Rencana Kakak - Beradik

Kevin yang sedang berbicara sesuatu dengan Bimo dan Sandy, sedangkan Mama Vina dan Siska sedang bergosip ria membicarakan soal cucu, menjadi kesempatan Tanisya untuk mendekati dan berbicara dengan Wulan. "Lan" "Iya Kak kenapa?" Kata Wulan dengan muka polosnya. Aduh nih anak kayaknya gak punya rencana ini buat malam pertamanya. Mesti aku bantuin nih bantin Tanisya dalam hati.

"Kok kenapa, lo udah punya rencana gak?" Kata Tanisya lagi dengan nada berbisik, membuat Wulan makin bingung. "Rencana, rencana apa? Gue gak ngerti lo bilang apa" Tanya Wulan masih bingung. "Aduh nih anak. Masa gak ngerti sih. Itu loh, lo udah ada rencana buat malam pertama kalian?" Tanya Tanisya gemas tapi tetap berusaha mengecilkan volumenya.

Wulan yang mulai mengerti pun nyengir kuda dan menjawab "Oh itu maksud Kakak. Bilang aja dong susah amat. Emang itu harus ada rencananya ya?" "Ya ialah lah harus ada. Lo gak lihat tuh si Kevin" Mereka berdua seketika melihat Kevin. "Dia itu kan tipe pria dingin tembok gitu. Gue ragu dia gak akan ambil inisiatif. Kalau gak ada alasan buat ninggalin percakapan para bapak - bapak itu, gue ragu Kevin akan tidur bareng lo hari ini" "Oh gitu ya Kak" jawab Wulan dengan polosnya. Aduh nih anak kok oh ya oh ya aja dari tadi gerutu Tanisya dalam hatinya.

"Gini aja. Gue punya ide" "Ide apa an. Gak aneh - aneh kan?" Tanya Wulan "Tenang aja serahin aja sama Kakak. Nanti loe pura - pura sakit perut. Terus minta Kevin buat gendong lo ke kamar kalian. Dan satu lagi jangan biarkan dia keluar kamar apa pun caranya buat dia terus disitu, ngerti??"

"Ah, gitu kayaknya gue ngerti tapi dikit. Buat alasan apa ya supaya Kakak bertahan nanti dikamar" Kata Wulan sambil mengusap dagunya berpikir. "Bilang aja kamu sangat sakit perutnya dan ingin ditemani beres kan?" "Tapi Kak.." "Cepet deh gak usah banyak tapi - tapi-an". Setelah berdiskusi rencana mereka Tanisya meninggalkan Wulan dan berbaur dengan para ibu - ibu.

"Aduhhh, ahhh sakit..." Kata Wulan setengah berteriak agar di dengar semua orang yang ada disitu. Kevin yang mendengarnya langsung menghampiri Wulan. "Tante kenapa ada yang sakit? Yang mana, kita ke dokter atau rumah sakit aja?" Tanya Kevin dengan cepat membuat Wulan yang mendengarnya sempat tersentuh melihat Kevin yang perhatian padanya.

Ah fokus Lan, kamu harus fokus. "Gak perlu ke dokter Kak, aku cuman sakit perut biasa kok. Mungkin karena tamu bulanan." Aduh nih anak, kok pakai alasan itu sih. Kalau kayak gini, mendingan alasan dia sakit apa, dibicarain juga tadi batin Tanisya jengkel rencananya gatot alias gagal total.

"Ya udah, kalau gitu aku bantu Tante ke kamar ya" Kata Kevin langsung menggendong Wulan ala bride style dari tempat duduknya.

Wulan yang mendapat perlakuan itu sontak kaget yang bercampur senang, sedang yang lain hanya melongo melihat adegan itu. Ya, setidaknya dia inisiatif buat gendong tuh anak polos batin Tanisya geleng - geleng kepala. Kevin yang mulai menapaki anak tangga menuju kamar mereka, yang sebelumnya kamar pribadi Kevin seorang, sebenarnya ia sedikit gugup.

Bagaimanapun, kejadian ini bukanlah hal biasa, mereka bukanlah berstatus tante dan keponakan lagi, melainkan sepasang suami istri. Aduh aku mikirin apaan sih, Tante lagi sakit aku malah mikir kemana - mana batin Kevin mengutuk pikirannya.