Dalam perjalanan menuju Dungeon yang dituju, mereka tidak beristirahat sedikitpun, karena memang tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke sana. Dengan kecepatan Kuro, itu seperti berlari santai yang tidak terasa, dan tahu-tahu sudah sampai.
Natan memerintahkan Kuro untuk berlari di jalanan ketimbang di atap rumah maupun gedung, itu karena ia ingin membunuh monster yang ditemui sepanjang jalan untuk meningkatkan level dan mendapatkan Inti Monster. Terlebih, dengan Inventory yang telah berubah menjadi Inventory List, ia tidak perlu mengambilnya secara manual, dan sudah tersimpan langsung.
"Ayumi, temanmu perempuan atau laki-laki?"
Ayumi masih kesal karena dijatuhkan Natan tadi, sehingga tidak menjawabnya sama sekali dan memilih membiarkannya.
Natan menghembuskan napas panjang, kemudian mengeluarkan susu kotak bersama dengan permen dengan rasa yang sangat disukai Ayumi. "Ambil ini, aku masih memiliki lebih dari seratus lima puluh kotak. Untuk rasa lain, masih banyak, masing-masing dua puluh kardus."
Ayumi melirik ke kanan melihat susu kotak dan permen rasa stroberi, kemudian mengambilnya. "Perempuan, seumuran ku."
Natan terdiam, yang artinya ia benar-benar akan menjadi seorang pengasuh anak kecil. Ia berharap ada orang dewasa yang menemani, karena terlalu sulit merawat dua gadis kecil, yang mana satu saja sudah merepotkan.
Walaupun menginginkan orang dewasa untuk menjaga, ia tidak ingin memilih sembarangan orang.
Ia harus mengecek kemampuan mereka terlebih dahulu, karena ia merasa ada kemampuan gila yang dapat mengendalikan pikiran dan tindakan. Namun, dengan level mereka saat ini, harusnya tidak ada masalah sana sekali.
"Lagi pula, Kakak pernah bertemu dengannya saat Ayu masih bersekolah di taman kanak-kanak."
Natan memasukkan bilah pedang ke sarungnya yang berada di belakang pinggang dan memegangi Ayumi agar tidak terjatuh, karena semua monster di sekitarnya sudah dihabisi. Kemudian perihal teman Ayumi yang pernah ditemuinya, ia tidak mengingat hal itu.
Ayumi yang sebelumnya kesal sudah kembali tenang dan tersenyum bahagia setelah diberikan minuman kesukaannya.
Kuro terus berlari hingga tidak terasa mereka sudah sampai di tempat yang telah diarahkan melalui Mapping. Terlihat banyak sekali manusia yang datang, bukan belasan ataupun puluhan, melainkan ratusan manusia, dengan tim yang masing-masing berjumlah lima sampai sepuluh Player.
Dungeon yang dimaksud kali ini bukanlah ruangan bawah tanah berbentuk seperti labirin, melainkan gedung yang terbilang sangat tinggi, yang mana sekitar lima puluhan lantai.
"Bukankah ini apartemen yang sangat mahal?" Natan tidak berharap akan dapat memasuki apartemen yang sangat mahal, namun dalam keadaan kota yang hancur seperti ini.
[Global : 10.000.000 Player Level 50]
[Reward : Player List telah ditambahkan ke dalam System Player]
Layar interface terlihat di depan Natan, dan ia dipersilakan untuk menuliskan namanya. Tentu saja ia tidak ingin menggunakan nama asli, dan memilih menggunakan nama samaran.
Ia membuka Player List, dan terlihat jika ia masih berada di nomor 1, meski pendapatan Point Exp terbagi tiga.
Di luar negeri sana, banyak gedung tinggi dan stasiun kereta bawah tanah. Daripada muncul di gedung, sepertinya Dungeon di sana muncul di stasiun bawah tanah. Gedung ini memiliki lima puluh lima lantai, dan jika satu lantainya memiliki seribu monster, tentunya pendapatan Point Exp sangat berlimpah, meski terbagi menjadi tiga.
Bahkan, mungkin aku dapat naik ke level dua ratus.
"Apakah kau melihat di mana temanmu berada?" tanya Natan melihat Ayumi yang berdiri di sebelahnya.
Untuk Kuro sendiri, sudah ia sembunyikan di dalam bayangannya untuk tidak menarik perhatian.
Ayumi menoleh ke sana kemari, melihat Player yang mengenakan jirah besi berbeda warna, entah itu abu-abu, merah, biru, perak dan emas. Semua perlengkapan yang digunakan mereka terlihat mencolok, berbeda dengannya dan Natan yang terlihat biasa-biasa saja, namun dengan efek yang luar biasa.
"Di sana." Ayumi menunjuk pada salah satu tim.
Natan melihat arah yang ditunjuk oleh Ayumi, terlihat tim dengan anggota enam orang, yang rata-rata berlevel antara 40 sampai 70, dan perlengkapan yang dikenakan terbilang cukup mahal untuk setingkat level mereka.
Tapi yang menjadi perhatian Natan bukan mereka, melainkan gadis kecil yang tingginya lebih pendek dari Ayumi.
Gadis kecil itu mengenakan celana jeans hitam yang robek-robek dan penuh luka darah, memakan jaket berwarna kuning menutupi bagian wajahnya yang lebam. Kemudian, gadis kecil itu membawa tas cokelat keabu-abuan yang sangat besar, empat kali lebih besar dari ukuran tubuhnya.
[Nama : Erina Adriani]
[Ras : Manusia]
[Usia : 14 Tahun]
[Level : 01 (0/200)]
[Job : Paladin]
[HP : 2550 [75/2550]
[MP : 100 [0/100]
[STR : 3 (+5)]
[VIT : 7 (+10)]
[AGI : 3]
[INT : 7]
[DEX : 5]
[LUCK : 30]
Natan yang melihat informasi itu akhirnya mengingat kembali masa kecilnya. Erina Adriani adalah teman Ayumi yang biasanya akan datang seminggu sekali untuk bermain bersama, dan ia harus menjaga keduanya.
"Ayumi, dia dalam bahaya. Darahnya tidak sampai empat persen dari jumlah total." Natan berlari mengarah pada kelompok enam orang itu, dan diikuti oleh Ayumi di belakangnya.
Saat ia berlari, ia melihat Erina yang tersandung batu kecil dan terjatuh, kemudian tertindih tas yang sangat berat, yang mengurangi Health Pointnya.
Bukan hanya tidak ditolong oleh anggota tim lainnya, Erina dicaci maki karena terjatuh, dan salah satu dari mereka mengeluarkan pedang dari sarungnya.
"Berdiri kau bocah sialan! Jangan menghambat kami!" Pemuda berzirah emas mengayunkan pedangnya.
Natan yang melihat menarik bilah pedangnya, kemudian mempercepat laju larinya. Hanya dalam waktu singkat, ia sudah berada di sebelah kiri pemuda berambut hitam sebahu dengan anting itu. Tanpa ragu, ia mengayunkan pedangnya, memotong tangan pemuda itu.
"Aarrgghh!"
Tidak berhenti disitu saja, Natan mengangkat kaki kirinya dan menendang pinggang kiri pemuda itu.
Boom!
Pemuda itu melesat sangat cepat, menghantam bus yang telah terguling dan tidak sadarkan diri.
Ayumi yang sudah sampai itu langsung bergerak, melepaskan tas besar yang menindih Erina, yang mengurangi darahnya setiap detik. Kemudian ia mengarahkan kedua tangannya pada Erina. "Healing!"
Tubuh Erina memancarkan cahaya hijau dan samar-samar terlihat tanda '+' atau 'Tambah' berwarna yang selaras, menambah Health Point milik Erina.
"Brengs**! Apa yang kau lakukan pada Ketua?!" Pemuda lain yang mengenakan pakaian merah dan membawa Fire Magic Wand itu berteriak kesal.
Natan mengarahkan Black Sword pada pemuda yang berteriak. "Kalian memperlakukan adikku dengan buruk. Bukan hanya diberi tugas yang berat, tapi kalian juga melukainya, banyak luka lebam."
Ia menoleh ke kanan depan, melihat wanita yang sekiranya berusia 25 tahunan. Wanita itu mengenakan celana jeans pendek di atas lutut, mengenakan jaket ungu dan memperlihatkan pusarnya, serta membawa dua pisau pendek di paha.
"Kau, seorang wanita yang melihat gadis kecil, bukannya membantu, namun malah diam. Dari yang terlihat dari matamu, kau adalah orang yang banyak menyiksa."
Natan melirik ke belakang, melihat Ayumi yang membantu Erina untuk berdiri. "Ayumi, apa yang kau lakukan jika tahu kakakmu ini membunuh manusia?"
Ayumi tertegun saat mendengar pertanyaan itu, dan hanya diam tidak berani menjawabnya.
"Ka- Kak Natan?!" Erina terkejut saat melihat Natan yang sudah lama tidak ditemuinya.
"Erina, apa yang ingin kau lakukan pada mereka? Aku bisa melakukannya, aku bisa membunuh mereka jika kau ingin."
Erina terdiam sejenak dengan tubuh bergetar ketakutan. Ia memeluk erat tubuhnya sendiri, dan terlihat air mata yang menetes. "Bi- Biarkan mereka. E- Erina sudah tidak apa-apa."
"Yo! Siapa orang gila yang berani menyerang anggota Guild Elang Hitam kami?"
Dua ratusan Player yang terbagi di segala arah itu mulai datang menghampiri Natan. Level mereka tidak terlalu tinggi dan tidak ada yang mencapai level 100. Ia bisa membunuh mereka dengan mudah, namun ia tidak ingin melakukannya di depan Ayumi dan Erina.
Natan memasukkan bilah pedang ke dalam sarungnya, dan berbalik memegangi dua adiknya. Kemudian ia menyelinap masuk ke dalam bayangan, dan berpindah puluhan meter di balik bus lainnya.
"Sialan! Kejar dia! Cari sampai dapat dan bunuh!"
"Baik!"
Natan yang Skill Shadow Stepnya sudah bisa digunakan lagi itu kembali berpindah tempat cukup jauh, dan bersembunyi di dalam toko kelontong.
Kalian semua, setelah masuk ke dalam Dungeon, aku akan menjadikan kalian sebagai Point Exp!
Untuk Dungeon, aku harap mendapatkan Job Changer seperti yang ada di dalam game.
...
***
*Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Unknown
naif bet tolol sumpah blokk
2024-02-13
1
Aurel Lio
naiff asu
2024-01-25
0
Sak. Lim
naaif mc nya
2023-10-22
1