"sayang makasih ya, kamu udah nurutin mau nya aku, hotel ini kan mahal banget, kamu dapat uang dari mana sih? " ucap seorang perempuan dewasa, sambil terus bergandengan mesra dengan lelaki tua di samping nya
"tenang sayang, putri ku yang bodoh itu bisa menghasilkan uang untuk kita. aku cukup membohongi dia bahwa ibu nya sakit keras dan butuh biaya besar hahaha"
"ayahhh!!!! ayah bohong sama reika selama ini, ibu tidak sakit kan ayah? ayah bohong, uang reika kerja ayah pakai buat perempuan jalang ini kan?" ucap reika yang tiba tiba muncul di belakang ayah dan pacar ayahnya itu. reika berada di puncak kemarahannya, di raihnya rambut perempuan itu dan di jambaknya.
"anak sialan, minggir kamu, kamu tidak apa apa kan sayang?" dia menampar reika dan mendorong nya, membuat reika terhempas di lantai.
"ayah, ayah lebih membela wanita ini dari aku anak ayah? dimana ibu ayah? "
"aku tidak pernah peduli padamu, kamu tidak jauh beda dengan ibu mu yang murahan, lihat sekarang kamu sudah bisa masuk hotel mahal seperti ini, pada siapa kamu menjual diri ha? sudahlah aku tak ada urusan lagi dengan mu, carilah ibu mu, aku tidak tahu dia di mana. ayo sayang kita pergi. "
mereka pergi meninggalkan reika. "kenapa ayah, kenapa. apa salah reika dan ibu, ayah." gumam reika dalam hati, di sembunyikan nya wajahnya di balik kaki nya. aku tidak bisa tidak menangis kan bu?.
*******
"dia sudah tidur ya?, mmm aku pulang kemalaman". ucap bagas agak kecewa setelah mendapati nina terlelap di tempat tidur.
" sepertinya malam ini cuma mandi dan makan saja" ucap bagas dalam hati, sambil melucutkan jas dan merenggangkan dasi nya.
"pak bagas? bapak sudah pulang? ya ampun nina ketiduran, maaf ya pak"
bagas terlihat senyum licik saat dia melihat nina membuka mata nya. benar benar kalau memang sudah takdir pasti bakal datang.
" hmm, iya. itu nina masalah yang aku bilang tadi pagi kamu tidak lupa kan?"
aih, aku kenapa jadi tidak sabaran begini?? terserahlah, aku tidak peduli hehe.
"oh, bapak tenang saja nina ingat kok, sudah nina siapkan semuanya"
hehe bagus, dia tidak lupa bahkan dia bilang sudah menyiapkan semuanya. apa dia mau tampil dewasa di depan ku malam ini? kata bagas dalam hati, dia senyum licik.
" nina sudah siapkan air mandi hangat buat pak bagas, dan oh, iya nina juga sudah siapkan makan malam bapak, nina sudah buatkan steak saus jamur kesukaan bapak."
nina menjawab sambil menghitung hitung jarinya.
****
hah? kok itu? bukan nina bukan yang itu. kataku dalam hati agak kecewa, karna jawaban nina bukan seperti yang aku inginkan.
" dan oh iya pak, kan nina jadi lupa satu lagi..." katanya sambil menepuk keningnya.
nah bagus, dia akhirnya ingat, aku benar benar hampir di buat kecewa setengah mati, syukurlah dia ingat. kata ku dalam hati, aku kembali senyum senyum.
" nina juga sudah siapkan pakaian ganti bapak, baju tidur yang bapak biasa pakai"
aih, sial sial sial, bukan itu nina, sudahlah dia tidak mengingat nya. aku benar benar kecewa, kesal sekali, aku jadi berbalik membelakangi dia, dan pergi ke kamar mandi.
*****
"pak bagas kenapa? bapak marah ya sama nina? steak nya tidak enak ya pak? air mandi nya tidak hangat ya pak? bapak tidak suka dengan baju tidur yang nina siap kan pak?" aku kembali di buat bingung dengan tingkah pak bagas, sejak kembali dari kamar mandi dia cuek sekali dengan ku.
" tidak, steak nya enak, air mandi nya hangat, bajunya juga aku suka"
dia menjawab dingin, dan tidak melihatku sama sekali, dia tetap fokus pada majalah di tangan nya.
" terus kenapa bapak diemin nina, bapak cuek sama nina?"
aku kembali bertanya pada nya, aku pegang kedua pipi nya, dan mengarahkan wajahnya menghadap ke arahku, aku mau dia melihatku. aku benar benar takut dia bertingkah seperti di awal, yang dingin dan terlihat membenciku.
*******
aku kaget dia memegang kedua pipiku, mengarahkan wajahku kepadanya, dia tidak tahu apa, yang seperti ini jadi membuatku tidak tahan.
" kamu merasa ada yang lupa tidak, yang aku bilang tadi pagi "
" semua sudah nina siapkan pak, tidak ada yang tertinggal satu pun, makanan, air hangat, sama pakaian ganti, semuanya pak "
aih, matanya mulai berkaca kaca, sepertinya dia mengira aku benar benar marah padanya, aku tidak mau buat dia nangis tapi masa aku harus bilang terang terangan sih.
" bukan itu maksud ku sayang, kamu lupa soal adik dio " aku melepas kedua tangan nya dan berbisik di telinganya.
dia tidak menjawab, dan malah menutup wajahnya dengan kedua tangannya. hehe dia malu ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
pura-pura lupa iya
2023-12-10
0
indah auliya
pil KB ny g usah diminum nina
2021-03-07
1
Suky Anjalina
😂😂😂😂😂
2020-12-04
0