Fakta yang di sembunyikan

JANGAN LUPA, LIKE, KOMEN, AND VOTE

FOLLOW JUGA IG AUTHOR

riyaferizap_

SEE YOU BUAT YANG UDAH MUNDOR ALON ALON, KARANA CERITA INI AKAN PENUH KEJUTAN ALIAS MENGUSIK EMOSI KALIAN🤣😅

HAPPY READING ALL....

Jerman

seorang wanita tua yang terlihat masih sehat itu berjalan tergopoh-gopoh diikuti pemuda berusia 25 tahun dibelakang-Nya. Maharani Wijaya terbang jauh-jauh dari Jakarta ke Jerman hanya untuk melihat perkembangan menantunya yang selama lima tahun ini di anggap sudah tiada.

Tidak ada yang tau bahwa menantu kesayangan itu masih bernyawa, terbaring kaku di bangkar rumah sakit dengan alat penunjang hidup.

"Jadi bagaimana perkembangannya" wanita tua itu duduk di hadapan dokter yang di ketahui bernama Young

"Kita masih berusaha nyonya, Menantu anda belum mau bangun dari tidur panjangnya. Tapi sejauh ini saraf-saraf beliau sudah ada yang berkembang baik hanya saja akan butuh waktu untuk kembali bergerak normal"

"Ini bukan lagi minggu dan bulan, sudah lima tahun masih tidak ada perkembangan. Apa perlu saya hancurkan rumah sakit ini!" Ucap Rani mengancam

"Kami akan melakukan yang terbaik"

Dari ruangan dokter Young, Rani di ikuti pemuda 25 tahun yang tak lain adalah William itu berjalan menuju ruang rawat yang ada di lantai paling atas.

"Mey, Kapan kamu bangun ini sudah lima tahun. Suami kamu sudah seperti robot pergi pagi pulang pagi. Anakku Breyen kamu kasih pelet apa sampai dia gak bisa ngelupain kamu, sudah banyak perempuan yang mama jodohkan dengan Breyen tapi tidak ada satu pun yang berhasil menggeser posisi kamu" ucap Rani sendu menatap wanita yang masih terbaring kaku

"Coba kamu dengar ini suara anak kalian. Apa kamu tidak kasihan dengan Mayra yang tidak pernah merasakan pelukan seorang ibu" frustrasi Rani dengan tangan kanannya mendekatkan ponsel pintarnya ke telinga Mey.

"Ayah, Mayra rindu bunda"

Ajaib kalimat dari rekaman suara Mayra berhasil membuat jemari pucat Mey bergerak pelan, perlahan tapi pasti mata yang lima tahun terpejam itu kembali terbuka.

"Mey" panggil Rani dan William barengan lalu segera memanggil dokter.

"Tante apa tindakan kita sudah benar, selama ini kita menyembunyikan Mey dari kak Breyen" ucap William kepada Rani

"Ini satu-satunya cara agar Mey aman, apa kamu pikir selama ini tante tidak sakit melihat Breyen yang selalu menangisi Mey. Ibu mana yang tidak sakit melihat anaknya hidup tanpa tujuan"

"Bagaimana dengan Mayra?" Tanya William lagi.

"Kita akan membawanya bertemu Mey tanpa sepengetahuan Breyen dan David"

*Fals back on

Rumah sakit pelita, salah satu rumah sakit terbesar dan terelit di kota Jakarta. Tempat di mana Mey melahirkan Mayra dan tempat di mana wanita berjilbab itu dinyatakan meninggal dunia.

Sunyi keadaan hening tanpa suara, Rani yang baru saja tersadar dari pingsannya perlahan melangkahkan kaki menuju kamar mayat. Pikirannya berkecamuk bagaimana nasib cucunya nanti, bagaimana Breyen menjalani kehidupannya tanpa Mey, kenapa kebahagiaan rasanya begitu enggan mampir ke dalam kehidupan anak anaknya.

Apa Tuhan belum cukup menguji kehidupan keluarga kecil itu, baru saja mereka akan merasakan apa itu rumah tangga yang utuh tapi lihat sekarang menantu kesayangan, istri anaknya, Ibu dari cucunya sudah di panggil kembali ke pangkuan sang pemilik alam.

Hingga kaki lesu itu berhenti melangkah dibalik pintu kamar mayat.

"Bagaimana apa semuanya berjalan mulus?" Ucap seseorang dibalik jubah hitam.

"Seperti yang anda inginkan, kabar kematian nyonya wijaya sudah tersebar dan akan dibawa ke kediamannya beberapa menit lagi. Beliau memang belum meninggal karena suntikan itu hanya berfungsi sebagai perusak saraf" timpal suster yang tadi ikut menangani Mey melahirkan

"Jadi?"

"Tuan tenang saja karena tadi saya sempat memutuskan kabel pendeteksi detak jantung sehingga membuatnya berhenti bergerak"

"Kerja bagus, ini akan semakin menarik karena mereka akan menguburkan nyonya muda mereka dalam keadaan hidup-hidup. Kita tinggal menghabisi keturunan Wijaya lalu menghancurkan perusahaan mereka “ucapnya dengan seringai lalu pergi dengan memberikan cek kepada suster tadi.

Deg

Detak jantung Rani seakan berhenti berdetak.

"Jadi.. jadi ini sudah direncanakan"

Sebelum sesuatu yang buruk benar-benar terjadi Rani langsung menghubungi orang kepercayaannya untuk mengaganti Jenaza yang akan di kirim kekediaman Wijaya dan memastikan agar Breyen tak turut adil dalam pemakaman Mey nanti selain datang menangisi entah siapa yang dikebumikan atas nama Mey.

Flass back of

"Kamu kapan akan menikah ? jangan mengikuti jejak Breyen yang baru jatuh cinta di usai tua" ucap Rani mengalihkan pembicaraan.

"Belum ada yang berhasil membuat hati seorang William apusung aldama ini bergetar seperti aku melihat dia" jawab William menunjuk Mey yang kembali terlelap.

"Hahaha apa kamu bercanda, sudah aku bilang jangan jadi Breyen yang hanya fukus pada satu wanita"

"Tante kami adalah pria yang setia"

"Tapi bukan berarti setia pada istri orang lain, ingat dia sudah menjadi istri kakakmu bahkan mereka sudah memiliki anak yang lucu. Jangan jadi pembinor masih banyak gadis cantik di luar sana" ucap Rani dengan kekehan pelan.

"Banyak yang menarik tapi yang seperti dia itu limited edision. Dan kak Breyen beruntung berhasil membuat Mey menjadi miliknya. Tidak heran jika sampai sekarang belum ada yang berhasil menggeser Mey di hatinya"

"Ya kamu benar tidak ada yang bisa menggeser Mey dihati si keras kepala itu."

BERSAMBUNG!

NEXT OR STOP?

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***