Di ruang Edelwais, tepatnya di ruang Flower di rawat.
Flower diminta seorang dokter psikolog wanita untuk menceritakan apa yang terjadi pada dirinya. Bagaimana kronologi kejadian pemerkosaan yang dia alami dan apa yang dia rasakan saat ini baik secara fisik maupun perasaannya.
Dengan air mata yang terus mengalir deras dan sesekali tangannya mengepal juga meremas bantal yang ada di pangkuannya, Flower mulai menceritakan rentetan kejadian menyedihkan di Apartemen Bhima tersebut dengan dokter Fatin yang terus memeluknya dan mengusap lembut rambut Flower.
Dokter Fatin dan dokter Psikolog itu sangat terkejut mengetahui siapa yang telah memperkosa dan menganiaya Flower. Putra pertama dari pemilik rumah sakit ini.
Tapi Flower juga berkata, bahwa semua itu terjadi kemungkinan besar dari obat perangsang.
Dokter Fatin merasa sangat iba dengan apa yang menimpa pasiennya tersebut. Dia seorang wanita sekaligus seorang ibu. Dia benar-benar tidak sanggup jika ada di posisi Flower.
Awalnya memang tidak mudah bagi Flower untuk membuka suara sekaligus membuka luka yang teramat dalam pada dirinya yang tidak mungkin terlupakan sampai akhir hayatnya.
Namun, dokter psikolog yang sangat berpengalaman itu mampu membuat Flower nyaman dan akhirnya mau bercerita mengeluarkan segala emosinya.
dokter psikolog terbaik di rumah sakit Bramantya yang bahkan dulu menangani Bhumi saat trauma. Jadi kualitasnya tidak perlu dipertanyakan lagi.
Emosi Flower dikeluarkan semua. Kini dia merasa hatinya sedikit lega hingga akal sehatnya sudah bisa berfungsi dengan baik lagi. Meskipun tidak menyembuhkan lukanya sepenuhnya, tapi setidaknya jiwa Flower tidak terguncang terlalu dalam. Flower dapat menerima kenyataan pahit ini dengan hati yang lapang.
Dokter mengakui, mental Flower sebagai seorang gadis patut diacungi jempol. Gadis tangguh dan luar biasa yang selalu berusaha tegar dan tidak ingin terlihat lemah.
Ya mau gimana lagi, kisah hidup Flower begitu menyedihkan. Dia sudah terbiasa kehilangan, dan sekarang harus kehilangan kehormatannya secara paksa.
Tadi,
Saat baru pertama kali membuka mata, Flower melihat Bhumi disisinya, ada rasa bahagia yang teramat di hati Flower. Namun seketika kebahagiaan itu hilang kala ingatannya kembali tentang kejadian bersama Bhima, Flower menjadi histeris.
Ingin rasanya Flower mengakhiri hidupnya saat itu juga.
Beruntung dokter yang dipanggil Bhumi segera datang dan menenangkan Flower.
Tapi, Bhumi dilarang untuk masuk ke dalam menemani Flower. Bhumi masih setia menunggu di luar untuk mengetahui kondisi sang pujaan hati.
Dokter Fatin terus memeluk Flower memberikan ketenangan dan rasa perlindungan. Saat ini Flower hanya butuh support untuk bangkit lagi.
Dalam kondisi seperti ini, orang-orang sekitar sangat berpengaruh dalam perkembangan psikisnya untuk kedepannya. Jika berada disekitar orang yang salah justru sampai menganggap rendah dirinya, tidak menutup kemungkinan akan terjadi kasus bunuh diri.
"Dok.." Panggil Flower lirih setelah dokter Psikolog keluar ruangan Flower untuk menemui Gema Bramantya.
"Iya nak.." Ucap dokter Fatin lembut.
dokter Fatin memanggil Flower dengan 'nak' untuk membangun kedekatan supaya Flower tetap merasa nyaman dan terlindungi.
"apa lelaki yang memanggil dokter tadi masih di luar?"
"Maksud kamu tuan Bhumi Bramantya?" Flower mengangguk.
"Kenapa nak?"
"Boleh minta tolong, bilang padanya kalau saya butuh istirahat dan tidak ingin bertemu siapapun, termasuk dia." Pinta Flower.
"Kenapa seperti itu? Apa dia akan mengancam kamu?" Tanya Dokter Fatin mendadak serius karena tahu Bhumi Bramantya adalah adik dari Bhima Bramantya.
Flower menggeleng lemah, air matanya kembali terjun bebas lagi. Flower mulai bercerita dengan dokter Fatin,
"Saya tidak menyangka jika saya sudah terlelap begitu lama, hampir sepekan." Kata Flower lirih.
"Tadi saya pikir saya sedang berjalan di sebuah Padang rumput yang indah dan luas sekali, saya tidak tahu harus kemana. Karena semua terlihat sama. Tidak ada petunjuk sama sekali. Namun, saat saya lelah dan hendak menyerah, tiba-tiba seseorang terus memanggil saya. Dia berjanji akan melindungi dan membahagiakan saya seumur hidupnya. Suara itu awalnya terdengar sangat samar, namun lama kelamaan, begitu jelas. Suara seseorang yang teramat saya rindukan." Lanjut Flower dengan tatapan kosong seakan menerawang.
"Apa lelaki yang memanggil kamu itu Tuan Bhumi Bramantya?" Tanya Dokter Fatin yang sekarang bisa menebak ada hubungan apa antara Flower dan Bhumi.
Flower mengangguk lemah,
"Saya sangat bahagia bisa melihatnya lagi, Tapi kondisinya saat ini berbeda, saya tidak pantas dengannya... saya... hiks.. hiks.. hiks.."
"Tenang nak.. kamu istirahat dulu ya sekarang. Jangan terlalu banyak pikiran minum obatnya dan Biar saya berbicara dengan tuan Bhumi ya.." Kata dokter Fatin mengambil kan beberapa butir obat yang salah satunya ada obat tidur untuk Flower supaya Flower bisa istirahat tidak banyak pikiran dulu.
Flower hanya menurut. Setelah minum obat, di kembali berbaring di ranjang rumah sakit yang sangat empuk namun kurang nyaman tersebut.
Lagi-lagi air mata Flower menetes,
Kondisinya sudah tidak sama lagi. Dirinya sudah tidak suci lagi. Dan Flower sangat yakin, hal itu tidak akan bisa diterima Bhumi dengan baik. Flower sangat tahu bagaimana Bhumi yang sesungguhnya.
Sikap overprotektif Bhumi tidak akan pernah berubah.
Dokter Fatin akhirnya keluar dari ruangan Flower setelah memastikan Flower terlelap supaya Flower tidak melakukan hal hal yang tidak diinginkan.
Bhumi yang menunggu diluar merasa sangat bahagia melihat dokter Fatin keluar dari ruangan Flower. Itu artinya, setelah ini dia bisa masuk dan menemui Flower.
Namun sayang, mau tidak mau Bhumi diminta pulang oleh dokter Fatin.Dengan alasan psikis Flower, Bhumi mengalah untuk pulang dan menitipkan Flower pada dokter dan perawat disana.
Disaat itu juga, Papi Gema meminta pada Bhumi untuk mengajak mami Naya pulang ke rumah dan menjaga mami Naya, sementara dirinya mengurusi hal yang sangat penting.
Ya, tentunya itulah cara papi Gema untuk tidak mempertemukan Bhumi dengan Bhima dulu yang akan ke ruangan Flower.
Pikir Bhumi, Mungkin besok Flower sudah mau menemuinya dan berbicara padanya.
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
Satu jam telah berlalu,
Setelah papi Gema dan Bhima menemui dokter Psikology yang memeriksa Flower tadi,
tiba-tiba asisten Papi Gema menelfon dan ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting.
Akhirnya, Papi Gema dan Bhima menemui Evan terlebih dulu di sebuah restoran tidak jauh dari rumah sakit sebelum bertemu Flower secara langsung. Tentunya di ruang VIP.
"Ada apa Van?" Tanya Papi Gema duduk dihadapan sang sekertaris.
"Saya minta anda jangan terkejut mendengar apa yang akan saya katakan dan saya berikan boss."
"Jangan basa-basi Van!" Nada dingin Papi Gema sudah mulai muncul.
"Gini bos.. ehmm.. ternyata dalang di balik ini semua adalah Sisil. Untuk siapa yang menaruh obat itu ke minuman Bhima saya sendiri belum tahu. Tapi dalangnya adalah Sisil."
Papi Gema nampak shock mendengar nama itu kembali.
"Sisil? siapa Sisil?" Tanya Bhima. Papi Gema mencoba menetralkan hatinya.
"Ternyata ancamannya waktu itu tidaklah main-main." Gumam papi Gema.
"Apa maksudnya sih Pi?" Tanya Bhima penasaran.
"Sisil adalah perempuan gila, dia adalah anak panti asuhan yang diangkat oleh Oma Rani dan almarhum Opa kamu menjadi anaknya, sebagai kakak perempuan mami kamu. Dia selalu iri dengan apa yang mami kamu dapatkan. Termasuk papi. Cintanya yang tidak terbalas kan, bahkan papi menikah dengan mami kamu membuatnya marah hingga dulu sempat mencoba mencelakai mami kamu namun gagal, jadi dia berjanji akan menghancurkan keluarga kita." Jelas Papi Gema.
"Wanita gila." Gumam Bhima.
"Van, dari mana kamu tahu jika Sisil yang melakukan ini semua?" Tanya Papi Gema kembali fokus pada Evan. Sebab kalau Bhima tanya gak dijawab jawab maka akan terus tanya dan mengganggu.
" Barusan dia menghadang mobil saya dan menemui saya secara langsung tuan. Dia memberikan ini, katanya dia hanya ingin melihat Bhima menikahi Flower, jika tidak maka semua ini akan menyebar." Evan menyodorkan sebuah amplop pada papi Gema.
Tanpa bertanya Papi Gema langsung membuka amplop tersebut.
Betapa terkejutnya papi Gema melihat Foto Bhima tengah berciuman dengan Alona dikamar hotel dengan Alona yang hanya memakai lingerie.
"Bhim.." Papi Gema menatap Bhima dengan penuh amarah.
BERSAMBUNG....
jeng.. jeng.. jeng..
Papi Gema sudah mulai tahu kelakuan Alona.
Apakah Bhima akan disidang bersamaan dengan Keenan?
Lalu dengan ancaman apa Flower mau menerima lamaran Bhima ?
Tunggu besok ya.. sabar dulu.. author lagi ngerjain skripsi. Jadi doain ya biar lancar semuanya hehehe....
.
.
Makanya buat Semangatin author itu kasih like dan banyak komentar. Kalau Vote mah serah kalian aja dah..hehehe
.
.
Selamat istirahat yuaa readers kesayangan ❤️🧡💛💚💙💜🤎🖤🤍
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Theresia Anita
wallaahhh ruwet,
sumpat ruwet
benang kusut
2021-08-02
0
Yanti Agejul
apes sekali si Bhima....
2021-08-02
0
Dwi Rahayu
gemesh Thor aku baca novelmu ini
2021-07-26
0