Ketiganya berada di atas gedung berlantai sepuluh, mengamati jalanan dari sana sana dengan saksama. Banyak sekali monster berbagai ukuran, Ogre, Orc, dan tentunya Goblin.
Monster berbeda ras itu nampak akur, sangat berbeda seperti monster-monster yang berada di dalam cerita, yang biasanya akan saling menyerang satu sama lain. Ini semua seperti ada satu monster yang lebih kuat yang mengendalikan mereka semua, yang nantinya akan menguasai seluruh kota.
"Dengan jumlah monster sebanyak itu dan levelnya, aku hanya bisa meningkatkan beberapa level. Hanya saja, seperti ada monster kuat yang sedang bersembunyi di kegelapan."
Natan mengambil Sako TRG yang menggantung di punggungnya, kemudian mengincar monster-monster yang dirasa sebagai pemimpin, dan tentunya dengan level yang cukup tinggi, lebih tinggi dari monster yang ditemuinya selama ini.
~Informasi~
[Nama : Orey-Khek]
[Ras : Monster - Orc]
[Jenis : Chief-Orc]
[Level : 55]
[HP : 38.250]
[MP : 7835]
[Skill : Increase Strength Lv.04 - Chief Lv.07 - Mengayunkan Tongkat Lv.08 - Shield Lv.04]
Natan tidak mengetahui mengapa bahasa yang berada di sistem interface tidak tetap untuk satu bahasa saja, melainkan campuran seperti ini.
Apakah sistem rusak? Hanya itu saja yang bisa dipikirkannya saat ini.
Tanpa berlama-lama lagi, setelah menyesuaikan incaran di mana ia hendak menembak. Natan menarik pelatuk Sako TRG. Peluru tajam melesat sangat cepat setelah diberikan Mana di dalamnya, ditambah dengan Stealth, ia bisa menyembunyikan peluru untuk beberapa detik.
Peluru itu mengenai bagian dada Chief-Orc yang sedang duduk di atas mobil box yang terguling, dan terbunuh pada saat itu juga dengan sekali serang.
Natan kembali mengarahkan scope pada Chief-Ogre yang masih tidak menyadari kematian Chief-Orc, yang berjarak 200 meter antara keduanya. Kemudian menembak Chief-Goblin yang memiliki jarak yang sama.
Setelah membunuh ketiga pemimpin dari monster berbeda ras, ia melompat naik ke atas punggung Kuro, dengan Ayumi yang sudah di atas. "Kuro, cepat pergi ke sana! Kita akan membunuh semua monster!"
"Untuk Ayumi, gunakan sihirmu untuk membunuh monster-monster."
Kuro mengaum keras dan Ayumi menganggukkan kepala sebagai balasan. Kemudian Kuro melompat bebas dari gedung berlantai sepuluh itu tanpa rasa takut sama sekali.
Natan berdiri di atas punggung Kuro seraya menggunakan Shadow Step untuk menenggelamkan kedua kakinya di punggung Kuro, kemudian ia bisa menembak dengan bebas tanpa takut jatuh dari sana.
Ayumi melompat dari atas Kuro yang masih berlari kencang, kemudian ia melepaskan serangannya. "Fire Ball!"
Bola api muncul di kedua telapak tangan Ayumi, kemudian ia melemparkannya bergantian ke arah tenda-tenda dari kain berwarna cokelat kusam.
Wosh! Wosh!
Tenda-tenda itu mulai terbakar karena serangan dari Ayumi, bersamaan dengan berkurangnya darah Goblin secara signifikan dan membunuhnya perlahan.
Natan yang melihat itu sedikit khawatir dengan keadaan Ayumi yang melompat seperti tadi. Ia tidak pernah mengira Ayumi yang penurut dan sangat takut dengan ketinggian maupun kecepatan malah mengambil tindakan semacam itu.
"Shadow Step." Natan memfokuskan pandangannya pada bayangan Ayumi dan berpindah ke sana.
Kuro mengaum keras, kemudian melompat ke tengah-tengah antara tiga markas monster yang berbeda, menarik perhatian mereka semua. Ia mengangkat kaki kanan depannya, kemudian menghentakkan kakinya di jalan beraspal. Tiba-tiba bayangan di bawah kakinya mulai bergerak, dan menyebar seperti akar pohon yang tumbuh dengan cepat.
Bayangan seperti akar pohon itu mulai mengikat semua monster dalam radius tiga puluhan meter darinya, dan membunuhnya secara perlahan.
Natan yang berada di kejauhan memanfaatkan kesempatan itu dengan baik, ia menembak satu per satu monster yang ada dengan snipernya. Hingga saat amunisi dalam magazen telah habis, ia mengubah senjatanya menjadi Lightning Spear.
Natan melompat dari tempatnya di sebelah Ayumi yang terus melemparkan bola api. Kemudian ia mendarat di tengah-tengah kepungan Orc. Dari lompatannya dan mendarat tadi menciptakan lubang di jalanan dengan retakan besar, ia mengangkat tombak dan memutar-mutarnya.
"Lightning Spear! Aktif!" Natan menancapkan tombaknya di jalanan yang hancur, membuat kilatan petir yang mengerikan menyebar ke segala arah, mengubah Orc menjadi abu.
Natan tersenyum saat semua monster Orc telah bersih dari pandangannya. Ia menghembuskan napas panjang, kemudian bergeser satu meter ke kiri saat merasakan bahaya. Terlihat di tempatnya berdiri tadi ada sebuah tongkat kayu besar yang menghancurkan jalanan.
Natan menarik kaki kanannya ke belakang dan berbalik, kemudian menusukkan tombaknya pada dada Ogre berwarna hijau. "Matilah." Petir kembali muncul dari tombak, menghancurkan tubuh Ogre.
Setelah membunuh semua Orc dan Ogre yang menyerangnya tadi, ia berpindah ke markas Ogre di mana Kuro sedang mengamuk. Sedangkan untuk Goblin Camp, ia membiarkan Ayumi untuk menghabiskannya, dan tentu saja ia tetap mengamatinya dari kejauhan.
Natan yang sudah tiba di sana langsung membungkukkan badannya, menghindari ayunan tongkat kayu yang berasal dari serangan Ogre di depannya. Ia berjongkok seraya memutar tubuhnya dan mengayunkan tombak, membelah dua Ogre.
Ia mengayunkan tombaknya menebas batang leher Ogre, maupun meledakkannya dengan mengeluarkan petir dari tombak.
Ketika ia terus mengayunkan tombaknya, membunuh puluhan Ogre yang berada di sekitar. Tiba-tiba ia berbalik ke arah tenggara dengan Sako TRG yang sudah di tangan, kemudian menarik pelatuknya tanpa berlama-lama lagi.
Peluru itu melesat sangat cepat, melewati atas kepala Ayumi dan meledakkan Ogre yang hendak menyerang Ayumi.
Puluhan menit kemudian, tiga markas monster telah habis mereka hancurkan dan bunuh semuanya. Banyak sekali Inti Monster, Tongkat Kayu sebesar batang pohon, maupun Daging Orc yang tergeletak di jalanan sebagai Iten Drop.
Natan menaikkan levelnya ke 119 dari 110, Ayumi dari 26 ke 64, dan Kuro dari 50 ke 78. Jumlah Point Exp dari monster-monster sangatlah besar, mengingat level mereka diatas 20, dan Item Drop juga cukup memuaskan dan dapat dijual dengan harga yang tinggi.
Natan membuka layar interface, dan mulai mendistribusikan 90 Point Status miliknya, serta 45 Point Skill.
[Deteksi telah Mencapai Lv.10 (Aktif) 35MP/m]
[Deteksi akan Berubah Menjadi Skill Pasif, Mapping]
[Dapat melihat kehidupan dalam radius 100 meter dari pengguna. Hijau untuk manusia, dan merah untuk monster. Meningkatkan level skill dapat meningkatkan jangkauan Mapping]
Saat ketiganya sedang mendistribusikan poin masing-masing, tiba-tiba portal cahaya berwarna biru kembali terlihat, meski belum dia jam semenjak kemunculan terakhir kalinya.
Dengan segera mereka bertiga menghampiri NPC Shop yang kali ini bernama Albert.
Natan menjual setengah dari pendapatan Inti Monster maupun semua Daging Orc, dan membeli Health Potion, Mana Potion, Antidote, dan lain sebagainya, tanpa membeli perlengkapan baru. Ia juga sudah mencari amunisi di toko, namun tidak ada satupun item yang berasal dari dunia modern.
Berbeda dengan Ayumi yang membeli beberapa skill milik Sorcerer dan Blacksmith.
"Level Mayor Arief tidak ada kemajuan?" tanya Natan seorang diri saat melihat daftar teman dan duduk di atas mobil taxi.
"Level kami mengalami kenaikan yang bisa disebut cepat, dan belum ada yang mencapai level seratus selain aku. Apakah di luar sana jarang sekali ada monster?"
"Kakak!"
Natan mendongak saat mendengar teriakan Ayumi, terlihat Ayumi yang mencoba naik ke atas mobil dengan susah payah. Ia tersenyum dan menarik pergelangan tangan Ayumi untuk dapat naik ke atas.
"Ada apa? Apakah kau membeli sesuatu yang bagus?"
Ayumi yang sudah duduk di atas mobil itu kembali berdiri, dan melangkah ke tengah-tengah Natan duduk, kemudian ia duduk di pangkuan Natan. "Tentu, Ayumi sudah membeli beberapa sihir air dan skill Blacksmith ..."
Ayumi menoleh ke belakang menatap Natan. "Bisakah Ayumi pinjam sebentar magazen milik Kakak? Pistol dan sniper tanpa amunisi."
"Baiklah." Natan mengeluarkan magazen sniper yang berada di sebelah kanannya, dan mengambil magazen dari pistol yang berada di pahanya.
Natan mengeluarkan semua amunisi yang tersisa di dalamnya, dan menyimpan ke dalam Inventory. "Ini, ambilah." Ia menyerahkan dua magazen berbeda bentuk dan ukuran.
Ayumi menerima dua magazen itu, dan diletakkannya di atas kedua pahanya. Ia juga mengeluarkan dua puluh Inti Monster dari dalam tas selempang, kemudian membawanya dengan kedua tangan.
"Forge!"
Semua Inti Monster itu memancarkan cahaya merah terang, dan perlahan berubah menjadi warna ungu. Ketika cahaya itu meredup, terlihat Inti Monster yang sebelumnya banyak berubah menjadi dua buah dan berubah warna menjadi ungu.
Natan yang melihat itu terkejut saat mendapatkan informasi baru, Inti Monster yang sebelumnya kualitas Rendah menjadi kualitas Menengah.
Ayumi tertawa kecil dan tidak berhenti disitu saja. Ia memegang magazen sniper di tangan kanan, dan satu Inti Monster kualitas Menengah di tangan kirinya. Kemudian ia menutup kedua tangannya satu sama lain. "Merge!"
Kedua tangan Ayumi memancarkan cahaya merah yang merupakan Mana dari Job Blacksmith. Cahaya itu tidak menghilang untuk waktu yang terbilang lama. Barulah saat sepuluh menit berlalu, Ayumi membuka kedua tangannya, memperlihatkan magazen yang isinya telah berubah menjadi Inti Monster.
Ayumi mengambil sniper di sebelah kanan Natan dan pistol di paha Natan. Ia melakukan perubahan yang signifikan pada dua senjata itu, yang mana membuat Natan hanya diam keheranan tak mengerti apa yang dilakukannya.
Perubahan ini tidak memakan waktu lama, hanya dua menit untuk sniper dan belasan detik saja untuk pistol.
"Kakak, sudah selesai. Cobalah memasukkan magazen pada senjatanya, dan tembak langsung." Ayumi menyerahkan dua magazen pada Natan.
Natan menerima dua magazen itu, dan memasukkannya pada pistol. Tanpa berlama-lama lagi, ia menarik pelatuknya, membuatnya merasa seperti ada energi dalam tubuhnya yang terhisap keluar.
Crang!
Terdengar suara pecahan kaca yang cukup jauh darinya, dan pecahan itu berasal dari tembakan pistol Natan.
Natan sedikit kaget saat tiba-tiba mendengar itu, tapi ia sadar jika suara itu berasal dari tembakannya. Ia mencoba mengubah target pada mobil box yang tidak jauh darinya, dan tatapannya terfokus pada ujung pistol.
Ketika ia menarik pelatuknya, ia kembali merasakan Mananya kembali tersedot, dan di ujung pistol terlihat cahaya berwarna biru yang membentuk seperti peluru.
Natan meletakkan pistol, kemudian menggantinya dengan Sako TRG. Apa yang terjadi sama seperti pistol, ia merasa jika Mananya kembali berkurang, dan peluru yang meluncur memiliki warna yang sama, dengan ukuran yang lebih besar.
Satu MP untuk pistol, dan tiga MP untuk sniper. Dengan jumlah Manaku, aku bisa menembakkan empat ribu peluru dari sniper, dan menghitung berapa banyak peluru dalam satu menit, serta regenerasi Mana. Aku bisa menembakkan peluru tanpa batas.
Natan tersenyum hangat seraya mengusap lembut puncak kepala Ayumi. "Terimakasih."
Ayumi memejamkan matanya seraya tertawa kecil saat kepalanya diusap Natan. "Hehehe ..."
Natan berdiri sembari menggendong Ayumi, kemudian melompat turun dan mendarat di atas punggung Kuro. "Baiklah, ayo kita lanjutkan perjalanan! Kita akan membunuh semua monster yang ada!"
"Baik!" Ayumi mengepalkan kedua tangannya dan mengangguk cepat.
Kuro juga tidak kalah semangat, ia mengaum seperti singa sebagai balasan.
...
***
*Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
penggemar_Uangkecil?!
👍👍
2024-03-04
2
JOE NATHAN ALFARYZy
next next next next
💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿
2023-05-08
1
shadow life
yes
2022-12-13
0