CH - 3

Setelah beberapa hari berlalu dari hari itu, Teorama sedang kembali tersadar dari tidurnya, tersadar tanpa sengaja. Mencoba bertanya-tanya soal apa atau kenapa itu semua ada. Terjadi dan terlewati, begitu saja tanpa henti.

Ia bangun dan duduk, bertanya dalam pikirannya sendiri. Mencari-cari dalam rindu itu, apa ada jawaban nya atau sekedar pelekat pengingat luka yang sempat ada. Waktu berlalu setelah di kantor hari itu, sekarang Teorama masih sama. Tak ada lamunan yang jelas dan ia masih terjerat dalam pikiran masa lalu nya.

Tak lama setelah lamunan itu, ada chat WA masuk ke ponselnya.

"Pak, apa benar baik-baik saja," ucap Sela menanyakan kabar Rama

"Iya, baik-baik aja kok, kenapa ngechat saya malam-malam begini, Sel?" tanya Rama kepada Sela

"Ha? malam? ini siang pak," jawab Sela

"Ha?" sambil lihat jam "Astaghfirullah, telat saya," ucap Rama

"Iya, Bapak kan masih kurang enak badan, bapak istirahat aja dulu, biar saya, Anggi dan Rio aja di toko," ujar Sela

"Nggak papa kok Sel, saya ke sana sekarang,"

ucap Rama

"Udah Pak, Bapak diam aja dirumah, istirahat. Tenangin diri Bapak dulu, biar kami dulu yang urus semuanya." kata Sela

"Serius kamu Sel?" tanya Rama

"Iya Pak, istirahat aja, ga tega saya lihat Bapak murung terus Pak, istirahat aja dulu," ucap Sela kepada Rama

"Iya deh, makasih ya Sel sekali lagi," ucap Rama kepada Sela

"Iya Pak, sama-sama," ujar Sela

"Yaudah, kalau gitu..." Belum selesai Rama berbicara, Sela langsung memotong pembicaraan

"Pak," ucap Sela

"Iya, Sel. kenapa?" tanya Rama

"Kalau Bapak butuh teman cerita, cerita ke saya aja Pak gapapa," ujar Sela

"Oh ga Sel, saya gapapa kok, saya baik-baik aja, cuma kurang enak perasaan saja," jawab Rama

"Iya Bapak kalau nutupin diri terus, sampai kapan Bapak ngebawa masalah itu Pak, yang ada keadaan Bapak makin hancur," kata Sela

"Iyaa Sel, makasih ya perhatian nya. saya juga bingung sebenarnya apa yang terjadi dalam pikiran dan perasaan saya, ya sudah, nanti saja kalau memang sekiranya saya tau mau cerita apa, saya ceritakan." ujar Rama

"Iya deh Pak, kalau gitu saya mau kerja dulu ya Pak, ada pesanan lagi nih pak bunga mawar 1 bucket," kata Sela

"Oh siap Sel, kamu atur itu si Anggi sama Rio ya, jangan telat-telat lagi mereka, bilang," kata Rama

"Aman Pak," jawab Sela

"Oke." tutup Rama

Dalam hati Sela, sebenarnya dia sudah lumayan lama memendam "Rasa" itu kepada Teorama. Yang biasa dipanggil nya dengan sebutan Pak.

Sebenarnya umur mereka tidak beda jauh, hanya berbeda 1 tahun saja. Teorama lebih tua 1 tahun daripada Sela.

Tapi lepas dari semuanya, Senja dan masa lalu selalu menghantui Rama, sepanjang hidupnya. Senja tak benar-benar hilang dari pikirannya. Ia hanya berpura-pura baik-baik saja selama ini. Padahal ia terluka parah, berusaha tersenyum walau perih, berusaha tenang walaupun gelisah. Teorama sudah terlalu bingung dengan dirinya sendiri, bahkan.

Seminggu berlalu, Teorama masih saja tak berkabar, ia sangat percaya kepada karyawan nya terutama Sela. Ia sangat percaya bahwa Sela bisa dipercaya. Seminggu berlalu, Teorama hanya menghabisi waktu di dalam kamarnya. Merenung, entah ke mana saja pikiran itu membawa ia berlabuh.

*Flashback*

"Ram, kamu tau ga kenapa hujan itu sebelum turun, ia mendung," tanya Senja kepada Rama

"Hmm, karena kalau hujan langsung turun, ia ga permisi dulu sama tanah mau menyiram tanah dengan kasih nya. Karena bisa jadi tanah kaget, bukan bahagia malah ketakutan," jawab Rama

"Hampir benar," jawab Senja lagi

"Kok hampir benar?" tanya Rama

"Yaa karena ga benar semua," jawab Senja

"Jadi apa?" tanya Rama

"Karena, yaa kalau hujannya langsung turun, nanti ga asik lah, hujan panas kan ga enak, ga sejuk, ga adem," jawab Senja

"Ihh kamuu yaaa orang jawab susah-susah dia bercanda," ucap Rama sambil nyubit pipi Senja

"Aw," ucap Senja sambil kesakitan "Rama ih sakit, jangan dicubit terus ntar pipi aku makin tembem ih," kata Senja

"Biarin, biar ku makan sekalian kek bakpao," ucap Rama

"Ihhhh, dasar," ucap Senja

"Ya habisnya, kamu nyebelin banget jadi orang," ucap Rama

"Nyebelin tapi ngangenin kan?" tanya Senja

"Iya," jawab Rama sambil menatap Senja

Masa lalu dan masa lalu saja terisi dikepala Teorama sekarang. Entah kenapa, badannya di masa kini, tapi pikiran dan hatinya di masa lalu. Ia benar-benar lelah akan semuanya, ia mencoba berlari dari semuanya, tapi hasilnya nihil. Semakin keras ia mencoba, semakin kuat pula tarikkan masa lalu menyeretnya kembali.

"Ram," ucap Senja

"Iya sayang?" tanya Rama

"Ih jangan gitu, malu," ucap Senja dengan nada manja nya sembari tersipu dengan perkataan Teorama

"Hehe dasar, iyaa ada apa Nona Diaroma Senja?" tanya Rama

"Aku sayang kamu," ucap Senja secara tiba- tiba, dengan tatapan yang seolah penuh pertanyaan sekaligus pernyataan

"Kamu kenapa?" tanya Rama

"Gapapa, mau ngasih tau aja," jawab Senja

"Kamu kenapa?" tanya Rama lagi, sembari memegang kedua tangan Senja sambil menatap kedua matanya

"Aku takut, Ram," ujar Senja

"Takut? Takut apa sayang?" tanya Rama

"Takut kalau mimpi-mimpi kamu sama aku ga akan jadi kenyataan. Aku aja ga tau besok aku masih ada atau ga di dunia ini," Jawab Senja

"Ja, kalau seandainya semua impian aku ga terwujud, aku ga akan nyesal, aku akan bersyukur," kata Rama

"Kok bersyukur?" tanya Senja sambil memotong omongan Rama yang sebenarnya belum selesai

"Aku bersyukur, aku sudah pernah diizinkan Tuhan ada di sisi kamu, menemani kamu menjalani hari-hari. Kalau seandainya besok kamu ga bangun lagi, aku harap kamu ga sendiri, tapi kamu dan aku," jawab Rama kepada Senja

"Lah? kamu mau kita mati?" tanya Senja

"Ih ga gitu, udah ah ga paham kamu mah aneh-aneh aja nanya nya," jawab Rama

"Dasar, sok puitis Tuan Teorama Angkasawan," ujar Senja sambil tertawa

"Sejak kapan nama aku ditambah wan nya?" tanya Rama

"Sejak aku mempelajari angkasa, tapi sebelum sampai kesana, aku harus melewati awan-awan," jawab Senja

"Dasar, sok puitis banget ya sekarang," ucap Rama

"Yaaa kan kamu yang ngajarin," jawab Senja sambil bersandar di pundak Rama, seraya menatap langit yang lumayan mendung dikala sore itu

Itu semua terjadi di waktu Teorama dan Senja bermain di pinggir pantai, pantai kerinduan namanya, di kota penuh cinta.

Mereka kemudian saling duduk dipantai, memandang "Senja" yang asli, tenggelam.

"Kembaran kamu pakai batas ya hadir nya," ujar Rama

"Iya," ucap Senja sambil tersenyum

"Tapi kamu, ga akan pakai batas seperti dia, kan?" tanya Rama

"Kalau aku tenggelam, kamu takut lah ntar," jawab Senja

"Iya sih, takut, ntar bumi ikutan tenggelam karena kamu," ucap Rama sambil tertawa kecil

"Ihhh maksudd kamuu akuu gendutt?" tanya Senja sambil kesal, ia bangkit dari pundak Teorama, lalu menatap Teorama

"Enggak, kamu ga gendut, kamu makmur," jawab Rama

"Hehehe iyaa, aku makmur," jawab Senja tersenyum

"Iyaa, dasar," ucap Rama

"Senja indah ya ram," ucap Senja sambil melihat senja

"Iya, indah," jawab Rama sambil ngeliatin Senja yang melihat senja yang asli tenggelam

"Lihat nya ke sana bukan ke aku," jawab Senja sambil memalingkan wajah Rama ke arah senja yang asli

"Hehehe, habis nya, indahan Senja yang di sini daripada yang tenggelam," ucap Rama

"Kamu tuh yaa, bisa aja emang," jawab Senja sambil kembali bersandar dipundak Rama

Tidak lama setelah percakapan masa lalu yang menghantui kepala Teorama itu, ia kembali tersadar dari pikiran-pikiran itu.

"Astaghfirullah, kenapa balik lagi kenangan itu, kenapa aku larut lagi dalam pikiran-pikiran itu. Kenapa aku harus terjebak di dalam sana. Kenapa aku tidak bisa pergi, kenapa aku sendirian, kenapa Senja tidak mengingatku lagi, kenapa?" kata Teorama dengan pelan dalam perasaan luka yang semakin dalam.

"**Perpisahan**"

*Ku coba mengerti*

*Apa saja yang terjadi*

*Semakin ku berusaha*

*Semakin ku terluka*

*Ku coba pahami*

*Apa yang menghancurkanku*

*Semakin ku berusaha*

*Semakin ku tak berarah*

*Rindu dalam perpisahan ini begitu dalam, oh Senja*

*Tak kuat nampaknya aku membawa beban ini*

*Tapi aku cobalah berbaikan dengannya*

*Niat ku gandeng, malah aku ditariknya ke dalam*

*Makin dalam, aku terjatuh*

*Makin jauh, aku masuk ke dalam masa lalu*

*Makin aku mencoba keluar*

*Makin aku tak menemukan jalannya*

*Ku lihat dua pasang burung diatas kabel listrik itu*

*Ia ntah dari mana tapi bertemu di sana*

*Saling berdiri, berdua, berkicau bersama*

*Kemudian mereka berpisah*

*Berpisah, tak lagi menemukan satu sama lain*

*Hanya ada lain-lain yang berbeda*

*Menemukan di antara*

*Salah satu dari mereka*

^^^-*Teorama*^^^

Setelah hanyut dalam puisi nya, kini Teorama harus kembali pada kenyataan. Ia melihat foto ia bersama Senja pada waktu itu, di mana Senja sedang tersenyum gembira memandang kamera, sedangkan Teorama tersenyum bersyukur memandang wajah Senja.

Cerita-cerita yang dipertanyakan. Apa sebenarnya terjadi? Kenapa Teorama begitu terluka? Kenapa Senja begitu berharga bagi nya, kenapa? Kenapa dan kenapa. Itulah pertanyaan dari sebuah pernyataan. Kenapa? Ada pernyataan Teorama dan pertanyaan kita.

Pagi berjalan mencoba menelusuri hari, sejuk dan tenang suasana Teorama. Ia mendengar suara pohon yang dahannya berketuk di atas atap rumah nya. Sedikit rintik hujan, menyanyikan nada-nada indah di atas kepala Teorama, tepat nya dalam pikiran Teorama. Seolah bernada saat suara-suara Senja berbicara kepada Teorama di atas motor.

"Rama pelan-pelan jangan ngebut, ntar kita jatuh," ucap Senja

"Hehe maaf Nona, aku bahagia banget," ujar Rama

"Kenapa?" tanya Senja

"Iyaa, habis nya aku bisa mandi hujan, bareng Senja, bukan mendung," kata Rama sembari tersenyum

"Dasar kamu yaa, pelan-pelan, aku ga mau ya kita jatuh," kata Senja

"Kamu bukan takut jatuh, kamu takut jatuh terlampau dalam, dikedalaman hati ku," ujar Rama kepada Senja

"Ihh mana adaa yaa, ga ada," kata Senja dengan gengsi nya

"Coba tatap mata aku? Berani ga?" tantang Rama sambil ngeliat Senja dari kaca spion

"Ihh lihat depan ntar jatuh," kata Senja sambil memalingkan wajah Teorama

"Hehehe takut yaa, takut yaaa," goda Rama kepada Senja

"Ih ga ya kepedean banget," jawab Senja dengan gengsi

"Biarin, daripada gengsian ga mau ngaku, wee," ucap Rama sambil mengejek Senja

"Biarinn," jawab Senja

Waktu itu berlalu, Teorama tak lama tersadar dari bayangan itu, ia pun bangun dan menatap dinding kamar nya yang berada tepat di hadapan nya. Ia hanya kosong, ya kosong. Tidak berpikir apa-apa. Ya dia hanya kosong, benar-benar kosong, ia masih mencari dari apa yang ia cari dari bangun pagi nya. Sementara kemarin ia bingung kenapa tidak bisa tidur sampai pagi, sekarang ia bingung, apa yang harus ia lakukan di saat ia terbangun di pagi hari, selain terjebak dalam kerinduan nya.

Tak terasa, 2 minggu berlalu, Teorama tidak lagi mengecek kantor nya, ia tidak lagi berkabar pada Sela, atau Anggi dan Rio, sekedar bertanya perihal kantor saja ia sudah merasa tak semangat.

Ia duduk di depan teras rumah nya, melihat air hujan yang jatuh perlahan-lahan. Sembari meminum secangkir kopi hangat. Ia sangat menikmati suasana sejuk nan damai sekaligus hati yang gelisah bercampur aduk. Ia berhenti untuk menulis cerita selama 2 minggu lamanya. Ia tak sanggup membayangkan masa lalu disetiap ia memulai menulis. Ia hanya menulis puisi saja, puisi yang tercipta dari keresahan dan kerinduan nya yang entah kenapa itu terus berdatangan kepadanya. Ia terus mencari, dan mencari.

"Rindu apa yang harus kupeluk saat ini, kata-kata apa yang harus kupercaya lagi. Janji-janji di bawah senja sekarang seakan tak berharga, ia pergi berlalu begitu saja." ucap Teorama dalam hati nya yang terluka

*Flashback*

Teorama menelepon Senja di pagi hari, ingin bertanya soal hari ini, apakah mereka jadi jalan atau tidak.

"Haloo Ja, sayang. jadi ga jalan kita hari ini?" tanya Rama

"Hooammm," Senja menguap baru bangun tidur "Ih rama orang lagi enak-enak tidur juga, malah di telepon," ucap Senja

"Hehehe bangunn, jangan siang mulu bangun nya dasar pemalas," kata Rama

"Iyaa iyaa, apa?" tanya Senja

"Ih kan tadi aku tanya, jadi ga kita jalan hari ini?" tanya Rama lagi

"Iyaa jadi, ntar siangan," jawab Senja

"Okee deh sippp," ucap Rama

"Iya udah aku mau tidur lagi ngantuk," kata Senja masih menguap-nguap berbicara di telepon

"Ehhh jangan, gaboleh, semangat dikit kenapa dah ni anak pemalas banget, bangun, mandi, sikat gigi, beresin kasur, cuci baju, ngepel terus..." ucap Rama belum selesai

"Ramaa udahh, iyaa aku tau iyaa, ih bawel," ucap Senja memotong perkataan Rama

"Hehehe, udah sana mandi, ntar siang kabarin jam berapa dijemput, oke," ucap Rama

"Iyaaa," jawab Senja

"Oke sip nan..."

*Tiba-tiba Teorama tersadar di masa sekarang*

"Astaghfirullah, kenapa Ja, kenapa Ja lagi dikepalaku, kenapa Senja lagi. Kenapa nada suara Senja masih jelas dikepala ku, masih terekam jelas dengan detail sekali. Kenapa? Kenapa aku gabisa seperti Ja? Aku ingin seperti Ja, ngejalani hidup dengan baik-baik saja, tanpa merasakan luka masa lalu, yang di mana kita berdua seolah-olah ga pernah sama sekali jatuh cinta. Aku ingin, ingin sekali, tapi aku tidak bisa. Aku ingin, lepasin aku dari dalam ingatan itu Ja, lepasin." batin Rama

Tak lama kemudian Ibu Teorama menghubungi Teorama, sejenak Teorama terdiam dari gerutu nya, menghapus air mata nya, ia berprinsip, anak laki-laki tak boleh menampakkan kesedihan nya di hadapan orang lain, apalagi di hadapan orang tua.

"Assalamualaikum, Nak, kamu gimana kabar nya di sana?" tanya Ibu Rama

"Waalaikumsalam Bu, baik Bu, Ibu gimana kabar nya di sana?" tanya Rama kembali

"Baik Nak, Ibu cemas kok belakangan ini kamu jarang beri kabar ke Ibu, Nak," ucap ibu Rama

"Oh iya Bu, maaf ya Bu, Rama belakangan ini jarang megang ponsel," jawab Rama

"Oh ya sudah ga apa-apa, gimana kuliah kamu, Nak?" tanya Ibu Rama

Teorama disini terpaksa berbohong kepada Ibu nya, sebenarnya ia sudah lama tak kuliah, hampir lebih dari 2 bulan, ia mau masuk tapi ia berpikir, kalau ia masuk, toko bunga nya tidak ada yang mengurus, kalau ia tidak masuk, ia bisa lama sekali lulus, bisa jadi ia dikeluarkan dari kampus nya.

"Ohh baik-baik aja kok, Bu," ucap Rama dengan terpaksa

"Yang benar? Kamu ga bohongi Ibu, kan?" tanya Ibu Rama memastikan

"Bener Bu, Ibu tenang aja, nanti sebulan lagi Rama pulang ke rumah, dan pas nanti Rama tamat kuliah, Rama ajak Ibu ya kesini foto-foto di acara wisuda Rama nanti," ucap Rama

"Syukur lah kalau seperti itu, Nak. Ya sudah, jangan dipaksa kalau tidak bisa pulang, kamu fokus aja belajar di sana ya, Nak. Ya sudah, Ibu mau masak dulu buat Bapak, kamu jaga kesehatan di sana ya," ucap Ibu Rama

"Iya Bu, Setya ke mana, Bu?" tanya Rama

"Setya baru aja berangkat ke sekolah," jawab Ibu Rama

"Ohh iya deh Bu, kalau gitu, kirim salam ke Bapak sama Setya di rumah ya, Bu," ujar Rama

"Iya Nak, Assalamualaikum," ucap Ibu Rama

"Waalaikumsalam Bu," ucap Rama, sembari dimatikan panggilan telepon itu oleh Ibu nya

Setya atau yang bernama lengkap Prasetya Nugraha adalah adik dari Teorama. Ia hanya berbeda 2 tahun dengan Teorama, sekarang Setya menduduki kelas 3 sma, sementara Teorama di kuliah semester 3, jurusan Sastra Indonesia.

Terpopuler

Comments

AerB

AerB

nyimak juga biar teorama tahu 😁

2023-02-24

1

Kaje

Kaje

Setelah baca sampai di sini, alur ceritanya menarik.... salam kenal, Kak

2023-02-15

1

Ulil

Ulil

ini daerah mana yaaa

2023-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 CH - 1
2 CH - 2
3 CH - 3
4 CH - 4
5 CH - 5
6 CH - 6
7 CH - 7
8 CH - 8
9 CH - 9
10 CH - 10
11 CH - 11
12 CH - 12
13 CH - 13
14 CH - 14
15 CH - 15
16 CH - 16
17 CH - 17
18 CH - 18
19 CH - 19
20 CH - 20
21 CH - 21
22 CH - 22
23 CH - 23
24 CH - 24
25 CH - 25
26 CH - 26
27 CH - 27
28 CH - 28
29 CH - 29
30 CH - 30
31 CH - 31
32 CH - 32
33 CH - 33
34 CH - 34
35 CH - 35
36 CH - 36
37 CH - 37
38 CH - 38
39 CH - 39
40 CH - 40
41 CH - 41
42 CH - 42
43 CH - 43
44 CH - 44
45 CH - 45
46 CH - 46
47 CH - 47
48 CH - 48
49 CH - 49
50 CH - 50
51 CH - 51
52 CH - 52
53 CH - 53
54 CH - 54
55 CH - 55
56 CH - 56
57 CH - 57
58 CH - 58
59 CH - 59
60 CH - 60
61 CH - 61
62 CH - 62
63 CH - 63
64 CH - 64
65 CH - 65
66 CH - 66
67 CH - 67
68 CH - 68
69 CH - 69
70 CH - 70
71 CH - 71
72 CH - 72
73 CH - 73
74 CH - 74
75 CH - 75
76 CH - 76
77 CH - 77
78 CH - 78
79 CH - 79
80 CH - 80
81 CH - 81
82 CH - 82
83 CH - 83
84 CH - 84
85 CH - 85
86 CH - 86
87 CH - 87
88 CH - 88
89 CH - 89
90 CH - 90
91 CH - 91
92 CH - 92
93 CH - 93
94 CH - 94
95 CH - 95
96 CH - 96
97 CH - 97
98 CH - 98
99 CH - 99
100 CH - 100
101 CH - 101
102 CH - 102
103 CH - 103
104 CH - 104
105 CH - 105
106 CH - 106
107 CH - 107
108 CH - 108
109 CH - 109
110 CH - 110
111 CH - 111
112 CH - 112
113 CH - 113
114 CH - 114
115 CH - 115
116 CH - 116
117 CH - 117
118 CH - 118
119 CH - 119
120 CH - 120
121 CH - 121
122 CH - 122
123 CH - 123
124 CH - 124
125 CH - 125
126 CH - 126
127 CH - 127
128 CH - 128
129 CH - 129
130 CH - 130
131 CH - 131
132 CH - 132
133 CH - 133
134 CH - 134
135 CH - 135
136 CH - 136
137 CH - 137
138 CH - 138
139 CH - 139
140 CH - 140
141 CH - 141
142 CH - 142
143 CH - 143
144 CH - 144
145 CH - 145
146 CH - 146
147 CH - 147
148 CH - 148
149 CH - 149
150 CH - 150
151 CH - 151
152 CH - 152
153 CH - 153
154 CH - 154
155 CH - 155
156 CH - 156
157 CH - 157
158 CH - 158
159 CH - 159
160 CH - 160
161 CH - 161
162 CH - 162
163 CH - 163
164 CH - 164
165 CH - 165
166 CH - 166
167 CH - 167
168 CH - 168
169 CH - 169
170 CH - 170
171 CH - 171
172 CH - 172
173 CH - 173
174 CH - 174
175 CH - 175
176 CH - 176
177 CH - 177
178 CH - 178
179 CH - 179
180 CH - 180
181 CH - 181
182 CH - 182
183 CH - 183
184 CH - 184
185 CH - 185
186 CH - 186
187 CH - 187
188 CH - 188
189 CH - 189
190 CH - 190
191 CH - 191
192 CH - 192
193 CH - 193
194 CH - 194
195 CH - 195
196 CH - 196
197 CH - 197
198 CH - 198
199 CH - 199
200 CH - 200
201 CH - 201
202 CH - 202
203 CH - 203
204 CH - 204
205 CH - 205
206 CH - 206
207 CH - 207
208 CH - 208
209 CH - 209
210 CH - 210
211 CH - 211
212 CH - 212
213 CH - 213
214 CH - 214
215 CH - 215
216 CH - 216
217 CH - 217
218 CH - 218
219 CH - 219
220 CH - 220
221 CH - 221
222 CH - 222
223 CH - 223
224 CH - 224
225 CH - 225
226 CH - 226
227 CH - 227
228 CH - 228
229 CH - 229
230 CH - 230
231 CH - 231
232 CH - 232
233 CH - 233
234 CH - 234
235 CH - 235
236 CH - 236
237 CH - 237
238 CH - 238
239 CH - 239
240 CH - 240
241 CH - 241
242 CH - 242
243 CH - 243
244 CH - 244
245 CH - 245
246 CH - 246
247 CH - 247
248 CH - 248
249 CH - 249
250 CH - 250
251 CH - 251
252 CH - 252
253 CH - 253
254 CH - 254
255 CH - 255
256 CH - 256
257 CH - 257
258 CH - 258
259 CH - 259
260 CH - 260
261 CH - 261
262 CH - 262
263 CH - 263
264 CH - 264
265 CH - 265
266 CH - 266
267 CH - 267
268 CH - 268
269 CH - 269
270 CH - 270
271 CH - 271
272 CH - 272
273 CH - 273
274 CH - 274
275 CH - 275
276 CH - 276
277 CH - 277
278 CH - 278
279 CH - 279
280 CH - 280
281 CH - 281
282 CH - 282
283 CH - 283
284 CH - 284
285 CH - 285
286 CH - 286
287 CH - 287
288 CH - 288
289 CH - 289
290 CH - 290
291 CH - 291
292 CH - 292
293 CH - 293
294 CH - 294
295 CH - 295
296 CH - 296
297 CH - 297
298 CH - 298
299 CH - 299
300 CH - 300
301 CH - 301
302 CH - 302
303 CH - 303
304 CH - 304
305 CH - 305
306 CH - 306
Episodes

Updated 306 Episodes

1
CH - 1
2
CH - 2
3
CH - 3
4
CH - 4
5
CH - 5
6
CH - 6
7
CH - 7
8
CH - 8
9
CH - 9
10
CH - 10
11
CH - 11
12
CH - 12
13
CH - 13
14
CH - 14
15
CH - 15
16
CH - 16
17
CH - 17
18
CH - 18
19
CH - 19
20
CH - 20
21
CH - 21
22
CH - 22
23
CH - 23
24
CH - 24
25
CH - 25
26
CH - 26
27
CH - 27
28
CH - 28
29
CH - 29
30
CH - 30
31
CH - 31
32
CH - 32
33
CH - 33
34
CH - 34
35
CH - 35
36
CH - 36
37
CH - 37
38
CH - 38
39
CH - 39
40
CH - 40
41
CH - 41
42
CH - 42
43
CH - 43
44
CH - 44
45
CH - 45
46
CH - 46
47
CH - 47
48
CH - 48
49
CH - 49
50
CH - 50
51
CH - 51
52
CH - 52
53
CH - 53
54
CH - 54
55
CH - 55
56
CH - 56
57
CH - 57
58
CH - 58
59
CH - 59
60
CH - 60
61
CH - 61
62
CH - 62
63
CH - 63
64
CH - 64
65
CH - 65
66
CH - 66
67
CH - 67
68
CH - 68
69
CH - 69
70
CH - 70
71
CH - 71
72
CH - 72
73
CH - 73
74
CH - 74
75
CH - 75
76
CH - 76
77
CH - 77
78
CH - 78
79
CH - 79
80
CH - 80
81
CH - 81
82
CH - 82
83
CH - 83
84
CH - 84
85
CH - 85
86
CH - 86
87
CH - 87
88
CH - 88
89
CH - 89
90
CH - 90
91
CH - 91
92
CH - 92
93
CH - 93
94
CH - 94
95
CH - 95
96
CH - 96
97
CH - 97
98
CH - 98
99
CH - 99
100
CH - 100
101
CH - 101
102
CH - 102
103
CH - 103
104
CH - 104
105
CH - 105
106
CH - 106
107
CH - 107
108
CH - 108
109
CH - 109
110
CH - 110
111
CH - 111
112
CH - 112
113
CH - 113
114
CH - 114
115
CH - 115
116
CH - 116
117
CH - 117
118
CH - 118
119
CH - 119
120
CH - 120
121
CH - 121
122
CH - 122
123
CH - 123
124
CH - 124
125
CH - 125
126
CH - 126
127
CH - 127
128
CH - 128
129
CH - 129
130
CH - 130
131
CH - 131
132
CH - 132
133
CH - 133
134
CH - 134
135
CH - 135
136
CH - 136
137
CH - 137
138
CH - 138
139
CH - 139
140
CH - 140
141
CH - 141
142
CH - 142
143
CH - 143
144
CH - 144
145
CH - 145
146
CH - 146
147
CH - 147
148
CH - 148
149
CH - 149
150
CH - 150
151
CH - 151
152
CH - 152
153
CH - 153
154
CH - 154
155
CH - 155
156
CH - 156
157
CH - 157
158
CH - 158
159
CH - 159
160
CH - 160
161
CH - 161
162
CH - 162
163
CH - 163
164
CH - 164
165
CH - 165
166
CH - 166
167
CH - 167
168
CH - 168
169
CH - 169
170
CH - 170
171
CH - 171
172
CH - 172
173
CH - 173
174
CH - 174
175
CH - 175
176
CH - 176
177
CH - 177
178
CH - 178
179
CH - 179
180
CH - 180
181
CH - 181
182
CH - 182
183
CH - 183
184
CH - 184
185
CH - 185
186
CH - 186
187
CH - 187
188
CH - 188
189
CH - 189
190
CH - 190
191
CH - 191
192
CH - 192
193
CH - 193
194
CH - 194
195
CH - 195
196
CH - 196
197
CH - 197
198
CH - 198
199
CH - 199
200
CH - 200
201
CH - 201
202
CH - 202
203
CH - 203
204
CH - 204
205
CH - 205
206
CH - 206
207
CH - 207
208
CH - 208
209
CH - 209
210
CH - 210
211
CH - 211
212
CH - 212
213
CH - 213
214
CH - 214
215
CH - 215
216
CH - 216
217
CH - 217
218
CH - 218
219
CH - 219
220
CH - 220
221
CH - 221
222
CH - 222
223
CH - 223
224
CH - 224
225
CH - 225
226
CH - 226
227
CH - 227
228
CH - 228
229
CH - 229
230
CH - 230
231
CH - 231
232
CH - 232
233
CH - 233
234
CH - 234
235
CH - 235
236
CH - 236
237
CH - 237
238
CH - 238
239
CH - 239
240
CH - 240
241
CH - 241
242
CH - 242
243
CH - 243
244
CH - 244
245
CH - 245
246
CH - 246
247
CH - 247
248
CH - 248
249
CH - 249
250
CH - 250
251
CH - 251
252
CH - 252
253
CH - 253
254
CH - 254
255
CH - 255
256
CH - 256
257
CH - 257
258
CH - 258
259
CH - 259
260
CH - 260
261
CH - 261
262
CH - 262
263
CH - 263
264
CH - 264
265
CH - 265
266
CH - 266
267
CH - 267
268
CH - 268
269
CH - 269
270
CH - 270
271
CH - 271
272
CH - 272
273
CH - 273
274
CH - 274
275
CH - 275
276
CH - 276
277
CH - 277
278
CH - 278
279
CH - 279
280
CH - 280
281
CH - 281
282
CH - 282
283
CH - 283
284
CH - 284
285
CH - 285
286
CH - 286
287
CH - 287
288
CH - 288
289
CH - 289
290
CH - 290
291
CH - 291
292
CH - 292
293
CH - 293
294
CH - 294
295
CH - 295
296
CH - 296
297
CH - 297
298
CH - 298
299
CH - 299
300
CH - 300
301
CH - 301
302
CH - 302
303
CH - 303
304
CH - 304
305
CH - 305
306
CH - 306

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!