begini kah menjadi ibu, sedih sekali melihat malaikat kecil ku kehilangan cahaya nya, dia terbaring lemah di tempat tidur. panas nya masih belum turun, tetapi dia berusaha terlihat kuat di mataku, di habiskan nya bubur yang ku masak untuk dia. berkat dia aku juga merasa sangat di cintai.
"masakan mama selalu enak, dio suka" katanya tersenyum dengan muka nya yang masih sangat pucat.
berapa kali ku pergoki dio mengigau, "mama, mama" begitu lah, dia terus menggenggam tangan ku. aku temani dia, tidur di sampingnya sambil terus mengusap usap keningnya. aku khawatir karna panas dio belum juga turun, padahal aku sudah memberinya obat penurun panas.
*****
" halo? dio sakit? sejak kapan? baiklah aku akan pulang sekarang, tunggu aku di rumah"
aku memutuskan untuk menelpon pak bagas, sebenar nya aku merasa agak bersalah karna mengganggu waktu kerjanya. tapi aku takut dio kenapa kenapa.
******
" nina" kata pak bagas yang baru saja tiba di rumah
"pa.. pak bagas, bagaimana ini pak, panas dio belum turun sampai sekarang, nina takut pak", aku benar benar khawatir, aku menangis di hadapan pak bagas, aku benar benar merasa sebagai ibu yang gagal untuk dio, bahkan dio demam pun aku tidak bisa apa apa.
" tidak apa apa nina, sebentar lagi dokter rama datang, dia adalah dokter yang merawat dio dari bayi, dio memang lemah karna tidak mendapat asupan asi yang cukup, tidak apa apa, jangan menangis ya"
aku kaget, pak bagas tiba tiba memelukku, dia menggosok rambutku dengan sangat lembut, pelukan nya sangat hangat, membuat ku merasa tenang.
" dio pasti sehat nina, tenanglah ya, jangan menangis lagi " sekali lagi kata katanya membuat ku tenang, dia memelukku sangat erat, aku merasakan kehangatannya lagi setelah terakhir kalinya waktu dia melakukan itu kepadaku. aku membalas pelukan nya, ku peluk dia erat erat, tetap lah seperti ini pak, aku mohon.
tidak lama setelah itu, sekitar pukul 13.00 dokter rama datang, aku dan pak bagas langsung mengantar nya ke kamar dio.
" tuan, nyonya, dio terkena gejala tifus, tapi tidak apa, saya akan berikan resep obatnya, karna ini baru gejala kecil, jadi tidak perlu khawatir, jaga saja pola makan dan biarkan dia istirahat beberapa hari, dio akan sehat kembali." jelas dokter rama kepada kami, dia menyerahkan kertas kecil berisi daftar merek obat dio. dan langsung pamit kepada kami, pak bagas kemudian mengantarnya keluar.
aku merasa sedikit lega, karna dokter rama bilang dio tidak apa apa, aku terus menggenggam tangan kecil dio. malaikat kecil mama, sabar ya.
" *dio sayang, mama benar benar khawatir sama dio, dio tau hari ini mama masak telur dadar buat dio
dio mama selalu sayang dio, sampai hari ini bahkan sampai dunia ini berakhir. dio akan sembuh kan sayang? tentu saja dio harus sembuh ya sayang, karna kamu kesayangannya mama*"
******
"terima kasih nina" kata bagas dalam hati, yang mendengar nina dari balik pintu kamar dio. nina tidak sadar bahwa bagas ada di luar kamar.
*****
sudah malam, aku benar benar lega akhirnya panas dio turun, setelah di beri obat dari dokter rama. aku memutuskan untuk tidur dengan dio, aku tidak akan tenang sebelum dio benar benar sembuh, aku peluk tubuh kecil dio. malam ini begitu dingin, di luar hujan begitu deras.
duar duarr duarrr suara petir begitu kuat
"mamaaaa" dio terbangun dan langsung memelukku, eh dio takut petir? tapi wajar saja, petir tadi benar benar kuat, dio pasti terkejut.
"tidak apa apa sayang, mama disini, dio tidur lagi ya" kataku sambil ku gosok gosok punggung nya.
" iya ma," timbal dio, tidak lama dia tertidur kembali, tapi kali ini aku yang merasa ketakutan. glep mati lampu. aku sangat takut dengan gelap, tapi kali ini ku beranikan untuk bangun dari kasur dan mencari lilin.
dari kecil aku sangat takut dengan gelap, saat gelap aku selalu teringat kejadian kecelakaan itu, peristiwa yang merenggut nyawa ayah dan ibu.
aku sudah di luar kamar, jelas saja yang aku takutkan langsung terjadi, bayangan bayangan kejadian itu muncul di pikiranku. bagaimana ini tubuhku bergetar, kaki ku serasa kesemutan tidak bisa bergerak. "pak bagas, tolong nina" aku menjerit dalam hati, aku tidak tahu, hanya namanya yang terbesit di hatiku.
****
" nina kamu kenapa di luar ? aku baru saja mau mengantar kan lilin ke kamar dio, maaf ya, mesin diesel kita sedang di perbaiki pak An, tiba tiba tidak bisa hidup tadi "
aku sangat tertolong saat ada cahaya kecil di depan ku. itu dia, dia datang, dia datang. aku menangis, aku langsung memeluk nya tidak pikir panjang lagi kaki ku lemas, aku terjatuh sambil memeluk nya, aku memeluk nya sangat erat, aku bisa merasakan, punggung nya begitu lebar, laki laki yang menenangkan aku hari ini, lagi dan lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
bagus
2023-12-10
0
Piers Nivans
KENAPAH DAH RASA NYA PENGEN MUKUL ORANG
2021-10-28
0
🍾⃝ͩʜᷞεͧrᷠaͣ☠ᵏᵋᶜᶟ✰͜͡w⃠
aku kok pusing yaa bacanya..🙄
sampai sini ga paham².. ga ada bedanya antara dialog dan POV jd bingung..🥴
2021-05-26
0