15. Ruang Kerja Sekretaris Han

Terjadi sejarah baru hari ini dalam hidup seorang Sekretaris Han.

“Duduk di sana dan jangan menggangguku. Cukup bernafas dan jangan bicara apa pun.”

Aran hanya mengangguk-angguk sambil menganga melihat ruang kerja Han. Ruang kerja yang merangkap perpustakaan. Dia berdiri dengan bola mata berbinar-binar, tempat ini bahkan sebesar perpustakaan nasional. Deretan rak buku dengan pelindung kaca berderet rapi. Bahkan ada tangga kecil melingkar menuju sebuah lantai lain di dalam ruangan ini. Ada sebuah pintu di samping rak buku yang ada di lantai atas itu.

Luar biasa! tidak ini gila! Semua yang dia punya dalam ruangan ini adalah impian dalam hidupku. Gila!

Dalam pandangan Aran ruangan kerja ini berkelap-kelip memancarkan pijaran yang indah di matanya.

“Tuan.”

“Tutup mulutmu!”

Cih, terserahlah, ada banyak hal indah yang bisa kulihat di sini selain wajahmu.

Aran mulai berjalan mendekat ke arah rak  buku. Sementara Han menuju meja kerjanya. Menyalakan komputer yang ada di depannya.

Aran menyentuh lemari kaca yang menyimpan buku. Di wajahnya terlihat jelas dia ingin menyentuh buku-buku berharga itu. Diliriknya pemiliknya, sudah terlihat serius membaca kertas dan mencocokan dengan apa yang dia lihat di layar komputer.

Rahasia Antarna Group ada di sana. Tapi itu tidak jauh menarik bagi Aran ketimbang isi lemari kaca yang ada di depannya.

“Tuan.”

Han melihat Aran sambil berdecak. Gadis itu masih berdiri di rak buku yang tidak jauh dari mejanya.

“Hehe, sebentar saja. Apa saya boleh melihat buku-buku Anda.” Memohon, seperti bocah yang haus dan penasaran melihat mainan baru di  hadapannya.

“Bersihkan tanganmu dan pastikan kembalikan ke tempatnya.”

Aran lompat-lompat girang sambil mengusap-usap kedua tangan ke bajunya berulang kali. Lalu dia tunjukan ke wajah Han tapi tidak berani mendekat ke meja. Dia usap lagi. Dia tunjukan lagi. Han melengos tidak menjawab dianggap sebagai persetujuan.

Aran menyentuh rak buku dengan kaca sebagai pelindung benda berharga yang ada di dalamnya. Hanya perasaannya atau memang suhu ruangan ini diatur dengan sedemikian rupa untuk menjaga kondisi buku. Bahkan standar kualitas udara setara dengan perpustakaan negara. Dia tidak berhenti untuk berdecak kagum. Satu persatu Aran melihat, Tenggelam dalam dunia yang menakjubkan baginya. Dia mencintai buku sama halnya dengan kecintaannya menulis. Semua koleksi bukunya tersimpan rapi di lemari kamar di rumah orangtuanya. Sebuah lemari kaca pengobat lelah dari semua aktifitas pekerjaannya.

Aran sampai di sebuah lemari kaca. Dia sudah tidak melihat Sekretaris Han karena tertutup rak yang lainnya.

“Ya Tuhan, Tuan Anda sungguh luar biasa.” Masih menempelkan wajah di depan kaca. Buku yang ada di dalam lemari kaca adalah buku tentang sejarah penerbitan dan media yang ada di dunia. Di perpustakaan di stasiun TV tempatnya dulu bekerja saja tidak selengkap ini. Untuk membaca buku-buku langka perlu izin khusus dari atasannya. Aran menemukan hal yang membuat jiwanya seakan kembali hidup dan bergelora dengan semangat. Dia mengoceh lagi dengan suara keras. Tentang nama-nama orang yang ia kagumi, tertera jelas di sampul depan.

“Tutup mulutmu atau aku akan mengusirmu.” Sebuah suara menghardik ocehannya.

“Maafkan saya Tuan, saya terlalu bersemangat. Silahkan lanjutkan pekerjaan Anda lagi. Saya akan diam.” Langsung menutup mulut rapat karena sepertinya mendengar Han sedang bicara dengan orang lain.

Benar saja. Seraut wajah yang tampak di layar sedang menunjukan reaksi penasaran sekaligus keterkejutannya.

“Siapa dia Han? Kau sedang di ruang kerjamu kan? Dinding membosankan yang selalu kulihat di belakangmu itu pasti ruang kerjamu kan?” Matanya nyala berapi-api penuh rasa ingin tahu.

Tidak ada satu pun perempuan yang pernah masuk ke dalam ruang kerja Sekretaris Han. Hanya pelayan laki-laki yang sudah berada di level tertentu yang bisa masuk ke sana. Dokumen berharga milik Antarna Group tersimpan dalam lemari khusus di ruangan itu.

“Tutup mulutmu!”

Dia hobi sekali menyuruh orang menutup mulut. Aran masih sempat-sempatnya mendengar. Tapi kemudian dunianya sudah teralihkan dengan buku yang dibacanya.

“Siapa dia Han!” Laki-laki di sebrang sana akhirnya merengek. “Kau belum menikah kan!” Protesnya seperti rengekan bocah lima tahun. ”Aku bahkaan tidak boleh pulang melihat tuan muda menikah, kau bahkan sudah menikah juga! Eh.” Dia terlihat berfikir sendiri saat ocehannya tidak ditanggapi. “Tapi Dokter Harun tidak mengatakan kau sudah menikah." Sumber gosip utama tidak mengatakan apa pun. " Siapa dia Han?”

“Setelah serah terima resmi dilakukan kembalilah. Tuan muda sudah mengizinkanmu kembali.”

“Hei tunggu, jawab pertanyaanku. Suara siapa gadis yang ada di ruang kerjanmu?”

Klik…. Sambungan terputus. Orang yang jauh ada di luar negri sana sedang mengumpat dan memaki.

Han melirik ke arah lemari-lemari kaca. Dia tidak menemukan sosok yang dia cari. Suaranya pun sama sekali tidak terdengar.  Saat dia mau bangun, suara gadis itu terdengar memenuhi ruangan.

“Tuan, menurut Anda saya dan buku-buku ini jauh lebih berharga siapa?”

Kurang kerjaan, memang kau mau mendengar jawaban apa.

Han melanjutkan pekerjaannya.

“Tuan, kalau tidak mau menjawab berarti Tuan memilih saya yang lebih berharga ya?” Memancing lagi. Tapi umpan yang dilemparkan Aran sama sekali tidak ditangkap Han. Laki-laki itu masih fokus dengan pekerjaannya. “Hore, berarti saya jauh lebih berharga ya. Haha, terimakasih Tuan.”

Sedang mendelik karena benar-benar tidak mendapat reaksi apa pun, akhirnya dia meneruskan membaca. Seharusnya kau mengintip Aran, Han sedang tersenyum di balik layar komputernya mendengar ocehanmu.  Aran duduk sambil meluruskan kaki di lantai, bukannya membawa buku-buku ke sofa. Di atas kakinya tergeletak dua judul buku lagi.

“Tuan apa boleh saya membawa pulang buku-buku ini,  saya pinjam kok.”

Hening, seperti malam yang sunyi.

Huaaa, dasar, dia bahkan tidak menjawab sama sekali.

Kehabisan kata-kata membuatnya memilih fokus membaca buku di tangannya. Sambil berharap buku yang ada di kakinya bisa ia bawa pulang untuk dibaca di kamarnya. Hah!Tapi dia tidak berani berharap lebih.  Tidak ada suara sama sekali dari arah meja kerja Sekretaris Han.

Mereka berdua tenggelam dalam dunia mereka masing-masing. Sesekali Aran mengeja keras tanpa sadar. Namun, tetap tidak ada reaksi dari kubu sebelahnya.

Setelah separuh buku Aran merubah posisi. Masih menyandar di rak kaca. Membalik halaman bukunya.

“Tuan, saat menemani nona ke dokter saya bertemu Dokter Harun.” Mulai lagi memprovokasi istirahat dari membaca.

Masih hening.

Eh, kok lemari bukunya bergetar.

Aran menempelkan punggungnya lagi. Merasakan getaran kecil, tapi dia meneruskan membalik halaman buku sambil berfikir kata-kata apa yang ingin ia ucapkan. Sungguh dia sedang berusaha keras untuk mendapat perhatian Han.

“Tuan tahu tidak, hehe,  Dokter Harun menyatakan perasaannya pada saya lho.” Suaranya dia buat agar terdengar segirang mungkin.

Eh, kenapa lemari bukunya semakin bergetar. Ini tidak sedang gempa bumi kan. Huaaa, bukannya aku ada di lantai gedung tertinggi.

Bergerak bangun, menjatuhkan buku saat melihat seseorang sedang berdiri di dekat ujung rak buku. Dengan tangan menempel di bagian sisi lemari. Aran terduduk lagi.

Sejak kapan dia di sana! Tunggu apa dia sengaja menggoyang lemari. Bagaimana kalau lemarinya roboh Tuan!

Han Masih berdiri, dengan mimik wajah yang entah memikirkan apa.

“Kau suka?”

“Haha, apa?” Tangan Aran menahan getaran lemari buku. “Ah Dokter Harun yang menyatakan perasaannya.” Menutup wajah malu dengan buku lalu melirik wajah dingin yang sama sekali tidak bergeming itu.

Apa kau cemburu! Ia, bilang cemburu sekarang. Bilang kau cinta padaku. Ayo bilang.

“Tentu saja saya senang, dia bilang saya cantik dan membuat hatinya bergetar.” Meneruskan bicara karena tidak ada reaksi lanjutan.

Bohong! Itu bohong!

Tapi bodo amat pikir Aran, tujuannya memang memanas-manasi   hati sedingin air yang dibekukan dalam kulkas itu…

“Dokter Harun bahkan mengatakan rambut saya indah lho, dia juga menunggu jawaban saya. Bagaimana ini Tuan.” Melirik sedikit.

Tunggu, bagaimana kalau lemari   buku ini ambrukkk!!!

“Hebat sekali kau ya!” Suara Han dingin terdengar, bahkan bisa memecahkan bongkahan es. Membuat nyali Aran menciut. Ia mundur dua langkah. Menyesal dengan ucapannya, walaupun memprovokasi tapi sumpah, dia sudah menyaring kata-katanya tadi.

“Tuan tunggu!” Menjerit saat melihat Han mengambil langkah mendekatinya. Panik. Karena melihat aura kesal di sana. “Maaf, saya cuma bercanda Tuan.”

Habislah aku!

“Aku melebih-lebihkan, Dokter Harun memang menyatakan perasaannya tapi tidak pernah bilang saya cantik dan mempesona. Ampun!” Aran duduk meringkuk melindungi wajahnya. Eh.

“Hadiah untuk kerja kerasmu.” Kau sudah membuat hati Sekretaris Han bergetar Arandita.

Aran duduk ambruk bersandar ke lemari buku lagi. Baru saja ada bibir lembut menempel di keningnya. Beberapa detik sampai dia berhasil menguasai kesadarannya. Laki-laki yang sudah menciumnya berbalik, berjalan tanpa dosa meninggalkannya yang limbung sesaat.

Dia bilang apa tadi?

Masih menyentuh kening dengan wajah langsung merona.

...***...

Di balik pintu ruang kerjanya. Han menyandarkan kepala, bahkan membenturkannya dengan suara sedikit keras.

Aku pasti sudah gila, bagaimana bisa aku mencium keningnya. Bagaimana dia bisa mengemaskan begitu. Bagaimana aku bisa terprovokasi.

Tadi, Han berdiri cukup lama di samping rak buku.  Saat Aran mengoceh tentang isi buku yang dia baca. Tentang dia mempraktekan teori meliput berita. Baik ilmu dari buku yang ia baca atau yang ia dapat waktu kuliahnya dulu. Wajahnya berbinar. Cahaya di ruang kerja yang sudah di buat sempurna sebagai penerangan kalah dari pijaran kebahagiaan wajahnya saat itu. Terlihat sekali seseorang yang merindukan dunia yang ia cintai, yang saat ini hanya bisa ia lihat dari selembar kertas.

Aku bahkan melihat wajahnya bersinar. Tidak, aku melihat bunga di sekelilingnya. Gila!

Begitulah wanita, wahai Sekretaris Han. Dia akan terlihat cantik saat dia jatuh cinta. Dia juga akan mekar dan mempesona saat merasa dicintai. Jauh lebih berarti dari itu, wanita akan bersinar saat dia merasa bangga karena bisa melakukan apa yang disukai.

Apa dia merindukan pekerjaannya ya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀🅙🅞🅚🅔🅡ᴳ᯳ᷢᴸᴵᴱ𝐙⃝🦜

𝐀⃝🥀🅙🅞🅚🅔🅡ᴳ᯳ᷢᴸᴵᴱ𝐙⃝🦜

wkwkwk... aahhk.lalian menggenaskan sekaliii

2024-04-19

1

Lyn

Lyn

Han Han, Ara emng semenggemaskan itu lhoo. dan bener banget Aran merindukan dunia pekerjaannya dulu.

2024-01-30

3

dian rahma

dian rahma

aaarrgghhh... gemes terus sama kisah mereka.. pdhal bukan sekali ini baca..tapi tetep sukaaaa. Han yg sedingin kulkas tp hatinya hangat karna Aran. juga Aran yg menggemaskan dgn segala keabsurdannya,, segala tingkahnyaaa..

2024-01-27

4

lihat semua
Episodes
1 1. Pengenalan Karakter
2 2. Kisah Dimulai
3 3. Pendidikan Penerus Keluarga
4 4. Calon Keponakan
5 5. Keinginan Daniah
6 6. Gara-Gara Nonton Drama
7 7. Dia Yang Tidak Disebut Namanya
8 8. Ditakuti Tapi Juga Dicintai
9 9. Impian Arandita
10 10. Perasaan Dokter Harun
11 11. Harapan Seorang Ibu
12 12. Amera Dan Arandita
13 13. Lamaran Tiba-Tiba
14 14. Ikut Aku Ke Kamar
15 15. Ruang Kerja Sekretaris Han
16 16. Menginap (Part 1)
17 17. Menginap (Part 2)
18 18. Hidup Normal
19 19. Kecemasan Tuan Saga
20 20. Pertemuan Sangat Penting
21 21. Anak yang Mirip Daniah
22 22. Si Jenius Antarna Group
23 23. Selamat Pagi
24 24. Pristiwa Tak Terduga (Part 1)
25 25. Pristiwa Tidak Terduga (Part 2)
26 26. Dipecat
27 27. Kuliah Panjang Bersama Amera
28 28. Daniah Di Dalam Kamar
29 29. Aran Pergi
30 30. Kesalahan Han (Part 1)
31 31. Kesalahan Han (Part 2)
32 32. Sesuka itu Kau padanya?
33 33. Hidup Baru Arandita Dimulai
34 34. Surat Panggilan Kerja
35 35. Ketulusan
36 36. Karena Sekretaris Han
37 37. Hari persalinan Daniah
38 38. Menuju konfrensi Pers
39 39. Pertemuan Han dan Aran Kembali
40 40. Konfrensi Pers
41 41. Panggilan Kakak (Part 1)
42 42. Panggilan Kakak (Part 2)
43 43. Nama Tuan Putri
44 44. Erina Menangis
45 45. Perasaan firman Untuk Aran
46 46. Makan Malam
47 47. Ibu
48 48. Boleh Aku Menciummu?
49 49. Semua Orang Tahu (Part 1)
50 50. Semua Orang Tahu (Part 2)
51 51. Pertengkaran Kecil
52 52. Mendua Dengan Amera
53 53. Pengakuan Cinta Firman
54 54. Kedatangan Tidak Terduga Han
55 55. Hadiah Untuk Ibu
56 56. Permohonan Maaf
57 57. Hadiah Indah Dari Tuhan
58 58. Pertemuan Firman Dan Sekretaris Han
59 59. Kebaikan Hati Sekretaris Han
60 60. Izin Dari Saga
61 61. Kompaknya Haze dan Sofia (Part 1)
62 62. Kompaknya Haze Dan Sofia (Part 2)
63 63. Bertemu Tuan Saga Dan Daniah (Part 1)
64 64. Bertemu Tuan Saga Dan Daniah (Part 2)
65 65. Calon Penerus Keluarga (Part 1)
66 66. Calon Penerus Keluarga (Part 2)
67 67. Pesona Aran
68 68. Rahasia Terkuak
69 69. Memajukan Hari Pernikahan
70 70. Alasan.
71 71. Firman Sudah Move On
72 72. Tiga Dara Cantik Rumah Utama
73 73. Mempelai Laki-laki
74 74. Mempelai Perempuan
75 75. Final Episode (Janji Pernikahan)
76 76. Spesial Episode (Kejadian Di Pesta)
77 77. Spesial Episode (Malam Pertama)
78 78. Spesial Episode (Malamnya Saga Dan Daniah)
79 79. Spesial Episode (Malam Pertama Yang Tertunda)
80 80. Spesial Episode (Hari Pertama Setelah Menikah)
81 81. Bonus (Grup Chat)
82 82. Epilog (Janji Pernikahan)
83 Terimakasih ^_^
84 LAS Versi Cetak
85 TMTM Musim Spesial
86 83. Setelah Pertengkaran.
87 84. Pindah Tugas Firman
88 85. Hadiah Mobil
89 86. Tidak Pantas
90 87. Rekan Baru
91 88. Main Ke Rumah Erina
92 89. Pamer Kemampuan
93 90. Reka Ulang Adegan
94 91. Sok Kecakepan
95 92. Tendangan Maut
96 93. Masalah selesai
97 97. Pertemuan Di RS
98 98. Tidak Sengaja Curhat
99 99. Pagi Yang Mendung
100 100. Kamu Hamil?
101 101. Final Episode
102 102. Spesial Episode
103 103. Spesial Episode
104 104. Terimakasih
105 Promo Novel
106 Novel Keluarga Franz Fernandez
Episodes

Updated 106 Episodes

1
1. Pengenalan Karakter
2
2. Kisah Dimulai
3
3. Pendidikan Penerus Keluarga
4
4. Calon Keponakan
5
5. Keinginan Daniah
6
6. Gara-Gara Nonton Drama
7
7. Dia Yang Tidak Disebut Namanya
8
8. Ditakuti Tapi Juga Dicintai
9
9. Impian Arandita
10
10. Perasaan Dokter Harun
11
11. Harapan Seorang Ibu
12
12. Amera Dan Arandita
13
13. Lamaran Tiba-Tiba
14
14. Ikut Aku Ke Kamar
15
15. Ruang Kerja Sekretaris Han
16
16. Menginap (Part 1)
17
17. Menginap (Part 2)
18
18. Hidup Normal
19
19. Kecemasan Tuan Saga
20
20. Pertemuan Sangat Penting
21
21. Anak yang Mirip Daniah
22
22. Si Jenius Antarna Group
23
23. Selamat Pagi
24
24. Pristiwa Tak Terduga (Part 1)
25
25. Pristiwa Tidak Terduga (Part 2)
26
26. Dipecat
27
27. Kuliah Panjang Bersama Amera
28
28. Daniah Di Dalam Kamar
29
29. Aran Pergi
30
30. Kesalahan Han (Part 1)
31
31. Kesalahan Han (Part 2)
32
32. Sesuka itu Kau padanya?
33
33. Hidup Baru Arandita Dimulai
34
34. Surat Panggilan Kerja
35
35. Ketulusan
36
36. Karena Sekretaris Han
37
37. Hari persalinan Daniah
38
38. Menuju konfrensi Pers
39
39. Pertemuan Han dan Aran Kembali
40
40. Konfrensi Pers
41
41. Panggilan Kakak (Part 1)
42
42. Panggilan Kakak (Part 2)
43
43. Nama Tuan Putri
44
44. Erina Menangis
45
45. Perasaan firman Untuk Aran
46
46. Makan Malam
47
47. Ibu
48
48. Boleh Aku Menciummu?
49
49. Semua Orang Tahu (Part 1)
50
50. Semua Orang Tahu (Part 2)
51
51. Pertengkaran Kecil
52
52. Mendua Dengan Amera
53
53. Pengakuan Cinta Firman
54
54. Kedatangan Tidak Terduga Han
55
55. Hadiah Untuk Ibu
56
56. Permohonan Maaf
57
57. Hadiah Indah Dari Tuhan
58
58. Pertemuan Firman Dan Sekretaris Han
59
59. Kebaikan Hati Sekretaris Han
60
60. Izin Dari Saga
61
61. Kompaknya Haze dan Sofia (Part 1)
62
62. Kompaknya Haze Dan Sofia (Part 2)
63
63. Bertemu Tuan Saga Dan Daniah (Part 1)
64
64. Bertemu Tuan Saga Dan Daniah (Part 2)
65
65. Calon Penerus Keluarga (Part 1)
66
66. Calon Penerus Keluarga (Part 2)
67
67. Pesona Aran
68
68. Rahasia Terkuak
69
69. Memajukan Hari Pernikahan
70
70. Alasan.
71
71. Firman Sudah Move On
72
72. Tiga Dara Cantik Rumah Utama
73
73. Mempelai Laki-laki
74
74. Mempelai Perempuan
75
75. Final Episode (Janji Pernikahan)
76
76. Spesial Episode (Kejadian Di Pesta)
77
77. Spesial Episode (Malam Pertama)
78
78. Spesial Episode (Malamnya Saga Dan Daniah)
79
79. Spesial Episode (Malam Pertama Yang Tertunda)
80
80. Spesial Episode (Hari Pertama Setelah Menikah)
81
81. Bonus (Grup Chat)
82
82. Epilog (Janji Pernikahan)
83
Terimakasih ^_^
84
LAS Versi Cetak
85
TMTM Musim Spesial
86
83. Setelah Pertengkaran.
87
84. Pindah Tugas Firman
88
85. Hadiah Mobil
89
86. Tidak Pantas
90
87. Rekan Baru
91
88. Main Ke Rumah Erina
92
89. Pamer Kemampuan
93
90. Reka Ulang Adegan
94
91. Sok Kecakepan
95
92. Tendangan Maut
96
93. Masalah selesai
97
97. Pertemuan Di RS
98
98. Tidak Sengaja Curhat
99
99. Pagi Yang Mendung
100
100. Kamu Hamil?
101
101. Final Episode
102
102. Spesial Episode
103
103. Spesial Episode
104
104. Terimakasih
105
Promo Novel
106
Novel Keluarga Franz Fernandez

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!