Wulan yang kesal sekaligus kecewa keluar dengan berat hari dari ruang kerja Kevin. Para pegawai yang melihatnya bingung, barusan melihat tante pimpinan mereka itu tersenyum ceria sekarang seperti habis putus cinta *emang, tapi lebih tepatnya lamaran ditolak haha.
Di dalam ruangannya Kevin merasa tidak tenang, ia tahu bahwa Wulan tidak pernah main - main dengan perkataannya. Ia juga tahu kalau sedari dulu Wulan sudah menaruh perasaan padanya. Tapi ini tidak bisa dibenarkan, mereka punya hubungan keluarga dan ditambah ia tidak memiliki perasaan khusus terhadap tantenya itu. Ditambah lagi Wulan adalah tipe orang yang sangat kukuh terhadap keinginannya yang harus tercapai; ia takut tantenya itu akan bertindak aneh - aneh yang tidak bisa dibayangkan Kevin.
Wulan tidak kembali kerumahnya dan kerumah keluarganya. Begitu sampai, semua mata tertuju padanya, bagaimana tidak, mereka tadi melihatnya tersenyum ceria sekarang malah murung seperti anak kecil habis diambil mainannya. "Lo kenapa cemberut gitu, bukannya tadi lo mau ketempat yang bakal buat lo bahagia?" tanya Rara penasaran.
"Hem, ya gitu lah" jawaban singkat yang buat bingung buat mereka. "Gitu gimana sayang, kamu kok lemas gitu, ya udah deh kamu istirahat aja; Papa ada siapin hadiah buat kamu. Kamu tinggal tunggu saja hasilnya." Kata Papa Bimo yang dijawab dengan anggukkan oleh Wulan tanpa bertanya balik penasaran. Sedangkan disisi lain Rara dan Tasya saling kasi kode menanyakan satu sama lain tentang rencana Papa, yang hanya diketahui oleh Papa dan Mama tentunya.
Entah bagaimana Papa Bimo merayu Dandy, Papa Kevin untuk menikahkan anak mereka akhirnya dia setuju. Awalnya Sandy sempat syok dan kaget mendengar permintaan Bimo. Bagaimana pun Bimo sudah seperti ayah kandungnya sendiri, Sandy menjadi anak yatim sejak berusia 10 tahun.
Ia dan Ibunya tinggal dan di biayai oleh keluarga Bimo, hingga ia bisa sukses sampai sekarang. Tentu ia enggan menolak permintaan Bimo meskipun ia tidak setuju dengan sepenuhnya. Siang itu juga Sandy meminta Kevin untuk datang ke rumah Bimo untuk membicarakan pernikahan mereka. Kevin kaget akan hal itu menjadi sungguhan. Tapi ia tidak mau membantah dan membuat orangtuanya sedih kalau tidak menurut.
Di jalan ia berinisiatif untuk membeli cincin pertunangannya dengan Wulan. Ia menanyakan kepada pegawai itu untuk mengeluarkan cincin yang paling mahal. Setelah melihat, ia tertarik dengan cincin emas putih dengan model simpel namun tetap elegan dan membelinya.
Sesampainya di rumah Papa Bimo, kevin menarik napas dalam - dalam. ya, ia berencana untuk nego dengan mereka supaya membatalkan rencana gila ini. "Pa, Kek Kevin sudah sampai" Sapa Kevin pada mereka berdua yang tampak menunggunya. "Kevin, sudah lama kamu tidak kesini hampir setahun mungkin ya?" Kata Bimo sambil memegang dagunya dengan tangan kanan.
"Iya kek. Maaf, soalnya aku banyak tugas dadakan karena pembukaan usaha yang baru dan cabang juga di luar kota jadi aku tidak bisa beri kabar." Jawab Kevin dengan sopan dan senyum tampannya. "Tidak apa, Kakek dan semua baik - baik saja soal itu." "Jadi begini" Sambung Bimo "Kamu pasti sudah tahu kan tujuan kami memanggilmu kesini.
Kevin meneguk ludah sebelu berani berkata "Sudah Kek. Dan aku juga sudah memikirkannya dengan matang - matang. Kalau aku tidak bisa menikah dengan Tante Kek. Ini tidak masuk akal. Kevin mengatakannya dengan lantang tanpa mengetahui ternyata Wulan ada di belakang mereke berusaha mendengar percakapan itu. Wulan mengetahui kedatangan Kevin saat ia tengah duduk di balkon meratapi nasibnya yang ditolak Kevin, meskipun ia masih belum nyerah.
Ia kaget Papa Bimo yang berusaha mewujudkan keinginannya dan Sandy yang setuju akan hal itu. Namun ia juga sangat sedih ketika mendengar secara lantang Kevin tidak mau menikah dengannya.
Tak terasa bulir air mata Wulan jatuh membasahi pipi halusnya itu. Bimo, Sandy dan Kevin yang mengetahui keberadaan Wulan sontak kaget. Namun terlambat Wulan sudah berlari keluar, Kevin langsung menyusulnya. Apa Kakak sebegitu bencinya sama aku. Aku hanya ingin Kakak melihat kearah ku dan menerimaku. Kakak tidak perlu membalasnya. Biar aku saja yang mencintai Kakak. Batin Wulan berurai air mata sambil terus berlari tanpa tentu arah.
Karena kalut ia tidak melihat ada sebuah motor melaju kencang kearahnya ketika ia hendak menyeberang. Ia begitu kaget dan tidak bisa bergerak. Tiba - tiba ia merasa ada tangan yang menariknya. Kevin menariknya kencang hingga jatuh dalam pelukannya. Sekejap Kevin mengeratkan pelukkannya merasa lega karena Wulan tidak kenapa - napa.
Kevin melepaskan pelukannya membuat Wulan melihat kearahnya. Wulan masih menangis sesegukkan karena terlalu lama menangis.
Dengan lembut Kevin menyeka air mata Wulan dengan tangannya. "Maaf" "Aku tidak tahu kata - kata ku akan menyakiti Tante seperti ini." Kata Kevin menyesal sudah membuat tante yang disayanginya itu bersedih. "Aku gak apa kok Kak. Aku tahu Kakak gak suka sama aku" Kata itu terucap untuk menenangkan hatinya sendiri. "Tan, aku sudah yakin dengan keputusanku" lanjutnya
"Wulan Anastasya Handoko, MENIKAHLAH DENGANKU Kevin Shine Wijaya." Kata - kata yang tidak bisa dipercaya Wulan itu terdengar dan terngiang - ngiang di telinganya dan serasa seperti mimpi. "Meskipun sekarang aku masih belum memiliki rasa sama Tante, tapi aku janji akan berusaha mencoba mencintai Tante dan melindungi Tante dengan segenap hidupku. Untuk itu tolong terima aku." Kata terakhir Kevin sambil berjongkok dengan lutut kananya menyentuh tanah sambil mengeluarkan cincinnya.
Jeng Jeng Jeng
Tunggu ya guys kelanjutannya
Makasih mau jadi readers setia novel ini
Titangnia E.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Sujaandy
anjig langsung aja gitu yak? ngga ada drama dulu gitu?
2021-01-22
0