3 Hari lagi~

Melawan seorang Nayura Agatha Bramantya mami dari Bhima, bukanlah keputusan yang tepat untuk Flower.

Melawan dari segi manapun, posisi Flower tetap kalah. Dia tetap menjadi pihak yang ditindas.

Mami Naya tadi pun mengancam, jika memang sampai Flower hamil anak Bhima, maka dia akan mengambil anak itu dengan paksa dan tidak akan membiarkan Flower menemuinya.

Itu hanyalah gertakan mami Naya semata untuk menaklukan ego seorang Flower. Dan belum tentu juga Flower hamil kan?

Ucapan Mami Naya ternyata mampu mengubah pendirian Flower dan menurunkan kadar keras kepalanya sedikit.

Dengan sangat terpaksa, Flower menuruti keinginan Mami Naya yaitu menerima pernikahannya dengan Bhima yang akan diselenggarakan beberapa hari lagi setelah dia keluar dari rumah sakit dan kondisi Mamanya membaik.

Jangan tanya bagaimana perasaan Flower.

Hancur.

Satu kata yang bisa melukiskan semua yang dia rasakan.

Sebentar lagi, dia akan menjadi kakak ipar dari lelaki yang teramat sangat dia cintai, Bhumi Bramantya.

Impian nya selama ini untuk menikah dengan Bhumi Bramantya sirna sudah. Semua telah hilang bersamaan dengan hilangnya kehormatannya.

Padahal,

Salah satu alasan Flower menerima tawaran menjadi DJ di Alexandria Night Club, selain bayarannya yang besar untuk pengobatan Mama Risa, juga dia memiliki peluang untuk bertemu Bhumi di Jakarta, meminta maaf pada Bhumi dan berharap bisa memperbaiki semuanya.

Delapan tahun bukan waktu yang singkat untuk Flower berusaha menepis perasaannya untuk Bhumi, yang selalu berbuah dengan gagal. Cintanya pada Bhumi teramat besar.

Oleh sebab itu, Flower sangat berharap bisa bertemu dan memperbaiki hubungannya dengan Bhumi kembali. Mengukir kembali kisah lama yang sangat indah yang sempat terputus karena kesalahan Flower.

Belum juga bertemu dengan Bhumi, semua ini telah terjadi. Manusia hanya bisa berencana, selebihnya Tuhan lah yang menentukan.

Flower hanya bisa meratapi nasibnya setelah Bhima dan kedua orang tuanya undur diri pamit untuk istirahat sekaligus menyiapkan pernikahannya dengan Bhima.

Tidak ada sepatah kata maaf pun dari mulut Bhima, jujur Flower sangat kecewa akan hal itu. Meskipun dalam pengaruh obat perangsang, namun apa Bhima tidak sedikitpun merasa bersalah padanya atas semua yang terjadi?

Flower tidak bisa membayangkan menghabiskan sisa hidupnya dengan lelaki seperti Bhima.

Jangan harap akan ada nikah kontrak atau perjajian kontrak lainnya. Mami Naya tadi sudah ceramah panjang lebar akan ikatan sakral itu. Dan di keluarga Bramantya, tidak ada kata Perceraian, karena setiap masalah pasti akan menemukan jalan terbaik untuk kembali bersama.

Ah, istrinya Papi Gema emang paling bisa diandalkan. Papi Gema gak perlu repot repot untuk membujuk Flower menikah dengan Bhima.

Istrinya yang pandai berakting seperti pemain sinetron sinetron 'ku menangis' itupun selalu membuat lawan bicaranya percaya akan segala ucapannya yang ambigu dan aktingnya.

Hanya air mata yang bisa Flower keluarkan. Untuk teman bercerita saja, Flower tidak punya. Sahabat nya yang bernama Shilla itu tidak menampakkan batang hidungnya setelah Flower siuman.

Di ruang yang luas tapi sangat sunyi tersebut, Flower bertanya pada Tuhan, mengapa dia diciptakan hanya untuk merasakan penderitaan yang tiada habisnya ini?

Flower hanya berharap, setelah ini dia bisa tersenyum kembali meskipun rasanya mustahil. Menjadi kakak ipar dari lelaki yang sangat ia cintai, dan lelaki itu juga sangat mencintai nya?

Mimpi buruk.

...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...

Setelah pulang dari rumah sakit, Mami Naya dan Papi Gema langsung beristirahat. Masalah ini sangat menguras emosi dan energinya.

Beruntung tidak susah membujuk Flower untuk menerima lamaran Bhima. Terlebih Bhima yang dari tadi bungkam enggan berbicara dengan Flower.

Mami Naya dan Papi Gema cukup pusing, hubungan keluarga Gema Bramantya dan Nauval Wirahardja putus sejak malam pertunangan yang gagal tersebut. Kabarnya, kemarin Adena sampai dilarikan ke rumah sakit karena tidak mau makan hingga pingsan. Adena memang sangat mencintai Bhima.

Nomor mereka di block oleh keluarga Nauval.

"Sayang.. sudah ya jangan terlalu banyak pikiran." Kata Papi Gema.

"Aku memikirkan Bhumi dan kak Mesya. bagaimana Bhumi jika dia tahu Bhima akan menikahi Flower. Sementara kabar Flower yang di perkosa Bhima saja sudah membuatnya terpukul. Dan kak Mesya yang benar-benar marah sama kita karena dianggap sudah mempermainkan putrinya."

"Anak-anak kita sudah dewasa, aku yakin mereka pasti bisa menyelesaikan masalah mereka dengan baik. Mereka hanya masih shock dengan semua ini yang terjadi secara mendadak.

Percayalah sama Bhima dan Bhumi, mereka anak-anak lelaki kita yang hebat dan bertanggung jawab, dan Flower kelihatannya gadis yang tidak terlalu buruk." Papi Gema memeluk Mami Naya dengan penuh cinta.

"Untuk masalah Nauval dan Mesya, wajar mereka marah. Kita berikan waktu untuk mereka meredakan emosinya ya.. setelah dirasa emosinya reda kita bicarakan baik-baik akan kondisi yang sebenarnya." Lanjut Papi Gema.

"Semoga saja.. aku akan segera mengatur perjodohan Bhumi dengan Geva. Geva adalah gadis yang tepat untuk Bhumi. Aku yakin Geva bisa membuat Bhumi move on dan bangkit." Ucap Mami Naya.

"Ide yang bagus. Kamu istirahat ya.. aku panggil Bianca biar menemani kamu. Karena aku mau ketemu Keenan, ada hal penting yang harus aku bicarakan dengannya." Pamit Papi Gema.

"Iya.. hati-hati sayang.." Mami Naya mencium pipi papi Gema penuh cinta dan dibalas dengan kecupan singkat di bibir Mami Naya. Ah, selalu saja romantis padahal sudah punya tiga anak dewasa.

...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...

Bhima melangkah kan kakinya memasuki Club malam yang terakhir dia datangi sepekan lalu sebelum dia merenggut kehormatan Flower.

Ingatan Bhima masih sangat jelas rentetan kejadian tersebut di ruang VVIP yang kini ia buka pintunya,

"Bhim.. sini elu duduk." Ucap Deon.

Bhima langsung menghempaskan tubuhnya di sofa empuk tersebut.

"Pusing kepala gue."

"Kenapa? elu minum dulu nih.. gue udah pesenin orange juice kesukaan elu." Kata Alex.

"Gue trauma sama minuman itu di sini."

"Bangkee elu ah.. ini gak gue campur apa-apa!" Decak Alex.

"Ada apa sih Bhim?" Kali ini Reno yang bertanya.

" Tiga hari lagi gue harus nikahin Flower!" Jawab Bhima membuat semua tersedak.

"Lalu gimana dengan Bhumi?" Tanya Reno dengan nada yang tidak santai lagi.

"Bagus dong, elu bisa mempertanggungjawabkan perbuatan elu." sahut Alex santai.

"gue gak bisa bayangin ada di posisi elu, Bhumi ataupun Flower. Bener-bener berat. Nanti judulnya istriku cinta pertama adikku. Terus bisa juga nanti judulnya, adik ipar ku selingkuhan ku." Kata Deon.

Pletak!

"Elu pikir kisah hidup gue sama kayak sinetron ikan terbang apa!" Decak Bhima.

"Lah gimana lagi.. emang begitu kan?" Ucap Deon. Bhima hanya mendengus kesal dan enggan menanggapi ucapan sahabatnya itu.

"Ya udah lah Bhim.. nikmatin aja, elu bukannya enak bisa *** *** terus tiap malam sama Flower kalau udah halal. Apalagi body Flower aduhai..."

"Otak elu mesum ya!" Reno menjitak Alex.

"Sakit njinggg!" Umpatnya.

"Nah kan bener yang gue katakan. Ibarat nasi sudah jadi bubur, gak bisa balik nasi lagi. Kita tinggal nambahin ayam, kuah, kacang terus sambel setan. Udah deh mantap itu bubur ayam." Ucap Alex.

"Serah elu deh! gue hanya pusing gimana harus bersikap dengan Flower."

"Terima dia Bhim.. dia gak salah." Kata Alex.

"Dari mana elu tahu.. gue aja masih ragu dan curiga apa dia itu yang menaruh obat itu sendiri setelah di suruh oleh wanita bernama Sisil musuh kedua orang tua gue." Kata Bhima.

" Jangan berpikir terlalu jauh... dugaan gue yang menaruh obat itu adalah Shilla, sahabat Flower sendiri. Dan setelah gagalnya pertunangan elu kemarin, Shilla menghilang. Apartemennya kosong." Jelas Alex.

"Tau ah.. gue pusing.. kalian datang ke nikahan gue, 3 hari lagi.. gue mau cabut." Bhima berpamitan dengan ketiga sahabatnya.

BERSAMBUNG...

.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***