Natan Alexander berhasil meningkatkan levelnya sampai level 70 dalam sekali jalan, serta beberapa statistik yang meningkat hanya karena mengulangi perbuatan yang sama.
Kemahiran dalam menembaknya juga meningkat pesat, dan hanya membutuhkan satu peluru untuk membunuh monster, tidak seperti sebelumnya yang membutuhkan tiga sampai lima kali tembak.
Setelah membunuh banyak sekali monster yang ada, ia beristirahat sejenak di atap lampu gantung dengan menyantap cup mie instan yang ditambah dengan satu buah sosis.
"Aku sudah bisa mendeteksi gerakan sekitar dalam radius tiga puluh meter dariku, dan tidak menemukan adanya tanda-tanda kehidupan. Sepertinya semua monster sudah tidak ada lagi, tapi aku tidak tahu apakah di belakang pagar belakang." Natan melemparkan cup mie yang tidak ada isinya pada lantai bawah, mencoba menciptakan suara lain.
Natan Alexander menunggu untuk beberapa saat, hingga akhirnya tidak ada gerakan, ia memutuskan untuk menggeledah tiap ruangan ke arah timur di lantai tiga, kemudian turun ke lantai dua, dan sampai ke lantai dasar. Setelah itu, ia akan pergi ke jalan utama melalui arah utara, atau sebelah kiri dari kediaman mewah ini.
Tapi sebelum itu, ia mengambil semua Inti Monster, termasuk yang berada di dalam tubuh Zombie. Ia tidak ingin menyia-nyiakannya lagi seperti sebelum-sebelumnya, karena ini sangatlah penting untuk kemajuan Kuro, meski harus menahan napas karena tidak sanggup dengan bau tumpukan mayat.
"Untuk mayat-mayat di lantai satu ataupun dua, akan aku ambil nanti saat melewatinya." Natan mengelap keringat yang membasahi wajahnya dengan lengan baju kirinya.
[Mencapai Lv.50 Pertama]
[Reward : Maniac Kill]
[All Stat +5]
Natan Alexander sedikit kaget saat melihat layar interface yang secara tiba-tiba berada di depannya. "Aku sudah berada dilevel tujuh puluh. Mengapa baru sekarang ini muncul? Level dua puluh lima mendapatkan fitur Friend, level tiga puluh Team, level empat puluh Forum. Apakah enam puluh dan tujuh puluh tidak ada? Apakah sistem sudah berada ditingkat maksimal?"
Natan Alexander terdiam dan menundukkan kepalanya. Ia hanyalah siswa biasa, dan mendapatkan banyak sekali reward dari semua tindakan yang dilakukannya.
Dari membunuh monster pertama, dan mencapai level tinggi pertama. Ia mulai merasa aneh, jika ini semua terjadi beberapa jam sebelum ia terbangun, harunya sudah banyak yang berlevel tinggi, terlebih untuk tentara.
"Semua ini patut dipertanyakan ..."
Natan Alexander menggeleng pelan, ia mencari tempat yang bersih untuknya duduk, dan mulai mengisi kembali magazen yang telah kosong, untuk pertempuran yang akan datang.
Banyak sekali senjata yang melekat pada tubuhnya, terutama untuk Sako TRG 42 yang memiliki bobot 5,5 kilogram, dan AR-15 Carbine yang memiliki bobot 3,9 kilogram, yang saat ini sedang dibawanya dengan kedua tangan untuk membunuh monster.
Setelah selesai mengisi sepuluh magazen dan memasukkannya pada kantung pada bagian dalam mantel, ia kembali melanjutkan langkah kakinya, menelusuri tiap ruangan, tiap lemari, meja, bawah lantai dan semuanya.
Untuk amunisi AR-15 Carbine, setidaknya masih dapat digunakan untuk mengisi tiga puluhan megazen. Jika ia kehabisan amunisi, maka ia hanya bisa berharap mendapatkannya di pangkalan militer, atau NPC Shop yang tidak diketahuinya di mana tempatnya berada.
Sampai ke ujung ruangan lantai tiga, ia tidak menemukan barang berharga lain selain perhiasan dan makanan di dapur. Akhirnya ia melanjutkan perjalannya ke lantai dua, dan bergerak ke arah berlawanan, menelusuri setiap ruangan.
Di lantai dua juga tidak menemukan apapun selain makanan di dapur yang ada di sana. Di lantai ini juga terlihat sekali sangat berantakan, entah itu akibat monster, ataupun manusia yang menghuni di sini sangat panik untuk melarikan diri.
Natan Alexander tidak terlalu akrab dengan pemilik rumah ini, yang ia tahu pemilik ini mengoleksi senjata, tapi ternyata sang pemilik sudah meninggal lama.
"Apakah pemilik rumah tidak mengajarkan caranya menggunakan senjata pada keturunannya?"
Ketika ia sudah berada di balkon lantai dua di bagian belakang, ia terdiam dengan mulut sedikit terbuka. Ia melihat banyak sekali Zombie yang menumpuk, yang mencoba untuk memasuki rumah lantai satu, tapi untungnya terdapat kaca tebal yang menahan gelombang Zombie.
Ia bisa melihat seluruh level Zombie yang menggunung, dan level tertinggi mereka ada yang sudah menyentuh angka kepala tiga. Tanpa berbasa-basi, ia mengangkat senjatanya dan menembak Zombie dengan level tertinggi itu.
Natan Alexander mendistribusikan Point Statusnya untuk meningkatkan STR, AGI, dan DEX. Sedangkan tiga statistik lain, ia hanya meningkatkannya sampai 100, tanpa menambahnya lagi menggunakan Point Status, dan membiarkannya meningkat dengan sendirinya dari gerakan ataupun tindakan yang dilakukannya.
Ia yang sekarang bisa bergerak sangat cepat dan terus menembak monster dengan mudah, karena ketangkasannya cukup tinggi, membuat akurasinya sebagai Archer meningkat.
"Ada sekitar dua ratus Zombie, dan rata-rata dibawah level sepuluh. Berbeda sekali dengan yang didalam, yang sudah berlevel belasan bahkan diatas level dua puluh."
Walaupun sedikit kecewa karena level monsternya yang terlalu rendah, tapi ia tetap menembak semua monster yang ada tanpa menyisakan satupun dari mereka. Kemudian mengambil seluruh Inti Monster, dan dengan ketangkasannya, ia hanya membutuhkan hitungan detik saja untuk mengambil satu Inti Monster.
"Setelah aku mendapatkan Skill Increase Shot, jumlah peluru yang ku gunakan berkurang, dan daya serangnya bertambah. Saat ini aku sudah meningkatkannya ke level empat, dan menciptakan peluru lain di sekitar peluru yang ditembakkan, sesuai dengan level skill." Natan tidak bisa menahan kebahagiaannya saat mendapat skill ini, namun ia juga sedikit kecewa karena terlambat meningkatkannya, sehingga terlalu banyak peluru terbuang.
Natan Alexander berbalik, melihat pintu kembar yang terbuat dari kaca. Ia mengangkat kaki kanannya, kemudian menendangnya keras hingga kaca itu pecah berkeping-keping, menciptakan suara yang cukup nyaring.
Perburuan harta Natan Alexander kembali dimulai, ia mengecek setiap ruang, dan tidak ada satupun barang berharga di sini, bahkan dapur juga kosong, tidak ada makanan sama sekali. Akhirnya, ia memilih untuk mengambil kompor gas
Hingga akhirnya ia sudah berada di halaman depan, yang dipenuhi oleh monster, namun sangat mudah baginya untuk membunuh mereka semua. Kemudian, ia pergi ke garasi, semua mobil di sana sudah tidak ada, dan terdapat pintu besi di dalamnya, yang merupakan gudang senjata lain, meski berukuran satu meter persegi.
"Ternyata ada gudang senjata lain, hanya saja tidak terlalu banyak. Aku menduga hanya ada tiga pistol, dan satu dus amunisi. Tapi sayangnya sudah dibawa oleh penghuni rumah." Ia menebak jumlah senjata itu dari tempat menggantung senjata, kemudian pada bagian bawahnya terlihat lantai yang berbeda warna.
Perbedaan warna itu akibat dari berat dus yang menekan, kemudian ia merasa lantainya sangat lembab. Sangat berbahaya menggunakan peluru yang basah.
Natan Alexander keluar dari garasi mobil, dan menggunakan Shadow Step untuk naik ke atap rumah. Ia meletakkan AR-15 Carbine di sebelahnya, kemudian menggunakan Sniper Sako TRG 42 untuk mencari keberadaan Chief-Ogre.
Cukup lama ia mencari keberadaan monster itu, hingga akhirnya menemukan monster yang berada arah selatan, namun sedikit ke tenggara. Gerombolan Ogre itu sedang memasak mayat manusia, yang merupakan kelompok mahasiswa tadi.
Ia memposisikan scope pada bagian dada Chief-Ogre, kemudian menarik pelatuknya, setelah napasnya tenang.
Peluru yang tajam itu melesat sangat cepat mengarah pada Chief-Orge.
"Increase Shot!"
Peluru yang ditembakkan dari Sniper Sako itu memancarkan cahaya biru, yang kemudian di bagian atas bawah, dan kiri kanannya terdapat peluru lain yang melesat.
Peluru itu mengenai Chief-Ogre, kemudian meledakkan monster itu. Tidak berhenti disitu saja, ia juga menembak Knight-Ogre dan Mage-Ogre, serta yang lainnya.
Natan Alexander melepas magazen, untuk mengisi kembali amunisinya yang telah berkurang, meski itu hanya empat peluru.
"Sudah selesai, sekarang saat pergi ke jalan utama, mencari mobil yang masih bisa berfungsi, kemudian pindah ke kota lain."
Natan Alexander berdiri setelah membereskan semua senjatanya, kemudian berhenti lagi saat berada di posisi membungkuk. "Job pertama yang kudapatkan adalah Assassin, namun aku lebih mahir dalam menembak. Bukankah ini aneh?"
Ia kembali berdiri tegak, menoleh ke kiri menatap ke arah utara. Ia menggunakan Shadow Step yang sudah dapat digunakan kembali, setelah menunggu cooldown selama dua menit.
Untuk Shadow Step, ia sudah melakukan beberapa percobaan. Waktu satu menit di sana bukanlah satu menit dapat bebas menggunakan skill, namun bersembunyi di dalam bayangan, dan jika sudah keluar dari bayangan, maka harus menunggu cooldown untuk bisa menggunakannya kembali.
Setelah meninggalkan kediaman mewah, ia kembali melompat antar bangunan yang tidak terlalu tinggi, kemudian mendarat di ruko panjang yang berada di pinggir jalan utama. Alangkah terkejutnya ia saat melihat kerusakan yang berada di depannya.
"Ini ..." Natan Alexander tidak bisa melanjutkan perkataannya. Banyak sekali mobil yang rusak parah, jalan berlubang-lubang, tiang listrik yang terbuat dari beton telah roboh, menghalangi jalan.
Sejauh mata memandang, dari arah timur ke barat, mayat-mayat tergeletak di mana-mana dalam keadaan yang mengenaskan, termasuk Zombie yang diam di tempat. Kemudian, ia juga melihat ada Camp Goblin, yang setidaknya memiliki dua ratusan Goblin, dan dipimpin oleh Chief-Goblin berlevel 30.
Tidak heran banyak mayat yang tergeletak, mengingat jumlah Goblin dan level dari Chief-Goblin.
...
***
*Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
penggemar_Uangkecil?!
👍👍
2024-03-04
2
Sie Gung
banyak amad statistik nya jadi pusing
2023-12-21
0
-White-
Aneh Gak Jelas, game macam apa yang ada jobnya di campur" gitu, mending hapus aja fitur jobnya cukup statistik aja biar gak aneh . . .
2023-11-16
1