Pagi tiba, Teorama dengan lelah bangun karena terpaksa, terpaksa apa saja, oleh keadaan ataupun kehidupannya. Tapi ia menjalani nya dengan syukur. Meski ada beberapa luka yang masih terus singgah di dalam perasaannya.
Ia mandi, sarapan dan bersiap-siap untuk ke kantornya. Ia bos di usaha kecil-kecilan nya tersebut. Ia sudah siap, ia berangkat dan tiba dikantor bertemu dengan karyawannya.
"Pagi pak," ucap Sela
"Pagi, mana Anggi dan Rio?" tanya Rama
"Hehehe biasa pak, masih ngaret," jawab Sela
"Astaghfirullah, yaudah nanti pas mereka datang suruh keruangan saya ya," ujar Rama
"Oh oke, siap pak." jawab Sela
Ya, itulah Teorama, ia hanya memiliki 3 karyawan di tempat usaha nya, ia memiliki toko bunga. Ia memilih buka usaha menjual bunga hanya karena alasan yang begitu simple. Ia hanya ingin melihat orang bahagia dan tersenyum, itu saja.
Dan Teorama bukan tipe bos yang pemarah, kasar atau segala macam. Ia lebih baik, menasehati dengan lembut. Tapi bila tak didengar-dengar, langsung dikeluarkannya dan cari karyawan baru. Ia memang tidak kasar, tapi ia tegas.
Tak lama kemudian, datang lah Anggi dan Rio keruangan Teorama
"Pagi pak," ucap Anggi dan Rio sambil tidak enakan karena telat lagi untuk yang kedua kalinya
"Pagi, kalian kenapa telat lagi? bukannya sudah saya bilang jam 9 sudah datang? kenapa jam 10 baru kalian datang?" tanya Rama dengan halus
"Ehh gini pak, tadi saya kesiangan, karena malamnya bantuin Ibu buat kue Pak, soalnya Ibu kan mau jualan hari ini, yaudah tadi malam saya bantuin Ibu, Pak," jawab Anggi
"Saya juga pak, saya bantuin Bapak saya, dia tadi malam minta tolong temenin baikin motornya dibengkel, terus motor nya ternyata ada beberapa bagian yang cukup parah, soalnya Bapak saya sempat jatuh beberapa hari lalu, terus motor nya rusak Pak. Karena ada bagian yang cukup parah, jadi dibaikin di bengkelnya lama, sampe jam 12 an malam Pak, makanya kesiangan," jawab Rio
"Astaghfirullah, ya sudah lah kalau begitu. Lain kali, untuk besok-besok, jangan ada telat lagi, apapun alasannya. Hari ini kalian saya maafin, tapi untuk besok-besok? kalian tau kan sanksi dari saya?" ucap Rama
"Iya pak," ucap Anggi dan Rio
"Ya sudah, silahkan bekerja," ujar Rama
"iya pak, maaf sekali lagi." jawab Anggi dan Rio seraya meninggalkan ruangan Teorama
Akhirnya Anggi dan Rio keluar dari ruangan Teorama, kemudian ia mulai terdiam. Dari melihat laptopnya sampai ia benar-benar terdiam terpaku. Entah lah, ingatan masa lalu kembali menghantui kepalanya. Seolah mendekapnya lagi. Senja dan Senja selalu saja ada di mana pun langkah Teorama.
*Flashback* Beberapa bulan sebelum perpisahan Teorama dan Senja.
"Ja, mau makan dimana?" tanya Rama
"Terserah," jawab Senja
"Yaudah, kita makan di mall aja ya?" tanya Rama
"Bosen ram, makan di pinggir jalan aja kenapa?" tanya Senja
"Aku bukannya ga mau Ja, tapi kamu tau, aku takut kalau makan di pinggir jalan, ntar kamu digodain cowo-cowo, aku ga terima, ujung-ujungnya, aku berantem sama orang itu, kan ga enak malah ngerusak suasana," jawab Rama
"Iyaa deh ram iyaa," jawab Senja
"Yaudah, makan di mall aja ya," ucap Rama
"Siapp Tuan," jawab Senja
"Okee Nona." balas Rama
Sesampainya di mall, Teorama dan Senja baru saja sampai di parkiran, Teorama membuka helm Senja dan menatap matanya
"Kamu cantik banget," kata Rama
"Aku ganteng," jawab Senja sambil tersipu
"Dasar, gengsian," ucap Rama
"Ga ya, mana ada, aku ga gengsian," jawab Senja
"Iya deh Nona Diaroma Senja, iyaa," kata Rama
Kemudian mereka berdua bergandengan sampai masuk ke mall, berjalan terus, dan mulai mencari tempat makan
"Mau makan apa?" tanya Rama
"Terserah," jawab Senja
"Yaudah, kfc aja ya," ujar Rama
"Ih ga mau ayam ah, bosen," jawab Senja
"Yaudah, makan sushi? gimana?" tanya Rama
"Ih ga mau, ga kenyang," kata Senja
"Yaudah jadi mau nya makan apa?" tanya Rama sedikit kesal
"Terserah, hehe," jawab Senja menggoda Rama
"Astaga Senja, ihh kamu ya," jawab Rama sambil nyubit pipi Senja
"Aw, sakit tau," ujar Senja sambil ngusap pipinya
"Maaf hehe, kamu sih ngeselin," ucap Rama sambil mengusap kembali pipi Senja
"Dasar. Yaudah makan pizza aja deh, gimana? mau?" tanya Senja
"Yaudah ayo, aku mah makan apa aja ayo, asal sama kamu," ujar Rama
"Iyaain." jawab Senja sambil tersenyum tipis
Ya mereka berdua begitu bahagia pada kala itu, tepat 1 tahun yang lalu. ada beberapa senyuman, kebahagiaan yang tak pernah diperkirakan akan berakhir. Bahkan Teorama tak pernah berpikir bahwa semuanya akan berakhir. Ia bahkan berpikir bagaimana suatu hari nanti ia dengan Senja selamanya, bangun keluarga kecil yang bahagia. Bersama-sama menghadapi dunia yang kejam. Saling berpelukan di antara gelombang yang mulai berdatangan. Tapi sayang nya, semua tinggal kisah.
Ketika mereka sampai di tempat pizza
"Mau pizza apa Ja?," tanya Rama
"Terserah," jawab Senja menggoda Rama lagi
"Jaa, ih serius, mbak nya nungguin tuh," ujar Rama
"Hehe, yaudah, pesen pizza cheese nya 1 ya mbak," kata Senja kepada pelayan tersebut
"Oh iya mbak, ada lagi?" tanya pelayan tersebut
"Yaudah ram, minuman nya kamu yang pilih," kata Senja kepada Rama
"Milkshake coklatnya 2 ya mbak," ujar Rama kepada pelayan tersebut
"Oh oke mas, udah kan? atau ada tambahan lainnya?" tanya pelayan tersebut
"Udah mbak, itu aja," jawab Rama
"Oke mas, ditunggu ya," ujar pelayan tersebut
"Iya mbak," jawab Rama
Sembari menunggu, Teorama bertanya kepada Senja
"Ja," tanya Rama
"Apa," jawab Senja
"Nanti, setelah kita tamat dari sini, kamu mau lanjut ke mana?" tanya Rama
"Kuliah di kota penantian," kata Senja
"Ohh, sama dong," balas Rama
"Lah kan iya, kan kita udah pernah ngomongin ini," jawab Senja dengan sedikit bingung
"Hehe sok asik aja aku mah biar kek orang-orang," ucap Rama sambil tersenyum
"Gaje banget sih Ram," ucap Senja sambil tersenyum tipis
"Nanti, kita tinggal di kota penantian ya, kita nikah, kita tinggal di sana, kita cari tempat paling nyaman di kota penantian, kita beli rumah di sana, kita buat sebuah keluarga kecil yang bahagia nanti. Aku, kamu dan bayi kecil kita yang lucu," ucap Rama sambil sedikit tertawa
"Kamu tuh ya, pikirannya jauh banget, jalani yang ada aja dulu," jawab Senja
"Hehe, aku ga tau kenapa Ja, aku cuma ngebayangin aja, suatu saat aku bisa lepas dari luka-luka ini," ujar Rama
"Iya Rama, bener, tapi, jalani dulu yang sekarang ya, nanti, pas kita udah kuliah, kamu dapat kerja dengan gaji tetap, kamu nikahin aku, baru kamu mikir kek tadi," jawab Senja
"Iyaa Ibuu," kata Rama
"Kok Ibu?" tanya Senja
"Ya habisnya kamu nasehatin aku udah kek Ibu aja di rumah," jawab Rama
"Lah iya, kan aku juga ntar jadi Ibu, jadi wajar sama," balas Senja
"Iya, Ibu dari anak-anak ku," kata Rama sambil tersenyum
"Dasar." jawab Senja sambil tersenyum menatap mata Rama
Tak lama kemudian, datanglah pesanan
"Ini pesanan meja nomor 07 pizza cheese dan milkshake 2, benar kan?" tanya pelayan tersebut
"Iya bener Mbak," jawab Rama kepada pelayan tersebut
"Oh oke, ini ya Mas, sudah lengkap semuanya?" tanya pelayan itu kembali
"Sudah, Mbak," jawab Rama
"Oh oke kalau gitu, nanti kalau ada tambahan panggil aja ya, Mas," ujar pelayan tersebut
"Siap Mbak, terimakasih." jawab Rama
Lalu, Teorama dan Senja makan, Senja mengambil pizza duluan karena makanan kesukaannya adalah pizza. Teorama memperhatikan Senja seraya tersenyum dan berkata.
"Ya ampun, makan pizza sambil mandangin bidadari, enak ya," goda Rama kepada Senja
"Apaan sih, makan ah makan, gombal mulu dasar," ucap Senja
"Siapa yang gombal, aku serius, kamu kok cantik banget," ucap Rama sambil natapin Senja terus menerus tanpa henti
"Udahh, jangan diliat gitu, maluu," ujar Senja sambil nutupin mata Rama yang terus menatapnya, yang membuat ia tersipu
"Hehe, iyaa deh, Senjaa, ambilin," ucap Rama kepada Senja
"Astaga ni anak manja amat, ambil sendiri sana," jawab Senja
"Ih ambilin," kata Rama kepada Senja
"Ish ish ya udah iyaa, nih," kata Senja sambil ngasih pizza yang udah dia letakkan di piring Rama
"Makasih Nona," ujar Rama
"Sama-sama Tuan," balas Senja
Mereka berdua pun makan sembari mengobrol soal apa saja, sambil tertawa sembari melihat langit pada waktu itu mendung, tepat pada pukul 17:47
"Yah kamu ga ada sore ini," goda Rama kepada Senja
"Lah? kan ini aku," jawab Senja
"Ih maksud aku itu senja yang dilangit, ga nyambung banget," kata Rama
"Ih kamu yang ga nyambung nanya nya gitu," ujar Senja sambil cemberut, sembari terus memakan pizza
"Iya deh iyaa, maaf yaa," ucap Rama meminta maaf seraya tersenyum
"Ih mau hujan lhoo, pulang yuk, ntar Bunda marah," kata Senja kepada Rama
"Ih abisin dulu pizza nya baru pulang," kata Rama
"Ih udah biarin aja, daripada Bunda marah ntar pulang kemalaman," jawab Senja
"Ya hujan gimana atuh," Rama sengaja memperlambat supaya bisa lama di sisi Senja
"Ya makanya sekarang," kata Senja
"Nanti ya, ini hujan, jalan licin, orang ngebut-ngebutan. Mana mau maghrib, sabar dulu. Bahaya tau pulang terburu-buru apalagi dekat maghrib," kata Rama
"Ih kamu mah," kata Senja
"Udah makan dulu, abisin pizza nya, santai, oke," kata Rama
"Ih yaudah, ntar Bunda marah aku bilang aja kamu nya lama makan," kata Senja
"Ih pinter yaa pinter, dia yang makannya lama, aku yang dituduh," kata Rama sambil pura-pura marah
"Hehe, biarin, biar kamu dimarahin Bunda, weee," kata Senja sambil mengejek Teorama
"Ishh dasar yaa," ucap Rama sambil mencubit pelan pipi Senja
"Ihh uah apa oang agi makan," kata Senja di saat ngomong sambil mengunyah pizza
"Ih ngomong apaan sih Ja hahaha kamu mah makin gemess," kata Rama nambah nyubit pipi Senja
"Ihhh udahhh sakitt orang lagi makann," kata Senja sambil nelen, baru berbicara
"Hehehe maaf, kamu habisnya lucu banget sih," ujar Rama
"Iyaa, serah," jawab Senja dengan bete
"Hehehe maaf sayang," ucap Rama
"Ewh, jijik," kata Senja
"Ih yaudah ga usah pake sayang," kata Rama
"Ahhh enggakk, hehhe canda zheyeng," ucap Senja
"Y," balas Rama
Begitulah kehidupan Teorama dan Senja pada waktu itu, bahagia. Selalu bahagia, setiap hari dihabiskan dengan tawa, walaupun tak jarang terkadang ada selisih paham atau masalah yang membuat mereka berdua bertengkar, tapi tak begitu lama, kalau Teorama salah, Teorama minta maaf, kalau Senja salah, Senja yang minta maaf. Benar-benar tidak ada alasan untuk berpisah pada waktu itu.
Akhirnya, setelah sekian lama mendekap dalam ingatan masa lalunya, ia pun tak sengaja tersadar karena dipanggil, oleh Sela, karyawan nya di toko bunga tersebut
"Pak," ucap Sela
"Oh iya kenapa Sel?" tanya Rama sambil tersadar dari lamunan nya
"Lho? Bapak kenapa? Belakangan ini saya lihat Bapak banyakan melamun nya, ada apa Pak?" tanya Sela
"Oh bukan apa-apa Sel, biasa lah," ucap Rama
"Biasa? Biasa apa pak?" tanya Sela
"Ha?" ucap Rama, sambil tak sadar sedang berbicara dengan Sela
"Maksudnya?" tanya Sela lagi
"Eh udah-udah bukan apa-apa kok Sel, ada apa kamu ke sini?" tanya Rama
"Oh ini Pak, tadi ada yang mesan bunga, 10 bucket bunga mawar," ujar Sela
"Terus?" tanya Rama
"Nah terus mereka nanya, katanya bisa diantar ga, saya bilang bisa," jawab Sela
"Yaudah, diantar aja Sel," ucap Rama
"Nah masalahnya Pak, yang nganternya siapa," ucap Sela sambil bingung sendiri
"Lah? kan ada Rio, suruh Rio yang antar," ucap Rama
"Rio lagi makan siang pak," jawab Sela
"Ya udah, ntar pas Rio pulang makan siang aja," kata Rama
"Oh iya deh pak," jawab Sela
"Iya," ujar Rama
"Bapak beneran gapapa kan?" tanya Sela
"Ha? Ga kok Sel, ada apa sih sebenarnya?" tanya Rama
"Ehh itu Pak," kata Sela sambil canggung
"Ha? kenapa Sel," tanya Rama
"Eehh hehe, gapapa Pak, saya cuma khawatir aja melihat keadaan Bapak belakangan ini, Bapak kebanyakan murung terus, melamun gitu. Kayak ada masalah gitu," ucap Sela
"Oalahh, gak Sel, saya gapapa kok, saya baik-baik aja," ujar Rama
"Beneran Pak? Wajah bapak pucat loh Pak, mata Bapak kelihatan banget begadang nya, Bapak insomnia lagi?" tanya Sela
"Iya Sel, tapi gapapa kok Sel. Udah biasa,"
"Ya masa udah biasa Pak, Bapak datang nya pagi, tapi bapak tidur tengah malem, kesehatan Bapak loh Pak," ucap Sela
"Iyaa Sel, makasih perhatiannya ya, saya gapapa kok, bentar lagi normal lagi tidur saya, mudah-mudahan," jawab Rama
"Iya deh Pak," ucap Sela sambil heran
"Ya udah, ada apa lagi?" tanya Rama
"Ga ada pak, yaudah saya keluar dulu ya pak," ujar Sela sambil meninggalkan ruangan Rama
"Iyaa Sel," jawab Rama
Sebenarnya, tanpa Teorama sadari, Sela selalu memperhatikannya, hanya saja Teorama tak benar-benar sadar karena masa lalu yang terus menghantui kepalanya. Sela benar-benar begitu jatuh cinta kepada Teorama sejak awal bekerja di toko milik Teorama. Tapi ia bingung, dengan sikap Teorama yang seolah-olah di hadapan karyawan nya, ia baik-baik saja.
Sementara di saat dia di dalam ruangan nya, ia sangat murung seperti menyembunyikan sesuatu. Sela tau akan itu, karena Sela diam-diam memperhatikan Teorama.
Kembali setelah Sela pergi keluar dari ruangannya. Teorama menulis puisi di dalam laptopnya, entah apa itu, ia hanya membiarkan segala kesedihannya mengalir menjadi sebuah tulisan. Mengizinkan nya lagi dan lagi menari-nari di atas ketikan pada keyboard laptop nya, tanpa sebenarnya ia tau, bahwa ia tak benar-benar tau apa maksud perasaan nya saat ini.
"Menjelang hilang"
Di waktu itu, detik seolah berhenti berdetak
Hari seolah berhenti berjalan
Dunia seolah berhenti berputar
Seakan baik-baik saja tanpa ada kabar
Mendadak, luka itu muncul
Hadir dalam kehilangan
Seolah muncul nya sudah direncanakan
Berusaha melupakan, tapi malah terhancurkan
Tak luput, luka demi luka tak kunjung terobati
Hari demi hari tak kunjung terlupai
Bulan ke bulan bahkan tak satupun kenangan itu sirna
Malah singgah dan menyapa, seolah ia baik-baik saja
Tanpa rasa bersalah, rindu yang dulu ditunggu pergi
Rasa yang dulu di ragu kini benar-benar hilang
Cinta yang dulu di mimpikan kini benar-benar Tinggal mimpi
Pada akhirnya hanyalah kehilangan
Ujung dari awal yang sudah berakhir
^^^-Teorama^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Xia LingLing
Thor,,q nyicil bacanya ya,,,,😊
2023-03-02
1
Adiva Embun
semangat kak aku udah mampir yaa
2023-02-24
1
🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️
semngat Thor... Aku jatuh cinta dengan penulisan mu... sejujurnya Aku akan terusan membaca....
2023-02-19
1