Di tengah tangisan yang bercampur dengan kaget, Wulan berusaha sadar akan hal yang barusan dikatakan Kevin. Apa aku salah dengar, Kak Shine melamar ku??. Batin Wulan tak percaya.
"Kak Shine serius, nggak akan menyesal? Aku tidak akan melepaskan Kakak loh?" Tanya Wulan memastikan sekaligus mengingatkan Kevin tentang apa yang akan terjadi kedepannya. "Aku yakin Tan, aku serius. Aku akan belajar untuk menerima Tante. Lagian kan aku udah kian sayang sama Tante, tinggal diperdalam saja kan? hehe" Jawab Kevin meyakinkan Tantenya itu, ya meskipun ia ragu, apakah keputusan yang ia ambil ini sudah benar atau tidak Hanya author yang tahu wkwk.
Wulan tersenyum bahagia dan haru saat itu bercampur dengan tangisan bahagia yang tadinya sedih ia mengangguk "Aku mau Kak. Aku mau menikah sama Kak Shine" Saat itu juga, Shine melingkarkan cincin yang ia siapkan dijari manis Wulan.
Itu adalah hal yang paling membahagiakan buat Wulan dibanding yang ia dapatkan selama ini. Akhirnya ia sudah mendapatkan apa yang menjadi tujuan hidupnya.
Sekarang tinggal ia pikirkan bagaimana caranya mengubah perasaan Kevin.
Tidak lama setelah itu hujan deras mengguyur kota itu, awalnya hanya rintik namun sekarang tidak lagi. Kevin dan Wulan berlindung di halte terdekat di tempat mereka.
Melihat Wulan yang mulai kedinginan Kevin melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Wulan. Wulan merasa senang merasa ada yang memperhatikannya, berpikir seperti mereka sedang kencan saja. "Kok senyum - senyum begitu, ada yang lucu??" Wulan sadar dari lamunannya "Nggak ada kok. Aku hanya senang aja, Kakak perhatian gitu sama ku. Ya meski dari awal Kakak hangat dari sananya tapi sekarang kita sudah sah tunangan, jadi itu membuat ku sangat tersentuh Kak"
Jawaban Wulan dengan tatapan sendu itu membuat Kevin berpikir apakah dia bisa untuk menepati janjinya membalas perasaan tantenya? Ia takut tidak bisa dan hanya membuat senyum yang ia lihat sekarang akan hilang. Ia berjanji akan berusaha sebisa mungkin untuk perasaannya itu.
Entah itu kebetulan atau bagaimana, mereka berdua tidak membawa ponsel dan juga dompet. Tiba - tiba sebuah mobil berhenti di depan halte itu dan menurunkan kacanya. "Kevin, ngapain lo disitu. Ayo gue antar kerumah lo, kebetulan searah" dia adalah Yufo teman Kevin semasa kuliah saat ia mengambil S2 di luar negeri namun lebih tua darinya *Kan Kevin lulus cepat guys. "Oh elu Fo. Kok lewat sini?" Tanya Kevin kembali
"Ada urusan bentar tadi. Udah yuk masuk gue antar. "Em apa nggak bisa putar balik Fo?" Pertanyaan Kevin membuat Wulan sedikit sedih. Apa Kakak tidak ingin mengajak aku kerumahnya?? . "Kenapa, kan ini arah rumah lo. Lagian susah Vin, lo gak lihat itu macet banget. Dah cepetan masuk nanti masuk angin tuh cewek lo." Kata itu membuat Wulan bersemu merah karena malu sekaligus bahagia disebut sebagai pacar Kevin. Aduh nih anak ngomong apaan sih bikin berdebar aja batin Kevin.
Di dalam mobil....
"Emang lo mau kemana sebenarnya?" Tanya Yufo memecah keheningan mobil itu untuk sekian waktu. "Gue mau antar Tante ke rumah Kakek gue. Gue hanya gak mau Beliau khawatir kalau Tante gak pulang. Kata itu membuat Wulan lega, mengetahui bukan karena Kevin tidak ingin membawanya kerumahnya, tapi khawatir akan Papa Bimo.
Hem, memang Kak Shine itu baik banget ya. Tak akan kulepaskan pokoknya. "Oh gitu. Eh bentar tante yang lo sebut itu..." " Ia dia anak dari saudara Kakek gue, dan anak terakhir makanya masih muda. Udah jangan banyak tanya ntar nabrak lagi" Jawab Kevin. "Iya iya dokter Kevin hamba laksanakan" Goda Yufo yang disambut wajah cemberut Kevin. Wulan melihatnya lucu. Ternyata Kevin bisa begitu juga.
Mereka sampai di depan rumah megah dengan pagarnya yang terlihat kokoh, namun tidak ada penjaganya. Setelah mendorong pagar dan membuka pintu rumah Wulan dan kevin memasuki rumah itu. Terlihat tidak ada orang lain tinggal selain kevin, sangat sepi menurut Wulan.
Hem, bersih ya rumahnya. Emang Kak Shine orang yang mandiri. Batin Wulan sambil memanyunkan bibirnya, ia sedang mengkhayal ia bakal tinggal berdua dengan Kevin disini tanpa ada gangguan.
"Tante lagi mikirin apa? Serius amat. Tante pakai ini, kalau nggak ganti baju takutnya Tante masuk angin." Kata Kevin membuyarkan lamunan liar Wulan sambil menyerahkan kaus oblong dan celana olahraga pada Wulan. Wulan mengerutkan dahi bingung
"Kok Kakak bisa punya baju sekecil ini? Ini punya perempuan kalau ukuran segini. Punya siapa baju ini, aku gak mau pakai bekas perempuan lain." "Ha, tante ngomong apa sih? Itu baju aku beli sepasang di pasar saat melakukan riset, ada seorang Ibu paruh baya menawarkannya padaku untuk membelinya. Katanya anaknya lagi sakit dan butuh biaya." Jelas Kevin.
Ah bikin malu aja aku ini. Udah berlebihan banget lagi. Kan rusak image aku didepan Kak Shine. Wulan mengutuk dirinya. Tanpa sadar Kevin tersenyum simpul dengan kelakuan tante nya itu. Tante - tante.
"Tante tidur disini ya, aku dikamar sebelah. Kalau butuh apa - apa panggil saja aku pasti keluar." Kata Kevin sambil memasuki kamarnya. Belum sempat ditutupnya pintunya.
Wulan menahannya dengan tangannya, "Kak, aku tidur sama Kakak aja ya, aku takut." "Ha?! Gak bisa gitu dong Tan, lagian Tante takut karena apa. Yang bikin Tante takut itu seharusnya kalau kita itu seruang. Udah ya, cepat ganti baju."
"Tapi Kak, aku serius. Sejak kejadian waktu itu, aku masih susah tidur kalau hujan begini. Boleh ya??" Kata Wulan dengan wajah memelas. "Ya udah. Tapi Tante tidur di sini aku di sofa." "Loh kok gitu, apa bedanya dong. Aku kan mau tidur bareng Kakak." Krik krik, sejenak hening "Ah maksudku gak gitu. I-i itu maksudku, aku takut kalo gak ada orang di sampingku saat tidur" Kevin menarik napasnya. "Ya udah ganti baju dulu, aku akan ganti baju dikamar mandi luar"
Setelah berbaring beberapa saat mereka terlelap dan hanyut dengan mimpi masing - masing. Sampai Kevin terbangun. Ternyata Wulan sedang mengingau.
"Ja-jangan. Pergi jangan ganggu aku" Kata Wulan mengigau. "Tan. Tante bangun" kata Kevin sambil menggoyangkan badan Wulan. Akhirnya Wulan terbangun dengan keringat yang membasahi wajahnya. Ia langsung melihat Kevin nanar dan memeluknya erat.
"Kak, a a aku takut" Kata Wulan dengan badan bergetar. Kevin langsung membalas pelukan Wulan tak kalah erat sekarang ia mengerti apa yang dikatakan Wulan barusan. "Gak apa Tan. Sekarang Tante aman, ada aku; aku akan lindungi Tante dari apa pun itu seperti waktu itu." Kata Kevin mencoba menenangkan Wulan.
"Sekarang Tante tidur ya" Kata Kevin yang dijawab anggukan oleh Wulan. Ia membiarkan tantenya itu tidur di lengannya, sedangkan tangan Wulan masih memeluk erat Kevin. Sudah lah toh ini bukan apa - apa aku hanya berusaha untuk menenangkan Tante. Positif thingking Vin. Batin Kevin mencoba menenangkan dirinya sendiri, bagaimanapun juga ia adalah pria normal pada umumnya.
Hi guys, merry chistmas for you, bagi yang merayakan ya. Selamat membaca novel hasil khayalanku ini
Titangnia E.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Sujaandy
dari awal sampe chapter ini nggak pernah pake koma, seharusnya koma dulu baru titik biar lebih bagus.
2021-01-22
0