11. Harapan Seorang Ibu

Perjalanan kedua Daniah dan Aran adalah mengunjungi rumah Aran.

Rumah yang ia dapatkan dari pinjaman bank, yang sudah ia cicil  bertahun-tahun. Karena ingin melunasi piutang rumah itulah takdir buruknya dengan Sekretaris Han dimulai. Kalau diingat-ingat sekarang Aran menganggapnya rumah keberuntungan.

Ibu sudah menunggu di depan rumah dengan aura berkobar-kobar. Entah apa yang dia pikirkan.  Aran memang memberi pemberitahuan melalui pesan kalau dia akan pulang, tapi tidak mengatakan dengan siapa.

Ada angin yang menerbangkan ujung baju longgar yang dia pakai.

Agak jauh dari tempatnya berdiri ada sebuah sapu panjang. Bersandar di tembok. Sepertinya sengaja ia letakan di sana

Ibu pikir aku akan datang dengan calon menantunya apa.

Wajah ibu Aran yang kaku berubah melunak saat tahu yang datang bersama anaknya siapa. Tadinya wanita itu menduga, kalau yang akan datang bersama anaknya adalah laki-laki itu. Cih, laki-laki yang tidak ingin ia sebut namanya karena sampai hari ini sebagai orangtua dia masih merasa kesal. Gara-gara dia, impian hidup anaknya berantakan. Mereka pun harus terpisah cukup lama tanpa kabar.  Ibu Aran menanti hari di mana dia bertemu secara langsung dengan Sekretaris Han.

Dia akan memaki-maki dulu. Baru menyuruhnya duduk. Sebuah skenario sudah dia rancang, tapi dasar anaknya. Yang ditunggu-tunggu tidak muncul juga batang hidungnya membawa laki-laki yang katanya disukainya itu.

“Ibu, aku kangen ibu.” Aran menghambur memeluk ibunya. Menguyel-nguyel kepala di dada ibunya, sambil cium pipi kanan dan kiri ibunya. “Aku kangen.” Ibu Aran pun melakukan hal yang sama, cium pipi anaknya dan menepuk punggung anaknya berkali-kali.

Plak!

“Ibu!” Mulai deh.

“Bocah nakal, aktifkan hpmu kenapa!” Menjewer telinga anaknya. “Kami khawatir padamu tahu, ayahmu, adik-adikmu.”

“Ia maaf, maaf. Habis ibu kadang kirim pesan tidak tahu waktu. Aww, aww. Ia ampun yang mulia, hamba akan membalas pesan Anda.”

Daniah tertawa sambil mendekat, menjabat tangan ibu Aran. Mengusap tangan wanita paruh baya yang tetap terlihat cantik itu. Istri yang bahagia dan merasa dicintai, selalu akan bertambah cantik setiap harinya. Melihat kedekatan ibu dan Aran, hubungan ibu dan anak yang selalu akan menjadi bagian dari kerinduannya.

Ibu terbelalak saat matanya tertuju pada perut buncit Daniah. Pakaian warna coklat muda itu menunjukan perut besar Daniah.

“Ya Tuhan Nona, Anda sedang hamil ya?” Langsung melupakan anaknya, berjalan sambil menggandeng tangan Daniah, menyentuh perut Daniah, membelainya pelan.

Ibu, ibu katanya kangen padaku. Yang dipeluk-peluk malah Nona.

Aran berjalan di belakang keduanya, melirik sapu yang bersandar. Saat ibu dan nona sudah masuk di ambilnya sapu, dilemparkan ke halaman tempat bunga-bunga Ayah tumbuh tinggi.

Memang dia mau memukul siapa? Pacarku? Enak saja? Eh jangan-jangan ibu menyiapkannya untukku tadi.

Bergidik ngeri. Lalu masuk ke dalam rumah.

Duduk, duduk, Daniah langsung mendapatkan perlakuan istimewa bak ibu hamil pada umumnya. Ditepuk-tepuk kursi untuk duduk.

Ibu hamil memang enak, selalu mendapat perlakuan spesial di mana pun berada.

“Saya buatkan minum sebentar ya.” Ibu mau bangun dari duduk. Tapi Aran mencegahnya.

“Biar aku yang ambilkan, ibu temani Nona Daniah saja.”  Karena tujuannya hari ini pulang memang untuk mengantar nona.

Aran sudah berjalan cepat menuju dapur. Jangan sampai ibunya memberi makanan atau minuman aneh-aneh untuk nona. Pertanggungjawaban yang harus ia lakukan akan berat nanti. Dia kan harus melaporkan makanan dan minuman apa yang dikonsumsi nona sepanjang hari ini.

Tring sebuah pesan nada khusus untuk Han. Aran meletakan gelasnya.

“Dimana?”

Cieee, ciee kangen ya, nanya-nanya.

Ingin sebenarnya mengirim pesan itu. Walaupun sebenarnya yang ingin diketahui Han pastilah keberadaan nona dan bukan dirinya.

“Sedang di rumah mertua Anda Tuan, apa mau saya sampaikan salam untuk ibu saya. Nona sedang mengobrol bahagia dengan ibu saya.?” stiker hati berderet.

Hah! Dia tidak membalas. Setelah terlihat tanda pesan terbaca.

Bukan Aran kalau dia menyerah. Beberapa pesan kembali dia kirimkan, tapi tetap saja tidak ada balasan dari Sekretaris Han.

Huaaa, untung sayang aku sama kamu tuan sekretaris.

Aran muncul dari dapur, dengan segelas air putih. Sudah melihat ibu dan nonanya mengobrol akrab. Memang ya, kalau sama-sama sudah mengalami akan beda ceritanya. Ibu terlihat luwes ketika bercerita tentang kehamilan. Nona Daniah pun memancarkan aura yang cuma dimiliki ibu hamil. Tidak tahu sudah sampai mana cerita ibunya.

“Anak-anak saya beda-beda semua Nona. Ini yang satu ini yang paling menyusahkan.”

“Aku.” Aran menunjuk dirinya, lalu duduk di lantai bersandar pada kaki ibunya. “Ibu bilang aku anak pertama, jadi wajar nyusahin. Haha. Kata ibu anak pertama lagi membuka jalan jadi nyusahin dikit nggak papa Nona.”

Ibu mengusap-usap kepala anak perempuannya.

“Kalau sudah sebesar ini sering-sering diajakin ngobrol.” Menyentuh perut Daniah. “Nanti bantu ibumu melahirkan ya nak,cari jalan keluarmu sendiri.”

Ah, benar, Daniah pun mendapat anjuran yang sama dari dokter. Membentuk ikatan batin antara ibu dan anak sejak dalam kandungan.

“Memang dia tahu Bu?” Aran menimpali.

“Bayi dalam perut itu lebih cerdas  daripada kamu tahu.”

“Dih, memang aku kenapa?”

“Kamu yang menolak perjodohan dengan laki-laki baik-baik malah bilang sudah pacaran dengan orang yang sudah membuatmu kehilangan pekerjaanmu apa itu tidak bodoh namanya.” Mulai deh lagi.

“Ibu.”

Ibu berdecak sambil terus geleng kepala.

“Nona Daniah, tolong nasehati Aran supaya melepaskan semua ilusinya itu. Dia dan sekretaris itu.” Ibu Aran menunjukan ekspresi yang serius, lalu melihat ke arah anaknya. “Ibu tahu walaupun sekarang kau mendapatkan uang jauh lebih banyak, tapi kau tetap merindukan pekerjaanmu yang dulu kan. Pekerjaan yang hilang karena laki-laki yang kamu sukai itu.”

Perkataan ibu mengobrak abrik hati Aran. Ya, dia tidak mau mengakuinya di depan Nona Daniah. Yang sepertinya sedikit terkejut dan merasa bersalah. Kenapa ibu peka begini si dengan perasaan anaknya. Padahal Aran belum berkeluh kesah tentang kegundahan hatinya.  Tapi ibunya bahkan sudah tahu sebelum dia bercerita.

“Ibu sudahlah, jangan dibahas di depan Nona.” Sekali lagi Aran ingin merubah suasana,karena terlihat nonanya merasa tidak nyaman.

Tapi ibu benar-benar menggantungkan sebuah harapan, berharap jika bicara dengan Nona Daniah, anaknya bisa kembali menemukan jalannya menuju impiannya lagi.

“Impiannya dari dulu kan jadi reporter TV Nona.” Menunjuk kening Aran. “Kau bahkan sudah membuat target kau bisa jadi pembaca berita suatu hari nanti kan. Tapi karena laki-laki itu.”

“Ibu itu bukan salah Sekretaris Han, berapa kali si aku musti menjelaskan.”

Semua itu berawal dari dirinya yang tergiur dengan iming-iming imbalan sejumlah uang. Ya, dia memang belum punya kesempatan untuk menjelaskan pada ibunya secara detail. Entahlah, karena tidak mau orangtuanya merasa terbebani. Apalagi kalau tahu dia melakukannya untuk melunasi rumah yang mereka tempati sekarang.

“Bukannya mereka sama sekali tidak cocok ya Nona, Laki-laki itu dan Aran.”

“Tapi mereka serasi kok bu.”

Ibu Aran mendelik, sementara Aran terpingkal mendengarnya.

“Ah ibu sudahlah. Aku akan membawa calon menantu ibu nanti. Kalau ibu sudah bertemu dengannya pasti ibu akan jatuh hati padanya.”

“Ibu akan memukulnya dengan sapu dulu. Baru ibu puas.”

Ketiga wanita itu tergelak bersamaan.  Saat ibu mengupas apel untuk dinikmati kedua gadis di depannya dia masih.sibuk bicara tentang Sekretaris Han. Mungkin saja orang yang dibicarakan di sana sedang tersedak.

Bersambung

***

“ Terimakasih ya Aran, aku sedikit banyak merasa lega setelah bicara

dengan ibumu.”

Rasa sakitnya adalah nikmat yang harus dilewati untuk menjadi ibu.

Percayalah dan yakinlah, bahwa Tuhan sudah memilih nona dari sekian banyak

wanita yang memimpikan untuk menjadi ibu karena Tuhan melihat Anda mampu.

Sakitnya melahirkan mungkin tidak bisa saya pilihkan kata yang tepat

untuk mewakilkannya, karena rasanyaa memang sulit digambarkan. Punggung

berdenyut dengan frekuensi yang tetap. Seperti meremas kesadaran kita. Kalau kita di posisi itu hanya kepasrahan yang ada. Tapi ibu yakin Nona pasti bisa melewatinya.

Saya juga kalau dikasih sama Tuhan masih mau. Hehe. Kalau tidak ingat dengan umur. Anak-anak sudah besar rindu dengan tingkah-tingkah lucu mereka. melahirkan itu sakit, sakit tapi ya tetep nggak kapok. Begitulah ibu Aran menuturkan ceritanya.

Walaupun terberst dalam hati Daniah apa dia akan mampu ya, namun sekuat

tenaga dia membuang jauh pikiran buruk apa pun itu yang datang. Perasaan leganya. Memang senang ya rasanya bisa bercerita apa pun pada ibu.

Tapi ibu tiriku dan ibu Tuan Saga.

Masih ada jarak yang mungkin sulit mendekatkan mereka. Hingga Daniah memilih mencari ibu yang lain yang menerima tangannya dengan hangat.

“ Nona.”

Lamunan Daniah berlarian menjauh.

“ Ia.”

“ Ucapan ibu saya jangan disimpan di dalam hati ya, ya memang menjadi

reporter TV adalah impian saya, tapi saya benar-benar senang kok bekerja pada

Nona.”

Ah, benar sekali. Berbeda dengan Lella yang Daniah merasa sayang kalau

potensinya terkubur karena harus ada di sampingnya, Daniah tidak pernah

menyadari kalau Aran pun punya pekerjaan hebat di masa lalunya.

“ Aran, kalau kau ingin mengejar impianmu aku tidak akan menahanmu. Kau

punya pekerjaan keren di masa lalu, yang aku sendiri mungkin tidak pernah

memimpikannya. Jadi, kalau kau mau aku bisa meminta Tuan Saga membatalkan semua

kontrak kerjamu.”

“ Nona bukan begitu, sungguh saya merasa sangat beruntung bisa bekerja

pada Nona.”

“ Aku juga senang kok bisa bersamamu, tapi duniamu jauh lebih luas jika

kau keluar dari rumah utama. Apa ini karena Han, karena laki-laki yang kau

sukai kau jadi bertahan disampingku.”

" Tidak Nona, saya sungguh senang bisa bekerja dengan Nona."

" Hehe, aku tahu kok. Tapi kalau kau mendapatkan pekerjaan di tempat yang jauh lebih baik, bukannya kau bisa sedikit sombong pada Sekretaris Han nantinya. Jadi bukan hanya kau yang mengejarnya, tapi dia juga jadi tergila-gila padamu."

Huaaaa, aku menantikan hari itu tiba. Han yang mengejar-ngejar cinta reporter TV Arandita.

Membayangkan saja sudah sangat menarik.

Aran melihat jalanan masih dengan segalaa kebimbangan. Disatu sisi

seperti impiannya melambai-lambai. Dan dengan bantuan Nona Daniah di sampingnya ini

seperti kembali terbuka jalan menuju ke sana. Tapi, melepas yang sudah ia raih

sekarang untuk sesuatu yang belum pasti. Aaaaa, ia bingung.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

pede habis... mertua anda

2024-01-16

2

Sweet Girl

Sweet Girl

bwahahahaha bikin gesek Han...

2024-01-16

1

Sweet Girl

Sweet Girl

Kecewa dong Bu...

2024-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pengenalan Karakter
2 2. Kisah Dimulai
3 3. Pendidikan Penerus Keluarga
4 4. Calon Keponakan
5 5. Keinginan Daniah
6 6. Gara-Gara Nonton Drama
7 7. Dia Yang Tidak Disebut Namanya
8 8. Ditakuti Tapi Juga Dicintai
9 9. Impian Arandita
10 10. Perasaan Dokter Harun
11 11. Harapan Seorang Ibu
12 12. Amera Dan Arandita
13 13. Lamaran Tiba-Tiba
14 14. Ikut Aku Ke Kamar
15 15. Ruang Kerja Sekretaris Han
16 16. Menginap (Part 1)
17 17. Menginap (Part 2)
18 18. Hidup Normal
19 19. Kecemasan Tuan Saga
20 20. Pertemuan Sangat Penting
21 21. Anak yang Mirip Daniah
22 22. Si Jenius Antarna Group
23 23. Selamat Pagi
24 24. Pristiwa Tak Terduga (Part 1)
25 25. Pristiwa Tidak Terduga (Part 2)
26 26. Dipecat
27 27. Kuliah Panjang Bersama Amera
28 28. Daniah Di Dalam Kamar
29 29. Aran Pergi
30 30. Kesalahan Han (Part 1)
31 31. Kesalahan Han (Part 2)
32 32. Sesuka itu Kau padanya?
33 33. Hidup Baru Arandita Dimulai
34 34. Surat Panggilan Kerja
35 35. Ketulusan
36 36. Karena Sekretaris Han
37 37. Hari persalinan Daniah
38 38. Menuju konfrensi Pers
39 39. Pertemuan Han dan Aran Kembali
40 40. Konfrensi Pers
41 41. Panggilan Kakak (Part 1)
42 42. Panggilan Kakak (Part 2)
43 43. Nama Tuan Putri
44 44. Erina Menangis
45 45. Perasaan firman Untuk Aran
46 46. Makan Malam
47 47. Ibu
48 48. Boleh Aku Menciummu?
49 49. Semua Orang Tahu (Part 1)
50 50. Semua Orang Tahu (Part 2)
51 51. Pertengkaran Kecil
52 52. Mendua Dengan Amera
53 53. Pengakuan Cinta Firman
54 54. Kedatangan Tidak Terduga Han
55 55. Hadiah Untuk Ibu
56 56. Permohonan Maaf
57 57. Hadiah Indah Dari Tuhan
58 58. Pertemuan Firman Dan Sekretaris Han
59 59. Kebaikan Hati Sekretaris Han
60 60. Izin Dari Saga
61 61. Kompaknya Haze dan Sofia (Part 1)
62 62. Kompaknya Haze Dan Sofia (Part 2)
63 63. Bertemu Tuan Saga Dan Daniah (Part 1)
64 64. Bertemu Tuan Saga Dan Daniah (Part 2)
65 65. Calon Penerus Keluarga (Part 1)
66 66. Calon Penerus Keluarga (Part 2)
67 67. Pesona Aran
68 68. Rahasia Terkuak
69 69. Memajukan Hari Pernikahan
70 70. Alasan.
71 71. Firman Sudah Move On
72 72. Tiga Dara Cantik Rumah Utama
73 73. Mempelai Laki-laki
74 74. Mempelai Perempuan
75 75. Final Episode (Janji Pernikahan)
76 76. Spesial Episode (Kejadian Di Pesta)
77 77. Spesial Episode (Malam Pertama)
78 78. Spesial Episode (Malamnya Saga Dan Daniah)
79 79. Spesial Episode (Malam Pertama Yang Tertunda)
80 80. Spesial Episode (Hari Pertama Setelah Menikah)
81 81. Bonus (Grup Chat)
82 82. Epilog (Janji Pernikahan)
83 Terimakasih ^_^
84 LAS Versi Cetak
85 TMTM Musim Spesial
86 83. Setelah Pertengkaran.
87 84. Pindah Tugas Firman
88 85. Hadiah Mobil
89 86. Tidak Pantas
90 87. Rekan Baru
91 88. Main Ke Rumah Erina
92 89. Pamer Kemampuan
93 90. Reka Ulang Adegan
94 91. Sok Kecakepan
95 92. Tendangan Maut
96 93. Masalah selesai
97 97. Pertemuan Di RS
98 98. Tidak Sengaja Curhat
99 99. Pagi Yang Mendung
100 100. Kamu Hamil?
101 101. Final Episode
102 102. Spesial Episode
103 103. Spesial Episode
104 104. Terimakasih
105 Promo Novel
106 Novel Keluarga Franz Fernandez
Episodes

Updated 106 Episodes

1
1. Pengenalan Karakter
2
2. Kisah Dimulai
3
3. Pendidikan Penerus Keluarga
4
4. Calon Keponakan
5
5. Keinginan Daniah
6
6. Gara-Gara Nonton Drama
7
7. Dia Yang Tidak Disebut Namanya
8
8. Ditakuti Tapi Juga Dicintai
9
9. Impian Arandita
10
10. Perasaan Dokter Harun
11
11. Harapan Seorang Ibu
12
12. Amera Dan Arandita
13
13. Lamaran Tiba-Tiba
14
14. Ikut Aku Ke Kamar
15
15. Ruang Kerja Sekretaris Han
16
16. Menginap (Part 1)
17
17. Menginap (Part 2)
18
18. Hidup Normal
19
19. Kecemasan Tuan Saga
20
20. Pertemuan Sangat Penting
21
21. Anak yang Mirip Daniah
22
22. Si Jenius Antarna Group
23
23. Selamat Pagi
24
24. Pristiwa Tak Terduga (Part 1)
25
25. Pristiwa Tidak Terduga (Part 2)
26
26. Dipecat
27
27. Kuliah Panjang Bersama Amera
28
28. Daniah Di Dalam Kamar
29
29. Aran Pergi
30
30. Kesalahan Han (Part 1)
31
31. Kesalahan Han (Part 2)
32
32. Sesuka itu Kau padanya?
33
33. Hidup Baru Arandita Dimulai
34
34. Surat Panggilan Kerja
35
35. Ketulusan
36
36. Karena Sekretaris Han
37
37. Hari persalinan Daniah
38
38. Menuju konfrensi Pers
39
39. Pertemuan Han dan Aran Kembali
40
40. Konfrensi Pers
41
41. Panggilan Kakak (Part 1)
42
42. Panggilan Kakak (Part 2)
43
43. Nama Tuan Putri
44
44. Erina Menangis
45
45. Perasaan firman Untuk Aran
46
46. Makan Malam
47
47. Ibu
48
48. Boleh Aku Menciummu?
49
49. Semua Orang Tahu (Part 1)
50
50. Semua Orang Tahu (Part 2)
51
51. Pertengkaran Kecil
52
52. Mendua Dengan Amera
53
53. Pengakuan Cinta Firman
54
54. Kedatangan Tidak Terduga Han
55
55. Hadiah Untuk Ibu
56
56. Permohonan Maaf
57
57. Hadiah Indah Dari Tuhan
58
58. Pertemuan Firman Dan Sekretaris Han
59
59. Kebaikan Hati Sekretaris Han
60
60. Izin Dari Saga
61
61. Kompaknya Haze dan Sofia (Part 1)
62
62. Kompaknya Haze Dan Sofia (Part 2)
63
63. Bertemu Tuan Saga Dan Daniah (Part 1)
64
64. Bertemu Tuan Saga Dan Daniah (Part 2)
65
65. Calon Penerus Keluarga (Part 1)
66
66. Calon Penerus Keluarga (Part 2)
67
67. Pesona Aran
68
68. Rahasia Terkuak
69
69. Memajukan Hari Pernikahan
70
70. Alasan.
71
71. Firman Sudah Move On
72
72. Tiga Dara Cantik Rumah Utama
73
73. Mempelai Laki-laki
74
74. Mempelai Perempuan
75
75. Final Episode (Janji Pernikahan)
76
76. Spesial Episode (Kejadian Di Pesta)
77
77. Spesial Episode (Malam Pertama)
78
78. Spesial Episode (Malamnya Saga Dan Daniah)
79
79. Spesial Episode (Malam Pertama Yang Tertunda)
80
80. Spesial Episode (Hari Pertama Setelah Menikah)
81
81. Bonus (Grup Chat)
82
82. Epilog (Janji Pernikahan)
83
Terimakasih ^_^
84
LAS Versi Cetak
85
TMTM Musim Spesial
86
83. Setelah Pertengkaran.
87
84. Pindah Tugas Firman
88
85. Hadiah Mobil
89
86. Tidak Pantas
90
87. Rekan Baru
91
88. Main Ke Rumah Erina
92
89. Pamer Kemampuan
93
90. Reka Ulang Adegan
94
91. Sok Kecakepan
95
92. Tendangan Maut
96
93. Masalah selesai
97
97. Pertemuan Di RS
98
98. Tidak Sengaja Curhat
99
99. Pagi Yang Mendung
100
100. Kamu Hamil?
101
101. Final Episode
102
102. Spesial Episode
103
103. Spesial Episode
104
104. Terimakasih
105
Promo Novel
106
Novel Keluarga Franz Fernandez

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!