JANGAN LUPA, LIKE, KOMEN, AND VOTE
FOLLOW JUGA IG AUTHOR
riyaferizap_
HAPPY READING ALL...
"Bunda kenapa pakai kursi roda?" Tanya Mayra polos melihat Mey yang dibantu para suster agar duduk untuk melakukan peregangan otot-ototnya yang masih kaku.
"Kaki Bunda sakit jadi harus pakai kursi roda, Mayra ikut nenek pulang ke apartemen om William dulu ya, nanti ke sini lagi buat jenguk bunda" ucap Mey mengelus surai Mayra yang dibiarkan tergerai Indah.
"Ya, Mayra masih mau main sama Bunda. Kangennya belum ilang" kesalnya dengan mulut yang dimajukan ke depan sehingga membuat yang melihatnya merasa gemas ingin mencubit pipi gembulnya.
"Sini bunda Sun dulu biar kangennya ilang" bujuk Mey mengecup kedua belah pipi Mayra.
"Mey mama sama Mayra pulang dulu, nanti kita ke sini lagi. Kamu gak apa apa kan mama tinggal? William hari ini gak bisa nemenin kamu dia ada pertemuan dengan kologe bisnisnya"
"Iya mah"
"Mayra salim dulu sama bunda" ucap Rani yang di angguki Mayra.
Di raihnya tangan putih susu Mey oleh tangan mungil Mayra lalu diletakkannya ke jidad kecilnya. Lima detik berlalu tangan Mayra masih belum melepas tangan sang bunda.
"Bunda cepat sembuh Mayra mau diantar sekolah sama bunda ditemani Ayah" ucapnya pelan lalu beranjak meraih tangan Rani.
"Dadah bunda! Mayra pulang dulu" sambungnya melambai-lambaikan tangan mungilnya.
***
"Zahra ayo!" Pekik Dwi menenteng tas kerjanya.
"Mbak kita duluan" pamit Zahra dan Dwi barengan meninggalkan Mbak Naya yang masih berkutat dengan komputernya.
"Iya selamat bersenang-senang girls" jawab Mbak Naya melambaikan tangannya.
Empat puluh lima menit kemudian, Dwi dan Zahra tiba disalah satu mal yang ada di kota Jakarta. Rencananya kedua gadis itu hendak Shopping sekaligus menyiapkan keperluan Zahra besok pagi.
"Zahra kamu pasti senang bangat bisa pergi keluar kota bareng pak Breyen" ucap Dwi dengan kedua tangannya yang sibuk membolak balikkan Dress yang menurutnya bagus.
"Tidak juga" jawab Zahra yang tentunya lain di mulut lain di hati.
"Ah masak sih tidak bahagia, ini coba kamu pakek" ucap Dwi lagi menyerahkan Dress merah Maron tanpa kerah kepada Zahra.
"Kamu pegang dulu ya Dwi aku pergi ke toilet sebentar"
"Mau aku temenin?" Tawar dwi yang di balas galengan pelan oleh Zahra.
"Gak usah kamu tunggu di sini aja aku gak bakal lama kok" ucap Zahra lalu melangkahkan kakinya menuju toilet.
"Nona Zahra!" Panggilan dengan suara berat itu menghentikan langkah kaki Zahra yang baru saja kembali dari toilet.
"Selamat siang Mr. Abas" sapa Zahra yang sudah memasang senyum penuh arti.
"Anda sedang berbelanja?" Tanya Abas berbasah basi
"Iya pak, bapak sendiri sedang berbelanja juga"
"Haha aku hanya menemani istriku" jawab Abas tertawa renyah.
"Saya tidak melihat nyonya Wijaya?" Ucap Zahra memutar kepalanya melihat kiri kanan.
"Nyonya Wijaya?" Beo Abas
"Ah maaf pak bukannya anda papa pak Breyen jadi saya kira anda bersama nyonya Rani?"
"Hahaha anda salah paham nona saya memang papa Breyen lebih tepatnya papa mertuanya" jawab Abas yang berhasil meruntuhkan senyum manis Zahra.
Niat ingin mendekati Abas yang ia pikir papa Breyen agar mendapat restu malah dikejutkan dengan fakta menyebalkan seperti ini, ah kau memang bodoh Zahra sudah jelas-jelas Marga mereka berbeda.
"Oh iya pak, kalau begitu saya permisi. Teman saya sudah menunggu" pamit Zahra dengan nada yang tidak seramah tadi.
"Silakan, senang bertemu dengan anda"
“ternyata aku salah, kau sangat berbeda dengan Mey. Aku harap Breyen tidak akan menjadikan dirimu menggantikan posisi anakku” batin Abas menatap punggung Zahra yang semakin menjauh.
BERSAMBUNG!
NEXT OR STOP?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Nikens Sulastri
Lanjut kak,...smoga mey tetap tak tergantikan
2021-04-16
1
Deriana Satali
Pa Abas.,.mereka cm sm sorot matanya tp mrk berbeda Zahra cm pura² baik sedangkan Mey itu tulus
2021-04-16
2
Fatih Asy Syauqie
Next
2021-04-16
1