Dilarang pergi~

Bhumi sudah berada disalah satu hotel Bintang 5 di Surabaya. Dia duduk termenung menatap gemerlap kota Surabaya dari lantai 10 tempat mini bar hotel tersebut.

Hatinya sungguh tak sabar membayangkan pertemuannya dengan Flower setelah hampir 8 tahun setelah asistennya memberikan info tentang Flower.

"Bhum.. elu belum tidur." Tanya Renata duduk disamping Bhumi dan mengambil alih kopi Bhumi kemudian menyeruputnya.

"Kalau gue tidur ya gue gak disini." Jawab Bhumi singkat.

Renata tersenyum masam mendengar jawaban Bhumi.

"Pait." Kata Renata.

"Emang gak pake gula." Jawab Bhumi.

"Tapi lebih pait ucapan dan sikap elu sih." Celetuk Renata.

Bhumi hanya diam.

"Elu masih belum bisa lupain dia Bhum?" Tanya Renata secara tiba-tiba sambil menatap Bhumi yang ada disampingnya.

"Pertanyaan yang tidak perlu jawaban Ta." Jawab Bhumi lirih.

"Bhum.. kamu tahu kan, aku sangat mencintai kamu, lupain Flower dan buka hati kamu untuk aku Bhumi, apa sih kurangnya aku?." Kata Renata penuh keyakinan menggenggam tangan Bhumi.

"Ta, elu itu sahabat gue. Dan selamanya gue akan anggap elu sahabat." Jawab Bhumi menepuk pundak sahabatnya sembari melepas genggaman Renata.

"Gue cinta sama elu dari kecil Bhum.. dari SMP. Gue selalu ada buat elu. Gue terima kekurangan dan kelebihan elu Bhum."

Bhumi tersenyum,

"Elu gadis yang baik banget Ta, elu pantas dapat lelaki yang lebih baik dari gue." Ucap Bhumi berlalu meninggalkan Renata. Renata mengusap air matanya lalu dia ikut berdiri dan memeluk Bhumi dari belakang.

"Maafin gue Bhum.. maaf karena gue belum bisa menghapus perasaan gue ke elu, tolong jangan jauhi gue." Tangis Renata. Beruntung mini bar itu sangat sepi karena waktu menunjukkan hampir jam 12 malam.

Bhumi membalikkan tubuhnya dan membalas pelukan Renata, sahabatnya.

"Elu akan tetep jadi sahabat gue. Pelan-pelan saja, gue yakin perasaan itu akan hilang dengan berjalannya waktu. Sekarang elu istirahat ya.. besok pagi-pagi kita harus ke lokasi proyek biar bisa segera balik Jakarta." Ucap Bhumi mengusap rambut Renata yang sudah ia anggap sebagai adiknya karena sifat Renata itu 11 12 dengan Bianca.

"Iya, perasaan akan hilang dengan berjalannya waktu, tapi tidak dengan perasaanku pada Flower, karena Flower adalah ketidak mungkinan yang selalu aku semogakan." Batin Bhumi.

"Bagaimana aku bisa melupakan perasaanku padamu Bhumi.. jika setiap hari saja kita selalu bersama seperti ini dan aku satu-satunya wanita yang beruntung bisa mengenalmu sedekat ini." Batin Renata.

"Thank ya.." Kata Renata lirih. Bhumi hanya mengangguk.

"Gue balik kamar dulu ya." Pamit Bhumi.

...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...

Hari sudah berganti,

Flower masih setia terpejam, dan Shilla masih setia menunggu sahabatnya.

Shilla bahkan harus berbohong pada Risa, ibu Flower yang juga menjalani perawatan di rumah sakit yang sama dengan Flower karena menderita gagal ginjal.

Untung gedung perawatan mereka berbeda.

Shilla berkata pada Risa, bahwa sahabatnya itu ada kerjaan di luar kota. Jadi tidak bisa menemui sang mama dalam waktu yang belum bisa dipastikan.

Beruntung Risa percaya begitu saja tanpa curiga. Bukan tidak ingin memberitahu kondisi Flower pada Risa, tetapi mengingat kondisi Risa juga tidak cukup baik takutnya membuat Risa pikiran dan semakin drop.

Shilla menatap Flower dengan sendu,

"Maafin gue Flo.. maafin gue... gue gak nyangka kondisinya bakal buat elu seperti ini, sampai elu harus koma." Kata Shilla menatap Flower yang berbaring lemas.

"Gue iri sama elu yang selalu punya segalanya dari SMA. Bhima si play boy, lelaki yang gue cintai dari dulu gak pernah sedikitpun melirik gue. Tapi elu, elu bahkan bisa meluluhkan hati dinginnya Bhumi. Gue iri atas semua yang elu miliki Flo." Shilla menggenggam tangan Flower.

" Maafin gue yang harus egois Flo. Hanya dengan cara gue menjebak elu bersama Bhima, gue bisa memiliki banyak uang yang bisa gue gunakan mencukupi segala kebutuhan gue tanpa gue harus melayani om-om dan sekaligus gue bisa balas sakit hati gue sama Bhima, gue ingin hidup Bhima hancur.

Terkadang kita harus mengorbankan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu Flo."

Ada senyum terukir di wajah Shilla. Entah apa yang ada dibenak gadis itu kenapa dia begitu teganya dengan sahabatnya sendiri yang dulu selalu menopang finansialnya saat masih SMA.

Dan sekarang dia justru tersenyum bangga sudah menghancurkan sahabatnya sendiri karena ambisi.

...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...

Bhima sebenarnya tidak bisa tidur dengan nyenyak dan melakukan apapun dengan tenang sebelum melihat sendiri kondisi Flower.

Bhima masih memiliki hati nurani, sehingga dia sangat merasa bersalah pada Flower.

Apalagi tindakannya juga sudah melanggar hukum, pihak Flower bisa kapan saja melaporkannya pada pihak berwajib.

Hal itu Bhima memutar otaknya untuk bisa keluar dari rumahnya dan melihat keadaan Flower secara langsung. Bhima ingin membicarakan masalah ini dengan keluarga Flower tanpa sepengetahuan keluarganya.

Setelah Bhima sakit kemarin, Mami Naya meminta Bhima stay di rumah. Bahkan sudah meminta izin pada produser untuk cuti shooting toh stok sinetronnya sudah bisa sampai bulan depan.

Mami Naya bukan curiga pada Bhima setelah memperkosa seorang gadis, mami Naya belum tahu hal itu. Tapi lebih ke, supaya Bhima tidak kabur lagi di acara pertunangannya dengan Adena akhir pekan ini yang dilaksanakan dua hari lagi. Apalagi berita kedekatan Bhima dan Selena lawan mainnya sangat santer.

Wajar jika Mami Naya was was, karena ini adalah rencana pertunangan Bhima dan Adena yang kedua kalinya. Yang pertama tepat setahun lalu pertunangan gagal karena Bhima kabur dengan memilih jalan-jalan ke Lombok padahal seluruh keluarga sudah berkumpul.

Hingga kemarin, keluarga Adena meminta pertunangan segera di laksanakan meskipun bersifat di rahasiakan mengingat kontrak Bhima dengan agency.

Karena Adena ingin hubungan yang jelas dengan Bhima. Dia ingin memiliki kekuatan jika ada wanita yang mencoba menggoda Bhima.

Sebenarnya antara mami Naya dan Papi Gema tidak ada yang ingin memaksakan kehendak anaknya. Hanya saja janji sudah terlanjur terucap bahwa anak pertama mereka akan dijodohkan dengan anak perempuan Mesya, sahabat Mami Naya dan Papi Gema.

Dan beberapa bulan lalu sebelum jadi artis, Bhima sudah menyepakati untuk setuju bertunangan dengan Adena bahkan menikahinya jika dia sudah menjadi artis terkenal.

Papi Gema adalah orang yang pantang menjilat ludahnya sendiri, dia harus melakukan apa yang sudah dia ucapkan.

Tidak mudah memang, tapi mau bagaimana lagi? Tidak ada pilihan lain.

Toh, Adena adalah gadis baik-baik dan dari keluarga baik-baik.

Papa Adena yang bernama Nauval adalah sahabat dekat Papi Gema dari kecil. Sedangkan Mamanya yang bernama Mesya adalah sahabat Mami Naya.

dulu, Mesya adalah seorang janda beranak satu, dan satu keponakan yang dia anggap anaknya sendiri. Anak Mesya bernama Zelina, yang diambil orang ayah kandungnya dan meninggal ketika masih bayi. Sedangkan, keponakan Mesya adalah Alona, tunangan Keenan Bramantya.

Hingga akhirnya Mesya menikah dengan Nauval dan hidup bahagia apalagi setelah lahirnya Adena ditengah-tengah mereka.

Bukan kah bagus, menyatukan sebuah persahabatan menjadi ikatan keluarga?

"Kamu mau kemana Bhim?" Tanya Mami Naya melihat Bhima yang mengendap-endap hendak keluar dengan membawa kunci mobil.

"Eh mami.. aku mau ke tempat Alex mi?"

"Ngapain?" Tanya Mami Naya.

"Main lah mi, bosen di rumah terus."

"Kamu di rumah aja. biar mami telfon Alex dan menyuruhnya kesini. Lagi pula, sore ini Bhumi kan pulang dari Surabaya."

"Bhumi?" Kata Bhima lirih.

"Iya kenapa?" Selidik Mami Naya yang menangkap raut wajah putranya itu berubah ketika menyebut nama Bhumi.

"Bhim.. are you okey?" Tanya Mami Naya.

"Oh.. i.. iya mi.. aku balik ke kamar ya." Ucap Bhima.

Otak Bhima mendadak Blank mendengar nama saudara kembarnya disebut,

Cepat atau lambat Bhumi pasti mengetahui semuanya.

Jadi, dia harus mencari waktu yang tepat dan berbicara pada Bhumi mengenai Flower. Bhima tidak ingin Bhumi mengetahui dari orang lain.

...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...

BERSAMBUNG...

.

.

.

Terpopuler

Comments

buna Risma

buna Risma

zelina adalah flower

2022-02-05

0

Moms Rafialhusaini 🌺

Moms Rafialhusaini 🌺

semoga flower itu zelina...

2021-12-21

0

Theresia Anita

Theresia Anita

akhirnya terjawab sudah, ternyata si shilla yg jebam

2021-08-02

0

lihat semua
Episodes
1 Cinta Pertama~
2 Alona Anindya~
3 Menemui Keenan~
4 Mainan baru?~
5 Orange Juice~
6 Pingsan~
7 Sakit~
8 Membawa ke Rumah Sakit~
9 Temen Tidur?~
10 Reno Terjebak~
11 Rencana Menyelidiki~
12 Dilarang pergi~
13 Shilla~
14 Diusir~
15 Tersadar~
16 Pusing~
17 Bhim?
18 Tawaran~
19 3 Hari lagi~
20 Aku - Kamu ~
21 Terlambat~
22 Perjanjian Kontrak?~
23 Cerita Lama Bhima~
24 Sebenarnya~
25 Bhima Sakit~
26 Amarah Oma Rani~
27 Ngobrol dengan Mertua~
28 Demi Bhumi~
29 Bhumi lagi~
30 Sabarnya Bhima~
31 Mirip?
32 Pesan~
33 Bertemu Bhumi~
34 Keputusan Flower~
35 Kesel~
36 Drama Bhima~
37 Emerald
38 Mati~
39 Keyakinan Mami Naya~
40 Mas Bhimaku~
41 Inginnya Flower~
42 Efek Jalan sama Artis~
43 Test DNA~
44 Janji Bhima pada Selena~
45 Kejujuran~
46 Memeluk~
47 Kedinginan~
48 Masa Lalu lagi~
49 Diminta Pulang~
50 Zelina Putriku~
51 Flower atau Zelina?
52 Rencana Reno~
53 Keberangkatan Mami dan Papi~
54 Gak Mau di Peluk~
55 Salah Tempat~
56 Kedatangan Mama Risa~
57 Tembak di Dalam~
58 Ngobrol dengan Mama~
59 Mulai Terungkap~
60 Sensasi Berbeda~
61 Ancaman Alona~
62 Bertemu Bhumi~
63 Bau Bhumi~
64 Ayah Bunda?
65 Kamu Kenapa?
66 Alpukat~
67 Cemburu tak Beralasan~
68 Ha?
69 Telfon Mami Naya~
70 Tindakan Keenan~
71 Paginya Bhima dan Flower~
72 Papi Gema Pulang~
73 Uwu~
74 Haru vs Suram~
75 Bertemu Alona~
76 Ucap pilu Alona~
77 Tentang Alona~
78 Keen dan Al
79 Bucin Bucinan~
80 Mimi Pipi~
81 Dadakan~
82 Rencana Mengajak Ke Jogja~
83 Ciie Tembak Dalam~
84 Ribut~
85 Berbicara~
86 Amarahanya Orang Sabar~
87 Pendarahan~
88 Nyesel kan Bhim~
89 Kata Gevania~
90 Menangis~
91 Ruang Flower~
92 Permintaan Maaf Mami Naya~
93 Persiapan Makan Malam~
94 Oma Rani~
95 Omlete~
96 Garam dan Lada~
97 Masalah Omelete
98 Making Out~
99 Ancaman~
100 Menemui Keenan lagi~
101 Mencoba Jujur~
102 Alasan Alona~
103 Memeriksa Kandungan~
104 Buah Kesabaran~
105 Tersebar~
106 Melindungi Alona~
107 Melindungi Alona -2
108 Belum Siap~
109 meng-kadal-i Buaya~
110 Kabur~
111 Kabar Mengejutkan~
112 Buron~
113 Ngidam~
114 Mendatangi Villa~
115 Korban~
116 Kejadian Di Villa~
117 Bhima Pulang~
118 Mulai Menyesal~
119 Tertangkapnya Sisil~
120 Tamat~
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Cinta Pertama~
2
Alona Anindya~
3
Menemui Keenan~
4
Mainan baru?~
5
Orange Juice~
6
Pingsan~
7
Sakit~
8
Membawa ke Rumah Sakit~
9
Temen Tidur?~
10
Reno Terjebak~
11
Rencana Menyelidiki~
12
Dilarang pergi~
13
Shilla~
14
Diusir~
15
Tersadar~
16
Pusing~
17
Bhim?
18
Tawaran~
19
3 Hari lagi~
20
Aku - Kamu ~
21
Terlambat~
22
Perjanjian Kontrak?~
23
Cerita Lama Bhima~
24
Sebenarnya~
25
Bhima Sakit~
26
Amarah Oma Rani~
27
Ngobrol dengan Mertua~
28
Demi Bhumi~
29
Bhumi lagi~
30
Sabarnya Bhima~
31
Mirip?
32
Pesan~
33
Bertemu Bhumi~
34
Keputusan Flower~
35
Kesel~
36
Drama Bhima~
37
Emerald
38
Mati~
39
Keyakinan Mami Naya~
40
Mas Bhimaku~
41
Inginnya Flower~
42
Efek Jalan sama Artis~
43
Test DNA~
44
Janji Bhima pada Selena~
45
Kejujuran~
46
Memeluk~
47
Kedinginan~
48
Masa Lalu lagi~
49
Diminta Pulang~
50
Zelina Putriku~
51
Flower atau Zelina?
52
Rencana Reno~
53
Keberangkatan Mami dan Papi~
54
Gak Mau di Peluk~
55
Salah Tempat~
56
Kedatangan Mama Risa~
57
Tembak di Dalam~
58
Ngobrol dengan Mama~
59
Mulai Terungkap~
60
Sensasi Berbeda~
61
Ancaman Alona~
62
Bertemu Bhumi~
63
Bau Bhumi~
64
Ayah Bunda?
65
Kamu Kenapa?
66
Alpukat~
67
Cemburu tak Beralasan~
68
Ha?
69
Telfon Mami Naya~
70
Tindakan Keenan~
71
Paginya Bhima dan Flower~
72
Papi Gema Pulang~
73
Uwu~
74
Haru vs Suram~
75
Bertemu Alona~
76
Ucap pilu Alona~
77
Tentang Alona~
78
Keen dan Al
79
Bucin Bucinan~
80
Mimi Pipi~
81
Dadakan~
82
Rencana Mengajak Ke Jogja~
83
Ciie Tembak Dalam~
84
Ribut~
85
Berbicara~
86
Amarahanya Orang Sabar~
87
Pendarahan~
88
Nyesel kan Bhim~
89
Kata Gevania~
90
Menangis~
91
Ruang Flower~
92
Permintaan Maaf Mami Naya~
93
Persiapan Makan Malam~
94
Oma Rani~
95
Omlete~
96
Garam dan Lada~
97
Masalah Omelete
98
Making Out~
99
Ancaman~
100
Menemui Keenan lagi~
101
Mencoba Jujur~
102
Alasan Alona~
103
Memeriksa Kandungan~
104
Buah Kesabaran~
105
Tersebar~
106
Melindungi Alona~
107
Melindungi Alona -2
108
Belum Siap~
109
meng-kadal-i Buaya~
110
Kabur~
111
Kabar Mengejutkan~
112
Buron~
113
Ngidam~
114
Mendatangi Villa~
115
Korban~
116
Kejadian Di Villa~
117
Bhima Pulang~
118
Mulai Menyesal~
119
Tertangkapnya Sisil~
120
Tamat~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!