Saat itu ada seorang siswa yan mendekati Wulan, sepertinya dia sudah menunggunya sedari tadi. "Lan kok belum pulang, lagi nunggu jemputan ya?" Tanya Bani, dia adalah siswa seangkatan dengan Wulan dan Cindy namun beda kelas. "Ah, elo ban, bukan supir tapi Kakak gue janjinya sih dia bakalan jemput, tapi belum datang juga" "Oh gitu." "Lo kok belum balik?" "Tadi, gue dipanggil wali kelas karena kegiatan ekskul kita" "Begitu" Jawab Wulan singkat tidak mau lebih lama bercakap dengan pria itu.
Bani yang dari SMP dan ia bersama Cindy yang sedari SD satu sekolah. Namun Bani, pernah berkali - kali mengugkapkan perasaannya pada Wulan, namun tidak diterimanya karena dia sudah punya idaman.
"Mau gue antar sekalian? Kebetulan rumah kita searah." 'Gak perlu Ban, makasih tawarannya, tapi gue tunggu Kakak gue aja". Hah, dia bahkan tidak beritahu alasan dia. Padahalkan dia sudah pindah, jadi rumah kita sudah tidak searah.
"Ya udah, kalau gitu gue duluan ya" Kata Bani yang dibalas senyuman oleh Wulan. Meskipun dia sudah berapa kali ditolak dia tetap bersikap biasa begitu juga dengan Wulan. Dia tidak ingin kehilangan teman hanya karena hal perasaan.
Hah, apa Kak Shine masih lama. Apa dia sudah lupa. Tidak - tidak Kak Shine pasti datang aku tunggu saja.
Di kampus Kevin...
"Ren, gue duluan ya. Sisanya gue minta bantuan lo" Kevin dengan cepat merapikan barangnya kedalam tasnya.
"Kemana, buru - buru amat, macam ada yang nunggu aja. Jangan bilang lo udah punya pacar." Terka Reno "Ya gak lah. Tante gue. Tadi gue udah janji buat jemput. Tapi karena lo tadi minta bantuan jadi terlambat deh" "Iya deh maaf - maaf, makasih btw. Salam buat Tante lo ya." "Gak mau" Kata Kevin berlalu meninggalkan Reno. "Tante dari hongkong, Vin Vin gue tahu lo gak pernah sepanik ini soal sesuatu selain pelajaran. Gue yakin nih cewek pasti spesial." Kata Reno pada dirinya sendiri.
Sekitar pukul empat lewat 30 puluh menit, Kevin sudah terlihat oleh Wulan. Wulan langsung berdiri dari bangku tunggu piket itu sambil tersenyum lebar. "Kak Shine" Dengan polosnya ia masih tersenyum.
Kevin langsung turun dari motornya setelah melepas helmnya. "Aku benar - benar minta maaf Tan. Aku gak sengaja buat ingkar janji jemput Tante tepat waktu. Tadi ada tugas mendesak." Kata Kevin serius sambil memegang kedua bahu Wulan dengan kedua tangannya.
"Aku gak apa kok Kak. Apa tugas Kakak tadi udah siap" *Ah masih sempat ia menanyakan hal itu. "Udah Tan. Apa Tante sudah makan siang?" Wulan menggeleng karna memang dia belum makan dari tadi, berharap bisamakan bersama Kevin. "Ini kan udah sore, kenapa belum makan. Kalau Tante sakit gimana." "Maaf" "Tante, aku yang salah aku hanya kesal aja pada diriku tidak bisa menepati janjiku. Kalau gitu kita cari makan ditempat terdekat ya" Wulan mengangguk senang.
Mereka sampai di sebuah restoran sederhana setelah berkendara sekitar 5 menit. "Tante harus makan nasi ya, aku akan pesan." "Iya Kak" Jawab Wulan patuh.
Kevin memesan nasi dengan bebek panggang. Kebetulan, mereka menyukai makanan tersebut, sehingga Kevin mudah menghafalnya. Karena kepedasan, Wulan kehabisan minuman yang ia pesan. Dia kelagapan sendiri, melihat hal itu Kevin langsung menawarkan minumannya yang sudah ia minum sekitar setengahnya. "Minum punyaku aja Tan, tadi pesan teh hangat." Wulan melihatnya sekilas kemudian menapat Kevin.
"Ah Tante tidak suka ya. Kalau gitu akan akan secepatnya minta minum lagi dikasir." "Gak usah Kak. Aku minum ini aja" Jawab Wulan cepat, dan mengambil gelas itu dari tangan Kevin.
Ya Tuhan, bukankah ini sama aja dengan kissing tak langsung pikir Wulan sambil tersenyum....
Titangnia E.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments