Natan Alexander berhasil menghindari perhatian dari Chief-Ogre yang sangat mengerikan, memegang pedang besar, taring yang keluar dari rahang bagian atas dan bawah, kalung yang terbuat dari kepala manusia, dan kulit berwarna merah gelap dengan sisik tebal di bagian dada maupun lengan.
"Layar interface ini tidak lengkap, tidak ada bar stamina, attack, dan deff. Sehingga aku tidak bisa mengira-ngira berapa banyak kerusakan yang dapat ku berikan terhadap monster ..."
"Tapi, karena aku sudah berhasil naik level lima belas dan mendapatkan informasi tentang berapa banyak poin yang dapat dipulihkan dalam satu menit. Maka kemungkinan saja di level dua puluh nanti akan ada informasi tambahan."
Natan terus melompat dari satu rumah ke rumah lain, hingga belasan menit berlalu, ia sudah berada di pagar setinggi tiga meter, yang merupakan pagar rumah termewah di komplek. Ia tidak bisa menahan keterkejutannya saat melihat apa yang berada di halaman rumah, entah depan maupun samping, banyak sekali monster yang sedang memakan mayat manusia, dan ada pula zombie yang merupakan pengurus kebun.
Dengan melihat ini, akhirnya ia menyadari jika manusia yang digigit oleh zombie akan berubah menjadi zombie.
"Hanya ada satu kesimpulan mengapa komplek ini sangat sepi, mereka menjadi zombie dan pergi ke tempat yang bising." Natan sering menonton film tentang zombie, yang mana indra penglihatan dan penciumannya tidak lagi berfungsi, namun berbeda dengan pendengarannya yang sangat luar biasa.
Natan membuka Inventory yang berbentuk kubus, sudah tidak ada lagi pisau dapur yang dapat digunakan untuk menyerang dari jarak jauh. "Tunggu, aku masih memiliki sumpit besi yang kudapatkan dari rumah orang. Aku sendiri asal mengambilnya, namun tidak menyangka akan kugunakan seperti ini."
Total monster yang ada di sini sekitar tiga puluhan, dan gerbang setinggi tiga meter sudah roboh, sehingga akan memudahkan monster lainnya untuk masuk, dan sebagian besar dari mereka adalah zombie yang merupakan pekerja di sini.
"Level zombie di sini antara tiga sampai sepuluh. Level sepuluh pasti adalah zombie yang memiliki tubuh fisik kuat saat masih menjadi manusia, atau telah naik level karena membunuh terbanyak." Natan Alexander berpikiran jika monster juga memiliki sistem kenaikan level dengan cara membunuh.
Natan melihat layar interface, mengecek sisa Mana Pointnya apakah cukup untuk menggunakan kemampuan yang sama.
"Stealth sudah meningkat menjadi level empat, dan jumlah penggunaan Mana turun enam poin, dan Shadow Step mengalami penurunan penggunaan empat poin Mana. Sepertinya penurunan penggunaan Mana Point saat meningkatkan level tergantung dari penggunaan awalnya."
"Mana Point yang tersisa sekitar seratus lima puluh, tidak cukup untuk menggunakan Shadow Step."
Natan Alexander berdiri dari posisi berjongkok di atas pagar, yang tertutupi oleh pohon rindang. Ia melemparkan ketiga sumpit mengarah pada zombie berlevel rendah, yang menembus kepala zombie itu dan membunuhnya dalam sekali serang.
[Mendapatkan Skill Melempar Pisau Lv.01 (Pasif)
[Skill Melempar Pisau. Meningkatkan akurasi dalam melempar pisau atau benda tajam lainnya, dan meningkatkan level dapat menambah tingkat akurasi maupun daya serang, serta jangkauan pisau yang dilempar]
Natan sedikit terkejut, namun tidak terlalu lama dan terus menyerang monster yang ada, hingga ia berhasil membunuh semua zombie, dan hanya menyisakan Goblin serta Hob-Goblin.
Dengan senjatanya yang telah rusak dan pisau lempar maupun sumpit yang habis, ia tidak bisa menyerang monster yang tersisa, ia juga tidak ingin menyentuh langsung menggunakan kulitnya, karena saat kali pertama membunuh Goblin dengan cara melilitkan tambang, ia merasa jijik.
Saat ini Natan berada di bagian selatan dari rumah mewah berlantai tiga, dengan luas yang bisa dikatakan sebagai istana. Setelah membunuh zombie, ia memutuskan untuk pergi ke bagian barat untuk memasuki rumah melalui pintu belakang.
Natan sendiri menggunakan kemampuan Deteksi untuk merasakan apakah ada manusia di sekitar, namun yang dirasakan olehnya hanyalah monster-monster. Dalam membedakan antara manusia dan monster sendiri adalah dari aura mereka, jika manusia itu sedikit hangat, dan monster sangat dingin, kemudian jika manusia itu berniat jahat, maka auranya sama seperti monster.
Natan tidak tahu apakah manusia yang lain, yang mendapatkan kemampuan seperti ini juga memiliki cara mendeteksi yang sama.
"Seperti yang diharapkan dari orang kaya, bahkan luas tanahnya untuk rumah saja mencapai empat hektar."
Natan berlari dengan kecepatan normal, tidak menggunakan seluruh statistik dari AGI, agar staminanya tidak habis dengan cepat. Ketika sampai di ujung pagar beton, ia mengubah arah berlari ke arah kanan dan alangkah terkejutnya saat melihat banyak sekali zombie yang tengah memakan manusia di belakang pagar.
Dari yang dilihatnya, sekiranya lebih dari tiga puluhan zombie, dan terus bertambah karena suara yang dihasilkan saat memakan manusia.
Di halaman belakang juga dipenuhi oleh monster zombie, dan kolam renang yang sangat besar juga dipenuhi oleh mayat-mayat manusia. "Aku sudah sering melewati rumah ini, tapi tetap saja aku tidak habis pikir dengan pemikiran pemiliknya, apakah dia gila, tanah seluas ini dan membangun rumah yang seperti istana."
Luas tanahnya adalah empat hektar, atau 200 × 200 meter, dan luas bangunannya 140 × 140 meter. Tentu saja ini sangat luas, dan membutuhkan banyak pekerja untuk mengurus rumah sebesar ini, karena itulah tidak aneh jika banyak zombie yang berkeliaran di sini.
"Mana ku sudah cukup untuk berpindah ke lantai atas, aku harus membunuh zombie dan monster di sekitarnya, kemudian saat sudah dekat dengan bangunan, aku akan menggunakan Shadow Step."
Meski berkata demikian, ia tidak tahu harus menggunakan apa untuk membunuh monster-monster itu. Ia menolehkan kepalanya melihat halaman yang sangat luas, mencoba menemukan senjata yang dapat digunakan, hingga pandangannya terfokus pada satu penjaga yang tergeletak dengan tubuh tidak lengkap.
Penjaga itu mengenakan pakaian militer berwarna hitam, dan di bagian sabuknya terdapat sebuah pistol. Kemudian di bagian belakang pinggang, terdapat tas kecil berwarna hitam, yang menurutnya adalah tempat penyimpanan peluru.
Natan menduga jika monster datang pada malam hari, dan membunuh penjaga itu dengan sekali serangan, itu diketahui dari pistol yang masih berada di sarungnya.
"Berarti monster datang ke dunia ini saat tengah malam, di mana aku sedang tertidur pulas." Natan bergumam seorang diri sembari menganggukkan kepalanya, dan mengusap dagunya.
Natan turun perlahan dari tembok pagar, kemudian berjalan mengendap-endap menuju mayat manusia yang berjarak sepuluh meter darinya. Ketika sudah sampai di sana, ia melepaskan pengikat dan sarung pistol, serta mengambil tas kecil yang berisikan amunisi.
Kiiek! Kiiek! Kiiek!
Baru saja berhasil mengambil pistol, keberadaannya sudah diketahui oleh Goblin dan Hob-Goblin, sehingga para zombie pun ikut bergerak ke arahnya.
Natan Alexander mundur beberapa langkah hingga hampir sampai di pagar beton untuk mengambil ancang-ancang, kemudian berlari dengan cepat ke depan seraya menembak mati Goblin maupun Hob-Goblin. Ia melompat menggunakan monster menjadi pijakannya, kemudian melompat ke balkon lantai dua
"Untungnya aku pergi berlatih menembak setiap enam bulan sekali, meski itu menghabiskan banyak sekali uang." Natan mengusap keringat yang membasahi wajahnya dengan lengan baju.
Meow~
Kuro menyelinapkan kepalanya keluar dari jaket yang dikenakan Natan. Kuro mencoba keluar dari jaket Natan, kemudian melompat turun dari balkon lantai dua, pergi mengambil Inti Monster yang tergeletak di tempat Goblin terbunuh.
Natan sendiri tidak habis pikir Kuro bisa merasakan Inti Monster, dan memang selama ini ia baru memberikan dua Inti Monster, tidak lebih. Yang lebih mengejutkan, keberadaan Kuro tidak diketahui sama sekali dan dengan santainya memakan 12 Inti Monster di sana.
[Berhasil Mencapai Lv.20]
[Setiap tindakan yang dilakukan berulang dapat meningkatkan statistik maupun level skill]
Ketika Natan masih melihat layar interface dan menggunakan Point Status untuk meningkatkan statistiknya, tiba-tiba Kuro sudah datang, berdiri di pembatas balkon di depannya.
[Kuro Berhasil Mencapai Lv.10]
[Memulai Evolusi]
[Nama : Kuro]
[Ras : Cat (Evolusi)]
[Level : 4 > 10 (625/1150)]
[HP : 300 > 900]
[MP : 150 > 450]
[Memulai Evolusi]
[Membutuhkan waktu satu hari, selama waktu itu, Kuro akan bergabung dengan bayangan Tamer]
[Time : 23 Jam 59 Menit 59 Detik]
Kuro melingkarkan tubuhnya di atas pembatas balkon, kemudian menutup matanya perlahan. Tidak lama kemudian, Kuro berubah menjadi bayangan berwarna hitam, yang bergerak dan bergabung dengan bayangan Natan Alexander.
Natan membuang layar interface milik Kuro, dan kembali meningkat statistik miliknya.
[Nama : Natan Alexander]
[Ras : Manusia]
[Usia : 18 Tahun]
[Level : 16 > 22 (550/3200)]
[Job : Assassin]
[HP : 3650 > 5000] [3650/5000] [210/m]
[MP : 525 > 1675] [200/1675] [56/m]
[STR : 46 > 50]
[VIT : 40 > 45]
[AGI : 69 (+10) > 90 (+10)]
[INT : 10 > 30]
[DEX : 30 (+5) > 40 (+5)]
[LUCK : 90]
[Point Status : 0]
[Point Skill : 0]
[Money : 0 Gold]
[Skill Pasif : [Ruang Penyimpanan Lv.04 (0/20) (64 m³)] — [Appraisal Lv.03 (0/15)] — [Melempar Pisau Lv.2 (0/10)]]
[Skill Aktif : [Deteksi Lv.03 (0/15) 47MP] — [Stealth Lv.04 (0/20) 46MP] — [Shadow Step Lv.03 (0/15) 188MP]]
Natan menganggukkan kepalanya sembari mengusap dagunya dengan tangan kanan. Informasi yang tertera di layar interface semakin banyak, dan layar interface selalu bergerak mengikuti gerakan kepalanya. Berbeda dari sebelumnya yang hanya berada di depannya.
Natan melihat pistol di tangan kirinya, mencoba mencari tahu informasi yang tertera.
[Weapon : Gun]
[Type : Alfa Combat]
[Senjata api dengan total 19 peluru berkaliber 9 milimeter]
[Penggunaan senjata menambah +5 STR dan +5 DEX]
Natan menganggukkan kepalanya, kemudian mengalihkan pandangannya pada tempat di mana ia mengambil pistol tadi, terlihat puluhan zombie sedang berkumpul di sana, dan zombie dari luar tembok juga berusaha untuk menaikinya.
Natan berbalik, melihat pintu kembar yang terbuat dari kaca. Ia kembali berbalik dan berdiri di atas pembatas balkon, kemudian melompat dari lantai dua yang cukup tinggi. Ketika ia melompat, ia mengalihkan pandangannya pada bayangan di lantai tiga, dan mengaktifkan kemampuan untuk berpindah tempat.
Natan berubah menjadi bayangan hitam yang bergerak sangat cepat, kemudian menyatu pada bayangan di dinding lantai tiga. Ia yang berada di sana turun perlahan menggunakan Stealth, untuk mengurangi suara saat turun dari ketinggian.
"Lebih baik memulai dari lantai teratas."
...
***
*Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Kola Kola
bnjirtt 4 hektar = 40 kilometer dong
2024-07-22
0
JOE NATHAN ALFARYZy
mantap
2023-05-13
0
JOE NATHAN ALFARYZy
josssss
2023-05-13
0