13. Lamaran Tiba-Tiba

Di akhir pekan, setelah Daniah melewatkan jalan paginya ditemani Saga serta ditemani hangatnya cahaya matahari, dan segarnya aroma bunga di taman. Di sinilah mereka sekarang. Memenuhi rasa penasaran Daniah.

“Tuan Muda, Anda kan bisa memanggil saya. Kenapa Anda yang datang kemari?”

Terlihat sekali dia tergesa turun dengan lift. Sekretaris Han hanya memakai sebuah kaos polos warna abu-abu. Lekat menempel pas di tubuhnya. Ada tetesan peluh yang terlihat di sekitar lehernya. Sepertinya dia habis berolahraga. Langsung turun ketika Saga menelpon dan mengatakan dia sudah ada di area parkir.

“Niah ingin melihat rumahmu?”

“Ia, apa?”

Dari balik punggung Saga menyembul sebuah kepala. Dipenuhi senyum sambil melambaikan tangan.

“Maaf ya merepotkan.” Dengan mimik wajah yang tidak berubah kalau sedang ingin menyusahkan Han. Atau senyum kemenangan karena berhasil mengalahkan Han.

Apa! Jangan bilang Anda ngidam mau melihat rumah saya. Memang ada ngidam begituan.

Tawa dari bibir Daniah menjawab semua pertanyaan yang ada di kepala Han. Sekarang Han semakin yakin, kalau ngidamnya Nona Daniah hanya punya satu tujuan Menyusahkannya dan Tuan Saga.

Pasrah adalah jalan satu-satunya.

“Sayang, kau pernah kemari.” Berjalan menuju lift sambil menggandeng Saga. Yang ditanya cuma menjawab hemm seperti biasa. Saat sudah ada di depan pintu lift.  Aran berjalan tergesa mendekat, di tangannya ada beberapa tas. “Aran juga mau ikut tadi, jadi aku sekalian mengajaknya.”

Apa! Anda benar-benar luar biasa ya Nona.

Ngidam ingin menjodohkannya dengan Aran seperti yang pernah dikatakan Tuan Saga kembali muncul. Ngidam paling aneh sejauh ini yang berdampak pada kestabilan emosi Han.

Aran tersenyum dengan sinar yang terang. Mengalahkan pantulan cahaya lampu. Mereka masuk ke dalam lift. Dia masih senyum-senyum saat berdiri di belakang Han.

Aran menarik baju kaos Han, sambil mengangkat beberapa tas di tangannya menunjukan kalau dia butuh bantuan. Han meraihnya tanpa bicara. Hal begitu saja sudah membuat Aran senang.

“Apa kau tinggal sendiri Sekretaris Han?”

“Ia Nona.”

“Apa rumahmu di lantai paling atas, sepertinya ini lift khusus ya.” Tubuhnya menghadap ke depan karena tangan Saga menempel erat di bahunya. Tidak memberinya celah memutar tubuh. Jadi hanya suaranya yang berceloteh ke mana-mana.

“Ia Nona.”

“Apa dari rumahmu terlihat pemandangan kota?”

Sebuah bibir menempel ketika Daniah mau membuka mulut bicara lagi. Saga membungkam mulutnya dengan cara paling mudah. Aran yang terbelalak mundur sampai membentur dinding lift. Tapi matanya melotot. Dia benar-benar belum terbiasa, walaupun sudah tahu Tuan Saga sangat berbeda kalau berada di dekat nona. Han menggeser tubuhnya menutupi pandangan Aran.

Apa si menghancurkan imajinasi saja.

“Sayang, apa yang kau lakukan.” Memukul bahu Saga sambil melihat Han yang memalingkan wajah sementara Aran bersembunyi di balik punggung laki-laki itu.

“Apa? Aku cuma mau mencium istriku memang tidak boleh.”

Tentu saja tidak boleh! Kau menciumku di depan, ehm, ya kau sudah terbiasa melakukannya di depan Han si. Toh dia tidak perduli. Tapi kan, baru mau membuka mulut bicara. Bibir itu kembali menempel.

“Jangan bicara pada Han lagi, atau aku tidak akan melepaskanmu.” Mengusap bibir dengan jari.

Dasar! Haduh Nak, ayahmu itu benar-benar tidak berubah sama sekali.

...***...

Apa-apaan perbedaan kehidupan ini.

Daniah dan Aran sedang berdiri mematung bersebelahan, saat melihat hanya ada satu pintu yang dia lihat saat lift terbuka, sampai di lantai paling atas gedung apartemen.

Satu lantai gedung ini, rumah dia semua? Apa itu masuk akal. Daniah ataupun Aran sedang protes. Mereka bersitatap menyuarakan isi hati masing-masing.

“Silahkan Tuan Muda.”

“Sayang, jangan bilang satu gedung ini punya Sekretaris Han semua?” Mulai lagi, seperti anak-anak yang diajak ibunya pergi darma wisata. Semua ditanyakan. Semua membuat penasaran.

Pintu terbuka, mereka masuk ke dalam rumah.

“Kenapa? Kau mau, akan kubelikan satu untukmu.”

Kau benar-benar tidak bisa diajak berkomunikasi ya Tuan Muda, bukan itu inti pertanyaanku.

Beli gedung sudah seperti beli tepung untuk membuat cake. Aran tidak tahu dia siapa dan dia di mana. Bagaimana bisa dia bernafas dengan udara yang sama dengan orang-orang di hadapannya. Lebih-lebih fakta kalau pemilik tempat ini adalah laki-laki yang ia akui sebagai kekasihnya.

Katanya pacaran, kalau tidak bersama nona kau saja tidak bisa datang. Hatinya tertawa menimpali.

Sebuah ruangan sepi menyambut mereka. Wahhh, kedua wanita itu berdecak menunjukan kekaguman. Semua interior di dalam rumah bergaya minimalis modern dengan banyak sekali pemakaian ornament berwarna abu-abu. Semua terlihat sempurna.  Sofa, lemari, lampu. Sudut ruangan. Lantai yang mengkilat.

Tidak ada cacatnya sama sekali untuk dilihat.

“Silahkan duduk Tuan Muda,”

“Apa boleh aku lihat-lihat?” sudah dengan bola mata berbinar-binar memohon. Tidak bertanya pada Sekretaris Han selaku pemilik rumah, melainkan pada suaminya. “Sayang, boleh ya? Aku penasaran.”

“Niah.” Mendudukkan Daniah di sofa. “Kalau kau sepenasaran itu pada Han aku juga bisa cemburu lho. Kau dengar itu, ibumu mengoceh seharian tentang Han hari ini.”

“Anakku kamu juga penasaran kan, bagaimana orang yang selalu setia pada ayahmu hidup.” Dengan pintarnya menimpali

“Pintar sekali kamu bicara, pergilah, lihatlah yang ingin kau lihat.”

“Aaaa, terimakasih sayang.Muah, muah.”

Daniah menarik tangan Aran agar mengikutinya.

Tertinggal dua laki-laki.

“Tuan Muda sebenarnya apa yang terjadi?”

“Aku juga tidak tahu. Tiba-tiba dia bilang penasaran ingin melihat rumahmu.” Melihat sekeliling, suasana yang nyaris tidak berbeda dari terakhir kali dia datang. “Sudah lama sekali ya, aku tidak datang kemari.”

Han menganggukkan kepala. Seperti ikut larut dalam nostalgia. Dia tidak mendengar suara dari dua wanita yang entah berjalan ke ruangan mana.

...***...

“Aran, lihat ruangan olahraga ini.”

Ya Tuhan, bagaimana dua wanita itu menemukan ruangan berdinding kaca itu. Pada ruangan pertama yang mereka masuki. Mereka masuk lalu menatap semua peralatan olahraga lengkap di dalam ruangan. Ada handuk yang tergeletak sembarangan. Sepetinya benar, Han tadi sehabis olahraga. Daniah berlenggak lenggok di depan cermin. Melihat perutnya yang semakin membesar.

“Nona, apa Sekretaris Han olahraga sambil mengagumi tubuhnya ya?” Aran berada tepat di sebuah alat olahraga, pantulan bayangannya terlihat jelas di dinding cermin. “Apa dia begini sambil olahraga.” Mengangkat barbel kecil di tangan kanan lalu ia angkat berulang. “Sambil bilang pada bayangannya aku ganteng juga ya.”

Keduanya tertawa puas menistakan Sekretaris Han dengan khayalan mereka sendiri.

Huaa, jangan-jangan dia olahraga sambil mengagumi perut rata, dada bidang dan lekuk-lekuk setiap otot tubuhnya. Otak 21 plus Aran sedang bekerja dengan berat memvisualisasikan.

“Aran air liurmu menetes.”

“Nona!”

“Haha, apa yang kau pikirkan barusan?”

Pintu terbuka, sepertinya suara tawa mereka terdengar sampai keluar.

“Dari sekian banyak ruangan kenapa kau memilih tempat ini buat kau masuki.” Saga sudah merapat memeluk Daniah. Menjatuhkan kepala di bahu istrinya,  memegang perut Daniah degan kedua tangannya. Sambil melihat bayangan mereka di kaca.

"Han, siapkan cake yang dibawa Niah tadi.”

Han menarik tangan Aran untuk keluar.

“Eh biar aku dan Aran saja.”

“Kau mau ke mana? Katanya mau melihat-lihat." Masih memeluk istrinya dari belakang. “Aku punya kamar di sini kau mau melihatnya.”

Hah! Apa kamar! Memang kau mau apa?

"Sayang, ayo keluar, kita makan cake."

“Padahal aku hanya ingin mewujudkan rasa penasaranmu.” Tuan Saga yang selalu menangkap celah untuk berkilah di segala situasi.

Nah kan kenapa lagi-lagi aku yang jadinya dikerjai.

Akhirnya Daniah mengekor di belakang Saga, melihat kamar yang katanya miliknya di rumah Han. Seperti apa ya kamarnya. Saat berjalan melewati beberapa ruangan Daniah menyadari tidak ada foto atau hiasan di dinding yang menunjukan kepemilikan rumah.

“Sayang.”

“Hemm.”

Tunggu! Kau mau apa di rumah orang.

"Sayang, aku sudah tidak penasaran." Mencoba menarik Saga saat mereka sudah berada di depan pintu kamar. Tapi pintu kamar sudah terbuka.

“Aku hanya ingin tidur sambil memelukmu.” Janjinya begitu. Mendorong pelan tubuh Daniah.

...***...

Sementara di dapur. Han mengeluarkan piring dari lemari.

“Wahhh, dapurnya cantik sekali.” Aran melihat-lihat beberapa sudut tempat. Membuka beberapa lemari melihat isinya penasaran. “Apa Anda membersihkan semua rumah ini sendirian?”

“Apa aku terlihat kurang kerjaan sampai membersihkan rumah sendiri.”

Menarik kursi duduk. Sambil mengeluarkan cake dan beberapa kue dari tas. Menyusun ke piring. Aran hanya memperhatikan setiap gerakan tangan yang sempurna milik laki-laki di hadapannya ini.

“Tuan apa di sini tempat saya memasak nanti?”

Han meletakan kue terakhir di piring. Meletakan garpu dengan suara berdenting. Dia menjentikkan jari menyuruh Aran mendekat. Gadis itu mengikuti perintah, tapi mengambil jarak aman sambil tersenyum malu-malu.

“Kalau kita nanti menikah, hehe.”

“Sesuka itu kau padaku?”

Eh kenapa tanya kalau sudah tahu.

“Kalau begitu kau mau menikah denganku sekarang?” Tangan yang ada dalam dekapan Aran jatuh menjuntai saat mendengar kata-kata Han. “Kau tidak salah dengar, kau mau menikah denganku sekarang.” Lamaran tiba-tiba yang mengguncang seluruh akal sehat Aran.

Apa aku sedang berhalusinasi atau dia sudah gila.

“Menikah? Sekarang.” Suara Aran agak bergetar tidak percaya.

Han menganggukkan kepala. Meyakinkan Aran kalau apa yang ia dengar tidak salah.

“Sekarang juga,” ulang Aran lagi.

“Ia sekarang.”

Tunggu, maksudnya sekarang itu sekarang. Hari ini juga!

“Tapi ini akhir pekan, kantor catatan pernikahan tutup.”

“Aku bisa membuatnya buka, khusus untuk mencatat pernikahan kita.”

Sudah gila ya, ibuku akan membunuhku kalau aku menikah sekarang.

Aran menundukkan kepalanya ragu. Dia mencintai Han dan  berharap menikah dengannya, tapi bukan sekarang. Masih banyak hal yang ingin ia raih dan lakukan sebelum menikah. Masih ada beban pada orangtua yang belum ia tunaikan.

“Kalau sekarang aku…”

“Kenapa kau ragu, biasanya kau bertingkah seolah-olah sudah menjadi istriku.”

Eh kapan aku begitu.

Han berdiri di depan Aran. Menyentuh kening Aran, mendorongnya pelan.

“Berhentilah memancing-mancing, kalau aku tidak bisa menahan diri mungkin aku akan menyeretmu ke kantor pencatat pernikahan nanti.”

Apa! Aku kan cuma bertanya ini dapur untuk memasak kalau aku menikah denganmu nanti. Memang aku memancing apa!

“Minggir, bawa piring dan gelas ke depan.”

“Tunggu, jadi Anda main-main mengajak saya menikah?” Gusar sekaligus kecewa karena merasa dipermainkan. Padahal dia mengharapkan sebuah pernyataan cinta yang romantis.

Tunggu, laki-laki ini kan tidak menyatakan cinta padaku.

Han berbalik, kedua tangannya memegang piring berisi cake menggantung di udara.

“Kenapa? Kau berubah pikiran, mau menikah sekarang?”

“Tidaak!”

Aaaaa,gila! Seharusnya aku berdebar-debar, tapi aku malah menciut takut begini.

Membawa gelas dan piring ke meja, lalu keduanya duduk. Aran duduk belingsatan, berfikir ulang tentang lamaran Han yang tiba-tiba. Apa itu bisa ia terjemahkan kalau laki-laki itu pun sebenarnya menyukainya. Bahkan masuk kategori tergila-gila. Tapi saat diliriknya lagi wajah laki-laki yang baru melamarnya tidak bergeming, dia langsung mendengus.

Akhirnya Aran memilih menolehkan kepala m mencari-cari.

"Nona dan Tuan Saga ke mana ya?”

“Berhenti  memakai otakmu itu untuk berfikir dan penasaran tentang nona dan tuan muda.” Meraih rambut Aran yang menjuntai, keluar dari ikatannya. “Kau keramas hari ini?”

Ia, ia aku keramas!

Aran mendorong kepalanya sampai menyentuh hidung Han. Membuat laki-laki itu bangun dari duduk lalu mencercau entah dengan bahasa asing apa.

Apa, kenapa kau marah!

Sementara Han masuk ke dalam kamar mandi, wajahnya merah dengan dada berdebar. Duduk di toilet sambil menyentuh dadanya.

Aku pasti sudah gila sampai kaget karena mencium kepalanya.

Epilog

Akhirnya hanya Han dan Aran yang menikmati cake, karena Daniah atau pun Saga tidak keluar dari kamar.

"Tuan, apa aku boleh memanggilmu sayang?"

Potongan besar cake disodorkan Han ke mulut Aran. Andai dia bisa membungkam mulut Aran seperti tuan muda melakukannya mungkin akan jauh lebih mudah.

Bersambung

Note "

Terimakasih semua, atas cinta, dukungan dan  kesabarannya menunggu. Semoga mengobati rindu.🤗🤗

Terimakasih untuk like, komentar positif kalian, tips, dan para voter semua. Terimakasih banyak.💖💖

Terpopuler

Comments

eni lukma

eni lukma

itu buktina

2024-03-06

1

tina syam

tina syam

seret aku sj Han...aku sjaaaa 😍tp jgn d seret ke jalanan yahh 🤣🤣🤣

2024-02-04

1

Sweet Girl

Sweet Girl

Kenapa Ndak kau lakukan aja Han...
pasti Aran Ndak keberatan....

2024-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pengenalan Karakter
2 2. Kisah Dimulai
3 3. Pendidikan Penerus Keluarga
4 4. Calon Keponakan
5 5. Keinginan Daniah
6 6. Gara-Gara Nonton Drama
7 7. Dia Yang Tidak Disebut Namanya
8 8. Ditakuti Tapi Juga Dicintai
9 9. Impian Arandita
10 10. Perasaan Dokter Harun
11 11. Harapan Seorang Ibu
12 12. Amera Dan Arandita
13 13. Lamaran Tiba-Tiba
14 14. Ikut Aku Ke Kamar
15 15. Ruang Kerja Sekretaris Han
16 16. Menginap (Part 1)
17 17. Menginap (Part 2)
18 18. Hidup Normal
19 19. Kecemasan Tuan Saga
20 20. Pertemuan Sangat Penting
21 21. Anak yang Mirip Daniah
22 22. Si Jenius Antarna Group
23 23. Selamat Pagi
24 24. Pristiwa Tak Terduga (Part 1)
25 25. Pristiwa Tidak Terduga (Part 2)
26 26. Dipecat
27 27. Kuliah Panjang Bersama Amera
28 28. Daniah Di Dalam Kamar
29 29. Aran Pergi
30 30. Kesalahan Han (Part 1)
31 31. Kesalahan Han (Part 2)
32 32. Sesuka itu Kau padanya?
33 33. Hidup Baru Arandita Dimulai
34 34. Surat Panggilan Kerja
35 35. Ketulusan
36 36. Karena Sekretaris Han
37 37. Hari persalinan Daniah
38 38. Menuju konfrensi Pers
39 39. Pertemuan Han dan Aran Kembali
40 40. Konfrensi Pers
41 41. Panggilan Kakak (Part 1)
42 42. Panggilan Kakak (Part 2)
43 43. Nama Tuan Putri
44 44. Erina Menangis
45 45. Perasaan firman Untuk Aran
46 46. Makan Malam
47 47. Ibu
48 48. Boleh Aku Menciummu?
49 49. Semua Orang Tahu (Part 1)
50 50. Semua Orang Tahu (Part 2)
51 51. Pertengkaran Kecil
52 52. Mendua Dengan Amera
53 53. Pengakuan Cinta Firman
54 54. Kedatangan Tidak Terduga Han
55 55. Hadiah Untuk Ibu
56 56. Permohonan Maaf
57 57. Hadiah Indah Dari Tuhan
58 58. Pertemuan Firman Dan Sekretaris Han
59 59. Kebaikan Hati Sekretaris Han
60 60. Izin Dari Saga
61 61. Kompaknya Haze dan Sofia (Part 1)
62 62. Kompaknya Haze Dan Sofia (Part 2)
63 63. Bertemu Tuan Saga Dan Daniah (Part 1)
64 64. Bertemu Tuan Saga Dan Daniah (Part 2)
65 65. Calon Penerus Keluarga (Part 1)
66 66. Calon Penerus Keluarga (Part 2)
67 67. Pesona Aran
68 68. Rahasia Terkuak
69 69. Memajukan Hari Pernikahan
70 70. Alasan.
71 71. Firman Sudah Move On
72 72. Tiga Dara Cantik Rumah Utama
73 73. Mempelai Laki-laki
74 74. Mempelai Perempuan
75 75. Final Episode (Janji Pernikahan)
76 76. Spesial Episode (Kejadian Di Pesta)
77 77. Spesial Episode (Malam Pertama)
78 78. Spesial Episode (Malamnya Saga Dan Daniah)
79 79. Spesial Episode (Malam Pertama Yang Tertunda)
80 80. Spesial Episode (Hari Pertama Setelah Menikah)
81 81. Bonus (Grup Chat)
82 82. Epilog (Janji Pernikahan)
83 Terimakasih ^_^
84 LAS Versi Cetak
85 TMTM Musim Spesial
86 83. Setelah Pertengkaran.
87 84. Pindah Tugas Firman
88 85. Hadiah Mobil
89 86. Tidak Pantas
90 87. Rekan Baru
91 88. Main Ke Rumah Erina
92 89. Pamer Kemampuan
93 90. Reka Ulang Adegan
94 91. Sok Kecakepan
95 92. Tendangan Maut
96 93. Masalah selesai
97 97. Pertemuan Di RS
98 98. Tidak Sengaja Curhat
99 99. Pagi Yang Mendung
100 100. Kamu Hamil?
101 101. Final Episode
102 102. Spesial Episode
103 103. Spesial Episode
104 104. Terimakasih
105 Promo Novel
106 Novel Keluarga Franz Fernandez
Episodes

Updated 106 Episodes

1
1. Pengenalan Karakter
2
2. Kisah Dimulai
3
3. Pendidikan Penerus Keluarga
4
4. Calon Keponakan
5
5. Keinginan Daniah
6
6. Gara-Gara Nonton Drama
7
7. Dia Yang Tidak Disebut Namanya
8
8. Ditakuti Tapi Juga Dicintai
9
9. Impian Arandita
10
10. Perasaan Dokter Harun
11
11. Harapan Seorang Ibu
12
12. Amera Dan Arandita
13
13. Lamaran Tiba-Tiba
14
14. Ikut Aku Ke Kamar
15
15. Ruang Kerja Sekretaris Han
16
16. Menginap (Part 1)
17
17. Menginap (Part 2)
18
18. Hidup Normal
19
19. Kecemasan Tuan Saga
20
20. Pertemuan Sangat Penting
21
21. Anak yang Mirip Daniah
22
22. Si Jenius Antarna Group
23
23. Selamat Pagi
24
24. Pristiwa Tak Terduga (Part 1)
25
25. Pristiwa Tidak Terduga (Part 2)
26
26. Dipecat
27
27. Kuliah Panjang Bersama Amera
28
28. Daniah Di Dalam Kamar
29
29. Aran Pergi
30
30. Kesalahan Han (Part 1)
31
31. Kesalahan Han (Part 2)
32
32. Sesuka itu Kau padanya?
33
33. Hidup Baru Arandita Dimulai
34
34. Surat Panggilan Kerja
35
35. Ketulusan
36
36. Karena Sekretaris Han
37
37. Hari persalinan Daniah
38
38. Menuju konfrensi Pers
39
39. Pertemuan Han dan Aran Kembali
40
40. Konfrensi Pers
41
41. Panggilan Kakak (Part 1)
42
42. Panggilan Kakak (Part 2)
43
43. Nama Tuan Putri
44
44. Erina Menangis
45
45. Perasaan firman Untuk Aran
46
46. Makan Malam
47
47. Ibu
48
48. Boleh Aku Menciummu?
49
49. Semua Orang Tahu (Part 1)
50
50. Semua Orang Tahu (Part 2)
51
51. Pertengkaran Kecil
52
52. Mendua Dengan Amera
53
53. Pengakuan Cinta Firman
54
54. Kedatangan Tidak Terduga Han
55
55. Hadiah Untuk Ibu
56
56. Permohonan Maaf
57
57. Hadiah Indah Dari Tuhan
58
58. Pertemuan Firman Dan Sekretaris Han
59
59. Kebaikan Hati Sekretaris Han
60
60. Izin Dari Saga
61
61. Kompaknya Haze dan Sofia (Part 1)
62
62. Kompaknya Haze Dan Sofia (Part 2)
63
63. Bertemu Tuan Saga Dan Daniah (Part 1)
64
64. Bertemu Tuan Saga Dan Daniah (Part 2)
65
65. Calon Penerus Keluarga (Part 1)
66
66. Calon Penerus Keluarga (Part 2)
67
67. Pesona Aran
68
68. Rahasia Terkuak
69
69. Memajukan Hari Pernikahan
70
70. Alasan.
71
71. Firman Sudah Move On
72
72. Tiga Dara Cantik Rumah Utama
73
73. Mempelai Laki-laki
74
74. Mempelai Perempuan
75
75. Final Episode (Janji Pernikahan)
76
76. Spesial Episode (Kejadian Di Pesta)
77
77. Spesial Episode (Malam Pertama)
78
78. Spesial Episode (Malamnya Saga Dan Daniah)
79
79. Spesial Episode (Malam Pertama Yang Tertunda)
80
80. Spesial Episode (Hari Pertama Setelah Menikah)
81
81. Bonus (Grup Chat)
82
82. Epilog (Janji Pernikahan)
83
Terimakasih ^_^
84
LAS Versi Cetak
85
TMTM Musim Spesial
86
83. Setelah Pertengkaran.
87
84. Pindah Tugas Firman
88
85. Hadiah Mobil
89
86. Tidak Pantas
90
87. Rekan Baru
91
88. Main Ke Rumah Erina
92
89. Pamer Kemampuan
93
90. Reka Ulang Adegan
94
91. Sok Kecakepan
95
92. Tendangan Maut
96
93. Masalah selesai
97
97. Pertemuan Di RS
98
98. Tidak Sengaja Curhat
99
99. Pagi Yang Mendung
100
100. Kamu Hamil?
101
101. Final Episode
102
102. Spesial Episode
103
103. Spesial Episode
104
104. Terimakasih
105
Promo Novel
106
Novel Keluarga Franz Fernandez

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!