Rupa Pada Rindu Adalah Kamu
Di malam itu, hujan datang dengan tenang, membasahi keadaan jalanan, membuat sejumlah air tergenang di jalan-jalan yang dipenuhi dengan kerinduan. Dari suatu tempat, yang jauh dari pemukiman, ada rumah yang cukup sederhana, yang ditempati oleh seorang pria biasa, dia bekerja sebagai pengusaha kecil-kecilan dan seorang penulis amatir. Hujan jatuh ke atap rumah nya, membasahi pohon-pohon yang dahannya menyentuh atap rumah si pria tersebut dan membuat tetesan air hujan yang jatuh sedikit terhambat dari daun-daun yang rimbun. Ia terbangun dari tidurnya tanpa sengaja, perkenalkan, ia bernama Teorama, Teorama Angkasa.
"Masih jam 2 ternyata," ucap Teorama dengan menguap baru bangun dari tidur yang cukup lelap
Kemudian ia mengecek ponselnya, yang ia tau tak ada lagi orang yang mengabarinya, setelah ia ditinggal oleh wanita yang sangat ia cintai setelah ibunya. Wanita itu pergi dari hidup nya tanpa alasan yang pasti.
"Astaga aku harus ngapain lagi ya, nulis apaan ya? yaudah deh aku sholat tahajud dulu aja lah," ucap Teorama, akhirnya Rama berjalan menuju kamar mandi dan berwudhu, lalu ia sholat tahajud
Selesai Teorama yang akrab dipanggil Rama ini sholat tahajud, ia duduk di kursi kamar nya lalu ia mulai membiarkan jari nya menari di atas komputer dan kertas digital putih belum bertinta tersebut. Ia izinkan tangannya mengetik apa saja yang ada di kepalanya, sebuah puisi atas kerinduan yang terus ia cari setiap waktu akhirnya tercipta.
"Malam ini, pukul 2 pagi"
Sebuah rindu di malam ini
Tepatnya pukul 2 pagi
Aku kembali merindukan
Sosok dirimu dari kita yang sekarang kehilangan
Aku hancur, di makan waktu
Tak pernah sudah, di makan pagi
Berkeping-keping, di makan malam
Tak bersisa, kecuali hatiku yang patah
Kau pergi dengan sengaja
Seolah tak terjadi apa-apa
Seakan kita berdua tak pernah saling jatuh cinta
Kau tinggalkan aku yang penuh dengan luka
Kau berjalan tak menengok ke belakang
Kau anggap aku tak pernah ada
Kau pergi dengan bayang-bayang ku
Percayalah, aku tak benci tapi karma berlaku
Aku tak pernah berniat membalas luka ini
Aku tak begitu kuat untuk melakukannya
Tapi aku percaya Tuhan Maha Adil
Ia tau apa yang kurasakan daripada aku sendiri
Pergilah dengan tawamu
Tapi jangan kembali kepadaku karena kau terluka suatu hari nanti
Pergilah dengan tujuanmu
Tapi jangan kembali kepadaku di saat tujuanmu mendadak hilang
Aku apalah daya, seorang biasa
Tak pernah berkategori luar biasa
Orang-orang entah menganggapku ada
Sedangkan kekasihku saja pergi entah ke mana
Entah aku baik-baik saja
Atau pura-pura baik-baik saja
Aku tidak paham lagi
Kurasa hatiku benar-benar telah mati
Kuhadapi hujan yang dingin malam ini dengan tenang
Kucoba bersatu dalam sejuknya kehilangan
Tergenangnya sebuah kerinduan
Pada waktu-waktu yang perlahan kian menghilang
^^^-Teorama^^^
Selesai ia berpuisi, ia coba berdamai dengan dirinya sendiri, walaupun sudah beberapa saat ia mencoba berbaikan pada masa lalunya. Tak pernah selesai dengan apapun, ia hanya berakhir berpura-pura baik-baik saja pada dirinya sendiri.
Lalu kemudian rama kembali baring di kasurnya sembari menatap langit-langit rumahnya.
"Kenapa, kenapa harus senyuman itu, harus hadir dalam kepalaku, kenapa harus kenangan itu harus tergenang dalam hatiku, aku ingin terlepas, aku ingin baik-baik saja, sama sepertinya yang seolah-olah kami tak pernah jatuh cinta. Kenapa, kenapa hujan menghadirkan rindu itu kembali. Kenapa?." ucap Teorama
Sebuah pertanyaan besar Teorama terhadap waktu yang terus-menerus menghantui kepalanya setiap hari. Tak berhenti, terus menghantuinya, sampai-sampai ia takut dengan pikirannya sendiri.
Ia kehilangan seorang wanita yang sangat ia sayangi sesudah ibunya, wanita itu bernama Diaroma Senja.
Senja pergi dari kehidupan Teorama sekitar 6 bulan yang lalu. Selama waktu itu pun Teorama tak pernah berhenti mencintai Senja dari jarak dan waktu. Ia sangat merindukan Senja di setiap harinya, walaupun ia tau Senja sudah tidak lagi merindukannya. Entah karena apa Senja pergi, ia memberikan alasan yang di mana Teorama tau itu hanya alasan yang di ada-ada, padahal alasan yang disebut Senja pada waktu itu tak pernah ada.
Pada saat itu Teorama sangat terpuruk, sedangkan Senja tertawa ke sana kemari bersama teman-temannya, buat snapgram seolah-oleh ia sangat bahagia. Sementara Teorama, ia terpuruk, hancur dalam pikirannya. Dibunuh hatinya sendiri, disakiti oleh wanita yang sangat ia cintai. Kemudian wanita tersebut pergi seolah-olah mereka berdua tak pernah saling jatuh cinta.
Teorama tidak baik-baik saja, ia berusaha baik-baik saja di hadapan Ibu nya, di hadapan Bapak nya. Ia berusaha menyembunyikan luka dan air mata sebuah kepergian. Ia mencoba melawan kerinduannya, semakin ia melawan, semakin ia hancur. Rindu benar-benar menakutkan dalam kepalanya. Ia melawan kecemasan nya sendiri, ia tau tidak ada lagi orang yang akan mengerti apa yang ia rasakan setelah Senja. Semenjak Senja pergi, kecemasan Teorama semakin parah dari hari ke hari.
Kemudian Rama sudah sangat lelah dengan bayang-bayang Senja di kepalanya. Ia memutuskan untuk berusaha melupakan, tapi tentu saja, ia tak pernah berhasil. Rama sangat merindukan Senja, meski luka yang Senja berikan begitu dalam. Tapi Rama hanya ingin melihat Senja kembali, memeluk Senja dalam diam, menangis di pundak Senja dan bercerita soal apa yang ia rasakan. Ia hanya ingin itu. Tapi ia terlalu takut sekarang untuk menghubungi Senja, untuk sekedar bertanya "Apa kabar?" saja ia tak memiliki keberanian lagi. Apalagi untuk memberitahu Senja soal rindunya. Ia berpikir bahwa mungkin Senja akan marah, ngeblock kontak nya, atau mungkin Senja akan terganggu dengan chat darinya, atau mungkin Senja akan mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan seperti waktu Senja memaksa pergi dari kehidupannya. Ya, begitulah Teorama, memendam rasa rindu sekaligus luka yang dalam. Ia tak tau harus bercerita ke siapa. ia benar-benar kehilangan.
Itu juga menjadi sebab mengapa Teorama susah sekali tidur malam, ia terkadang tidak tidur sama sekali, ia bisa terbangun jam 2 malam ini tanpa sengaja, karena ia tertidur setelah isya tadi, setelah 1 hari full ia tidak tidur, akhirnya ia tertidur tanpa sengaja.
Ia insomnia akut, entah karena apa pikirannya melayang-layang entah ke mana. Ia pun tak tau, ke mana saja pikiran itu akan berlabuh, tak berhenti. Entah ketika moment ia bersama Senja sedang berjalan menaiki kendaraan sepeda motor milik nya, lalu hari hujan. Rama bertanya kepada Senja "Ja, mau berhenti?," "Jangan ram, aku suka hujan," lalu kemudian mereka berjalan di bawah hujan itu dengan sepeda motor Teorama. Tak berhenti, mengelilingi kota, tanpa sadar, mereka sudah basah sekali. Tapi mereka tak peduli, mereka hanya merasakan bahagia yang sangat-sangat bahagia, pada waktu itu.
Setelah pikiran-pikiran panjang tersebut, akhirnya Teorama tertidur lagi, malam ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Women-Stars🍁 Al-Zha
😭😭😭elo hrus tanggung jawab author,
2023-03-06
0
Women-Stars🍁 Al-Zha
arrrgh😣ya ampun thor, kok bab awal ttg kepergian seorg kekasih, aku jd baper, mana ingat dg seseorang, seseorang yg mungkin Sdh melupakan kenangan itu, dia hny tw klo dia Prnh luka, tp dia tak Prnh ingat jka dia Prnh bhgia😔
2023-03-06
0
Women-Stars🍁 Al-Zha
😣😔ya ampun thor mengingat ku pada seseorang,,
2023-03-06
0