Natan Alexander membuka pintu kembar yang terbuat dari kaca, dan ia sudah berada di sebuah kamar yang didominasi oleh warna merah muda, memiliki banyak sekali boneka-boneka yang terbilang sangat mahal dan bermerek.
"Apakah pemilik rumah ini sudah meninggalkan kediamannya?"
Natan menggeledah setiap lemari yang berada di dalam ruang ini, yang sekiranya memiliki luas dua ratusan meter persegi, sangat luas untuk ukuran kamar yang hanya ditempati oleh satu orang saja.
Belasan menit berlalu, ia tidak menemukan barang berharga untuk saat ini. Di dalam lemari hanya dipenuhi oleh uang kertas maupun perhiasan, serta beberapa aksesoris yang tidak berguna. Tapi meski begitu, ia tetap mengambil seluruh emas yang ada.
Ruang penyimpanan Natan sendiri mengalami peningkatan yang cukup memuaskan, yang sebelumnya hanya sebatas 27 meter kubik, sekarang sudah 64 meter kubik. Jika telah meningkat ke level maksimal, maka setidaknya ruang penyimpanan miliknya akan berubah menjadi 1000 meter kubik.
Natan berencana untuk menjual perhiasan emas pada NPC Shop, dan ditukarkan dengan Coin Emas, mata uang yang digunakan setelah monster menyerang. Ia juga bisa menjual beberapa makanan pada sesama manusia lain, tapi menurutnya terlalu berisiko.
"Ruang penyimpanan milikku sudah bertambah satu meter di setiap sisinya, sehingga aku bisa mengambil banyak senjata di sini. Setidaknya satu pedang panjang, dan satu pistol, namun jika ada sniper, itu lebih baik."
Natan membuka pintu kembar perlahan, pintu yang terbuat dari kayu jati berkualitas. Saat ia membukanya, ia dihadapkan dengan lorong yang cukup lebar dan sangat panjang, di kiri kanannya terdapat ruangan lain.
Tanpa berlama-lama, ia membuka setiap ruangan untuk mengecek semua benda di sana, berharap menemukan senjata yang cocok dengannya. Namun sayang, puluhan menit ia mencari, dari belasan ruangan, ia hanya menemukan perhiasan dan beberapa sertifikat, serta perhargaan yang tidak terlalu penting.
Natan Alexander terus berjalan dan tidak terasa sudah berada di tengah-tengah bangunan. Di depannya terdapat pertigaan, serta pembatas antar lantai. Ia berjalan ke sana, dan melihat jika di lantai dasar di penuhi oleh ratusan zombie yang entah berasal dari mana, kemudian di lantai dua juga terdapat Hob-Goblin.
"Di tengah-tengah terdapat monster, apakah di ruang tamu di depan juga ada monster yang berlimpah? Jika aku bisa membunuh semua monster di sini, yang setidaknya lebih dari lima ratus, mungkin levelku akan mencapai level lima puluh," gumam Natan yang melihat ke lantai dasar sembari berpegang pada pembatas balkon dalam bangunan.
Natan Alexander melanjutkan perjalanannya, dan menjauh dari pagar balkon karena Mana Pointnya terkuras banyak, yang membuat keberadaannya hampir terekspos. Ia berjalan ke arah kanan, atau selatan, kemudian ia menemukan sebuah ruangan dengan pintu yang berbeda.
Pintu ruangan itu terbuat dari kayu jati, namun berbeda dari yang lain karena hanya satu daun pintu, tidak dua seperti yang lain. Pintu itu terkunci, menggunakan kunci berlubang keluaran sepuluh tahun lalu.
Natan menoleh ke sekitar, mencari tahu apakah di sekitarnya ada kunci yang cocok. Ia mencari di pot tanaman yang berada di kiri kanan pintu, ia juga mencari di bawah keset, ataupun di bawah pot. Namun semua usahanya tidak membuahkan hasil.
"Sial! Aku tidak menemukan kunci!"
Natan terdiam, ia mengambil pistol yang berada di paha kirinya. Ia berpikir sejenak apakah harus menggunakan cara seperti ini. "Ah! Sial!"
Dorr! Dorr!
Tembakkan yang dilakukannya menimbulkan suara yang bising, dan menarik perhatian monster di lantai satu maupun dia. Ia menekan pegangan pintu, dan mendorongnya, tapi tidak berhasil karena pintu itu ditarik. "I- Ini ..." Ia tidak bisa berkata-kata lagi dengan apa yang dilihatnya.
Dari balik pintu tadi, terdapat pintu lain yang terbuat dari besi tebal dan memiliki empat gembok untuk mengamankan ruangan. Meskipun sedikit kesal, ia tidak bisa terus mengeluh, dan kembali menembak tiap gembok dengan tiga kali tembakkan.
Setelah semua gembok terlepas, ia menendang pintu besi itu, dan masuk ke dalamnya tanpa berpikir panjang. Ia berbalik, menutup pintu besi dan menahannya dengan lemari besar di sebelahnya.
Natan Alexander menghela napas lega dan bersandar pada lemari yang digunakannya untuk menahan pintu. Ketika napasnya sudah kembali tenang, ia mendongak. Alangkah terkejutnya ia saat melihat sedang berada di ruangan apa, itu adalah senjata yang selama ini dicarinya.
Bermacam-macam pisau lempar, pisau militer, pisau serba guna, katana, pedang bermata dua, pedang lurus. Pistol, rifle, sniper, granat, shotguns, dan lain sebagainya.
Natan Alexander juga melihat mantel berwarna hitam, baret, foto pasukan militer yang sangat sulit untuk masuk ke sana. Ia tidak mengetahui mengapa pemilik rumah ini meninggalkan semua senjata ini, tapi setelah mencari lebih jauh, ia menyadari jika pemiliknya sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu.
Natan tersenyum bahagia, ia mengambil sepuluh pistol bersama dengan puluhan megazen, tiga dus amunisi yang sekiranya lebih dari 6000 peluru. Tiga rifle, satu sniper Sako TRG 42 yang mampu menembak target sejauh satu kilometer, belasan pisau lempar, sepuluh granat aktif.
Ia juga membawa satu pedang bermata satu yang lurus panjang, berwarna hitam, katana asli dengan ukiran huruf Katakana. Beserta mantel seperti jas dokter, namun berwarna hitam.
Natan Alexander memakai mantel hitam itu, kemudian meletakkan dua pistol di masing-masing pahanya, satu pedang bermata satu di belakang pinggang, serta sniper di punggungnya. Ia sudah biasa menggunakan rifle dan pistol maupun shotgun, namun tidak dengan sniper.
"Senjata yang digunakan sudah berada di tubuhku, dan sisanya berada di dalam Inventory. Aku juga sudah bersiap-siap dengan granat yang berada di tas kecil di pinggang," ucap Natan Alexander yang membuka semua pengaman senjata api serta memasang peredam.
Natan menghirup napas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. Ia mencoba mempersiapkan diri untuk melawan monster yang berada di balik pintu, ia harus berhasil keluar dari ruangan ini. Terlebih, ruangan ini tidak memiliki jendela sama sekali, dan bagian atasnya juga terbuat dari besi.
Natan berjalan ke tepi pintu yang tertutup oleh lemari besi. Ia juga mengeluarkan satu granat yang akan dilemparkannya nanti. Ketika ia sudah cukup tenang, ia menendang lemari besi, membuat pintu terbuka dengan kerasnya.
Monster dalam jumlah besar memasuki ruangan dan hampir memenuhinya, kemudian ia melemparkan granat ke tengah-tengah ruangan sembari berlari keluar, dengan membunuh zombie-zombie yang menghalanginya.
Setelah mendapat ruang untuk bergerak dalam radius dua meter, ia melompat dari satu zombie ke zombie lain dan mendarat pada pagar balkon. Tidak berhenti disitu saja, ia kembali melompat ke lampu gantung yang berada di tengah-tengah ruangan, yang menggantung sepuluh meter dari permukaan lantai dasar.
Duarr!
Ledakan yang memekakkan telinga terjadi di dalam ruang senjata tadi, menerbangkan tembok beton yang mengenai zombie-zombie di belakangnya, serta membunuh monster lain yang memiliki Health Point dibawah 2000.
[Berhasil Mencapai Lv.30]
[Berhasil Mencapai Lv.35]
[Berhasil Mencapai Lv.40]
Natan menaikkan sudut bibirnya, dan menyarungkan pedangnya. Ia bergelantungan pada lampu gantung seraya menggoyangkan tubuhnya mengambil ancang-ancang, kemudian melompat dan duduk di atas lampu gantung.
Natan Alexander mengeluarkan rifle dari Inventory, dan menembak semua monster yang ada secara membabi buta. Setelah tiga puluhan tembakkan, ia menganti magazen dan menembaknya lagi.
Hanya dalam hitungan menit saja, Natan sudah menghabisi sekitar 300 monster, dengan 50 diantaranya diatas level 20, membuatnya naik level dengan gila-gilaan.
Natan kembali mengambil granat dari tas uang menggantung di pinggang, kemudian melemparkannya ke lantai dasar maupun lantai dua.
Apa yang dilakukannya tentu saja menarik perhatian lebih banyak monster, bahkan bisa saja kediaman ini sudah dikepung oleh ribuan monster lainnya. Tapi ia tidak peduli, karena ia ingin meningkatkan levelnya lebih tinggi lagi, sebelum akhirnya pergi ke jalan utama.
Natan juga selalu mengecek statistik kekuatannya di layar interface, yang ia kesampingkan seraya terus menembaki monster yabg terus berdatangan.
[Membunuh 100 Zombie]
[Reward : Zombie Slayer]
[Meningkatkan +5 STR dan menaikkan damage sebanyak 5% saat berhadapan dengan Zombie]
[Membunuh 100 Goblin]
[Reward : Goblin Slayer]
[Meningkatkan +5 STR dan menaikkan damage sebanyak 5% saat berhadapan dengan Goblin]
[Nama : Natan Alexander]
[Ras : Manusia]
[Usia : 18 Tahun]
[Level : 22 > 60 (2375/18.000)]
[Job : Assassin/Mage/Archer]
[HP : 5000 > 21.800] [17.500/21.800] [690/m]
[MP : 1675 > 6775] [6000/6775] [264/m]
[STR : 50 > 150 (+20)]
[VIT : 45 > 75 (+5)]
[AGI : 90 (+10) > 200 (+15)]
[INT : 30 > 100 (+10)]
[DEX : 40 (+5) > 100 (+15)]
[LUCK : 90 > 100]
[Point Status : 0]
[Point Skill : 25]
[Money : 50 Gold]
[Friend : 0]
[Team : 0]
[Forum : 0]
[Skill Pasif : [Ruang Penyimpanan Lv.05 (0/25) (125 m³)] — [Appraisal Lv.04 (0/20)] — [Melempar Pisau Lv.03 (0/15)] —[Mana Control Lv.01 (0/5)]]
[Skill Aktif : [Deteksi Lv.06 (0/30) 43MP] — [Stealth Lv.06 (0/30) 43MP] — [Shadow Step Lv.06 (0/30) 176MP] — [Increase Shot Lv.01 (0/5) 100MP]]
Natan Alexander menyeringai lebar dengan terus menembaki monster-monster yang ada. Dengan kekuatannya yang sekarang, ia juga bisa membantai habis Ogre yang ditemuinya tadi pagi.
...
***
*Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
SweetiePancake
Hei hei hei luck kamu sebelumnya 90 itu sudah op masuk ruangan asal dapet perlengkapan lengkap. Gimana LG kalo udh 100 alias max?
2024-02-26
2
SweetiePancake
Sekalian all rounder ae
2024-02-26
0
SweetiePancake
Cosplay dokja lu bang?
2024-02-26
2