Malam itu, Kevin terbangun merasa ada sesuatu yang asing menimpa kaki dan perutnya. Ragu, ia mencoba membuka matanya. Dan memang benar apa yang ia tebak. Wulan tidur disampingnya sambil memeluknya seperti guling kesayangan. Aduh tahu begini aku kunci aja tadi pintunya. Tante kok berani banget sih tidur bareng cowok begini gerutu Kevin
Sambil mencoba dengan pelan ia mengangkat tangan dan kaki Wulan dan berhasil. Alhasil ia tidur di sofa yang ada dalam kamar itu, dan mengambil selimut tambahan dari lemarinya. Entah kenapa Wulan terbangun dari tidurnya setelah itu. Ia merasa kalau Kevin tidak ada lagi disampingnya. Ia mengedarkan pandangannya dan mendapati Kevin sedang tidur meringkuk di sofa dalam kamar itu, karena kakinya yang kepanjangan.
"Apa sebenci itu Kak Shine padaku" Kata Wulan lirih dan tak terasa ia meneteskan air mata kekecewaannya. Namun bukan Wulan namanya kalau tidak bisa mendapatkan Kak Shine.
Paginya, Kevin tidak menemukan Wulan didalam kamarnya. Di dalam kamarnya, Wulan yang sudah mandi dan berseragam sedang bersenandung ria sambil memakai make up ringan untuk berangkat sekolah. Yakni bedak tipis dan lip balm, untuk membuat bibirnya semakin merah alami. Ya, dia tidak butuh banyak hal untuk membuat dia lebih baik, karena pada dasarnya dia sudah cantik dari sananya.
Setelah keluar dari kamarnya, Kevin melihat di tas meja sudah terhidang roti tawar dan selai cokelat disampingnya. Tidak lama Wulan keluar dari kamarnya. "Morning Kak" Kata Wulan dengan senyum terbaiknya. "Pagi Tan. Ini Tante yang siapin?" "Iya Kak. Aku hanya bisa segitu doang, hehe" jawabnya dengan nyengir khasnya.
"Apa aku terlambat bangun? Kalau begitu aku aku bangun awal supaya sempat buatkan Tante sarapan." Kata Kevin dengan nada menyesal. "Gak kok Kak, aku hanya ingin lakuin sesuatu aja buat Kakak. Dan.. soal semalam aku tidur di kamar Kakak. Aku minta maaf. Kalau itu membuat Kak Shine tidak nyaman, aku gak akan lakuin lagi. Apalagi sampai buat Kakak tidur di sofa begitu. Pasti gak nyaman banget" Kata Wulan sambil tertunduk karna menyesali perbuatannya.
Pikirnya, seharusnya saat Kevin mengatakannya tidak boleh, artinya tidak boleh. Tapi ia malah mengehendaki keinginannya saja. Kevin merasa tidak enak "Bukan gitu Tan, aku hanya tidak ingin merusak kepercayaan Kakek. Kakek menitipkan Tante samaku." Lanjutnya "Aku tidak ingin Kakek beranggapan kalau aku bukannya menjaga Tante malah melakukan hal yang tidak diiginkan" Jelas Kevin memberikan pemahan pada Wulan.
Seketika Tantenya itu tersenyum. "Benarkah, jadi Kak Shine bukan tidak suka atau benci samaku?" Tanya nya bersemangat "Ya iya lah, gak mungkin dong aku benci Tante. Kan kita udah lama bersama sejak kecil. Aku juga sudah menganggap Tante sebagai adikku yang harus kulindungi" Mendengarnya membuat Wulan mengerutkan keningnya tidak suka.
"Bisa gak, Kak Shine tidak membawa nama keluarga kalau bareng aku? Aku kan mau hubungan kita lebih" "Tante ini, masih kecil udah bicarain hal gituan. Udah ya kita makan, habis itu aku ngantar Tante ke sekolah." "Kakak gak ada kelas hari ini?" "Ada tapi siangan. Spertinya sempat buat jemput Tante pas pulang sekolah" "Benarkah? Janji" Kata Wulan sambil mengacungkan jari kelingkingnya. "Iya janji" Kata Kevin menyambut jari Wulan. Tidak membutuhkan lama mereka memberesan piring kotor, kemudian Kevin bersiap untuk mengantar Wulan.
Titangnia E.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments