Mayor Arief menurunkan senjatanya, dan menoleh ke belakang, melihat Natan Alexander yang sedang bersiap-siap untuk menambak. Ia terkejut bukan karena senjata yang dibawa, melainkan NPC Shop yang dikatakan. Ia memang mendapatkan pemberitahuan itu saat naik level 15, hanya saja belum menemukan cara untuk membeli barang dari sana.
Natan Alexander menurunkan senjatanya, membalas tatapan mata Mayor Arief. "Monster dengan level dua puluh memiliki drop satu Gold, level dua puluh lima mendapatkan enam Gold. Pendapatan Gold adalah satu setiap level, dimulai dari level dua puluh."
Setelah mengatakan itu, Natan Alexander mulai menarik pelatuk sniper, menembak Zombie yang telah masuk jangkauan tembak bagian satu, yang mana berjarak lima ratusan meter dari penembak.
"Increase Shot." Natan Alexander mengaktifkan salah satu kemampuan yang sangat membantu.
Sekali menekan pelatuk, peluru yang ditembakkan akan menjadi enam, dan damage yang dihasilkan juga cukup tinggi. Bahkan bisa membunuh puluhan Zombie dalam garis lurus, yang sekali tembak juga menghancurkan setengah tubuh Zombie.
Natan Alexander terus menembak sampai semua peluru habis, dan secara cepat mengganti dengan magazen yang sudah disiapkan, serta mengisi kembali magazen yang sebelumnya. Kecepatan tangannya dalam mengisi amunisi ini sangat luar biasa, membuat pasukan bersenjata terperangah.
Natan Alexander menurunkan snipernya, menoleh ke kanan bawah depan, menatap Mayor Arief. "Apa yang kalian tunggu? Membunuh Monster adalah cara untuk menjadi kuat, dengan begitu kalian bisa menambah kelangsungan hidup dan meningkatkan kekuatan agar dapat melindungi warga sipil lain."
Seketika itu juga semua orang mulai mengangkat senjata mereka kembali, dan menembak Gelombang Zombie yang mulai dekat.
Natan Alexander menggantung Sako TRG di punggungnya, kemudian berlari membawa pipa besi dengan pistol di tangan kirinya. Terlalu lama menggunakan sniper, meski bisa menembak dari jarak jauh, dan memiliki kekurangan dalam jumlah amunisi dalam satu magazen. Terlebih Increase Shot memiliki cooldown yang lumayan lama.
Ia menyelimuti pipa besi dengan Mana untuk memperkuat serangan dan menahan daya tahan pipa besi.
Kecepatan berlari Natan Alexander sangat mengejutkan, bahkan bisa mengindari peluru yang ditembakkan dari belakangnya, dan itu semua karena Deteksinya.
Natan Alexander mengangkat tangan kirinya, menembakkan peluru dari pistol dan mengaktifkan Increase Shot. "Tembak terus tanpa harus seperti tidak pernah ada aku di sini!"
Mayor Arief sedikit marah saat melihat Natan Alexander yang maju lebih jauh, namun tidak lama kemudian ia kembali menembak Zombie yang terus berjalan semakin cepat, tanpa memedulikan tentang manusia lain yang sedang melawan Gelombang Zombie.
Natan Alexander terus menembak Zombie yang ada, dan saat amunisinya habis, ia akan memasukkan tangannya ke dalam Defense Cloak, yang kemudian mengganti dengan pistol lain. Sehingga ia tidak perlu memikirkan untuk mengganti magazen, dan tentu saja ia tetap mengayunkan batang besi ke segala arah, yang dapat membelah tubuh Zombie.
[Berhasil Mencapai Level 100]
[Reward : First One]
[All Stat +10]
[Global : First to Reach Level 100]
[Reward All : NPC Shop sudah bisa ditemui di manapun. Persyaratan menghancurkan Camp Monster sudah dihapuskan]
Mayor Arief menghentikan tembakannya saat mendapatkan informasi dari layar interface yang tiba-tiba muncul di depan matanya. Kemudian mengalihkan pandangannya pada Natan Alexander yang sudah masuk ke tengah-tengah Gelombang Zombie. "Apakah anak nakal itu adalah orang pertama yang mencapai level seratus?"
Natan Alexander tidak menyadari jika ia menjadi pusat perhatian, karena ia terlalu bersemangat untuk membunuh semua Zombie yang ada. Ia juga sudah membunuh yang berlevel dua puluhan, dan hanya menyisakan belasan maupun dibawah level sepuluh.
Tapi ia juga tidak lupa untuk menyisakan beberapa puluh untuk Mayor Arief, sehingga mereka bisa membeli makanan mentah ataupun roti keras di NPC Shop.
Natan Alexander sendiri tidak terlalu tertarik pada makanan yang dijual oleh NPC Shop, karena makanan di sana benar-benar seperti yang ada pada game, dan untuk bumbunya sendiri bukan seperti yang biasa dijumpai.
Salah satu bumbu atau bisa digolongkan dalam bagian Herbs, Salt Grass, dijelaskan memiliki rasa yang asin, berwarna oranye dan memiliki ciri seperti rumput gajah yang biasanya ada di taman.
Setelah menembak 190 amunisi dari pistol, ia menjauh dari Gelombang Zombie yang setidaknya tersisa setengahnya. Ia melompat tinggi ke atas tiang penerangan jalan umum yang berada di tengah-tengah pembatas jalan. Ia kembali merogoh bagian dalam Defense Cloak, dan mengeluarkan granat.
Natan Alexander melepaskan pengamannya, dan menarik pemicu granat serpihan yang di dalamnya banyak bola besi kecil. Kemudian ia melemparkan granat itu ke tengah-tengah Gelombang Zombie. "Awas! Ledakan!" Ia pergi menjauh dari tempatnya.
Mayor Arief juga pergi mundur meski ia berada di tempat yang sangat jauh dari tempat Natan Alexander melemparkan granat tadi.
Natan Alexander tertawa saat melihat Mayor Arief yang panik, benar-benar berbeda dari yang biasanya ia dengar, yang mana Mayor Arief pernah ikut memberantas pasukan bersenjata saat di tahun kedua bergabung dengan militer.
Hanya membutuhkan hitungan detik saja untuknya kembali tiba di atas kontainer, kemudian ia mengeluarkan sepuluh pistol yang digunakannya secara bergantian tadi, dan mulai mengisi magazen dengan amunisi.
Mayor Arief mendongak menatap Natan Alexander yang mengisi magazen, ia membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu, namun ia urungkan dan memilih untuk membunuh Zombie yang tersisa, yang jumlahnya hanya berkisar enam ratusan.
Gelombang Zombie yang tersisa juga tidak dapat bergerak lagi karena di jalannya dipenuhi oleh mayat-mayat yang tergeletak.
Tiga puluh menit kemudian, setelah pertempuran yang cukup mencengangkan, akhirnya semua monster yang menyerang telah habis terbunuh tanpa sisa.
Ketika semua monster telah terbunuh, tiba-tiba dari tengah-tengah mayat terlihat pusaran cahaya biru. Dari pusaran itu keluar seorang manusia berjubah hitam yang menutupi semua tubuhnya, kemudian cahaya biru melonjak naik ke langit, dan menghilang setelah muncul selama beberapa detik.
Nagan Alexander melompat dari kontainer, menghampiri manusia yang berjubah itu untuk membeli beberapa perlengkapan lain, tanpa menjual perlengkapan yang sudah ada.
"Kita bertemu lagi, Player."
Natan Alexander sedikit kaget saat mendengar itu, ia tidak mengira NPC Shop tidak bisa mengucapkan hal lain selain kata-kata dasar. Ia menggeleng pelan, dan menjawabnya, "Aku juga tidak menduganya. Bisa kau jelaskan tentang NPC Shop yang bisa ditemui di manapun?"
Manusia berjubah itu menganggukkan kepalanya, kemudian menjawab, "Tentu. Kemunculan di manapun itu hanya bisa ditemui di kawasan yang banyak manusianya, setidaknya di atas lima puluh manusia dalam satu wilayah ..."
"Namun tidak dengan pemilik level diatas seratus, mereka bisa menemui kami dalam radius seratus meter, setiap dua jam sekali di waktu jam genap, dan hanya bertahan selama sepuluh menit."
Natan Alexander mengangguk kecil, ia menggulung mantel hitam seperti jas dokter itu, melihat waktu di jam tangannya, menunjukkan pukul 14.00. Ia mendongak menatap manusia berjubah di depannya, kemudian mengerutkan keningnya saat ada informasi baru pada kursor NPC Shop.
Di sana tertulis jika NPC Shop di depannya bernama Hector.
"Aku ingin membeli sesuatu."
Hector menganggukkan kepalanya, dan mengangkat tangan kanannya perlahan, menampilkan layar interface tepat di depan dada Natan Alexander yang posisinya sedikit miring, agar mudah untuk dilihat saat menunduk.
Natan Alexander membeli dua cincin lain yang memiliki efek berbeda, tanpa menjual dua cincin sebelumnya, dan memilih mengenakan empat cincin sekaligus. Ia juga membeli Regeneration Cloak, yang menambah +10 VIT serta +200 HP/m. Serta membeli Ligthning Spear, yang seharga 300 Gold.
Ia juga tidak lupa membeli beberapa Item lain yang sangat berguna dan bermanfaat baginya di kemudian hari.
Mayor Arief juga membeli beberapa barang yang sesuai dengan level maupun keuangannya, ditambah dengan pemberian dari Natan Alexander sebanyak 250 Gold.
Setelah selesai membeli barang, Natan Alexander kembali duduk di atas kontainer, dan mulai mendistribusikan Point Status maupun Point Skill dari hasil naik level tadi.
"Natan, bagaimana kau bisa menaikkan levelmu dengan cepat, dan kekuatanmu juga luar biasa." Mayor Arief datang menghampiri Natan Alexander seraya membawa sekantung penuh roti.
"Tentu saja membunuh monster sebanyak-banyaknya, dan untuk kuat, aku meningkatkan statistik milikku dengan Point Status yang diterima setiap kenaikan level."
Mayor Arief memiringkan kepalanya tidak mengeri dengan apa yang dikatakan oleh Natan Alexander.
Natan Alexander terdiam dengan pandangan aneh, ia mengamati level Mayor Arief, dan terlihat jelas jika semua statistiknya sangat normal, serta level skill yang masih berada dilevel dasar.
"Bagaimana kau tidak mengetahuinya? Katakan 'Status', nanti akan ada layar interface yang memperlihatkan statistik tubuhmu." Natan Alexander benar-benar tidak menduga jika masih ada saja orang yang tidak mengetahui tentang hal ini, yang sangat biasa di dalam game.
"Di sana tertulis STR untuk menambah daya serang. VIT menambah masa otot, stamina, dan Health Point ..." Natan Alexander terus menjelaskan semua fitur yang ada pada layar interface, sesuai dengan level Mayor Alexander yang sudah berlevel 50
Mendengar itu, Mayor Alexander mulai mencoba membuka layar interface untuk melihat statistik tubuhnya, dan mulai mendistribusikan Point Status maupun Point Skill sesuai dengan gaya bertarungnya.
Mayor Arief juga mengikuti saran Natan Alexander yang mengatakan bahwa kehidupan adalah yang utama, sehingga ia meningkatkan VIT, AGI, DEX yang masing-masing 133 Point, dan sisanya 50 Point Status untuk STR dan INT.
Natan Alexander diizinkan oleh Mayor Arief untuk melihat layar interface, dan ia mengetahui salah satu syarat untuk mendapatkan Job. Itu tidak serta-merta meningkatkan DEX untuk mendapatkan Blacksmith, melainkan dari tindakan awal dan skill yang didapat.
Seperti dirinya di awal, ia seringkali mengendap-endap dan mendapatkan skill yang cocok untuk menjadi Assassin. Sehingga saat meningkatkan AGI, ia benar-benar mendapatkan Job yang sesuai.
"Apakah kau akan tinggal di sini?" tanya Mayor Arief yang sangat berharap tinggi untuk Natan Alexander tetap tinggal.
Natan Alexander menggeleng pelan, kemudian menjawab, "Tidak, aku hanya bisa tinggal selama sehari, untuk memulihkan tenaga karena selalu terjaga."
Mayor Arief terdiam sejenak dengan raut wajah nampak berat, kemudian menghembuskan napas panjang dan menepuk pundak kanan Natan Alexander. "Baiklah, kalau begitu ayo masuk."
Natan Alexander mengangguk kecil, kemudian berjalan mengikuti langkah kaki Mayor Arief, setelah ia menyimpan semua senjata api, dan hanya menyisakan Lightning Spear diikat di punggungnya.
...
***
*Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
JOE NATHAN ALFARYZy
next next next next
💪🏽💪🏽💪🏽💪🏽💪🏽💪🏽💪🏽
2023-05-06
2
John Singgih
panen dan bertemu npc shop lagi...
2022-07-18
1
Danil Saputra
oyy kak pedang nya dikemanain
2022-06-11
1