JANGAN LUPA, LIKE, KOMEN AND VOTE
FOLLOW IG AUTHOR
riyaferizap_
HAPPY READING ALL...
Tak ada yang dilakukan Zahra selain merenungi ucapan David beberapa waktu yang lalu, dia tidak munafik benar apa yang dikatakan David dia tertarik dengan Breyen. Siapa yang tidak menyukai pria kaya, nan tampan meski dia berstatus duda beranak, begitu pikir Zahra.
"Hanya wanita bodoh yang tidak menyukai pria sesempurna pak Breyen" gumam Zahra dengan senyum simrik
Kringgg.. kringg
Suara telepon khusus yang berhubungan dengan perusahaan Wijaya berdering memecahkan lamunan Zahra yang sudah melebar sana sini.
"Ke ruangan saya sekarang" Tiga kalimat dengan suara berat itu berhasil meloloskan senyum manis di pipi Zahra.
Tanpa membuang-buang waktu dilangkahkannya kaki jenjang nan mulus itu menuju ruang khusus CEO yang berada di lantai paling atas.
Tok tok tok
"Masuk"
Ceklek
"Silakan duduk" ucap Breyen tanpa menoleh ke arah Zahra.
"Silakan kamu pahami, sebentar lagi kita akan menemui kologe saya di restoran XXX" jelas Breyen memberikan dokumen yang tak terlalu tebal ke pada Zahra.
"Baik pak" hanya kalimat itu yang keluar dari bibir mungil Zahra, tapi pandangan mata teduhnya terlalu ketara mengagumi Breyen terbukti dari gerak geriknya yang terlihat seperti orang gugup.
"Jangan sampai ada kesa__"
Entah kenapa akhir-akhir ini ucapan Breyen selalu saja terpotong seperti saat ini contohnya, ponsel dengan logo apel gigit itu berdering dengan nama Krista di layar ponselnya.
"Ada apa?" Tanya Breyen to the poin setelah menggeser logo hijau.
"Tuan nyonya besar sudah tiba di rumah utama" ucap Krista di seberang sana.
"Hem, sebentar lagi saya pulang kebetulan ada dokumen yang tertinggal di rumah" jawab Breyen lalu mematikan sambungan telepon mereka.
"Ayo" ajak Breyen yang di balas anggukan kikuk dari Zahra.
***
Setelah menempuh waktu kurang lebih tujuh belas jam, Rani sudah tiba di kediaman keluarga Wijaya. Rumah mewah nan besar tempat ternyaman ia bersama keluarganya tapi sayang beribu sayang semenjak Mey dinyatakan tiada rumah ini serasa tak berpenghuni.
Tidak ada yang berubah dari kediaman Wijaya semuanya masih tampak sama, hanya saja danau buatan dengan masjid di tengahnya yang tak terlalu besar tempat ijab qabul Breyen dan Mey dulu serasa jauh lebih asri dan terawat.
"Nenek" panggil Mayra yang sedari tadi memperhatikan Rani terdiam dengan pandangan kosong.
"Mayra tau kenapa danau ini menjadi tempat Favorit ayah?" Tanya Rani sambil menarik tangan gadis kecil dengan rambut di cebol itu agar duduk dengan diam.
"Karana bagus" jawabnya seadanya dengan tangan mungil yang sibuk mencabuti bunga bunga kecil yang memang sengaja di tanam.
"Mayra kangen bunda gak?" Mendengar pertanyaan Rani seketika gadis mungil itu terdiam menghentikan aktivitasnya.
"Mayra maukan ketemu bunda?"
Tidak ada jawaban dari bibir mungilnya hanya setetes air mata yang sudah membanjiri pipi gembul Mayra.
"Kata ayah Mayra gak bisa ketemu Bunda, Mayra cuman bisa doa sama Allah" ucapnya setelah cukup lama terdiam.
"Mayra bisa kok ketemu Bunda. Tapi Mayra harus ikut nenek ketemu om William dulu dan Mayra harus janji gak boleh kasih tau Ayah sama papi kalau Mayra mau ketemu Bunda" ucap Rani mulai melancarkan aksinya yang sudah ia susun rapi dengan William.
*Kambali lagi ke perusahaan Wijaya
"Pak mampir ke rumah utama dulu ada dokumen yang ketinggalan" ucap Breyen setelah memasuki mobilnya.
"Baik tuan"
Sebelum menjalankan kendaraan roda empat itu sang supir terlebih dahulu mengingatkan agar Zahra memakai sabuk pengamanannya.
"Nona silakan pakai sabuk pengaman anda terlebih dahulu"
"Eh baik pak terimaksih" jawab Zahra lalu menarik sabuk pengamannya dengan susah payah, maklum ini pertama kalinya ia naik mobil sebagus milik Breyen jadi untuk sekadar memasangkan sabuk pengaman ia merasa sedikit kesulitan.
Hingga Breyen beranjak dari duduknya lalu membungkukkan badannya 70 derajat ke depan membantu Zahra memasangkan sabuknya sehingga aroma mint tubuh Breyen menusuk indra penciuman Zahra.
"Pak jalan" ucap Breyen dingin setelah memasangkan sabuk pengaman Zahra.
"Terimakasih pak"
"Heem, jangan berpikir kejauhan saya hanya tidak ingin terlalu lama membuang waktu karana kamu yang terlalu kudet" sinis Breyen yang membuat hati Zahra sedikit tersentil.
BERSAMBUNG!!!!!!
NEXT OR STOP!
SABAR YA UNTUK SEKARANG KITA FOKUS KE ZAHRA DULU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Dadden Maku
Bisa Mewek Aku Kalo zahra jadian Sma Brayen. gimana Sama Mey😭😭😭😭😭
2021-04-06
4
Kirana
lanjut kak
2021-04-05
1
Imas Siti Rokayah
semoga breyen tdk tergoda oleh zahra.... semoga Mey bisa segera sembuh kembali dan busa kumpul lagi menjadi keluarga bahagia
2021-04-05
2