Natan yang berada di tengah-tengah kepungan dua arah monster hanya bisa menarik napas berat, ia tidak menyangka bisa lepas dari serigala yang didengarnya tadi, tapi menemukan monster yang lebih kuat sedang mengarah padanya, berdasarkan suara teriakan monster itu.
Natan menggertakkan giginya sembari mengepalkan kedua tangannya erat, menguatkan tekadnya untuk menyerang salah satunya. Ia menekan kaki kirinya sebagai pijakan, kemudian berlari ke arah Hob-Goblin.
Menurutnya lebih baik berhadapan dengan monster tipe manusia ketimbang hewan, karena Natan berpikir gerakan hewan sangat sulit ditebak, terlebih lagi serigala memiliki keunggulan dalam hal kecepatan berada jauh di belakangnya, yang di sana juga terdapat monster berlevel tinggi.
Sesaat ia hampir mencapai minimarket, Natan memperlambat langkahnya agar tidak bisa ditemukan oleh monster yang berjaga-jaga di depan minimarket.
Ia menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkan senjata tajam yang telah diambilnya dari rumah sebelumnya, meskipun tidak yakin apakah bisa membunuh monster di depan matanya.
Tapi lebih baik tetap membawanya daripada tidak sama sekali.
"Matilah!"
Natan melemparkan tiga pisau ke arah monster yang tidak jauh di depannya, mengarah pada mata maupun tenggorokan, berharap bisa membunuh monster, atau paling tidak menahannya untuk tidak berteriak.
Jleb! Jleb! Jleb!
Ketiga pisau menancap tepat di target awalnya, tanpa berlama-lama lagi ia berlari menuju monster dan mengayunkan tongkat besi yang berada di tangannya mengarah pada kepala monster.
Zrash!
Kepala monster pecah begitu saja akibat pukulan yang dilayangkan Natan, dan hanya meninggalkan batu sihir di atas jasadnya yang telah menghilang.
[Level Up]
[Level Up]
Terdengar suara notifikasi dari dalam benaknya, membuat Natan merasa lebih kuat dari sebelumnya. Ia merasa bisa mengalahkan monster yang baru saja dikalahkannya tanpa harus membuat tipuan lagi.
Natan lanjut berjalan memasuki minimarket setelah mengambil Inti Monster dari Hob-Goblin yang baru saja dikalahkannya, dan tentu saja langsung diberikannya pada Kuro.
Saat sudah berada di dalam minimarket, ia menolehkan kepalanya melihat sekitar, dan kemudian menghela napas lega saat mengetahui bahwa keadaan di sekitarnya sudah kembali tenang tanpa adanya monster sedikitpun.
Natan merentangkan kedua tangannya. "Inventory."
Inventory Natan sudah ditingkatkan setelah ia berhasil membunuh monster-monster di depan apartemen tadi dan memperoleh Point Skill. Hal yang paling utama saat ini adalah mencari perbekalan, sehingga semua Point Skill yang didapatnya dari kenaikan level digunakan untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan.
Seketika itu juga semua makanan instan yang berada di rak toko mulai memancarkan cahaya putih, dan ketika cahaya itu menghilang, semua makanan di sana menghilang.
Peningkatan Natan terbilang sangat cepat, saat berada di apartemen tadi ia mendapatkan 75 Point Exp untuk setiap level monster, tapi entah mengapa saat membunuh Hob-Goblin tadi mendapatkan sekitar tiga kalinya.
Natan berbalik, kemudian melompat ke meja kasir dan turun. Ia bersembunyi di bawah meja kasir untuk beristirahat sejenak, dan mengurutkan seluruh informasi yang dipikirkannya saat membunuh monster-monster tadi.
"Saat aku naik level, aku mendapatkan lima puluh Health Point, dua puluh lima Mana Point. Meningkatkan INT menambah lima puluh Mana Point, meningkatkan VIT menambah seratus Health Point. Membunuh satu monster setidaknya mendapatkan Point Exp secara acak untuk tiap levelnya, antara lima puluh sampai seratus lima puluh tergantung jenis apa itu ..."
"Saat aku membunuh serangga, aku mendapatkan seratus Point Exp, itu mungkin efek spesial karena membunuh pertama. Goblin mendapatkan tujuh puluh lima, zombie sekitar delapan puluh."
"Jika aku membunuh Goblin level sepuluh, maka aku akan mendapatkan tujuh ratus lima puluh Point Exp."
Ketika ia sedang bergumam seorang diri, tiba-tiba ia mendengar langkah kaki di pintu masuk. Akhirnya ia mengaktifkan skillnya untuk menyamarkan keberadaannya, dan bersembunyi di lebih baik.
Natan tahu jika yang masuk ke dalam minimarket bukanlah monster, melainkan kelompok manusia yang berjumlah lebih dari sepuluh orang. Mereka berkeliling ke tiap rak toko untuk mengambil makanan yang masih tersisa.
Natan terdiam tanpa bergerak sedikitpun, ia berpikir apakah akan lebih baik jika mengikuti kelompok orang itu, untuk meningkatkan kelangsungan hidup. Namun saat baru menggerakkan kakinya untuk berdiri, ia mengurungkan niatnya karena ucapan yang didengarnya.
"Sialan! Mengapa semua makanan di rak ini sisa sedikit! Kalian, cari makanan di gudang dan masukkan ke dalam tas! Aku akan membunuh siapapun yang tidak bekerja!"
Penyimpanan Natan Alexander sebesar 27 meter kubik, seperti ukuran kamar normal, tentu saja makanan di sini sudah habis disimpannya.
Sesaat ia melupakan fakta tentang pengetahuan umum yang pernah dibacanya di komik, yang mengatakan manusia lebih berbahaya saat akhir dunia, dan jangan pernah asal mempercayai.
Jangan percaya siapapun saat keadaan seperti ini. Manusia akan lebih kejam daripada monster saat mereka kelaparan. Itu adalah pesan yang seringkali ku baca.
Dari hal ini ia juga menyadari jika kelompok sepuluh orang itu tidak ada satupun dari mereka yang memiliki Penyimpanan. Dengan ini ia merasa sangat bersyukur karena memiliki pencapaian sebagai orang yang membunuh monster untuk pertama kalinya, meski itu adalah serangga kecil.
Natan menunggu selama hampir satu jam tanpa bergerak sedikitpun dari tempatnya bersembunyi, dan untungnya Kuro sangat menurut untuk tidak membuat suara dalam waktu itu.
Kelompok sepuluh orang itu sudah keluar dari minimarket setelah mengambil sebagian makanan di dalam gudang, dan membakarnya.
Natan keluar dari tempat persembunyiannya, dan ia tidak merasakan adanya tanda-tanda kehidupan dalam radius sepuluh meter darinya. Skill Deteksi miliknya sudah meningkat menjadi level dua, dan hanya membutuhkan 5 Point Skill lagi untuk meningkatkan ke level selanjutnya.
"Status."
[Nama : Natan Alexander]
[Ras : Manusia]
[Usia : 18 Tahun]
[Level : 06 > 08(50/900)]
[Job : - ]
[HP : 2450 > 2550]
[MP : 275 > 325]
[STR : 25]
[VIT : 29]
[AGI : 12 > 27]
[INT : 10]
[DEX : 11 > 16]
[LUCK : 90]
[Point Status : 0]
[Point Skill : 0]
[Skill : [Ruang Penyimpanan Lv.03 (0/15) (27 m³)] — [Stealth Lv.03 (0/15)] — [Appraisal Lv.01 (0/5)] — [Deteksi Lv.02 (5/10)]]
Natan tersenyum cerah saat melihat peningkatan kekuatannya, untuk saat ini ia berfokus pada keselamatan hidup, entah itu meningkatkan ketahanan tubuh, kecepatan dan kelincahan dalam bergerak. Tapi tentu saja, ia tidak melupakan hal yang terpenting, yaitu meningkatkan daya serang.
Natan melompat dari tempatnya yang melarikan diri dari minimarket yang apinya sudah mulai membesar. Ia tidak percaya jika kelompok sepuluh orang tadi akan membakar gudang, agar kelompok lain tidak dapat mengambil makanan.
Namun ia tidak perlu khawatir tentang makanannya sendiri, dengan jumlah yang didapatnya tadi, ia bisa hidup selama setengah tahun dengan tenang. Terlebih lagi, tidak ada kadaluarsa dalam Inventory.
Tempat tinggalnya berada di bagian komplek perumahan, karena itulah jalanan di sini terbilang sangat sepi. Saat ini ia berniat pergi ke jalan utama, sembari mampir ke rumah-rumah yang dilewatinya untuk mencari senjata.
Tongkat baseball yang digunakannya sudah tidak terlalu berguna karena sering memukul monster.
"Aku pernah belajar Kendo, setidaknya aku harus membutuhkan katana sebagai senjata, dan orangtuaku dulu merupakan petugas kepolisian, aku pernah diajak untuk berlatih menembak," ucap Natan Alexander yang terus berlari dengan kecepatan seperti mobil.
Dengan VIT dan AGI miliknya yang sekarang, ia bisa berlari dengan kecepatan 80km/jam, dan setelah 30 menit dia akan kehabisan stamina.
"Setelah mendapatkan katana, aku harus mendapatkan senjata api. Kemudian karena orangtuaku sudah tidak ada lagi, aku tidak memiliki sema ... ngat ... untuk ... hi ... dup." Natan Alexander mengurangi kecepatan berlarinya dan berhenti di bawah tiang listrik, yang jalannya dipenuhi oleh mobil-mobil rusak.
Natan Alexander menampar kedua pipinya, membuang pikiran buruk yang terbesit dalam benaknya. "Tidak! Orangtuaku berpesan aku harus hidup bagaimanapun, meski tanpa mereka berdua." Ia mengangkat tangan kanannya yang terkepal sejajar dengan dadanya.
Natan kehilangan orangtuanya saat masih berusia lima tahun, pada saat itu mereka mengalami kecelakaan mobil. Ayahnya meninggal di tempat, dan Ibunya sempat selamat, membawanya keluar dari dalam mobil, namun karena kehabisan banyak darah, Ibunya juga meninggalkannya.
Natan kembali berlari menelusuri jalan, dan pergi menuju rumah terbesar di komplek ini, untuk mendapatkan senjata di sana, karena ia mengetahui pemilik rumah itu merupakan kolektor senjata.
...
***
*Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Sie Gung
jadi si Natan belajar katana sama senjata api di usia 5 tahun? hmm....
2023-12-21
3
Arfi Jav
karya bajakan mungkin
2023-05-03
1
Arfi Jav
Author lol kayak ny nih
2023-05-03
1