salah arti

JANGAN LUPA, LIKE, KOMEN, AND VOTE

FOLLOW JUGA IG AUTHOR

riyaferizap_

HAPPY READING ALL...

"Bagaimana apa semuanya sudah beres?" Tanya Breyen kepada David yang baru saja datang ke perusahaan.

"Hem, hanya ada sedikit kendala dan tentunya semuanya teratasi dengan baik" jawab David memberikan salinan dokumen kerja perusahaan yang ada di singapura kemarin.

"Aku dan Zahra akan pergi ke Sumatra" ucap Breyen membolak balikkan dokumen yang tadi David berikan.

"Apa ada masalah?"

"semuanya berjalan lancar, hanya saja para pekerja ingin aku terjun kelapangan secara langsung. toh itu proyek terbesar kita tahun ini"

"Kau yakin membawa Zahra?" Tanya David hati-hati mengingat pembicaraan mereka sebelum ia ke singapura kemarin Breyen begitu tidak suka dengan Zahra.

"Iya"

"Baguslah, kau bisa memulai lembaran baru. Tidak sedikit banyak cinta terjalin secara tiba-tiba atau pun tanpa di sengaja"

Menyadari pelototan mata Breyen, David hanya terkekeh pelan lalu membentuk jarinya menjadi tanda Peace.

Tok.. tok.. tok

"Masuk" sahut Breyen

"Hai, Zahra!" Sapa David menaik turunkan kedua alisnya.

"Halo, pak David" jawab Zahra menampilkan senyum manisnya.

"Ada apa?" Tanya Breyen to the poin

"Saya ingin menyampaikan kepada bapak metting dengan perusahaan Mitra kukar di undur minggu depan"

"Iya" jawab Breyen singkat, padat dan jelas.

"Kalau begitu saya permisi pak" pamit Zahra yang di angguki Breyen.

"Tunggu" cegah David menghentikan langkah Zahra.

"Besok kamu akan pergi ke Sumatra bersama pak Breyen jadi bersiaplah jangan sampai ada yang ketinggalan apalagi itu berkaitan dengan perusahaan"

***

PLAKKK

PLAKKK

William dengan wajah datar nan dingin memberikan dua tamparan sekaligus ke wajah wanita yang mungkin dua atau tiga tahun lebih muda darinya itu.

"Katakan siapa yang menyuruh kamu lima tahun yang lalu!" Bentak William mengelus wajah lesu tak terurus yang entah sejak kapan kali terakhirnya memakai scincare.

"Hahaha aku tidak tau sialaan! Lepaskan aku bodoh!" Makinya dengan tertawa lepas.

"William, berhenti" ucap dokter Young membuat tangan William yang tadinya ingin kembali menampar wanita itu tergantung.

"Ini" sambung dokter Young menyerahkan map coklat ketangan William.

"Ahhhhh jika saja wanita sialan ini tidak turut adil dalam kasus Mey, mungkin kau sudah ku habisi dari dulu" kesal William menendang tulang kering wanita yang di katahui adalah suster yang lima tahun lalu memberikan obat bius saat Mey melahirkan Mayra.

"Ayo, Mayra sudah menunggu di ruang inap bundanya" ajak dokter Young

10 Waktu Indonesia bagian barat.

"Zahra, ayo makan siang bersama" ajak Dwi ditemani wanita yang mungkin berkepala empat namun masih terlihat cantik.

"Sebentar ya Dwi, aku simpan data ini dulu"

"Hem oke"

10 menit berlalu Zahra sudah menyelesaikan pekerjaannya, lalu beranjak bersama Dwi menuju kantin perusahaan.

"Zahra kenalkan ini Mbak Naya kepala divisi keuangan" ucap Dwi memperkenalkan wanita yang sedari tadi diam.

"Salam kenal mbak Naya, saya Zahra"

"Tidak usah terlalu formal begitu pakai saja kosa kata aku kamu agar kita tidak terlihat begitu canggung" tutur Mbak Naya dengan ramah.

"Mbak sama Zahra mau pesan apa? Biar aku yang ambilkan"

"Aku seperti biasa ya Dwi" jawab Zahra.

"Kalau mbak?"

"Sama kan saja seperti yang kalian pesan"

"Oke" ucap Dwi lalu beranjak meninggalkan Zahra dan Mbak Naya menuju stan makanan.

"Bagaimana kesan kamu bekerja di perusahaan ini?" Tanya Mbak Naya membuka pembicaraan.

"Sejauh ini sih Menyenangkan, mbak sudah berapa lama bekerja di sini?"

"Syukurlah kalau begitu, ini tahun ke delapan aku bekerja di bagian keuangan"

"Kamu sekilas mirip nyonya muda Wijaya alm. Istri pak Breyen" sambung Mbak Naya memperhatikan wajah Zahra.

"Benarkah?"

"Iya terutama mata mu"

"bisakah mbak bercerita tentang alm. Istri pak Breyen. Aku hanya penasaran soalnya ini kali keduanya ada yang bilang aku mirip beliau"

"Aku tidak terlalu dekat dengan beliau tapi setahuku Dia wanita yang baik, cantik, ramah dan tentunya satu-satunya wanita yang bisa mengendalikan pak Breyen. Kamu tau semasa beliau masih ada pak Breyen adakah Ceo yang ramah bahkan tak segan menyapa para karyawan tapi semuanya berubah setelah hari itu. Pak Breyen menjadi datar tanpa ekspresi, aku sebagai orang yang lebih tua berharap agar pak Breyen kembali menemukan cintanya dan bisa kembali seperti dulu" tutur Mbak Naya panjang lebar.

"Pak Breyen aku sudah memantapkan hatiku untuk memiliki dirimu dengan cara apa pun" batin Zahra menyimak ucapan Mbak Naya.

"Lagi bahas apa nih serius amat" celetuk Dwi dengan nampan di tangannya.

"Istri pak Breyen" cicit Zahra dengan senyum manis.

"Hus, gak baik ngomongin orang yang udah tenang di alam sana"

"Kita kan ceritanya yang baik-baik lho" sahut Mbak Naya.

"Aku pingin deh punya suami seperti pak Breyen biar diperlakukan seperti nyonya Mey" sambung Mbak Naya.

"Pria seperti pak Breyen itu limited edision. Udah ganteng, kaya, sayang anak lagi" timpal Dwi cengengesan.

"Zahra kamu kan cantik siapa tau pak Breyen tertarik sama kamu hahha" canda Dwi yang tanpa sadar sudah salah di artikan oleh Zahra.

BERSAMBUNG!

GAIS WAKTU KETEMU MEY SAMA BREYEN AUTHOR TUNDA DULU YA. SOALNYA SAKIT MAG AUTHOR KUMAT:))

Terpopuler

Comments

Marlina mart Mart

Marlina mart Mart

aku udh gk sabar thor pengen cepet bc part mey ketemu brayen

2021-04-15

2

Deriana Satali

Deriana Satali

cepat sembuh thor
jd Mey sm Breyen cpt ketemu
takutnya ular berbisa Zahra menjebak Breyen krn dia sdh bertekat mau memiliki Breyen apapun caranya
apa lagi mau ke luar kota berdua
Ayo thot jgn sampe Zahra macem²

2021-04-15

2

Rigawati10

Rigawati10

Ktanya hari ke 3 puasa brayen ktemu mey

2021-04-15

8

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!