Medan

JANGAN LUPA, LIKE, KOMEN, AND VOTE

FOLLOW JUGA IG AUTHOR

riyaferizap_

HAPPY READING ALL...

"15. 20"Breyen menatap jam tangan hitam yang melingkar indah di pergelangan tangannya.

"Pak saya sudah pesan taksi di depan" ucap Zahra yang di angguki Breyen tanpa menoleh sedetik pun.

"Sabar Zahra hari ini mungkin kamu dianggap makhluk tak kasat mata, tapi tidak untuk suatu saat nanti. Aku pastikan kamu sendiri yang akan memohon agar aku tidak meninggalkan kamu barang sedetik pun" gumam Zahra menyemangati dirinya sendiri.

Dengan senyum paksa Zahra menarik kopernya mengikuti Breyen yang sudah berjalan lebih dulu.

Hotel Green Nusa menjadi tempat Breyen dan Zahra menginap selama berada di kota medan. Hotel Green Nusa merupakan salah satu hotel terbaik yang ada di kota Sumatra Utara tersebut, tak salah jika hotel ini menjadi tempat para pejabat untuk bermalam dan memerlukan banyak rupiah persatu kamarnya.

"Ini pak" ucap Zahra menyerahkan kunci kamar kepada Breyen.

"Terimaksih"

Lagi-lagi Breyen meninggalkan Zahra tanpa sepatah kata pun, Sebenarnya Breyen ini pria seperti apa sih? Ayolah ini bukan lagi setia tapi sudah over setia atau mungkin obsesi.

"Pelet apa yang sudah diberikan alm. Istri pak Breyen sampai sejauh ini pak Breyen belum ada tanda-tanda tertarik dengan ku, jangankan tertarik menoleh pun tidak" kesalnya dengan mengerucutkan mulutnya.

*Kamar 123

"Ini sangat melelahkan" ucap Breyen merebahkan badannya.

"Zahra, Zahra dan Zahra, kalau bukan kamu pintar aku sangat enggan membawa mu kemari. Mungkin aku lebih senang membawa David seperti biasanya" sambungnya lalu memejamkan matanya yang sedari tadi sudah berat ingin menjelajahi dunia mimpi.

Tok tok tok

Mendengar suara ketukan Breyen terbangun dari tidurnya, dengan malas ia melangkah untuk membuka pintu dengan kancing kemeja atas yang terbuka sehingga memperlihatkan sedikit bagian dadanya.

Ceklet

"Ada apa?" Tanya Breyen datar seperti biasa.

"Ini sudah jam delapan malam pak sebaiknya kita makan malam dulu, saya sudah pesankan di bawah" ucap Zahra senatural mungkin.

"Hem, tunggu sebentar saya akan bersiap" ucap Breyen menutup kembali pintu kamarnya.

Ibu kota dari provinsi Sumatera Utara ini merupakan salah satu kota metropolitan sekaligus masuk dalam kota yang cukup padat. Jika Medan terkenal akan suku Bataknya, namun tidak hanya itu, banyak suku melayu, atau orang tionghoa yang juga banyak tinggal di Medan.

Medan juga menjadi destinasi wisata yang cukup favorit bagi yang ingin melakukan perjalanan wisata ke daerah Sumatera.

Maka dari itu Breyen menjadikan Proyek pembangunan Mal dan Hotel besar yang kesekian di kota metropolitan ini.

"Saya pesan Soto Medan, Teh susu telur sama Mi balap" ucap Breyen kepada Pelayan restoran itu dengan senyum tipis yang membuatnya terlihat tampan berkali kali lipat.

"Kamu mau pesan apa?" Tanya Breyen kepada Zahra yang sedari tadi memperhatikannya.

"Sama kan saja dengan bapak" jawab Zahra

"Semuanya di buat dua ya mbak" sambung Breyen kepada pelayan wanita itu.

"Kita akan langsung terjun kelapangan besok pagi, saya harap kamu memakai pakaian yang sedikit tertutup atau mungkin kamu ingin pergi ke Mal sebentar untuk membeli training?" Ucap Breyen memecah keheningan sebelum pesanan mereka datang.

"Tidak perlu pak, saya membawa celena dasar dari Jakarta" jawab Zahra merasa senang diperhatikan Breyen.

"Kamu wanita memiliki drajat yang lebih tinggi dari kami kaum pria, hargai diri kamu dengan menjaga yang seharusnya tidak kamu pertonton luaskan" ucap Breyen lagi melihat Dres Zahra yang bagian depannya memperlihatkan dada sintal bahkan baju dalamnya juga terlihat.

"Terimakaish pak atas perhatian anda" seperti biasa Zahra salah mengartikan terguran Breyen.

"Saya tidak memperhatikan kamu, saya hanya menegur kamu secara halus agar tidak menjatuhkan harga diri kamu sendiri" serkas Breyen mematahkan senyum Zahra.

Sepertinya membuat senyum Zahra luntur sudah menjadi hal yang menyenangkan bagi seorang Breyen.

"Permisi kak ini pesananya" ucap pelayan yang tadi melayani Breyen dan zahra, meletakkan soto medan di tengah-tengah meja.

Soto medan mempunyai ciri khas kuah santan berwarna kuning pucat agak kehijauan dengan rasa bumbu rempah, jintan terasa dominan. Pilihan isiannya ada udang, ayam, dan daging.

Lalu pelayan itu meletakkan Teh susu telur minuman hangat yang populer bagi warga Medan. Warga sekitar sering menyingkatnya menjadi TST.

Dan terahir ada Mi balap salah satu masakan Medan yang sering disantap untuk sarapan. Campurannya terdiri dari kwetiau atau bihun yang dimasak dengan telur dan seafood.

Uniknya, mi balap disajikan di atas daun pisang. Cukup lengkap sebagai sarapan.

"Selamat menikmati, makanan tradisional rasa internasional" ucapnya lalu meninghalkan Zahra dan Breyen.

"Kamu tau ini semua makanan kesukaan istriku, apa lagi saat ia tengah mengidam Mayra" celetuk Breyen dengan sengaja.

"Iya pak, saya juga suka makanan medan seperti kata pelayan tadi, makanan tradisional rasa internasional" jawab Zahra dengan kekehan pelan.

"Hem"

BERSAMBUNG.....

KENAPA BAB INI BAHAS MAKANAN MEDAN KARANA AUTHOR BUKA PUASA PAKAI MI BALAP kwkw

NASKAH BUAT KETEMU MEY SAMA BREYEN UDAH ADA TINGGAL NUNGGU WAKTU KIRIM YUHU:))

Terpopuler

Comments

Eksa Rosana

Eksa Rosana

wewww....aku orang medan lhooo

jd bangga baca bab ini🙏
Lanjut thor😘

2021-04-17

2

wei- chan

wei- chan

semoga nggak lama lagi ketemunya brayen dengan mey

2021-04-16

1

eryuta

eryuta

mntepp Thor..up lgi mkin greget

2021-04-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!