Malam ini Teorama sedang menanti-nanti kabar, entah kabar apa atau dari siapa. Ia hanya duduk dan menunggu dengan tak pasti. Ia baringkan badannya di tempat tidur, melihat atap yang kian terang karena adanya lampu. Ia melihat waktu di jam dinding, kemudian berlalu begitu saja. Ia melihat layar ponsel nya. Seraya menyaksikan foto nya bersama Senja waktu itu, melihat senyum Senja pada waktu itu.
Tak lama dari ia melihat foto nya bersama Senja, ia pun tertidur. Tak sadar ia masuk ke dalam mimpinya, seolah-olah itu kehidupan nyata.
"Ramaaa!!" teriak Senja memanggil
"Senjaa!!" balas teriak Rama
Mereka saling memanggil, dari ujung jalan, setelah sekian lama tak berjumpa. Akhirnya mereka bertemu di tempat yang tak terduga.
Kemudian Teorama menyebrang, lalu datang ke hadapan Senja.
"Ja, kamu ke mana aja selama ini? Aku rindu," kata Teorama
"Aku ga kemana-mana, aku di sini kok, kamu kok kangen, kan kemarin barusan jalan," balas Senja
"Ha? Kapan?" tanya Teorama
"Lah? Kemarin lho, masa lupa sih," balas Senja
"Yaudah deh iyaa, maaf, kita mau ke mana?" tanya Teorama
"Ikut aku," kata Senja
Kemudian Senja menarik tangan Teorama, mengajaknya pergi ke tempat yang ia sendiri tidak tau apa nama nya. Mereka berjalan cukup lama, Teorama hanya antara sadar atau tidak. Ia memandang Senja lagi
"Sampaii!!" kata Senja
"Ha? Ini kan..." tanya Teorama dalam hati
"Ini kan tempat kita dulu sering duduk berdua, melihat matahari tenggelam. Pantai ini kan, sudah lama kita tidak ke sini, kenapa kamu ngajak aku ke sini," tanya Teorama kepada Senja
Senja yang ada di hadapannya perlahan-lahan mulai menghilang. Waktu seolah berputar mundur, tanpa ia sadari, ia hanya masuk ke dimensi mimpi.
Tak lama kemudian ia tersadar dari tidurnya.
"Astaghfirullah," ucap Teorama
Tak lama kemudian Teorama duduk, kemudian jatuh satu per satu air mata nya. Ia tidak menangis tersedu-sedu, ia hanya meneteskan air mata nya seraya terdiam seribu bahasa.
Selagi Teorama terdiam, ia mulai menenangkan gelisah nya sendiri dengan beristighfar kepada Allah.
Lalu dia duduk di kursi kamar nya, menghidupkan komputer kemudian menuliskan sebuah puisi
"Dari Dalam Mimpi"
Dari mimpi tadi
Aku bertanya-tanya soal apa maksudnya
Dari mimpi tadi
Aku bertanya-tanya apakah jawabnya
Aku yang hampir mati menelan luka ku sendiri
Harus memimpikan seseorang yang membunuhku
Seseorang yang dulu kuanggap sumber kekuatanku
Sampai aku lupa, ia sekaligus kelemahan terbesarku
Aku, memimpikan seseorang
Yang boleh jadi dia tidak pernah memimpikanku
Aku, memikirkan seseorang
Yang di mana dia saja tidak lagi memikirkanku
Bulan malam ini, teruntuk mu
Dari puisi ini
Tolong sampaikan kepadanya
Jangan pernah hadir lagi, dalam mimpi-mimpi ku
^^^-Teorama^^^
Sedang asik Teorama menulis, Sela menelepon Teorama. Iya, menelepon, bukan mengirim chat.
*SFX NADA DERING*
"Ha? Siapa yang menelepon ku subuh-subuh begini," tanya Teorama dengan heran
Kemudian ia berjalan mengambil ponsel nya lalu berkata
"Oh, Sela," kata Rama sambil mengangkat telepon dari Sela
"Assalamualaikum Sel," kata Teorama
"Waalaikumsalam, oh kamu sudah bangun ya, kukira belum, hehe," kata Sela
"Iya udah, tadi sih," balas Rama
"Eh, kamu beneran udah bangun apa belum tidur?" tanya Sela
"Iya beneran aku baru bangun, tadi sempat tidur sebentar," jawab Rama
"Oh iya deh," Dijawab lagi oleh Sela
"Yaudah, jangan lupa sholat subuh ya," kata Rama
"Lho aturan aku yang bilang ke kamu, kok jadi kebalik," jawab Sela
"Hehehe, iyaa iyaa," jawab Rama lagi sambil tersenyum
"Yaudah ya aku wudhu dulu," kata Sela
"Iya, aku juga," Jawab Rama
"Assalamualaikum," kata Sela
"Waalaikumsalam," jawab Rama
Kemudian Teorama bersiap-siap untuk mengambil wudhu, lalu kemudian sholat subuh di rumah nya.
Pagi ini, ia buka pintu kamar nya dengan semangat, entah ada energi apa yang membuat ia begitu semangat, ia hanya merasa semangat saja di pagi ini, tidak seperti hari biasa nya.
Ia berjalan ke dapur, sembari melihat jam dinding yang masih menunjukkan arah 7, pagi ini, artinya masih ada waktu kurang lebih 1 jam untuk dia bisa bersantai sebelum bersiap-siap harus masuk ke toko nya.
Ia berjalan ke dapur, mengambil makanan yang sudah dia beli tadi malam, yang kini dia hangatkan. Karena ia begitu malas untuk keluar rumah di pagi hari, untuk membeli sarapan. Kemudian ia makan, setelah makan, kemudian dia berjalan mengambil air minum nya, setelah ia minum, tak lupa ia membuat kopi.
Kemudian selesai ia membuat kopi, ia berjalan ke depan teras rumahnya lalu duduk sembari menikmati pagi yang lumayan ceria hari ini.
"Pagi, Nak Rama," ucap seseorang wanita tua lewat di depan rumah nya sembari menggendong cucu nya yang masih bayi
"Pagi juga Bi Sarmi, mau ke mana Bi?" tanya Rama
Iya, wanita tua itu bernama Sarmi, atau biasa dipanggil Rama dengan sebutan Bi Sarmi. Ia tetangga Rama, rumahnya tepat di samping rumah Rama
"Ohh jalan-jalan pagi aja Nak Rama, Nak Rama tidak kerja?" tanya Bi Sarmi
"Belum Bi, masih lama, jam 9 baru saya masuk nya," jawab Rama sembari tersenyum
"Ohh iya lah kalau begitu Nak Rama, Bibi jalan dulu ya," kata Bi Sarmi
"Iya Bi," balas Rama
Kemudian Bi Sarmi pergi, lalu Rama duduk di depan teras rumah nya. Tak lama, ia mendengar notifikasi ponsel nya berbunyi, menandakan ada pesan yang masuk. Lalu ia masuk ke dalam mengambil ponsel nya.
"Oh, Sela," batin Rama
Kemudian ia kembali duduk di kursi depan teras rumah nya. Sembari membalas chat Sela
"Iya Sel, kenapa?" tanya Rama
"Oh gapapa Ram, kukira kamu masih tidur setelah sholat subuh tadi," balas Sela
"Ohh enggak kok Sel, aku ketiduran sih sebentar, sebentar sekali, setelah itu, aku sudah bangun," jawab Rama
"Ohh baik lah kalau seperti itu, Ram," balas Sela
"Iya," balas Rama
Kemudian tak lama setelah Rama membalas, ia bertanya lagi kepada Sela
"Sel, nanti di toko, aku ingin berbicara dengan mu," kata Rama
Sela yang kaget melihat chat dari Rama, terpaku melihat isi pesan nya melalui notifikasi handphone nya. Ia salting sendiri
"Rama kenapa ya? Apa dia ingin mengajak ku jalan? Ah tidak mungkin. Apa malahan dia marah karena aku mengirim pesan terus ya? Apa aku mengganggu dirinya?" tanya Sela dalam hati
"Tentang apa, Ram?" balas Sela
"Iya nanti saja di toko, kuberitahukan," balas Rama
"Oh, baik lah Ram," balas Sela
Kemudian selesai itu, Sela masih bertanya-tanya dengan pertanyaan "Ada apa?".
Sampai akhirnya mereka datang, kemudian bertemu di depan toko
"Hai, selamat pagi," ucap Rama kepada Sela sambil tersenyum
"Oh, hai, pagi Ram," jawab Sela sambil tersenyum kembali
"Aduh, Rama kenapa ya, kok dia sedikit berbeda hari ini," ucap Sela dalam hati
"Oh ya, nanti siang, bisa makan bersama ku?"
tanya Rama spontan
"Ha? Dia ngajak aku makan? Tidak salah? Ini benar Rama kan?" bisik hati Sela
"Ha? Kamu beneran Ram?" tanya Sela
"Iya, benar Sel," jawab Rama
"Oh iya bisa Ram, aku sedikit kaget saja, kamu ada apa, tiba-tiba mau berbicara dengan ku, dan tiba-tiba mengajak ku makan, siang nanti," jawab Sela
Lalu, Rama pun tersenyum mendengar ucapan Sela.
"Ya sudah, aku masuk dulu ke dalam, ya," ucap Rama
"Iya," jawab Sela
Begitu mau masuk ke dalam, Anggi dan Rio ternyata sudah datang juga, mereka berdua sedang membersihkan pot kembang yang mulai berdebu.
"Pagi, Pak," ucap Anggi dan Rio
"Loh? Tumben kalian pagi sekali datang nya?," tanya Rama
"Oh, hehe iya Pak, sedang bosan saja di rumah," ucap Anggi
"Oh, kalau kamu, Yo?" tanya Rama kepada Rio
"Tidak ada Pak, kebetulan saya lagi pengen cepat datang saja, teringat nanti jam setengah 10 mau mengantar pesanan kemarin malam," jawab Rio
"Oh ya sudah kalau begitu, syukur lah kalian mulai cepat datang," ucap Rama
"Oh ya, jangan panggil saya Bapak lah, saya masih seumuran kalian, tidak beda jauh, panggil nama saja, panggil Rama," ucap Rama
"Ha? iya Pak, eh iya Ram," jawab Anggi berbarengan dengan Rio
"Saya masuk dulu ya Nggi, Yo. Lanjutkan aktivitas nya," ucap Rama sembari berjalan dan menyuruh Anggi dan Rio kembali melanjutkan pekerjaan nya
"Iya Ram," jawab Anggi
"Siap Ram," sahut Rio menyusul kata-kata Anggi
Kemudian, Rama masuk ke dalam ruangan nya.
Ya, sebenarnya Anggi dan Rio umur nya tidak beda jauh dengan Rama, hanya berbeda 1 tahun lebih muda dari Anggi, dan 2 tahun lebih muda dari Rio. Kini umur Rama baru menginjak 19 tahun. Sementara Anggi 20 tahun, sedangkan Rio 21 tahun. Sedangkan Sela sendiri, 18 tahun.
Kemudian, di dalam ruangan nya, Teorama mulai bekerja, melihat akun sosial media nya, ternyata lumayan banyak yang memesan hari ini, segera ia mencatat nya kemudian memberikan kertas itu kepada Sela, lalu Sela yang akan memberikan kertas itu kepada Anggi, kemudian Anggi mempersiapkan bunga nya, baru kemudian diberikan kepada Rio untuk di antar sesuai alamat.
Tapi sebelum itu, Teorama membuka laptop nya yang ia bawa dari rumah, khusus menulis puisi.
Ia kemudian menulis.
"**Sebuah Perhatian**"
*Ada perhatian yang lupa kau perhatikan*;
*Ialah waktu yang berlalu*
*Ada sebuah keberadaan yang kau abaikan*;
*Ialah keberadaanku*
*Dalam kata ini*
*Aku sendiri menuangkan*
*Apa yang sebenarnya kurasakan*
*Hanya bisa membaca dan menulis tanpa jeda*
*Dari perhatian yang diperhatikan*
*Ada beberapa perasaan yang terabaikan*
*Dari sebuah pengabaian*
*Ada beberapa yang memperhatikan*
^^^-*Teorama*^^^
Setelah ia menulis puisi, seperti biasa ia menyimpan nya. Setelah itu ia keluar menemui Sela
"Sel, ini ada pesanan, lumayan banyak," kata Rama
"Oh, Alhamdulillah," jawab Sela
"Iya, Alhamdulillah," kata Rama
Kemudian Sela memberikan kertas itu kepada Anggi, karena tugas Sela di sini hanya mencatat berapa total harga dari semua pesanan, karena bisa di bilang Sela kerja dibagian kasir di toko ini.
"Nggi, ini ya, tolong siapkan, biar diantar oleh Rio," kata Sela
Kemudian Anggi mengambil catatan nya.
"Ha? Ini beneran Sel? lumayan banyak juga hari ini yang mesan," jawab Anggi
"Iya nih," jawab Sela
"Jago juga ya Rama, promosi nya, udah ganteng, pinter lagi," kata Anggi
"Ah kamu mah Nggi, bisa aja muji orang," balas Sela
"Hmm Sel, kamu jujur ya sama aku, kamu sebenarnya suka kan sama Rama?" tanya Anggi spontan
"Aaa.. aa.. apasih Nggi, ngg.. nggak kok, sembarangan," jawab Sela sambil kaget dengan pertanyaan Anggi
"Hmm kamu tuh ya, kamu kira aku ga tau waktu kamu nelepon Rama pas dia sakit, kamu suruh dia ga usah masuk dulu. Dari perhatian kamu aja kelihatan banget kamu suka sama dia," kata Anggi
Terus sela terdiam bingung, kok Anggi bisa tau.
"Loh kok kamu tau, aku waktu itu nelepon dia," tanya Sela
"Hehehe, aku pas lewat ruangan Rama, lihat kamu duduk di situ, di depan komputernya sambil mengobrol, ga sengaja kedengeran kamu manggil "Pak" waktu itu. Yaudah deh kuanggap itu Rama, eh ternyata benar, ciee," goda Anggi kepada Sela
"Aa... apaan sih Nggi, kan cuma mengingatkan sebagai karyawan sekaligus teman nya di toko doang, itu doang," jawab Sela sambil salting di depan Anggi, karena Anggi bisa menebaknya
"Temen, apa temen nihh," goda Anggi lagi
"Ih udah ah, aku mau ke meja kasir dulu," jawab Sela sambil menuju ke meja kasir
"Hehe iyaa deh bu Rama," jawab Anggi kepada Sela seraya menggoda Sela yang salting sendiri, ketika Anggi menanyakan tentang Rama
Kemudian tak lama Anggi datang ke Rio untuk memberikan bunga-bunga yang harus diantar ke tempat sesuai alamat.
"Yo, ini tolong antar ya, nih alamat nya," seru Anggi ke Rio sambil memberikan bunga dan alamat nya
"Wah, lumayan banyak hari ini Nggi, akhirnya dapat bonus juga kita nanti," jawab Rio
"Iya aamiin, doain aja banyak yang mesan gini, supaya makin banyak bonus kita," jawab Anggi
"Iyaa Nggi, aamiin, ya sudah, aku pergi ngantar dulu ya," jawab Rio sambil pergi menggunakan sepeda nya
"Siap, hati-hati," kata Anggi
Ya, begitulah suasana toko bunga milik Rama. Meskipun Rama yang mendirikan toko bunga kecil-kecilan tersebut. Tapi soal gaji karyawan ia sadar belum bisa memberi gaji sebatas UMR daerah tersebut. Akhirnya Teorama memberi tau soal gaji, adalah di mana gaji yang didapatkan Sela, Anggi dan Rio, adalah 40% dari seluruh penjualan di bulan tersebut. Sementara 30% nya disisihkan untuk membayar tagihan listrik toko tersebut. Sedangkan 30% nya lagi baru untuk Rama. Ya, Rama tidak berpikir untuk mendapatkan untung yang besar, ia hanya berpikir untuk hidup nya berkecukupan terlebih dahulu, itu saja.
Sedangkan soal bonus adalah di mana penjualan bunga selama 1 bulan lebih dari target, maka setiap kali masuk pesanan yang masuk, uang yang sudah di transfer ataupun yang bayar di tempat. Akan diberikan kepada mereka sebesar 50rb per hari. Cash alias langsung dibayar hari itu juga.
Ya, Rama bisa membeli bunga-bunga yang akan dijual nya lagi tersebut, dikarenakan dibantu oleh Kakak sepupu nya. Karena Kakak sepupu nya memiliki toko bunga yang cukup besar. Bisa dibilang jauh lebih besar daripada toko Rama, jadi karena sepupu Rama mendapatkan diskon dari Kakak nya tersebut, sebesar 70%. Ya, Kakak sepupu Rama perempuan, bernama Serenada, atau biasa dipanggil Rama dengan sebutan "Kak Nada"
Rama sekarang tidak sedang memikirkan bagaimana mendapatkan untung besar, dia hanya berpikir bagaimana ia tidak merepotkan Ibu nya lagi. Ya, Teorama mungkin bisa dibilang berasal dari keluarga yang berkecukupan. Tapi dia tidak mau manja, dia ingin berdiri di atas kaki nya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
arisawa miya
mampir thor
semangat selalu
2023-02-19
1
❤️⃟Wᵃf Zhang zhing li♚⃝҉𓆊
semangat terus
2021-10-04
1
Wida
semangattt thorr
2021-06-04
1