnya yang menjijikkan.

Dengan semangat Bhima melanjutkan ceritanya karena rasa bersalahnya mendadak hilang mengingat kejadian panas yang terjadi kurang dari sejam lalu.

"Gila kak, baru pertama gue pegang payudara... kayak squisy yaaa.. jadi gue mainin bentar deh itu.. orang dia yang minta juga!" Jawab Bhima yang langsung menutup mulutnya sendiri begitu saja.

Pletak!

Keenan menoyor kepala Bhima dengan keras.

"Njiiirr! sakit kak!" Bhima mengusap keningnya.

"Masuk gak?" Tanya Keenan simpel. Bhima seakan paham dengan pertanyaan sang kakak.

"Nggaklah! kan gue udah bilang.. gue masih perjaka ting-ting kak!" Jawab Bhima membuat Keenan bernafas lega.

"Jauhi Alona! Gue gak mau kejadian tadi terulang kembali, beruntung elu masih bisa menahan diri. Kalau nggak, gimana perasaan mami sama papi jika mereka tahu? " Tanya Keenan.

"Lah kok perasaan mami sama papi, emang perasaan elu gak kenapa-kenapa kak?"

Keenan tersenyum sinis,

"Entahlah!" Keenan kembali menoyor kembali kepala Bhima.

Bhima hanya mendengus kesal.

Bhima pikir dia akan dipukuli oleh Keenan karena sudah kurang ajar dengan tunangan kakak sepupunya itu. Bukan Bhima yang kurang ajar sih, tapi Alona lah yang minta di kurang ajarin.

Dugaan Bhima salah besar, Keenan justru terlihat santai mendengar cerita adiknya itu.

Bhima termenung, pikirannya semakin menerawang jauh, apa jangan-jangan selama ini Keenan sering tidur sama Alona?

Kenapa Keenan tidak cemburu padanya sama sekali?

Apa jangan-jangan Keenan tidak cinta sama Alona? kalau Keenan tidak cinta sama Alona bukankah dia bisa mendapatkan Alona tanpa menyakiti hati kakak sepupunya yang sangat ia sayangi seperti ia menyayangi Bhumi dan Bianca.

Plak! Keenan mendaratkan kembali tangannya di kepala Bhima.

'Elu kenapa sih kak dari kecil selalu suka menganiaya gue?" Decak Bhima kesal.

"Lu jangan pernah berpikir mau ambil Alona dari gue meskipun gue tahu elu cinta sama dia!" Kata Keenan penuh penekanan.

"Ya! tapi jangan main kekerasan dong!" Decak Bhima lagi.

"Kenapa? gak terima?" Keenan melotot pada Bhima.

Bhima hanya menggeleng-geleng Ah kakak Keenan itu selalu bisa membuat adik-adiknya selalu bertekuk lutut padanya.

Keenan menghela nafasnya setelah sekian detik tampak berpikir,

"Gue juga sama seperti elu Bhim, tapi sayangnya gue gak bisa menahan nafsu gue seperti apa yang elu lakuin saat Alona menggoda. Gue bener-bener kecewa sama diri gue sendiri, hingga gue sadar kalau gue bukan lelaki pertama yang menyentuh Alona."

Mata Bhima terbelalak.

"Nggak mungkin kak Alona kayak gitu kak! pasti kakak yang pertama untuknya!" Ucap Bhima dengan nada tinggi.

Bagaimanapun Bhima sangat mencintai Alona dengan tulus. Mungkin cinta Bhima pada Alona melebihi cintanya Keenan pada Alona. Jadi dia tidak terima saat ada orang yang membicarakan kejelekan orang yang dicintainya.

"Percaya atau nggak, itulah faktanya. Gue mohon, jangan dekati Alona karena itu akan membuat keluarga besar kita kecewa. Dan elu harus selalu ingat, elu punya Mami dan adik perempuan jadi jangan seperti gue yang menyentuh wanita sebelum halal karena kekecewaan gue sama Alona, gimana perasaan elu kalau Bianca disentuh atau di lecehkan kekasihnya? ." Nasehat Keenan membuat Bhima termenung.

Bhima sudah sedikit tahu tentang Keenan yang tidur dengan banyak wanita, namun Bhima baru tahu jika Alona lah yang menyebabkan Keenan seperti itu. Bhima pikir Alona masih menjaga harga dirinya sebagai wanita.

Dan Keenan, lelaki yang terlihat dewasa dengan pembawaan sangat kalem membuat adik-adiknya nyaman dan terbuka. Mulai dari Bhima, Bhumi dan Bianca hingga Kaisar adiknya sendiri. Kini menampakkan sisi lain jika membahas mengenai Alona Anindya.

Sedingin-dinginnya Bhumi, dia masih bisa mengobrol dengan asik pada sosok Keenan.

Namun, Keenan yang sekarang berbeda dengan Keenan yang dulu. Keenan yang dulu benar-benar kalem, kini dia menjadi lelaki yang sering mencari kepuasan ranjang dari barisan para jaalang akibat kekecewaannya pada Alona.

Bersambung....

LIKE!

KOMENTAR!

VOTE!

THANK YOU! 🥰

.

.

.

Terpopuler

Comments

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

g gitu jg kenan, justru pribadi kenan yg sdh dewasa, lbh bisa paham, kenyataan adl fakta yg sebenarnya.... kecewa boleh, g hrs merusak diri sendiri...

2023-04-02

0

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

kok bisa ya ngeyel, si kenan sdh buktikan... cinta kaya grandong si bhima

2023-04-02

0

kakaika

kakaika

ihh ga ada akhlak si alona.. merasa ditinggal terus. yah iyalah elu ditinggal, wong orang geblek.. rayu adik sepupunya kenan dengan pakaian seksi.. udah ga ada otaknya si alona

2021-10-15

0

lihat semua
Episodes
1 Cinta Pertama~
2 Alona Anindya~
3 Menemui Keenan~
4 Mainan baru?~
5 Orange Juice~
6 Pingsan~
7 Sakit~
8 Membawa ke Rumah Sakit~
9 Temen Tidur?~
10 Reno Terjebak~
11 Rencana Menyelidiki~
12 Dilarang pergi~
13 Shilla~
14 Diusir~
15 Tersadar~
16 Pusing~
17 Bhim?
18 Tawaran~
19 3 Hari lagi~
20 Aku - Kamu ~
21 Terlambat~
22 Perjanjian Kontrak?~
23 Cerita Lama Bhima~
24 Sebenarnya~
25 Bhima Sakit~
26 Amarah Oma Rani~
27 Ngobrol dengan Mertua~
28 Demi Bhumi~
29 Bhumi lagi~
30 Sabarnya Bhima~
31 Mirip?
32 Pesan~
33 Bertemu Bhumi~
34 Keputusan Flower~
35 Kesel~
36 Drama Bhima~
37 Emerald
38 Mati~
39 Keyakinan Mami Naya~
40 Mas Bhimaku~
41 Inginnya Flower~
42 Efek Jalan sama Artis~
43 Test DNA~
44 Janji Bhima pada Selena~
45 Kejujuran~
46 Memeluk~
47 Kedinginan~
48 Masa Lalu lagi~
49 Diminta Pulang~
50 Zelina Putriku~
51 Flower atau Zelina?
52 Rencana Reno~
53 Keberangkatan Mami dan Papi~
54 Gak Mau di Peluk~
55 Salah Tempat~
56 Kedatangan Mama Risa~
57 Tembak di Dalam~
58 Ngobrol dengan Mama~
59 Mulai Terungkap~
60 Sensasi Berbeda~
61 Ancaman Alona~
62 Bertemu Bhumi~
63 Bau Bhumi~
64 Ayah Bunda?
65 Kamu Kenapa?
66 Alpukat~
67 Cemburu tak Beralasan~
68 Ha?
69 Telfon Mami Naya~
70 Tindakan Keenan~
71 Paginya Bhima dan Flower~
72 Papi Gema Pulang~
73 Uwu~
74 Haru vs Suram~
75 Bertemu Alona~
76 Ucap pilu Alona~
77 Tentang Alona~
78 Keen dan Al
79 Bucin Bucinan~
80 Mimi Pipi~
81 Dadakan~
82 Rencana Mengajak Ke Jogja~
83 Ciie Tembak Dalam~
84 Ribut~
85 Berbicara~
86 Amarahanya Orang Sabar~
87 Pendarahan~
88 Nyesel kan Bhim~
89 Kata Gevania~
90 Menangis~
91 Ruang Flower~
92 Permintaan Maaf Mami Naya~
93 Persiapan Makan Malam~
94 Oma Rani~
95 Omlete~
96 Garam dan Lada~
97 Masalah Omelete
98 Making Out~
99 Ancaman~
100 Menemui Keenan lagi~
101 Mencoba Jujur~
102 Alasan Alona~
103 Memeriksa Kandungan~
104 Buah Kesabaran~
105 Tersebar~
106 Melindungi Alona~
107 Melindungi Alona -2
108 Belum Siap~
109 meng-kadal-i Buaya~
110 Kabur~
111 Kabar Mengejutkan~
112 Buron~
113 Ngidam~
114 Mendatangi Villa~
115 Korban~
116 Kejadian Di Villa~
117 Bhima Pulang~
118 Mulai Menyesal~
119 Tertangkapnya Sisil~
120 Tamat~
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Cinta Pertama~
2
Alona Anindya~
3
Menemui Keenan~
4
Mainan baru?~
5
Orange Juice~
6
Pingsan~
7
Sakit~
8
Membawa ke Rumah Sakit~
9
Temen Tidur?~
10
Reno Terjebak~
11
Rencana Menyelidiki~
12
Dilarang pergi~
13
Shilla~
14
Diusir~
15
Tersadar~
16
Pusing~
17
Bhim?
18
Tawaran~
19
3 Hari lagi~
20
Aku - Kamu ~
21
Terlambat~
22
Perjanjian Kontrak?~
23
Cerita Lama Bhima~
24
Sebenarnya~
25
Bhima Sakit~
26
Amarah Oma Rani~
27
Ngobrol dengan Mertua~
28
Demi Bhumi~
29
Bhumi lagi~
30
Sabarnya Bhima~
31
Mirip?
32
Pesan~
33
Bertemu Bhumi~
34
Keputusan Flower~
35
Kesel~
36
Drama Bhima~
37
Emerald
38
Mati~
39
Keyakinan Mami Naya~
40
Mas Bhimaku~
41
Inginnya Flower~
42
Efek Jalan sama Artis~
43
Test DNA~
44
Janji Bhima pada Selena~
45
Kejujuran~
46
Memeluk~
47
Kedinginan~
48
Masa Lalu lagi~
49
Diminta Pulang~
50
Zelina Putriku~
51
Flower atau Zelina?
52
Rencana Reno~
53
Keberangkatan Mami dan Papi~
54
Gak Mau di Peluk~
55
Salah Tempat~
56
Kedatangan Mama Risa~
57
Tembak di Dalam~
58
Ngobrol dengan Mama~
59
Mulai Terungkap~
60
Sensasi Berbeda~
61
Ancaman Alona~
62
Bertemu Bhumi~
63
Bau Bhumi~
64
Ayah Bunda?
65
Kamu Kenapa?
66
Alpukat~
67
Cemburu tak Beralasan~
68
Ha?
69
Telfon Mami Naya~
70
Tindakan Keenan~
71
Paginya Bhima dan Flower~
72
Papi Gema Pulang~
73
Uwu~
74
Haru vs Suram~
75
Bertemu Alona~
76
Ucap pilu Alona~
77
Tentang Alona~
78
Keen dan Al
79
Bucin Bucinan~
80
Mimi Pipi~
81
Dadakan~
82
Rencana Mengajak Ke Jogja~
83
Ciie Tembak Dalam~
84
Ribut~
85
Berbicara~
86
Amarahanya Orang Sabar~
87
Pendarahan~
88
Nyesel kan Bhim~
89
Kata Gevania~
90
Menangis~
91
Ruang Flower~
92
Permintaan Maaf Mami Naya~
93
Persiapan Makan Malam~
94
Oma Rani~
95
Omlete~
96
Garam dan Lada~
97
Masalah Omelete
98
Making Out~
99
Ancaman~
100
Menemui Keenan lagi~
101
Mencoba Jujur~
102
Alasan Alona~
103
Memeriksa Kandungan~
104
Buah Kesabaran~
105
Tersebar~
106
Melindungi Alona~
107
Melindungi Alona -2
108
Belum Siap~
109
meng-kadal-i Buaya~
110
Kabur~
111
Kabar Mengejutkan~
112
Buron~
113
Ngidam~
114
Mendatangi Villa~
115
Korban~
116
Kejadian Di Villa~
117
Bhima Pulang~
118
Mulai Menyesal~
119
Tertangkapnya Sisil~
120
Tamat~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!