Sesudah sampai dikamar mereka, Kevin mendudukkan istrinya itu ke tempat tidur. "Tante sebaiknya langsung istirahat ya. Tapi sebelumnya ganti baju dulu" Kata Kevin mulai melangkah keluar. "Kak.." "Iya Tan" Kevin menghadap kembali Wulan "Aku gak bisa buka gaunnya sendiri, bantuin ya?" Pinta Wulan "Ah itu ya, aku panggilin Tante Nisya ya buat bantu.." "Ya Kakak, kok gitu sih aku lagi sakit nih, kalau tunggu Kakak panggilin Kak Nisya nggak tahan lagi aku nahan sakitnya. Kan aku sudah punya SUAMI untuk apa lagi coba minta bantu sama yang lain" Tutur Wulan, sambil menekankan pada kata suami. Ya, memang dia benar dong.
"Ba-baiklah, a aku akan bantu" Kata Kevin sambil terbata - bata karena gugup. Bagaimana tidak, ia yang tak pernah berkencan apalagi dekat dengan wanita sebelumnya, sekarang malah disuruh bukain baju, pasti deg deg gitu lah perasaan Kevin saat ini.
Kevin mulai mendekat pada Wulan, sedang Wulan membalikkan badannya membelakangi Kevin. Meskipun dengan tangan bergetar Kevin memberanikan diri mulai menarik resleting dress istrinya, namun ia mengalihkan pandangannya kearah lain. Ya, karena itu dress pernikahan tentu saja tidak ada dalaman atasannya kan. Sesudah resletingnya terbuka penuh, Kevin berkata "Tante ganti baju dulu, aku akan tanyakan obatnya pada Tiwi dan membelikannya untuk Tante" Tiwi merupakan teman sefakultas Kevin yang sekarang menjadi dokter kandungan.
"Iya Kak" Jawab Wulan. Sebenarnya dia baru sadar bahwa alasan sakitnya mengacaukan rencananya dengan Nisya. Namun tidak masalah, dengan begini Kevin akan terus disampingnya, itu saja sudah cukup untuknya. Sesudah mendapatkan resep dan kiat cara meredakan nyeri perut Wulan, Kevin kembali kekamar mereka setelah ia berganti baju tidur juga seperti Wulan.
"Apa Tante sudah selesai? Aku masuk ya" kata Kevin setelah mengetuk pintu kamar sebelumnya. "Sudah kok Kak, masuk aja." "Tan, ini aku udah dapat obatnya. Katanya ini dapat meredakan rasa nyerinya. Aku juga udah bawakan bubur buat Tante. Makan ini dulu sebelum minum obat. Aku suap ya" "I-iya Kak" Jawab Wulan tak percaya Kevin akan menawarkan diri menyuapinya.
Kevin menyuapi Wulan dengan sabar dan memberikan ia minum ketika Wulan memintanya. Saat bubur nya habis, Kevin memberikan obatnya pada Wulan untuk ia minum.
"Sekarang Tante tidur ya, teman aku bilang kalau Tante sambil dipijit perutnya sambil tidur itu akan membuat Tante nyaman dan bisa tidur. Em.." Kata Kevin ragu "Apa Tante keberatan kalau aku melakukannya untuk Tante. Aku janji gak akan macam - macam. Aku hanya mencoba membantu Tante aja." Kata Kevin dengan ragu.
"Macam - macam juga boleh kok" Kata Wulan lirih hingga samar - samar kevin mendengarnya. "Apa, tadi Tante bilang apa?" Tanya Kevin "Gak ada Kak, aku gak masalah Kak Shin pijjit perut aku. Ini pijit nya langsung atau luar pakaian katanya?" "Ka-katanya akan lebih baik kalau langsung Tan, sekalian biar hangat juga" Argh bisa mati kepanasan ini aku, kok aku malah bahas solusi gila Tiwi, awas aja kalau dia ngerjain aku. "Oh iya Kak" "Ka-kalau gitu ijin ya Tan"
Kevin merentangkan tangannya membiarkan Wulan tidur di lengannya yang kokoh, dengan Kevin mengahadap kearah Wulan dan Wulan telentang di atas lengan Kevin yang berotot. Wah ini tangan, apa bantal ya kok bisa gede gini, hehe pikir Wulan. Kevin mulai memijit perut Wulan, ketas ke bawah dan kadang menekan. "Apa ini berfungsi Tan, aku takut Tiwi hanya asal ngomong"
"I-iya Kak, mulai mendingan pijitannya ada efeknya" Jawab Wulan mulai gelagapan mengingat ia hanya berbohong tentang sakitnya. Sebenarnya ia khawatir, apabila ketahuan mungkin Kevin akan marah padanya. Pokoknya Kak Shine gak boleh tahu, bisa gawat nanti, batin Wulan.
"Makasih ya Kak, sakitnya udah mulai hilang kok, Kakak bisa berhenti. Mendingan kita tidur sekarang, Kak Shine pasti capek" Kata Wulan setelah sekitar lima belas menit Kevin memijit perutnya "Apa bener gak sakit lagi? Aku gak capek kok" "Iya Kak serius, mending kita tidur ya, aku juga ngantuk" Kata Wulan sambil menguap.
"Baiklah kalau gitu" Kata Kevin sambil mengangkat tangannya dari perut mulus Wulan. Belum sempat ia memposisikan tanganya, Wulan memegang tangan Kevin dan meletakkannya di pingganganya yang ramping. Sontak Kevin kaget.
"Apa aku boleh peluk Kakak" "Ha?" Jawab Kevin kaget "Kakak gak suka ya?" kata Wulan sambil memasang wajah kecewa. "Gak gitu. Bo-boleh kok. Aku tidak keberatan." Jawab Kevin gelagapan. Melihanya ingin Wulan tertawa terbahak - bahak. Uh imut banget sih suami aku. Wulan mulai melingkarkan lenganya pada pinggang berotot Kevin. Meskipun ragu Kevin juga melakukan hal yang sama. Nyaman, itu lah yang sama - sama mereka rasakan saat ini.
Aroma ini harum dan menenangkan seperti aku ingin selalu menciumnya, batin Kevin mulai menikmati kebersamaan nya bersama Wulan. Hari itu merupakan hari membahagiakan bagi Wulan, mendapatkan Kak Shine yang Perhatian dan hanya untuknya....
Yo yo yo, happy reading. Don't forget to like and coments guys
Titangnia E
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments